Tag: Hewan Kurban

  • Kurban DPW Juleha Dan Rumah Tahfidz Quran Ummi Hj. Latifah

    Kurban DPW Juleha Dan Rumah Tahfidz Quran Ummi Hj. Latifah

    Bandar Lampung, (SL) –  Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Juru Sembelih Halal Provinsi Lampung, Saluddin mengatakan, kita sama-sama belajar agar penyembelihan hewan kurban berdasarkan  syariat lslam dan menerapkan kesejahteraan hewan.

    Saluddin menambahkan, kesejahteraan hewan meliputi hewan tidak boleh disakiti dan  tidak boleh menganiaya, katanya pada acara pemotongan hewan kurban di Rumah Tahfidz Qur’an Ummi Hj. Latifah di Jalan lmam Bonjol No. 155 Sukajawa Baru Tanjungkarang Barat. Jum’at, 30 Juni 2023.

    Kemudian lanjut Saluddin, setelah disembelih jangan dikuliti dan diambil sebagian organ tubuh hewan sampai hewan benar-benar mati, tegas Ketua Dewan Pembina Rumah Tahfidz Qur’an Ummi Hj. Latifah ini.

    Tak hanya itu, adab saat pemotongan hewan kurban sampai pembagian sebaiknya memakai pakaian yang menutup aurat dan tidak merokok. “Ini kita lakukan untuk menghasilkan daging yang halal lagi baik”, kata pria dengan tiga putra dan satu putri.

    Lalu kita harus memanfaatkan semaksimal mungkin lokasi yang ada. Kita jaga agar darah hewan tidak mencemari lingkungan dan masyarakat. “Kita hadirkan yang terbaik untuk para peseta kurban dan masyarakat”, imbuh  pria asli Muara Enim Sumatra Selatan.

    Kita bagikan 500 kupon untuk warga sekitar sini, sisanya  masyarakat non kupon. “Peserta kurban dikirim ke alamat masing-masing”, pungkas pria yang melakukan penyembelihan lebih dari 20 tahun.

    Rizki lskandar Ketua Rumah Tahfidz Qur’an Ummi Hj. Latifah menambahkan, hewan kurban sapi 5 ekor dan kambing 5 ekor. “Sapi kami beli langsung dari peternak daerah Kedondong satu paket dengan tim pencacahan hewan kurban”, pungkasnya.

    Diketahui, pemotongan  hewan kurban dilakukan oleh tim DPW Juleha Provinsi Lampung yaitu Saluddin Ketua, Sony Trilaksono Sekretaris, Riswanto Bendahara, Mayages  Humas, dan
    Ketua DPD Bandar Lampung Muhammad Arfan, dan Dedi Periyanto (Heny)

  • Polda Lampung Bagikan 34 Ekor Hewan Kurban

    Polda Lampung Bagikan 34 Ekor Hewan Kurban

    Bandar Lampung, (SL) – Polda Lampung menggelar sholat Idul Adha 1444 H dan penyembelihan 34 ekor hewan kurban, bertempat di lapangan Mapolda Lampung teluk betung Bandar Lampung, Kamis (29/6).

    Sholat Idul Adha diikuti oleh Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika S.H.,S.I.K.,M.Si., Wakapolda Lampung Brigjen Pol Umar Effendi S.I.k.,M.Si., beserta para Pejabat Utama Polda Lampung, Ketua Bhayangkari daerah lampung Ny.lurie helmy santika dan ratusan jemaah warga sekitar.

    Sholat Ied diimami ustad usman dan mendapat pengamanan dari personel Polda Lampung, pengamanan dan penjagaan dilakukan dari sebelum sholat dimulai hingga selesai sholat dan proses pemotongan hewan qurban.

    Seusai sholat Ied Kapolda dan Wakapolda Lampung mengikuti pelaksanaan acara Giat Qurban Polri Presisi dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 1444 H/2023 M dan Hari Bhayangkara Ke-77 Tahun 2023 oleh Kapolri via sarana zoom meeting.

    Hewan kurban diserahkan secara simbolis oleh Kapolda Lampung kepada Panitia Pelaksana Idul Adha 1444 H Polda Lampung. Adapun jumlah hewan kurban yang disembelih sebanyak 34 ekor hewan qurban terdiri dari, 32 Ekor Sapi dan 2 Kambing.

    Kapolda Lampung Irjen Helmi mengungkapkan Ibadah Qurban menggambarkan ketaatan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah SWT. Ada semangat rela berkorban dan keikhlasan dalam momen tersebut.

