Tag: Ekonomi Lampung 2023

  • Gagal Capai Target, Ekonomi Lampung 2023 Terseok di Bawah 4,75% Berada di Peringkat 25 Nasional

    Gagal Capai Target, Ekonomi Lampung 2023 Terseok di Bawah 4,75% Berada di Peringkat 25 Nasional

    Bandar Lampung – Seperti diperkirakan sebelumnya, laju tumbuh ekonomi Lampung pada 2023 kembali gagal mencapai target sebesar 4,7%-5,2%, dimana hingga akhir Triwulan ke IV hanya mampu mencapai 4,55%.

    Kabar baiknya, laju tumbuh ekonomi Lampung 2023 lebih baik dibanding 2022 yang tumbuh 4,28%.

    Hanya saja koreksi penguatan ekonomi pada 2023 sebesar 4,55% tersebut belum mampu melampaui persentase laju tumbuh ekonomi nasional sebesar 5,05%.

    Bahkan, dalam posisi ekonomi nasional yang mengalami perlambatan pada 2023 dibanding 5,31% pada 2022, kontribusi Lampung terhadap laju tumbuh ekonomi nasional pada 2023 berada dalam kelompok 25 besar.

    Ekonomi Lampung berada di bawah Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Banten, Papua Pegunungan, Jambi dan Sumatera Barat.

    Pertumbuhan ekonomi tertinggi disumbangkan oleh Maluku Utara sebesar 20,49%, dan terendah di Nusa Tenggara Barat 1,8%.

    Pertumbuhan Ekonomi 2023 (% ctc)

    1. Maluku Utara 20.49%
    2 Sulawesi Tengah 11.91%
    3. Kalimantan Timur 6.22%
    4. Papua Tengah 5.95%
    5. Bali 5.71%
    6. Sulawesi Utara 5.48%
    7.Sulawesi Tenggara 5.35%
    8. Sulawesi Barat 5.25%
    9. Maluku 5.21%
    10. Kepulauan Riau 5.2%
    11. Papua Barat 5.18%
    12. Sumatera Selatan 5.08%
    13. DI Yogyakarta 5.07%
    Indonesia 5.05%
    14. Sumatera Utara 5.01%
    15. Jawa Barat 5%
    16. Jawa Tengah 4.98%
    17. DKI Jakarta 4.96%
    18. Jawa Timur 4.95%
    19. Kalimantan Utara 4.94%
    20. Kalimantan Selatan 4.84%
    21. Banten 4.81%
    22. Papua Pegunungan 4.78%
    23. Jambi 4.66%
    24. Sumatera Barat 4.62%
    25. Lampung 4.55%
    Ditopang Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV

    Salah satu faktor yang mendorong naiknya ekonomi Lampung 2023 dibanding tahun sebelumnya ditopang oleh naiknya laju tumbuh ekonomi daerah ini pada Triwulan IV 2023 yang mencapai 5,40%.

    Laju tumbuh ekonomi sebesar 5,40% pada kwartal ke empat tersebut adalah persentase tertinggi sepanjang tahun 2023.

    Dikutip dari data sinarlampung.co, ekonomi Provinsi Lampung Triwulan ke-I-2023 tumbuh sebesar 4,96 persen. Lalu pada Triwulan ke-II terkoreksi menurun menjadi 4,00 persen dan 3,93 persen pada Triwulan ke-III.

    Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung dalam siaran persnya menjelaskan pertumbuhan ekonomi 2023 bergerak positif pada seluruh lapangan usaha terutama Transportasi dan Pergudangan, Jasa Lainnya, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh masing-masing sebesar 16,66 persen, 15,38 persen, dan 13,38 persen.

    Sementara Lapangan usaha Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor serta Informasi dan Komunikasi juga tumbuh cukup pesat mencapai 9,76 persen dan 7,50 persen.

    Selanjutnya diikuti oleh pertumbuhan lapangan usaha Konstruksi dan Jasa Perusahaan yang tumbuh sebesar 7,06 persen dan 5,79 persen.

    Penguatan laju tumbuh ekonomi Lampung tahun 2023 ditopang dari sisi produksi, dimana pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 16,66%.

    Sementara dari sisi pengeluaran dipengaruhi oleh komponen pengeluaran lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,59%.

    Proyeksi Ekonomi Lampung 2024

    Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi Lampung pada 2024 tumbuh dalam kisaran 4,5% sampai 5%.
    Bank Indonesia sepertinya tidak yakin ekonomi Lampung 2024 dapat bergerak tumbuh minimal sama dengan tahun 2023 yang semula diproyeksikan dapat tumbuh dalam kisaran 4,7%-5,2%.

