Tag: Egianus Kogoya

  • TPNPB-OPM Bantah Egianus Kogoya Sebagai atasan PU, POLRI : Mereka Lagi Berdalih !

    TPNPB-OPM Bantah Egianus Kogoya Sebagai atasan PU, POLRI : Mereka Lagi Berdalih !

    Jakarta (SL) – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) membantah bahwa atasan PU adalah Egianus Kogoya. Namun, menurut Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mereka lagi-lagi berdalih. “Kami yakin, kami ada datanya, fix kami yakin. Bahwa itu atasannya, terkonek jaringan kepada Kogoya,” tegas Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal di kantornya, Jakarta, Jumat (14/12). Ini bukan pertama kali TPNPB-OPM berdalih. Sebelumnya, mereka mengklaim melakukan pembantaian di Distrik Yigi, Nduga, Papua karena yang mereka bunuh adalah anggota TNI.

    Namun pada kenyataannya jelas, mereka adalah pekerja dari PT Istaka Karya. Hal itu berdasarkan identifikasi dengan dikuatkan datangnya keluarga yang menjemput. Adapun satu anggota TNI yang menjadi korban karena menolong para pekerja yang dikejar-kejar kelompok kriminal itu.

    “Kita jangan terjebak dengan propaganda, dengan agenda setting. Yang penting TNI-POLRI bekerja sesuai fakta,” ujar Iqbal. Pihaknya akan terus mengejar kelompok kriminal itu. Termasuk PU yang dianggap sebagai atasan dari Egianus.

    Semua akan ditangkap dan diadili sesuai proses hukum. “Kita nggak usah terlalu banyak menghiraukan itu semua, kita kejar, kita tangkap agar mereka mempertanggungjawabkan kebiadabannya,” sebut mantan Wakapolda Jawa Timur itu.

    Namun apbila mereka menggunakan kekerasan, mengancam nyawa petugas atau nyawa masyarakat lain, tim gabungan TNI-Polri tifak segan-segan melakukan tindakan represif. Kalau tidak dilakukan upaya kepolisian, upaya TNI, petugas kami dapat kehilangan nyawa, kami lakukan tembakan, walaupun akibatnya mematikan, itu adalah aturan yang ada,” pungkas Iqbal.

    Sebelumnya, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambo mengaku tidak mengenal PU. Sebby mengatakan tidak ada nama PU dalam struktur TPNPB-OPM. Dia juga menegaskan, Egianus Kogoya adalah Panglima KODAP III Ndugama, Papua. Sementara panglima tinggi mereka adalah Gen Goliath Tabuni.

  • Tim Gabungan TNI-Polri Buru KKB Pimpinan Egianus

    Tim Gabungan TNI-Polri Buru KKB Pimpinan Egianus

    Jakarta (SL) – Tim gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang menyerang para pekerja trans Papua. Pengejaran terus dilakukan hingga para pelaku tertangkap, hidup atau mati.

    Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel M Aidi mengatakan pihaknya tak memberi batasan waktu dalam proses pengejaran ini. Targetnya ialah menangkap para anggota kelompok yang disebut sebagai pelaku pelanggar kemanusiaan ini. “Penindakan terus (pasca pembunuhan pekerja). Pengejaran masih berlanjut terus, targetnya kapan, tidak ada batas waktu. Target kita adalah pelaku pelanggaran kemanusiaan ini tertangkap hidup atau mati,” ujar Aidi, Jumat (8/12/2018).

    Selain mengejar para pelaku, tim gabungan TNI-Polri juga terus berupaya mengevakuasi korban. Sejauh ini, ada 16 korban yang telah berhasil dievakuasi. “Kalau untuk yang sekarang ini kan hasilnya kita berhasil mengevakuasi 16 orang, sudah ditemukan,” kata Aidi.

    Menurut Aidi, saat ini pasukan KKB telah lari dari Yigi karena wilayah itu sudah berhasil dikuasai oleh pasukan TNI. Dia memperkirakan anggota KKB pimpinan Egianus lari ke wilayah yang menurut mereka aman dari sergapan tim gabungan. “Dan kita tidak surut dari situ, sekarang Yigi sudah bisa kita kuasai. Artinya di Yigi pasukan TNI sudah ada di situ dan mereka (KKB) lari ke tempat yang aman. Yigi, Mbua, dan distrik-distrik di sekitarnya kita duduki,” tuturnya.

    Hingga kini, personel gabungan TNI-Polri masih mencari lima karyawan PT Istaka Karya yang belum diketahui nasibnya pascapenyerangan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Polisi berharap kelimanya bisa ditemukan dalam keadaan selamat. “Mudah-mudahan kelima karyawan dapat ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal seperti dilansir Antara, Sabtu (8/12).

    Lima karyawan yang belum diketahui nasibnya yaitu M Ali Akbar, Petrus Ramli, Hardi Ali, Simon Tandi dan Riki Simanjuntak. Kamal mengatakan karyawan PT Istaka yang berada di kamp di Distrik Yigi saat penembakan tercatat 28 orang. Sebanyak 16 orang di antaranya meninggal dalam insiden tersebut, termasuk satu staf BBPJN Papua. Tujuh karyawan ditemukan selamat, tiga di antaranya masih dirawat di RS Caritas Timika. Selain itu, tercatat satu anggota Brimob yang terluka juga dirawat di rumah sakit tersebut.