    “Diharapkan teladan nabi Ibrahim dan nabi Ismail tersebut memberi insiprasi bagi masyarakat dan personil Polda Jateng untuk selalu menumbuhkan keikhlasan dan semangat rela berkorban bagi sesama dalam kehidupan sehari-hari” ungkapnya

    Sambungnya “Diharapkan pula agar seluruh anggota Polri dan masyarakat senantiasa meningkatkan ketaqwaan dalam kehidupan beragama. Kita juga berharap semangat toleransi dan menghargai sesama juga selalu ditampakkan untuk mewujudkan hakekat Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamiin” tutup Kapolda. (Red)

  • Ketersediaan Hewan Kurban Lampung Aman

    Ketersediaan Hewan Kurban Lampung Aman

    Bandar Lampung, (SL) Jelang Idul Adha 2023/1444 H stok ketersediaan hewan kurban di Provinsi Lampung aman dan dalam kondisi surplus.

    Kepala Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lampung, Ir. Lili Mawarti, M.Si, senin (26/6) mengatakan, saat ini stok ketersediaan hewan kurban melebihi dari kebutuhan yang ada.

    Dari rekapitulasi per 15 Juni 2023 Provinsi Lampung, diketahui, ketersediaan Sapi ada sekitar 21.917 ekor sedangkan kebutuhan 18.171 ekor, tetap aman meski permintaan meningkat untuk Hari Raya Idul Adha mendatang.

    Sementara ketersediaan Kambing ada 59.558 ekor melebihi dari kebutuhan 54.367 ekor.

    Untuk Kerbau tersedia 646 ekor dari kebutuhan 165 ekor. Serta domba 5.539 ekor melebihi kebutuhan 639 ekor.

    “Dibandingkan tahun lalu, ada peningkatan sekitar 2% kebutuhan hewan kurban untuk dipotong pada Idul Adha 2023 ini.” Ujar Lili.

    Sementara, ditengah fenomena menyebarnya virus LSD (Lumpy Skin Disease) pada hewan ternak, Disnakkeswan menyatakan kondisi hewan kurban yang tersebar di berbagai lapak dalam kondisi aman dan sehat.

    “Untuk keamanan, dilakukan pemantauan ketat pendistribusian oleh petugas pemeriksa hewan kurban, sehingga tidak ada penyebaran virus LSD tersebut.” Imbuh Lili.

    Diketahui, pemeriksaan hewan kurban 2023 ini, dilaksanakan oleh tim berjumlah 1.116 orang, gabungan dari dinas kabupaten/kota, termasuk Balai Veteriner Lampung dan Balai Karantina, serta pihak Universitas.

    Untuk memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat dan aman bebas dari penyakit, tim melakukan pemeriksaan terhadap lapak penjual yang tersebar di Provinsi Lampung sejak 22 juni 2023 lalu dan berlangsung hingga H+3 Idul Adha.

    “Sementara untuk pemeriksaan di masjid atau rumah pemotongan hewan dijadwalkan pada H-3 sampai dengan H+3, termasuk pada hari H Idul Adha saat pemotongan berlangsung, untuk memastikan hewan kurban aman dan sehat dikonsumsi oleh masyarakat.” Ujar Lili.

    Meski sudah dilaksanakan pemantauan ketat, Dinas terkait menyarankan bagi masyarakat agar melakukan pemotongan hewan di rumah potong yang ada, sehingga memenuhi standar kebersihan sebelum dibagikan kepada masyarakat.

    “Selain itu, bagi masyarakat yang ingin berkurban baiknya memilih hewan kurban yang sudah ada tanda telah diperiksa oleh tim, berupa emblem atau Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), agas pasti aman dan sehat.” Tutup Ir. Lili Mawarti, M.Si.

  • Dosen Peternakan Unila Ungkap Cara Hasilkan Daging Kurban yang “ASUH”

    Dosen Peternakan Unila Ungkap Cara Hasilkan Daging Kurban yang “ASUH”

    Bandar Lampung (SL)-Dosen Fakultas Peternakan Universitas Lampung (FP Unila) Purnama Edy Santosa mengungkap cara menghasilkan daging hewan kurban yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

    Cara ini dianggap penting, mengingat tak lama lagi umat muslim di seluruh dunia akan merayakan hari raya kurban atau Idul Adha 1444 H. Di hari pelaksanaan, ada jutaan hewan ternak entah itu sapi, kambing, unta dan lainnya (hewan kurban sesuai syariat Islam) yang dikurbankan.

    Edy menjelaskan, ada beberapa cara agar hewan yang dikurban dapat menghasilkan daging yang ASUH, mulai dari pemeriksaan sampai dengan penyembelihan.

    Pemeriksaan

    Edy mengatakan, pada tahap pemeriksaan ini pastikan hewan ternak sudah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan syariat islam. Selain itu, hewan ternak juga harus sehat, terutama terhindar dari berbagai penyakit.

    Menurutnya, ada empat jenis penyakit hewan ternak yang perlu diwaspadai, yakni Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), Cacing Hati dan Antraks.

