Oleh: Ilwadi Perkasa
Begitulah, rekomendasi partai memang maha penting saat ini bagi para bakal calon untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum. Dan apa boleh buat, tiga bakal calon Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana, Yusuf Kohar dan Rycko Menoza harus masuk dalam daftar “waiting” karena nama mereka tak masuk dalam daftar yang diumumkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kemarin.
Seperti diketahui PDIP telah menepati janjinya mengumumkan 49 paslon untuk bersaing pada Pilkada 23 September 2020, Rabu (19/02). Seluruhnya petahana dan kader.
Tapi bukankah, Eva Dwiana juga kader PDIP, apa sebab namanya tidak turut diumumkan partainya sendiri? Eva pasti bertanya-tanya, dan juga kita, tentunya. Dan, Herman HN, suami Eva, yang selama ini selalu direstui PDIP dalam setiap pencalonannya diduga juga akan heran, mengapa nama istrinya tidak turut diumumkan.
Apakah ini sebagai tanda malapetaka? Tentu saja tidak, sebab masih ada kemungkinan, masih ada gelombang berikutnya. Jika memang hak, rekomendasi itu tak akan lari ke mana. Hal ini tentunya juga berlaku bagi Yusuf Kohar dan Rycko Menoza.
Ya…sudah, kita tunggu saja!
Sembari menunggu pengumuman PDIP berikutnya, ada beberapa point yang menarik untuk dicermati, terkait PDIP itu sendiri.
Pertama, PDIP telah berubah dari kebiasaan lama selalu menerbitkan rekomendasi pada menit-menit akhir. Kedua, keputusan menjagokan kembali petahana dan kader internal membuktikan partai pemenang pemilu ini sangat percaya diri menghadapi Pilkada Serentak tahun ini.
Dari dua point itu bisa disimpulkan, 49 paslon yang diumumkan pada gelombang pertama adalah spesial dengan kalkulasi petahana dan kader yang diusung diyakini menang. Sebaliknya, terhadap bakal calon internal lainnya, dapat diasumsikan masih perlu dimatangkan dengan tetap memperhitungkan kemungkinan menjagokan bakal calon eksternal partai.
Narasi semacam itu sangat normatif dan logis jika dihubungkan dengan suasana pencalonan bakal calon di PDIP Bandarlampung yang rumit. Tiga nama calon walikota Bandarlampung, yakni Eva Dwiana (kader internal), Yusuf Kohar dan Rycko Menoza, sama-sama meyakini akan memperoleh restu PDIP. Sementara pada lapisan kedua, ada dua kader internal, Tulus Purnomo dan Wiyadi yang siap dipasangkan dengan bakal calon eksternal.
Kerumitan ini tidak akan terjadi bila PDIP meyakini kadernya akan berjaya pada Pilkada Bandarlampung nanti. Barangkali, itulah sebabnya PDIP tidak buru-buru mengumumkan paslon kepala daerah untuk Pilkada Bandarlampung.(*)