Tag: Gubernur Yogyakarta

  • Pencanangan Gerakan Indonesia Raya Bergema Berlangsung Semarak

    Pencanangan Gerakan Indonesia Raya Bergema Berlangsung Semarak

    Yogyakarta (SL)-Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X secara resmi meluncurkan gerakan Indonesia Raya Bergema tepat pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Kamis 20 Mei 2021 mulai pukul 08.45 – 10.30 WIB dari Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

    Seremonial pencanangan dilakukan dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang diiringi oleh Abdi Dalem Musikan Keraton Yogyakarta dari Bangsal Mandalasana, Keraton Yogyakarta. Pada waktu yang sama, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya juga dinyanyikan serentak di seluruh kantor organisasi perangkat daerah DIY dan Kabupaten Kota serta sejumlah tempat lainnya.

    Gerakan ini merupakan ajakan untuk mengumandangkan lagu Indonesia Raya secara kontinu di ruang publik sebagai kampanye berkelanjutan untuk mengobarkan nasionalisme rakyat Indonesia dilandasi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

    Adapun pelaksanaannya telah diatur melalui Surat Edaran Gubernur DIY No.29/SE/V/2021, yang dikeluarkan pada 18 Mei 2021.

    Acara pencanangan gerakan Indonesia Raya Bergema disiarkan secara live streaming dari tujuh lokasi yakni Gedong Pracimosono Kepatihan, Ruang Wisangeni Kepatihan, Kraton Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman, SMA Negeri 1 Pakem dan kampus Univ. Atma Jaya Yogyakarta serta Pasar Beringharjo melalui kanal media Humas Jogja.

    Rangkain acara dimulai pukul 08.45 WIB dengan defile abdi dalem Musikan dari Bangsal Mandalasana Kraton Yogyakarta. Dilanjut pentas lagu nasional kolaborasi Rumah Kreatif Sulam asuhan Ucok Hutabarat dan paduan suara ASYB pimpinan Ryo Emmanuel Maharsanto. qt

    Sesi berikutnya dilangsungkan dialog dengan sejumlah narasumber yang masing-masing menyampaikan pendapatnya tentang gerakan Indonesia Raya Bergema.

    Dari Kraton Yogyakarta hadir penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhomardowo KPH. Notonegoro, sedangkan Kadipaten Pakualaman tampak BPH. Kusuma Bimantara.

    Di ruang Wisanggeni Kepatihan berhimpun lima komponen organisasi wanita se DIY yakni Tim Penggerak PKK, Bhayangkari, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita dan Badan Kerjasama Organisasi Wanita. Dipimpin Gusti Kanjeng Raden Ayu Adipati Pakualam, kelima organisasi wanita ini menyatakan turut mensukseskan gerakan Indonesia Raya Bergema.

    Sementara itu dari lokasi Pasar Beringharjo hadir Walikota Yogyakarta Hariadi Suyuti didampingi berbagai komponen paguyuban pedagang pasar.

    Untuk keterwakilan lembaga pendidikan diikuti pelajar SMA Negeri 1 Pakem Muhammad Anas dan Rektor Universitas Atmajaya Yogyakarta Prof. Ir. Yoyong Arfiadi, M.Eng., Ph.D.

    Para narasumber mendukung gerakan mengumandangkan Indonesia Raya secara kontinu sebagai upaya mempertebal rasa nasionalisme dan siap menjalankannya di lingkup masing-masing.

    Dukungan juga datang dari Menko Polhukam RI Mahfud MD. Ia mengampaikan sangat mendukung gerakan Indonesia Raya Bergema yang dicanangkan Sri Sultan HB X bertepatan dengan momentum Harkitnas.

    “Semoga semangat bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, kembali memasuki jiwa rakyat seluruh Indonesia, seperti pada masa perjuangan dari. Dari Jogja istimewa untuk Indonesia Raya,” tegasnya.

    Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menyatakan mendukung penuh gagasan Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk mengajak seluruh warga menyanyikan lagu Indonesia Raya.

    “Terus terang, saya sangat terinspirasi dan mendukung seratus persen gagasan ini. Sri Sultan mengajak kita untuk merasakan perjalanan Indonesia lewat lagu kebangsaan kita. Ini adalah momen yang sangat tepat untuk kita memompa lagi spirit kenegaraan kita, terutama karena hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional,” lanjutnya.

    Ganjar akan menerapkan gagasan Ngarso Dalem itu di Jawa Tengah mulai 20 Mei 2021 ini dan di hari-hari selanjutnya.