    Edi menyebut, ada dua metode pada tahap pemeriksaan ini, yaitu Ante-Mortem dan Post-Mortem. Ante-Mortem adalah metode yang dipakai untuk memastikan calon hewan kurban sehat. Sedangkan Post-Mortem, memastikan seluruh organ dalam sehat dan layak konsumsi.

    “Pemeriksaan ini dilakukan supaya daging kurban terjamin ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) dan terhindar dari penyakit zoonosis. Pencegahan zoonosis maka pemeriksaan Ante-Mortem hanya berlaku maksimum 24 jam sebelum hewan disembelih,” ujarnya, saat pelatihan Petugas Pengawasan dan Pemantauan Hewan Qurban di Fakultas Pertanian Unila, Rabu, 06 Juni 2023.

    Penyembelihan

    Edy melanjutkan setelah pemeriksaan, tahap selanjutnya adalah proses penyembelihan.

    Menyembelih hewan kurban tidak boleh dilakukan sembarangan dan tidak semua orang bisa melakukannya, harus sesuai ketentuan atau syarat yang dianjurkan Islam.

    “Diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan dan memiliki sertifikat Juru Sembelih halal, memakai masker terutama di lokasi penyembelihan,” tuturnya.

    Lebih jauh Edy meneruskan, adapun tata cara yang harus dilakukan sebelum proses penyembelihan, yakni menyiapkan tempat nyaman bagi hewan kurban, perhatikan kesejahteraan hewan, periksa kondisi tubuh ternak terutama kesehatannya, istirahatkan dan tenangkan ternak.

    Sebelumnya telah disiapkan pula seluruh perlengkapan penyembelihan seperti pisau, untuk kambing minimal 20 cm dan sapi minimal 30 cm. Dan harus menggunakan pisau yang tajam.

    “Saat proses penyembelihan. Baringkan ternak dengan santun dan penuh kasih sayang dengan beberapa metode yaitu metode burley dan metode rope squeeze,” kata dia. Sementara waktu yang ideal melakukan penyembelihan yakni mulai dari hari nahar atau Hari Raya ldul Adha tanggal 10 Dzulhijjah sampai hari tasyrik tanggal 11-13 Dzulhijjah,” pungkasnya. (Heny)

  • Tips Menjaga Hewan Kurban Tetap Sehat dan Berkualitas

    Tips Menjaga Hewan Kurban Tetap Sehat dan Berkualitas

    Bandar Lampung (SL)-Setiap menjelang Hari Raya Kurban atau Idul Adha, setiap orang khususnya kaum muslimin terbilang mampu sudah mempersiapkan hewan kurbannya jauh-jauh hari.

    Hewan kurban yang disiapkan tidak hanya sehat tapi juga harus sesuai syariat Islam. Hal ini bertujuan agar daging kurban hasil sembelihan benar-benar berkualitas dan halal dikonsumsi.

    Sebelum diserahkan kepada juru sembelih, hewan kurban harus memiliki kondisi fisik terbaik, tidak cacat dan terjangkit penyakit.

    Kendati demikian, pentingnya mengetahui cara memilih hewan yang aman.

    Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Anwar Bahri mengingatkan pentingnya kesehatan hewan kurban dan memenuhi persyaratan sesuai syariat Islam.

    “Hewan Kurban harus cukup umur, sehat dan tidak cacat serta layak dikurbankan,” ujar Anwar kepada sinarlampung.co, Selasa, 6 Juni 2023.

    la juga memaparkan potensi penularan penyakit, baik yang bersifat zoonosis (menular ke manusia) dari hewan ternak yang akan dikurbankan maupun dari produk hewan ternak yang telah di potong.

    “Sehingga status kesehatan ternak sangat penting untuk di lihat dan di lakukan pemeriksaan secara mendalam terutama oleh petugas-petugas yang berkompeten seperti dokter hewan, paramedik, petugas teknis peternakan maupun relawan yang telah dilatih,” tegasnya.

    Anwar menambahkan beberapa langkah  yang harus dilakukan para peternak agar ternak mereka tetap sehat khususnya hewan kurban.

    Pertama, meningkatkan biosecurity terhadap hewan ternak yang akan dikurban, meliputi desinfeksi, kebersihan kandang dan batas lalu lintas ke lokasi ternak terutama orang dari luar.

    Kedua, memastikan pakan ternak terpenuhi/tercukupi dan memperhatikan kualitas serta kuantitas pakan, baik pakan hijau maupun pakan tambahan (konsentrat).

    Ketiga, pemberian obat cacing secara berkala minimal setiap enam bulan sekali. pemberian multivitamin/mineral secara rutin untuk memastikan daya tahan tubuh ternak dalam kondisi baik.

    Kelima, pemeriksaan rutin dari petugas peternakan (Puskeswan/Dinas Kab/Kota) untuk memastikan hewan ternak dalam kondisi sehat.

