Tanggamus (SL) – Konflik antara manusia dengan gajah kembali terjadi di Kabupaten Tanggamus. Kawanan gajah berjumlah 14 ekor merusak kebun, sawah dan rumah warga di Talang Pulut, Talang Arifin, Talang Sebaris, Dusun Ilahan, di Pekon Sinar Bangun, Kecamatan Bandar Negeri Semoung, Kabupaten Tanggamus.
Pasalnya kawanan gajah liar kelompok Bunga itu pada Selasa, 26 Oktober 2021 sore sekitar pukul 16.30 WIB mulai merangangsek ke kebun dan sawah warga siap panen, serta merobohkan tanaman seperti kopi, kakao, pisang, kelapa, pepaya dan tanaman hortikultura lainnya. Bahkan menghancurkan gubuk-gubuk warga, dan mencuri perbekalan pangan warga.
Para ibu dan anak-anak ketakutan dan mengungsi ke tempat yang aman. Sementara para bapak-bapak dan pemuda berupaya mengusir kawanan gajah liar dengan cara halus.
“mbah bali mbah bali, damai” atau “mbah mulang ( kek pulang kek)” suara warga bersahut-sahutan mencoba mengusir kawanan gajah liar tersebut.
Tetapi upaya itu tidak membuat kawanan gajah liar bergeming. akhirnya warga mengusir dengan petasan. Gajah-gajah liar yang dipimpin seekor betina dominan (betina) ini terus merangsek menunju kebun, sawah dan gubuk warga.
Imroni, Kepala Dusun Ilahan, Pekon Sinar Bangun, Kecamatan Bandar Negeri Semoung, Kabupaten Tanggamus menggambarkan upaya warga menghalau gajah liar Kelompok Bunga ini bak perang griliya.
“Suasananya mirip perang, warga membakar mercon/ petasan kearah kawanan gajah, dan terdengar letupan mercon mirip rentetan bunyi senjata, sudah itu warga lari menjauh, sembunyi. Kemudian nyerang lagi ngebunyiin mercon, begitu seterusnya,” kata Imroni.
“Tanaman warga seperi kopi, cokelat pisang, kates, kelapa, padi dan sebagainya yang dilewati kawanan gajah ini, habis dilibasnya. Termasuk beberapa gubuk dirusak dan perbekalan pangan warga,” pungkas Imroni.
Sementara Kepala Pekon Sinar Bangun, Alimuddin mengaku belum bisa menghitung berapa kerugian materi akibat “teror” kawanan gajah liar Kelompok Bunga ini.
“Alhamdulillah tidak ada jatuh korban. Tapi yang pasti, kerugian materi akibat kebun, sawah, gubuk dan perbekalan, banyak,” terang Alimuddin.
Saat ini sebanyak 40 keluarga dilanda ketakutan, dan frustasi menghadapi teror kawanan gajah liar ini, pihak pekon saat ini hanya bisa menghimbau warga untuk selalu siaga, mengadakan ronda, menyalakan perapian di sekitar gubuk, dan untuk sementara tidak beraktivitas di kebun dan sawah.
“Saat ini warga butuh bantuan terutama kebutuhan pokok dan bahan untuk memperbaiki gubuk yang rusak, dan menanam ulang tanaman yang rusak, kawanan gajah liar itu masih berkeliaran di dusun-dusun yang berbatasan dengan kawasan hutan register 39, dekat bendungan,” pungkasnya.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS), Ismanto membenarkan adanya kawanan gajah liar yang masuk dan merusak tanaman warga.
“Saat ini kelompok gajah berada di blok 3 register 39 Kotaagung Utara, di areal Hkm Hutan Lestari. Kelompok Bunga ini yang biasa masuk ke Kecamatan Semaka (Tanggamus) dan Suoh (Lampung Barat,” kata Ismanto.
Menurut Ismanto, di kawasan hutan TNBBS ada beberapa kelompok gajah liar, seperti Kelompok Talang Bamban yang wilayahnya Semaka dan Pesisir Barat, Kelompok Bunga yang wilayah jelajahnya Semaka dan Lampung Barat, dan kelompok lainnya.
Waktu di Suoh, kelompok gajah 12 ekor ketemu kelompok gajah 5 ekor. Jadi sempat 17 ekor lalu misah lagi jadi dua kelompok, jadi 14 ekor dan 3 ekor. Jadi yang saat ini di Sinar Bangun itu Kelompok Bunga berjumlah 14 ekor, gabungan kelompok 12 dan kelompok lima,” terangnya.
Dikatakannya, Satgas Penanganan konflik dibantu warga masih di lokasi keberadaan gajah liar itu, dan tengah berupaya melakukan penggiringan ke kawasan hutan TNBBS. “Petugas dan warga masih terus memantau dan menggiring kawanan gajah liar ini ke hutan,” tutupnya.
Masih kata Ismanto, kawanan gajah liar ini memiliki home range atau daerah jelajah masing-masing, dan rute yang mereka lalui tetap. Tetapi hewan memiliki gading ini tidak mengetahui jika terjadi perubahan fungsi hutan home range nya menjadi kebun, sawah dan pemukiman. (Wisnu)