    Secara umum, ekonomi Lampung pada era Gubernur Lampung Arinal masih terjaga tumbuh dari tahun ke tahun, meski masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, kecuali pada 2019 saat tahun pertama Arinal menjabat Gubernur Lampung.

    Pada tahun itu, ekonomi Lampung tumbuh perkasa 5,26 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen.

    Akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Lampung terjun hingga -1,66 persen pada tahun 2020, namun masih di atas persentase nasonal yang terjun -2,07%.

    Pertumbuhan ekonomi Lampung kembali tumbuh positif menjadi 2,77 persen pada 2021, sementara persentase ekonomi nasional tumbuh positif 3,77%.

    Pada 2022 ekonomi Lampung naik signifikan 4,28 persen, namun masih tetap di bawah persentase ekonomi nasional sebesar 5,31 persen. (IWA)

  • Ekonomi Lampung 2023 Tumbuh 5%, Mungkinkah? Ini Jawabannya!

    Ekonomi Lampung 2023 Tumbuh 5%, Mungkinkah? Ini Jawabannya!

    LAJU tumbuh ekonomi Lampung pada tahun 2023 masih belum pasti persentasenya, karena masih harus menunggu laporan terakhir Triwulan IV yang segera diumumkan Januari 2024 ini.

    Untuk itu, menjelang laporan ekonomi Lampung pada triwulan terakhir 2023 resmi dirilis, perlu untuk diketahui bahwa proyeksi ekonomi nasional pada 2023 diproyeksikan tumbuh dalam kisaran 4,5 hingga 5,3 persen. Sementara ekonomi Lampung diproyeksikan tumbuh 4,7-5,2 persen.

    Masalahnya, mungkinkah proyeksi itu berhasil dicapai?

    Secara umum, ekonomi Lampung pada era Gubernur Lampung Arinal masih terjaga tumbuh dari tahun ke tahun, meski masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, kecuali pada 2019 saat tahun pertama Arinal menjabat Gubernur Lampung.

    Pada tahun itu, ekonomi Lampung tumbuh perkasa 5,26 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen.

    Namun akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Lampung terjun hingga -1,66 persen pada tahun 2020, meski itu lebih tinggi dari persentase nasonal yang terjun -2,07%.

    Pertumbuhan ekonomi Lampung kembali tumbuh positif menjadi 2,77 persen pada 2021, sementara persentase ekonomi nasional tumbuh positif 3,77%.

    Lalu, pada 2022 ekonomi Lampung naik signifikan 4,28 persen, namun masih tetap di bawah persentase ekonomi nasional sebesar 5,31 persen.

    Kemudian, mengacu dari capaian tiga kali triwulan tahun 2023 diperoleh data bahwa rata-rata ekonomi Lampung tumbuh agregat sebesar 4,29 persen.

    BPS Lampung dalam laporan berkalanya menyebutkan ekonomi Provinsi Lampung Triwulan ke-I-2023 tumbuh sebesar 4,96 persen.

    Pada Triwulan ke-II 2023 terkoreksi menurun menjadi 4,00 persen dan 3,93 persen pada Triwulan ke-III.

    Sementara ekonomi Lampung pada triwulan tersisa (Triwulan IV 2023), sepertinya akan sulit menyentuh angka 4,7 sampai 5,2 persen seperti yang diekspetasikan oleh Bank Indonesia.

    Dengan asumsi ekonomi Lampung Triwulan IV 2023 bisa mencapai 5,05 persen, seperti capaian pada Triwulan IV 2022, maka ekonomi Lampung pada 2023 akan ditutup tumbuh 4,48 persen atau naik 0,2 persen dibanding tahun 2022. Namun masih tetap di bawah persentase yang diproyeksi Bank Indonesia, yakni 4,7 hingga 5,2 persen.

    Untuk bisa mencapai 4,7 persen seperti yang diproyeksikan Bank Indonesia, maka ekonomi Lampung pada Triwulan IV mesti tumbuh 6 persen.

    Mungkinkah?

    Jawabannya jelas mustahil, sebab tak ada momen yang membawa ekonomi Lampung bisa tumbuh hingga ke level 6 persen, kecuali even Natal dan Tahun Baru yang baru saja berlalu berhasil menghadirkan ‘sinterklas penyelamat’.

    Tantangan Ekonomi 2024

    BANK Indonesia memproyeksikan ekonomi Lampung pada 2024 tumbuh dalam kisaran 4,5 sampai 5,0 persen. Proyeksi tersebut lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 4,7 sampai 5,5 persen.

    Bahkan, proyeksi ekonomi Lampung tahun 2024 versi Bank Indonesia tersebut lebih rendah dari proyeksi yang disepakati pemerintah dan DPR RI sebesar 5,1 hingga 5,7 persen.

