Tag: Gempa dan Tsunami Palu

  • Dampak Gempa dan Tsunami Sulteng Alami Kerugian Capai 8,7 T

    Dampak Gempa dan Tsunami Sulteng Alami Kerugian Capai 8,7 T

    Bandarlampung (SL) – Grup Bank Dunia memperkirakan total kerugian akibat bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 531 juta dollar AS atau setara dengan Rp 8,07 triliun.

    Perkiraan nominal kerugian tersebut didapat dari laporan Bank Dunia yang merekam kerusakan awal, diukur secara geospasial dan perkiraan biaya infrastruktur, properti perumahan dan non perumahan yang terdampak bencana.

    “Perkiraan kerugian fisik Rp 8,07 triliun, dengan rincian kerugian perumahan Rp 2,75 triliun, sektor non perumahan Rp 2,82 triliun, dan infrastruktur Rp 2,5 triliun,” demikian keterangan tertulis dari Grup Bank Dunia kepada Kompas.com, Minggu (14/10/2018).

    Bank Dunia menjelaskan, uraian tersebut merupakan laporan awal perkiraan kerugian ekonomi yang didasarkan pada analisis ilmiah, ekonomi, dan teknik. Laporan ini tidak memperhitungkan kerugian akibat hilangnya nyawa, lahan, gangguan terhadap ekonomi melalui pekerjaan yang hilang, hingga mata pencaharian dan bisnis.

    Setelah penanganan bencana secara bertahap diselesaikan, pemerintah akan masuk pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Untuk membantu proses rekonstruksi di Sulawesi Tengah, Bank Dunia menyediakan bantuan pinjaman sebesar 1 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 15 triliun.

    Selain memberi bantuan pinjaman atau pendanaan, Bank Dunia turut memberi hibah 5 juta dollar AS untuk bantuan teknis. Bantuan dalam bentuk hibah tersebut dilakukan untuk memastikan proses rekonstruksi dalam waktu dekat dijalankan dengan baik.

    “Pendanaan akan tersedia berdasarkan permintaan dari pemerintah,” sebut Bank Dunia. (Esensinews)

  • Kasad Jenguk dan Beri Bantuan Bagi Prajurit Korban Gempa dan Tsunami Palu

    Kasad Jenguk dan Beri Bantuan Bagi Prajurit Korban Gempa dan Tsunami Palu

    Palu (SL) – Di sela-sela mendampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto mengunjungi korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono menyempatkan diri menjenguk prajurit dan keluarganya, di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018).

    Kasad dalam kunjungannya mengucapkan berlangsungkawa dan prihatin dengan peristiwa yang menimpa masyarakat Palu dan juga prajuritnya yang berdinas disana. Kasad minta prajurit tetap selalu bersabar dan semangat, tidak boleh putus asa.

    Dalam kunjungannya, Kasad juga memberikan bantuan dan santunan yang langsung diterima oleh prajurit dan keluarganya yang tertimpa musibah ini. Saat penyerahan santunan, Kasad didampingi Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Tiopan Aritonang dan Danrem 132/TDL Kolonel Inf Agus Sasmita.

    Danrem 132/TDL Kolonel Inf Agus Sasmita yang turut mendampingi Kasad mengatakan, sampai saat ini baru terdata 1(satu) prajurit TNI AD meninggal dunia bernama Sertu Hasmin yang berdinas di Denzibang-2 XIII/Merdeka, 5 orang mengalami luka berat yaitu Letda Czi Alfret Ganta, Serda Suyatno, Serma Ihwani, Serma Sugiyono dan PNS Yunan Budiman.

    “Adapun yang masih dinyatakan hilang atau masih dalam pencarian berjumlah 8 orang yaitu, Kopda Sofyan R Nuru, Pratu Daswar, Serda Asri, Serda Jemi, Serda Jasman, Serda Muh Yusup, Koptu Yusup Sallu dan Serda Ismail,”ujarnya.

    Danrem menambahkan, untuk Keluarga Besar Tentara (KBT) yang dinyatakan meninggal dunia berjumlah 6 orang, 1 orang hilang dan 5 orang luka berat.

    “Sedangkan untuk kerugin materiil yaitu, 2 unit Kapal KMC V 28 hanyut diterpa Tsunami, 8 unit rumah dinas Bekang rata dengan tanah, 33 unit Rumah Dinas Kodim1306/Dgl rusak ringan, 1 unit kantor Koramil 07/Tawelu rusak berat, 1 unit barak Yonif 711/Rks rata dengan tanah dan 2 unit barak Yonif 711/Rks rusak berat,”tegasnya.

