Bandarlampung, sinarlampung.co – Dinas Perdagangan Kota Bandarlampung menyebut ada pembatasan pembelian beras premium-SJ ukuran 10 kg per kantong dari sejumlah distributor atau pedagang di sejumlah pasar di Kota Bandarlampung. Adanya pembatasan pembelian beras ini didapati dari hasil survei Dinas Perdagangan Bandarlampung di sejumlah pasar tradisional dan modern di wilayah setempat. Survei itu dilakukan dalam rangka merespon adanya isu kelangkaan dan fluktuasi beras selama kurang lebih dua pekan terakhir, terlebih menjelang Pemilu.
Kepala Dinas Perdagangan Bandarlampung melalui staf Perdagangan, Gadis menjelaskan, salah satu pedagang beras yang melakukan pembatasan pembelian ditemukan di pasar Tugu, Kedamaian. Salah satu agen atau penyedia beras terbesar itu melakukan pembatasan pembelian dengan ketentuan 1 kantong untuk konsumsi rumahan dan 3 kantong untuk pedagang eceran. Pembatasan pembelian ini dilakukan pedagang guna meminimalisir kekurangan stok barang di tengah isu nasional kelangkaan beras, termasuk mengantisipasi adanya penimbunan barang oleh sejumlah oknum.
Menurut Gadis, pembatasan pembelian tersebut ditengarai jarangnya distribusi atau pengiriman stok beras premium ke pedagang dalam setiap minggunya. Kondisi ini berbarengan dengan munculnya isu kelangkaan beras di Indonesia, diperparah dengan belum dimulainya panen raya pada tahun ini.
“Kondisi ini dipengaruhi pengiriman ke pedagang yang biasanya dalam satu minggu tiga kali atau lebih. Sekarang setiap minggunya hanya bisa satu kali saja. Mereka (pedagang) bilang barangnya ada tapi enggak banyak, tapi stoknya masih aman kok. kondisi ini kemungkinan akan berakhir saat panen raya di bulan Maret mendatang,” kata Gadis di ruang Bidang Perdagangan, Rabu, 21 Februari 2024.
Gadis menambahkan, berdasarkan hasil survei, untuk stok beras premium merek SJ di sejumlah pasar tradisional di Bandarlampung terbilang masih aman. Namun, di pasar ritel modern stok beras tersebut sama sekali tidak tersedia alias kosong. “Kalo di sejumlah ritel modern misalnya Chandra itu, stoknya benar-benar ga ada saat ini,” pungkasnya.
Terpisah, Nong salah seorang pedagang eceran di Pasar Baru Kota Karang mengeluhkan dengan adanya kenaikan beras dan pembatasan pembelian dari distributor. Menurutnya, kondisi ini merugikan dirinya selaku pedagang. Sebab, banyak pelanggan yang lebih memilih beras jenis lain seperti bulog, sehingga jenis beras yang disediakan di tokonya sulit terjual.
“Semua beras naik, yang paling tinggi premium SJ. Selain SJ, kayak Raja Udang dan yang lainnya ga dibatesin. Cuman karena harganya mahal, konsumen lebih milih bulog. Ini sih parah harganya,” keluhnya.
Begitu pula dengan Jamal, sebagai pedagang dirinya juga merugi dengan adanya kenaikan harga dan pembatasan pembelian beras tersebut yang mengharuskan dirinya menyiapkan modal yang lebih besar. “Semua merek sih naik semua. Kita ngambil barang dari distributor juga dibatesin, karena katanya beras lagi langka. Iya mau ga mau harus nambah modal lagi,” ucap Jamal.
Sebagai informasi, berdasarkan update terbaru perkembangan harga pangan Kota Bandarlampung pada Rabu, 21 Februari 2024, beras premium-SJ memiliki harga rata-rata Rp16.875 per kg. (Tam)