    Proyeksi Bank Indonesia yang konservatif tersebut memberi sinyal bahwa Indonesia, termasuk Lampung masih menghadapi risiko ketidakpastian global serta tantangan di dalam negeri, yakni masih adanya dampak El Nino dan risiko instabilitas politik (Pemilu dan Pilkada Serentak) pada tahun 2024.

    Dengan adanya tiga tantangan utama tersebut, Bank Indonesia sepertinya tidak  yakin ekonomi Lampung tumbuh lebih dari 5 persen pada tahun ini. Padahal sebelumnya Bank Indonesia sempat optimistis memproyeksikan ekonomi Lampung pada 2023 tumbuh pada kisaran 4,7-5,2 persen.(iwa)

     

     

  • Ekonomi Lampung 2023: Bergeliat Plus Pengangguran Turun

    Ekonomi Lampung 2023: Bergeliat Plus Pengangguran Turun

    Geliat perekonomian Lampung pada 2023 cukup terasa. Hal tersebut dibuktikan dengan terbukanya kesempatan kerja yang berefek pada penurunan angka pengangguran di Lampung. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Lampung pada Agustus 2023 turun 0,30 persen secara yoy atau sebesar 4,23 persen

    Angka TPT tersebut berhasil mencapai target RPJMD 2023 yang dipatok pada kisaran 4,00 – 4,30 persen. Selanjutnya, pemerintah daerah Lampung perlu extra effort untuk mencapai target TPT pada tahun 2024 kedepan yang diharapkan terjaga pada kisaran 3,80 ─ 4,00 persen.  

    APBN dan APBD sebagai fiscal tools pemerintah memiliki peran penting dalam upaya pengurangan pengangguran melalui berbagai sinergi program-program pemerintah baik melalui belanja Kementerian/Lembaga, belanja Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik bidang pendidikan, maupun APBD program penanggulangan pengangguran.

    Belanja K/L terkait pengurangan pengangguran per jenis rincian output antara lain terdapat fasilitasi dan pembinaan masyarakat, padat karya, pelatihan, pendidikan, dan pendidikan vokasi. Dari jenis rincian output tersebut alokasi terbesar pada sektor pendidikan dengan realisasi November 2023 sebesar Rp256,35 miliar yang diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan dan membantu meningkatkan kompetensi siswa/siswi sehingga siap diserap oleh dunia kerja.

    Selain itu, pemerintah daerah juga memiliki program penanggulangan pengangguran daerah yang didukung melalui APBD. Beberapa program unggulan penanggulangan pengangguran daerah Provinsi Lampung diantaranya program pengawasan ketenagakerjaan, pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, dan hubungan industrial. Alokasi dana APBD didominasi oleh program pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja berupa latihan kerja berdasarkan klaster kompetensi dengan pagu sebesar Rp1,2 miliar dengan realisasi mencapai Rp1,17 miliar atau 97,74 persen dan menghasilkan output sebanyak 320 orang terlatih.

    Kondisi Inflasi Regional Lampung 

    Ekonomi Lampung masih menghadapi tekanan inflasi sebesar 3,47 persen (years on years) pada Desember 2023.

    Meski menurun dibanding November lalu sebesar 4,10 persen, laju inflasi gabungan dua kota di Lampung tersebut masih di atas inflasi nasional sebesar 2,61 persen.

    Sebaran inflasi Desember 2023 (yty) di Pulau Sumatera paling tinggi terjadi di Tanjung Pandang sebesar 3,80 persen.

    Sementara inflasi di Kota Bandar Lampung berada pada urutan kesepuluh tertinggi sebesar 3,52 persen, di mana bersama-sama dengan inflasi Kota Metro sebesar 3,05 persen menggenapi laju inflasi di Provinsi Lampung sebesar 3,47 persen.

    Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung melaporkan inflasi tertinggi di Lampung terjadi masih pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,36 persen.

    Tiga kelompok ini mengalami kenaikan harga yang ditandai oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,36 persen.

    Inflasi di Lampung juga didorong oleh kenaikan kelompok lain, seperti pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga hingga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang berkisar antara 0,70 persen hingga kelompok pendidikan sebesar 3,68 persen.

    Komoditas penyumbang inflasi yoy pada Desember 2023 di Lampung masih ditingkahi oleh kenaikan harga beras, cabai merah, bawang putih, cabai rawit dan rokok kretek filter, tarif air minum PAM dan gula pasir.

    Pada November 2023, inflasi Lampung berada di atas level sasaran 3,1 persen yaitu sebesar 4,10 persen (yoy). Capaian tersebut juga berada di atas inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,86 persen (yoy) yang disumbang inflasi sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau yakni tercatat sebesar 11,49 persen (yoy) dengan andil kontribusi pembentukan inflasi yoy sebesar 3,36 persen.

    Komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada November 2023 yaitu beras dan cabai merah. Secara month-to-month, inflasi Lampung tercatat sebesar 1,02 persen (mtm). Cabai merah juga merupakan komoditas utama penyumbang inflasi mtm pada November 2023. Kenaikan harga komoditas cabai disebabkan penurunan pasokan di daerah produksi cabai yaitu di Lampung Selatan dan penurunan kualitas cabai akibat El Nino.  Kenaikan harga aneka cabai juga dipengaruhi kenaikan harga cabai rawit dari Sukabumi Jawa Barat sebagai salah satu pemasok utama cabai di Lampung.

    Dalam rangka pengendalian inflasi komoditas cabai di daerah Lampung, pemerintah agar dapat melakukan langkah-langkah yaitu optimalisasi dalam pendistribusian cabai khususnya dari wilayah sentra produksi (surplus) ke daerah tinggi konsumsi (defisit); fasilitasi sarana penanganan dampak perubahan iklim (sarana irigasi, pompa air, handsprayer, tandon, embung mini, dll); serta mendorong Dinas Urusan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota agar mempercepat realisasi penyerapan anggaran dekonsentrasi terutama dalam rangka pengendalian inflasi dan penguatan ketahanan pangan daerah.

    Kinerja APBN Regional Lampung Terjaga Positif

    Sampai dengan 30 November 2023, pendapatan APBN telah terealisasi sebesar Rp9,3 triliun atau 93,89 persen dari target. Dari sisi penerimaan pajak Tahun Anggaran 2023, penerimaan pajak tumbuh positif. Penerimaan pajak lingkup Lampung telah terealisasi sebesar Rp7,72 triliun atau 92,93 persen. Kinerja kumulatif s.d. bulan November 2023 mencapai 5,43 persen. Kontribusi terbesar dari sektor industri Pengolahan tumbuh sebesar 33,11 persen (yoy) dengan porsi sebesar 29,08 persen dari total penerimaan. Salah satunya dikontribusi oleh kegiatan ekonomi pada industri gula pasir, industri pati ubi kayu dan industri minyak mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil).

    Dari sisi penerimaan Kepabeanan dan Cukai, sampai dengan 30 November 2023 sebesar Rp883 miliar atau telah mencapai 77,79 persen dari target. Realisasi Bea Masuk sebesar Rp385,11 miliar atau tumbuh 25,26 persen (yoy).  Sedangkan untuk realisasi Cukai sebesar Rp2,68 miliar atau tumbuh 51,97 persen (yoy) yang dipengaruhi oleh penyesuaian denda administrasi cukai sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 237/PMK.04/2022 tentang Penelitian Dugaan Pelanggaran di Bidang Cukai.

    Kinerja penerimaan negara terkontraksi pada sektor Bea Keluar yang sampai 30 November 2023 terealisasi sebesar Rp495,72 miliar atau terkontraksi 76,34 persen (yoy). Adapun sebabnya adalah harga Crude Palm Oil (CPO) yang termoderasi di pasar global. Khusus Penerimaan Negara Bukan Pajak pada periode yang sama tumbuh signifikan sebesar 24,17 persen (yoy) dengan realisasi sebesar Rp1,24 triliun atau 128,41 persen dari target.

    Belanja APBN sampai dengan 30 November 2023 sebesar Rp27,93 triliun atau 87,80 persen dari pagu. Dari sisi Belanja Pemerintah Pusat (BPP) mengalami akselerasi sebesar 15,64 persen atau terealisasi sebesar Rp8,15 triliun atau 77,63 persen dari pagu. Dari total realisasi BPP tersebut, terbagi atas kinerja Belanja Pegawai sebesar Rp3,4 triliun, Belanja Barang sebesar Rp3,71 triliun, Belanja Modal Rp1,01 triliun; dan Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp32,51 miliar.

    Sedangkan dari sisi Transfer ke Daerah (TKD), telah terealisasi sebesar Rp19,78 triliun atau 92,82 persen dari pagu. Dana Bagi Hasil (DBH) terealisasi sebesar Rp540 miliar atau 72,67 persen, Dana Alokasi Umum terealisasi sebesar Rp12,13 triliun atau 96,14 persen, DAK Fisik sebesar Rp984,27 miliar, DAK Nonfisik Rp3,73 triliun, Hibah Rp0,92 miliar, Dana Insentif Fiskal sebesar Rp185,19 miliar atau 72,35 persen, dan Dana Desa terealisasi Rp2,2 triliun atau 95,54 persen. (red)