    Kepala Satgas Tanggap Darurat ini mengungkapkan, sebelum menjenguk prajuritnya, Kasad mengunjungi Korban Gempa di beberapa titik yang kerusakannya sangat parah diantaranya di Jl HM Suharto, Kelurahan Petobo, Hotel Roa Roa wilayah Palu, Desa Loli Kabupaten Donggala dan Desa Jono Kabupaten Sigi.

    Berkaitan dengan pendistribusian logistik bagi korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Kolonel Inf Agus Sasmita mencatat ada 138 titik pengungsian. “Dari jumlah itu, tidak semua bisa diakses dengan jalur darat. Kesulitan itulah yang menghambat penyaluran bantuan. Salah satunya di Sigi. Kami akui transportasi masih terbatas,” ucapnya.

    Dijelaskan Danrem, saat ini, petugas dan relawan sedang memfokuskan penyaluran logistik ke daerah-daerah yang dianggap prioritas. “Kami menentukan tempat-tempat yang disuplai barang dan makanan yang belum. Berdasarkan laporan yang masuk. Nanti yang skala prioritas itulah yang diutamakan,”ungkapnya.

    Dirinya berpendapat pengiriman logistik belum bisa menyelesaikan secara keseluruhan permasalahan yang sedang mendera masyarakat.

    “Kita ini sifatnya pemberian atau pertolongan perbantuan pertama. Justru tujuan utama kita bagaimana mengembalikan perekonomian masyarakat. Saat ini kami sangat intens sekali bagaimana menciptakan suasana nyaman dan aman bagi masyarakat,”pungkasnya.

  • Bantuan dan Relawan untuk Korban Pasca Gempa dan Tsunami Palu Tak Terdistribusi Merata

    Bantuan dan Relawan untuk Korban Pasca Gempa dan Tsunami Palu Tak Terdistribusi Merata

    Palu (SL) –  Pasca gempa dan gelombang tsunami menggantam Palu dan Donggala, pemerintah dan relawan langsung bergerak cepat untuk menangani korban, baik mengirim tim medis ataupun bahan pokok makanan dan minuman. Tapi hingga hari ke lima pasca gempa, bantuan yang tiba begitu banyak ternyata tak terbagi merata bahkan hingga saat ini banyak yang belum mendapatkan bantuan.

    Hal ini pun disesalkan oleh Ketua KNPI Sulawesi Tengah, banyaknya bantuan tanggap darurat untuk korban gempa & tsunami di Palu, Sigi, Donggala namun tidak terdistribusi secara baik, sehingga banyak pengungsi yan tidak kebagian bantuan.

    “Saya melihat cara pembagian bantuan yang kurang tepat, masa bantuan di turunkan secara gelondongan di posko-posko pengungsi, misalnya beras, di turunkan/karung, mie instan diturunkan berkardus-kardus bukannya di bagi-bagi dulu atau dibuat dalam bentuk paket, contohnya 1 kantong kresek isinya beras 3 liter, mie instan 5 bungkus, telur 5 buti per orang sehingga efektif, kalau gelondongan begini mau berapa pun gak akan ada cukup-cukup nya”, ujar Mohammad Nurul Haq saat dihubungi via telpon Rabu 03/10.

    Bahkan bukan cuma itu, pemuda Sulteng ini juga menyesalkan karena banyaknya pengungsi yang belum didata dan tersentu bantuan. “Kemudian masih banyak pengungsi yang tidak terdata dan tersentuh bantuan darurat karena mereka mengungsi di area rumah mereka masing-masing, ini mustinya ada yang bertugas khusus menyisir tempat-tempat itu”, ucap Moh. Nurul.

    Nurul Haq juga menjelaskan adanya beberapa titik yang saat ini masih darurat, tidak memiliki apa-apa pasca gempa dan tsunami. “Misalnya area jalan Garuda, area Tinggede yang dekat dengan Palu, Tondo sebahagian besar, Mamboro, bantuan-bantuan hanya terpusat pada posko-posko besar seperti lapangan Walikota, Dinas Sosial, Bandar Udara, halaman-halaman kantor sepanjang Jl.M.Yamin, Donggala Kodi, & Balaroa, yang jumlahnya lebih sedikit ketimbang pengungsi-pengungsi yang di luar itu yang terpisah”, tandasnya.

    Lanjutnya, jika mau disatukan tidak mungkin nampung, mustinya di buka posko-posko relawan di setiap area-area yang terkena gempa, kemudian relawan di tempatkan secara proporsional supaya bantuan-bantuan itu terdistribusi secara baik.

