Tag: Gelombang Tinggi

  • BNPB Laporkan Jumlah Korban Tewas dalam Tsunami Selat Sunda Terus Bertambah

    BNPB Laporkan Jumlah Korban Tewas dalam Tsunami Selat Sunda Terus Bertambah

    Jakarta (SL) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan korban tewas tsunami yang menerjang Selat Sunda, Anyer dan Lampung, pada Sabtu (22/12) menjadi 43 orang dan masih bisa bertambah.

    Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan korban luka hingga kini mencapai 584 orang sementara 2 orang lainnya dinyatakan hilang. “Hingga Minggu, 23 Desember pukul 07.00 WIB, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka, dan 2 orang hilang,” ucap Sutopo pada Minggu (23/12).

    Sutopo mengatakan tsunami yang menerjang pesisir Pandeglang dan Lampung tersebut juga menyebabkan kerugian fisik seperti 430 unit rumah, 9 hotel, 10 kapal, dan puluhan bangunan lainnya rusak berat.

    Sutopo memaparkan di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat.  “Daerah yang paling terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita. Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang,” kata Sutopo.

    Sementara itu di daerah Lampung Selatan, papar Sutopo, tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka, dan dua orang dinyatakan hilang. “Pendataan masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah.”

    Lebih lanjut, Sutopo menuturkan penanganan darurat terus dikerahkan ke lokasi bencana. Status tanggap darurat seperti pembentukan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum masih disiapkan bagi para pengungsi.

    Hingga kini, dia menuturkan jumlah pengungsi masih terus didata. Pandeglang, menurutnya, daerah yang paling terdampak tsunami. “Masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya”, tambahnya.

    Tsunami terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 21.27 WIB. Sutopo mengatakan penyebab tsunami belum bisa dipastikan. Namun, melalui cuitannya di Twitter, Sutopo mengatakan fenomena tsunami di Selat Sunda kemarin termasuk langka. “Letusan Gunung Anak Krakatau juga tidak besar. Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu. Itulah sulitnya menentukan penyebab tsunami di awal kejadian,” kata Sutopo. (CNNINDONESIA)

  • 20 Orang Meninggal Dunia Akibat Tsunami Pesisir Pantai Lampung Selatan

    20 Orang Meninggal Dunia Akibat Tsunami Pesisir Pantai Lampung Selatan

    Lampung Selatan (SL) – Dampak dari gelombang tinggi yang menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang Banten terus bertambah.

    Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, gelombang tinggi terjadi pada Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.27 WIB. Faktor penyebab gelombang tinggi masih dilakukan penyelidikan oleh BMKG untuk mengetahui secara  pasti. Kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama.

    Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba yang menerjang pantai. BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya.

    Sementara itu dampak tsunami menyebabkan korban jiwa dan kerusakan. Data sementara hingga 23/12/2018 pukul 04.30 WIB tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak. Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data.

    Kerusakan parah terjadi di pinggir pantai di Selat Sunda dan Lampung Selatan

    Dari 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka dan 2 orang hilang terdapat di 3 wilayah yaitu di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang. Di Kabupaten Pandeglang daerah yang terdampak terdapat di Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur. Data sementara tercatat 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak. Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.

    Di Kabupaten Lampung Selatan terdapat 3 orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka. Sedangkan di Kabupaten Serang terdapat  3 orang meninggal dunia, 4 orang luka dan 2 orang hilang. Daerah yang terdampak di Kecamatan Cinangka.

    “Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan. Sementara itu Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami,” jelas Sutopo.

    Warga di sekitar pantai Selat Sunda dan Lampung Selatan panik saat tsunami datang Sabtu malam (22/12/2018) pukul 21.27 WIB.

    Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Update penanganan darurat akan terus disampaikan.(dti)

  • Gelombang Tinggi di Tanggamus Rusak Dermaga KPLP dan Belasan Kapal Nelayan

    Gelombang Tinggi di Tanggamus Rusak Dermaga KPLP dan Belasan Kapal Nelayan

    Kota Agung (SL) – Gelombang tinggi, 4 hingga 5 meter, sejak Senin malam hingga Selasa Subuh, 29 Mei 2018, merusak dermaga KPLP dan menghancurkan 15 kapal nelayan di perairan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus.

    Edi Nugroho, kabid di BPBD Tanggamus, mengatakan perahu yang rusak terdiri dari fiber dan kayu. Umumnya lagi angker di Pelabuhan TPI Kotaagung, Pelabuhan Perhubungan, Pantai Kuripan, dan Muara Indah. Dermaga yang rusak merupakan tempat kapal patroli KPLP yang terbuat dari kayu.

    Nur Kholik, nelayan yang perahunya patah, mengatakan kerugian mereka antara Rp40 hingga Rp80 jutaan. “Kalau dihitung dengan kapal baru kerugian antara Rp80 hingga ratusan juta,” katanya.

    Kapal yang rusak berbobot tiga hingga enam grosston. Ada yang pecah berkeping-keping, hingga mesinnya juga hilang. Ada yang mesinnya ditemukan, tetapi kapalnya sudah jadi sampah di tengah laut.

    Gelombang tinggi juga membuat TPI Kotaagung sepi. “Penjualan menjadi menurun karena nelayan tidak berani berlabuh,” kata Upik, salah seorang perdagang.

    Jon, Kepala TPI Tanggamus mengatakan dermaga di tempatnya masih buka. Saat musim seperti itu, banyak nelayan yang melaut, karena dalam cuaca ekstrim ikan banyak. Namun ia meminta mereka berhati-hati.(wsn/rls)