    Rangkaian pencanangan Indonesia Raya Bergema dipungkasi dengan gelaran pentas lagu-lagu perjuangan yang dipersembahkan secara apik oleh abdi dalem musikan dari Bangsal Mandalasana Keraton Yogyakarta. Mereka membawakan tujuh repertoar lagu nasional bernafaskan perjuangan yaitu Tanah Air, Medly Lagu Nusantara, Dari Sabang Sampai Merauke, Satu Nusa Satu Bangsa, Maju Tak Hentar dan Bagimu negri.

    Abdi dalem Musikan Mandalasana adalah korps musik barat yang telah ada sejak era Sri Sultan HB VIII. Keberadaannya menjadi cikal bakal sejarah kemunculan musik orkestra di Indonesia. Setelah lama terhenti sejak tahun 2019 diaktifkan kembali dan mendapat sambutan hangat masyarakat.

    Pencanangan gerakan Indonesia Raya Bergema memperoleh apresiasi meluas masyarakat dan atensi kalangan media massa. Banyak pihak ikut merelay siaran streaming termasuk diantaranya Stasiun TV Bina Pembangunan Daerah Ditjen Bangda Kemendagri dan vidiotron Program Satukan Negeri melalui Digital Antara. (Sub)

  • Ketua PWI Se-Indonesia Dekalarasi Tentang Pentingnya Pers Kembali Pada Pancasila

    Ketua PWI Se-Indonesia Dekalarasi Tentang Pentingnya Pers Kembali Pada Pancasila

    Yogyakarta (SL) – Sebanyak 34 Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) se-Indonesia membacakan lima item deklarasi di Keraton Kilen tentang ‘Pentingnya Pers Kembali Pada Pancasila’. Pembacaan deklarasi tersebut diapresiasi oleh Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X.

    Ketua PWI DIY Sihono, Selasa menjelaskan, deklarasi pers kembali kepada Pancasila penting untuk dilakukan di tengah keprihatinan insan pers terhadap perkembangan pers di Indonesia saat ini. “Kebebasan (pers) yang harusnya dinikmati oleh masyarakat ternyata banyak dinikmati oleh pemilik modal dan politikus, ini menggelisahkan kita. Ada lima item deklarasi itu. Intinya PWI siap untuk mendorong atau melaksanakan nilai-nilai Pancasila dengan karya jurnalistik,” kata Sihono menjelaskan isi silaturrahmi dan pembacaan deklarasi di Keraton Kilen, Jogja, Jumat (6/7) malam.

    Sihono berharap, dengan karya jurnalistik yang berkarakter Pancasila dapat menyadarkan masyarakat pada pluralisme, lebih menghargai perbedaan orang lain, mengedepankan musyawarah dan juga berkontribusi mewujudlkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sihono mengatakan kebebasan pers saat ini juga harus bertanggung jawab pada bangsa dan negara.

    “Kalau tidak bertanggung jawab pada bangsa dan negara akan bahaya. Karena dia akan menerjemahkan kebebasan itu sebebas-bebasnya, semaunya sendiri. Jadi kalau sudah menyangkut kepentingan bangsa PWI harus bersikap, katanya.

    Sihono mengatakan, kebebasan yang tidak bertanggung jawab dibiarkan akan mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa. Contohnya banyaknya berita hoaks saat ini yang penuh ujaran kebencian. Hal tersebut membuat PWI tergerak mendirikan Pusat Pendidikan dan Pengembangan Pers Pancasila (P5) di Gambiran yang disambut baik oleh Sri Sultan HBX.

    Mengenai pendirian P5, Sri Sultan HBX berharap insan pers mengaplikasikan Pancasila sesuai dengan apa yang mereka ketahui. “Saya tidak tahu ya mungkin tetap di dalam konteks koridor kebebasan yang bertanggung jawab. Nah kalau dimaknai sebagai karakteristik seorang Pancasilais berarti bagaimana mengaplikasikan pengertian info yang bertanggung jawab itu, mungkin juga tidak sekadar mengkritisi tapi juga bagaimana masyarakat atau publik itu sendiri juga dilatih pembelajaran untuk dia memahami pada aspek-aspek berbangsa dan bernegara. Tidak sekadar membaca suatu berita saja,” kata Raja Keraton Ngayogyakarta ini.

    Sri Sultan HB X berharap pers bisa menjadi kekuatan keempat di luar eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sri Sultan HB X berpesan pada insan pers agar merencanakan bagaimana menerjemahkan informasi yang bertanggung jasab, yaitu informasi yang Pancasilais. (rel)