    Adapun nama-nama 16 jenazah korban KKB di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, yang sudah ditemukan yakni Agustinus T, Jepry Simaremare, Carly Zatrino, Alpianus, M, Muh. Agus, Fais Syahputra, Yousafat, Aris Usi, Yusran, Dino Kondo, Markus Allo, Efrandy Hutagaol, Samuel Pakiding, Anugrah Tolu, Emanuel Beli Naikteas dan Daniel Karre.

    Jenazah korban penembakan itu ada yang sudah diserahkan ke keluarga. Antara lain Emanuel Beli Bano Naektias yang disambut tangis keluarga saat jenazahnya tiba di Lanud El Tari Kupang. “Kami justru berharap anak kami selamat dalam kejadian tersebut. Namun Tuhan berkehendak lain. Kami menerima kepergiaannya,” kata ibu kandung korban Yoneta Koko.

    Selain itu, isak tangis juga terjadi saat jenazah Fais Syaputra dimakamkan di TPU Sudiang, Makassar. Keluarga mendiang Fais juga bercerita soal masih ada 3 rekan Fais sesama pekerja proyek trans Papua yang belum diketahui keberadaannya. “Mereka berangkat itu 8 orang, nah ini baru lima kembali. Sisanya, belum tahu apakah selamat atau tidak. Kita berharap sisanya ini selamat dan secepatnya ada kepastian. Dari tiga orang itu ada sepupu saya juga,” ujar adik kandung korban, Jonathan.

    Sementara itu, keluarga Muhammad Ali Akbar (25), salah satu pekerja yang masih dicari keberadaannya berharap Ali segera ditemukan. “Saya liat di TV saja. Belum ada juga saya lihat. Tapi mudah-mudahan ada didapat secepatnya didapat baik meninggalkan atau selamat,” ujar ayah Akbar, M Gazali di kediamannya, Jalan Tator 6, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (8/12). (detik)

  • TPNPB Inginkan Papua Pisah dari Indonesia

    TPNPB Inginkan Papua Pisah dari Indonesia

    Papua Barat (SL) – Kelompok yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) ini akhirnya bicara. “Ingin Papua pisah dari Indonesia”. Juru bicara kelompok TPNPB  akhirnya mau  bicara. Alasannya, Papua harus pisah dari Indonesia.
    Sebby Sambom, Juru bicara TPNPB  mengatakan, jauh sebelum penembakan mengerikan di Nduga tersebut, mereka telah memperingatkan agar pembangunan jalan Trans Papua tidak dilanjutkan. “Jadi di Yigi itu bukan pembantaian, bukan eksekusi mati seperti yang dikatakan TNI-Polri. Itu penyerangan,” jelasnya, Sebby Sambom, Kamis (6/12/2018) malam sekira pukul 23.25 WITA.
    Seperti dilansir dari detikcom, dari percakapan dengan Jubir TPNPB, Sebby Sambom, bahwa tahun lalu, telah menyerang TNI dan memberi peringatan agar pembangunan jalan Trans Papua tidak dilanjutkan.
    Namun peringatan ini, proyek jalan terus sehingga mereka marah dan melakukan penyerangan.  Padahal pembangunan jalan itu semata untuk kesejahteraan warga Papua, sendiri. Sebby malah dengan tegas mengatakan,  pihaknya (TPNPB) tidak butuh pembangunan yang disetir pemerintah Indonesia.  Sebby malah menyebut masalah yang terjadi di Papua bukan soal kesejahteraan, tapi masalah politik. “Maka kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya ini menolak semua bentuk pembangunan”.
    Selain itu kelompoknya juga tidak mau berkompromi terhadap penawaran apapun. Mereka hanya punya satu tuntutan yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia, yakni ingin memisahkan diri dari republik ini. “Berikan kesempatan untuk kami merdeka sendiri,” tegasnya.
    Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya menyebut jumlah kekuatan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya tak lebih dari 50 orang, dilengkapi sekitar 20 pucuk senjata api. “Saat ini kita (TNI -POLRI)  kirim tim gabungan  dipimpin langsung oleh Kapolda dan Pangdam bergerak ke sana. Kekuatan mereka tidak banyak, lebih-kurang 30-50 orang dengan 20 pucuk,” jelas Tito di Istana Negara, Jakarta Pusat, dua hari lalu (Rabu 5/12/018).
    Sementara, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebut 154 personel gabungan dari TNI dan Polri dikirim untuk mengamankan lokasi penembakan pekerja proyek jembatan di jalur Trans Papua. Ini diharapkan rasa aman kepada masyarakat setempat.  “Ke-154 TNI-Polri dikirim untuk pemulihan. Kita tidak ingin masyarakat di sana merasa situasi tidak menentu. Merasa tidak aman dan nyaman,” kata  Moeldoko kepada pemberita  di kantornya, Jalan Veteran, Jakarta, dua hari lalu  (5/12/2018). (MitraIndonesia)