    Selain memaparkan tips agar hewan ternak tetap sehat, Anwar Bahri juga menyinggung soal pelatihan relawan pemeriksaan hewan kurban yang digelar mulai besok, 7-8 Juni 2023 di Unila. Di mana hari pertama digelar di ruang A1 Dekanat FP dan hari kedua di ruang Jurusan Peternakan Polinela Unila.

    Adapun materi seminar di hari pertama, yakni, “Teknik Pemeriksaan Ante-Mortem dan Post-Mortem Hewan Kurban” dengan narasumber Dosen Jurusan Peternakan FB Unila, Purnama Edi Santoso.

    Kemudian di hari kedua, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung menjadi narasumber materi “Tata Cara Pengisian Formulir Pemeriksaan Hewan Kurban”.

    Anwar berharap dengan pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan petugas yang dilatih sebagai bekal untuk melakukan pengawasan saat melakukan pengawasan dan pemantauan hewan kurban.

    “Juga meningkatkan cakupan wilayah pengawasan terutama lokasi-lokasi di sekitar tempat tinggal relawan yang sudah terlatih,” pungkasnya. (Heny)

  • Prinsip ‘Tiga Bersih’ dalam Pengelolaan Hewan Kurban

    Prinsip ‘Tiga Bersih’ dalam Pengelolaan Hewan Kurban

    Bandarlampung (SL) – Ketua PCNU Kota Bandarlampung yang juga Ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Cabang Lampung, Ichwan Aji Wibowo mengingatkan kepada seluruh umat Islam tentang beberapa hal terkait pengelolaan kurban yang baik mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan penanganan daging kurban.

    Menurut Aji, sebelum dilakukan pemotongan, hewan kurban seyogyanya ditampung di tempat yang teduh, cukup air minum, dan tenang. Hewan kurban juga dipuasakan makan setidaknya 12 jam sebelum dipotong dan mendapat pemeriksaan kesehatan dari petugas berwenang.

    “Untuk tempat pemotongan terpisah secara visual dengan tempat penampungan hewan qurban. Disediakan lubang penampung darah ukuran minimum 50x50x50 cm per ekor sapi,” jelas Aji saat dihubungi NU Online terkait pelaksanaan pemotongan hewan kurban, Sabtu (4/8).

    Untuk pemotongan hewan kurban sapi lanjut Aji, disembelih pada leher di belakang jakun lebih kurang 8 cm di belakang lengkung rahang bawah, dengan memotong putus tenggorokan, kerongkongan dan 2 arteri carotis. Sementara penyempurnaan pemotongan dilakukan segera sesudah hewan benar-benar mati otak yang ditandai dengan hilangnya refleks pupil dan refleks kelopak mata.

    “Untuk penanganan daging kurban, personil yang terlibat juga harus sehat, mengenakan pakaian yang bersih, tidak bekerja sambil merokok ataupun bercakap-cakap,” himbaunya.

    Prinsip yang digunakan dalam penanganan daging adalah prinsip ‘tiga bersih’ yaitu bersih petugas, bersih sarana, bersih proses atau hasil kerja.

    “Bersih petugas meliputi bersih badan, bersih pakaian, tidak sedang sakit atau tidak ada luka. Bersih sarana meliputi bersih pisau dan pengasah pisau, talenan, lantai atau terpal alas daging, wadah pengemas daging,” jelasnya dan mengingatkan untuk pisau yang digunakan untuk jeroan tidak digunakan untuk memotong daging.

    Sementara bersih proses meliputi tidak merokok, tidak bercakap-cakap saat menangani daging, cuci tangan dengan sabun setiap selesai dari toilet, batuk atau bersin tidak dihadapkan ke arah daging dan menjaga kebersihan terpal atau lantai tempat daging.

    Setelah hewan kurban disembelih, Aji juga mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan terutama terhadap paru-paru, hati, limpa dan usus serta menyingkirkan bagian yang berpenyakit atau tidak layak dikonsumsi.

    “Penanganan daging atau tulang terpisah dari penanganan jeroan. Jeroan merah ditangani terpisah dari jeroan hijau. Jeroan hijau dibersihkan dengan air bersih mengalir, bukan dicuci di sungai. Daging dikemas dalam plastik bersih transparan. Jeroan dikemas terpisah dari daging,” jelasnya dan mengingatkan jika daging tidak disimpan di lemari pendingin (freezer) atau dibiarkan di suhu ruang, maka harus segera diolah atau dimasak paling lama 6 jam.

    Aji pun menghimbau kepada umat Islam yang hendak berkurban agar membeli hewan kurban yang telah diperiksa laik sehat oleh petugas berwenang. Menurutnya semua ini merupakan sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kota Bandarlampung bekerjasama dengan ISPI Cabang Lampung dan PCNU Kota Bandarlampung. (NUonline)