    “Jadi mohon relawan yang bukan relawan teknis seperti tenaga medis, dan tenaga teknis lain kiranya sehari-hari ini dapat membantu untuk mengatur distribusi bantuan tanggap darurat ini, intinya bantuan makanan dan minuman-minuman itu dibagi perpaket-paket baru di distribusi, kalau mau bilang kekurangan tenaga, banya organisasi atau ormas mau dan bisa di berdayakan, semua orang mau membantu kok jadi gak usah khawatir kurang tenaga”, tutupnya.

    Sementara Itu KNPI Sulawesi Tengah diketahui juga telah melakukan pendistribusian bantuan tanggap darurat dari KNPI Mamuju yang dikemas dalam bentuk paket makanan. (red)

  • Uni Eropa Salurkan Rp25,97 M untuk Korban Gempa Sulteng

    Uni Eropa Salurkan Rp25,97 M untuk Korban Gempa Sulteng

    Jakarta (SL) – Uni Eropa (UE) akan menyalurkan bantuan darurat senilai 1,5 juta Euro atau Rp 25,97 miliar untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Bantuan tersebut akan segera diberikan kepada warga yang paling terkena dampak gempa bumi.

    “Pendanaan kami akan membantu masyarakat yang paling rentan dengan menyediakan pasokan penting seperti makanan, tempat tinggal, air, sanitasi, serta persediaan media,” ujar Komisaris Eropa untuk Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis Christos Stylianides  dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (30/9) malam.

    Penyaluran bantuan ini adalah wujud solidaritas UE kepada Indonesia, terutama kepada semua korban dan pihak-pihak yang bekerja keras dalam upaya penyelamatan. Selain itu, Komisi Eropa juga mengerahkan seorang ahli kemanusiaan ke Sulawesi Tengah untuk membantu mengoordinasi penyaluran bantuan serta mengaktifkan layanan pemetaan satelit Copernicus darurat Uni Eropa.

    Pusat Koordinasi Tanggap Darurat Komisi Eropa (ERCC) terus memantau perkembangan situasi pascabencana dan siap menyalurkan bantuan lebih lanjut jika diperlukan.

    Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR dengan pusat di kedalaman 10 kilometer pada 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah, terjadi pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Gempa bumi ini telah memicu tsunami setinggi 0,5 hingga enam meter di pesisir barat Sulawesi Tengah.

    Bencana alam ini mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan terluka, serta kerusakan parah di Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Hingga Minggu siang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia mencapai 832 jiwa, sementara korban luka-luka sebanyak 540 orang.

    Gempa bumi dan tsunami juga menyebabkan ribuan orang harus mengungsi ke lokasi aman, serta puluhan ribu rumah rusak. (dialeksis)

  • Polri Kirim 2.000 Personel untuk Pengamanan Pascagempa Palu

    Polri Kirim 2.000 Personel untuk Pengamanan Pascagempa Palu

    Jakarta (SL) – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menanggapi masalah kamtibmas yang saat ini terjadi di Palu setelah terjadi gempa dan tsunami. Tito menyebut akan mengerahkan hingga 2.000 personel untuk memaksimalkan pengamanan.

    “Dari Polri sendiri kita rencanakan akan mengirim antara 1.500 sampai 2.000 (personel), yang sekarang baru masuk itu lebih-kurang 400, Brimob yang sudah masuk. Saya masih menganggap perlu. Karena satu untuk pengamanan. Karena Palu itu kan relatif daerahnya tertutup ya,” ujarnya setelah menghadiri agenda di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).

    Tito menyebut kondisi daerah Palu yang tertutup karena jalan daratnya, yang bisa dilalui dari Mamuju, Donggala, Poso, Toli-Toli, dan Parigi, saat ini longsor di beberapa jalur. Pengamanan itu, disebutkan Tito, juga diperlukan lantaran jalur udara yang menuju Palu belum bisa maksimal karena landasan yang ada di bandara hanya 2.000 meter yang bisa digunakan. Selain itu, jalur laut belum bisa dimanfaatkan karena area pelabuhan juga terdampak tsunami.

    “Kalau itu semua normal, bandara normal, pelabuhan normal, maka logistik akan masuk. Masyarakat akan tenang,” imbuhnya.

    Tito juga menyebut pihaknya akan terus meningkatkan pengamanan, terutama karena ada peristiwa penjarahan di beberapa lokasi di Palu yang terdampak gempa dan tsunami. Ia mengimbau masyarakat tetap mengindahkan hukum yang berlaku.

    “Kita akan meningkatkan pengamanan, tapi sebetulnya solusinya bukan kita melakukan kekerasan kepada masyarakat. Tetap kita mengimbau mereka untuk mengindahkan hukum. Tapi persoalan utamanya adalah mereka panik karena takut kekurangan logistik, makanan, BBM,” ujar Tito. (dtk)