Tag: HIKMATRA

  • Hikmatra Gelar Halal Bihalal, Rajut dan Perkuat Silaturahmi Marga Ranau di Perantauan

    Hikmatra Gelar Halal Bihalal, Rajut dan Perkuat Silaturahmi Marga Ranau di Perantauan

    Bandarlampung, sinarlampung.co Himpunan Keluarga Marga Ranau Tengah (Hikmatra) menggelar halal bihalal Idul Fitri 1445 H/2024, di kediaman Sidarni dan Agus Sasongko, Jalan Nusa Indah, Kelurahan Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Bandarlampung, Rabu, 1 Mei 2024.

    Acara ini dijadikan momen saling memaafkan antar pengurus dan anggota Hikmatra pasca lebaran kemarin. Selain itu, seperti biasa agenda rutin yang digelar setiap tahunnya ini menjadi sarana silaturahmi dan komunikasi antar unsur Hikmatra khususnya marga Ranau yang menetap atau tinggal di sekitaran Kota Bandarlampung.

    Pada momen ini, anggota lama maupun baru diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri masing-masing, termasuk memberitahu alamat tinggal di kota Bandarlampung saat ini serta alamat asalnya di Ranau.

    Salah satu pendiri, tokoh, sekaligus pembina Hikmatra, H. Nurhasan Zein mengucapkan terima kasih kepada segenap pengurus dan anggota Hikmatra yang telah menyempatkan hadir dalam acara tersebut.

    Tak lupa dia juga mengungkapkan rasa syukur, karena pada momen ini anggota tergabung dapat kembali berkumpul. Artinya kekeluargaan Hikmatra masih terjalin dengan baik hingga saat ini.

    “Kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena kita semua masih diberi kesempatan untuk bisa hadir dan berkumpul di sini,” tutur H. Nurhasan Zein di hadapan anggota Hikmatra yang didominasi ibu-ibu itu.

    Dia berharap, selain sebagai wadah dan sarana silaturahmi, Hikmatra juga dapat memberikan dampak positif dan memberi manfaat besar bagi seluruh anggotanya. H. Nurhasan juga berpesan agar setiap anggota dapat menjaga eksistensi Hikmatra yang menjadi rumah bagi seluruh keluarga besar Marga Ranau Tengah di perantauan terkhusus Kota Bandarlampung.

    Sementara itu, Ketua Hikmatra Sarwo Edi dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kelancaran acara tahunan itu.

    “Mohon maaf bila ada kesalahan, kepada manak muakhi (sanak saudara) semuanya yang hadir terkhusus anggota Hikmatra,” tuturnya.

    Sarwo Edi juga berharap, melalui Hikmatra kekeluargaan dan silaturahmi keluarga besar Marga Ranau Tengah di Bandarlampung tetap utuh dan terjaga ke depannya.

    “Acara yang menjadi tradisi setelah perayaan Idul Fitri ini akan terus kita laksanakan secara rutin setiap tahunnya,” pungkas Sarwo Edi.

    Setelah pembacaan doa yang dipimpin Sekretaris Hikmatra, Samsul Bahri, acara dilanjutkan santap siang dengan diiringi musik khas Ranau yakni, “Muayak”. Anggota Hikmatra yang hadir tampak riang gembira karena nyanyian Muayak membuat mereka bernostalgia dan mengingatkan suasana di Ranau.

    Sejarah Singkat Hikmatra

    Mulanya Hikmatra diinisiasi dan didirikan H. Nurhasan Zein di kediamannya, Jalan Dr. Harun, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandarlampung, pada 2005 lalu. H. Nurhasan tak sendiri, dia didorong pendiri lainnya, seperti Jaya Hasbia (Ketua pertama), Santoso, Lamudin Habia, Sahropi, dan tokoh lainnya yang turut berkecimpung dalam pendirian Hikmatra.

    Berita Terkait: Perkuat Silaturahmi, HIKMATRA Gelar Halalbihalal

    Di usainya yang tak muda lagi, H Nurhasan Zein masih terus aktif di Hikmatra dan kini menjabat Dewan Pembina dan Penasehat.

    Sejak berdiri, Hikmatra terus eksis hingga saat ini. Bahkan, ketua Hikmatra telah berganti sampai empat generasi, yakni Jaya Hasbia, Musannip, Dewanto, dan Sarwo Edi (Ketua saat ini). (Red/*)

  • Perkuat Silaturahmi, HIKMATRA Gelar Halalbihalal

    Perkuat Silaturahmi, HIKMATRA Gelar Halalbihalal

    Bandar Lampung (SL)-Pengurus Himpunan Keluarga Marga Ranau Tengah (HIKMATRA) Kota Bandar Lampung dan sekitarnya menggelar Halalbihalal. Acara berpusat dikediaman salah satu anggota HIKMATRA yang beralamat di Jalan Pulau Damar, Way Dadi, Sukarame, Bandar Lampung, Minggu 4 Juni 2023.

    Agenda yang rutin setiap tahunnya itu diawali pembukaan dan penyampaian sambutan dari salah satu tokoh sekaligus pendiri HIKMATRA, H Nurhasan Zein.

    Dia mengatakan, Halalbihalal merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan setelah hari lebaran serta mempererat tali persaudaraan khususnya HIKMATRA.

    “Kegiatan ini tentu saja menjadi tradisi tahunan yang unik dan tetap harus dipertahankan,” ucap Nurhasan Zein.

    Nurhasan Zein berbagi cerita tentang sejarah singkat pendirian HIKMATRA. Kemudian dia juga memaparkan soal latarbelakang terbentuknya HIKMATRA.

    “HIKMATRA memang dari awal dibentuk untuk menjaga tali persaudaraan dan kekeluargaan khususnya Marga Ranau Tengah terutama di wilayah perantauan,” singkatnya.

    Dia menambahkan, Halalbihalal menjadi momentum HIKMATRA untuk mempererat tali silaturahmi . Tak lupa, dia juga menyarankan agar seluruh anggota yang tergabung agar tetap menjaga solidaritas dan kekeluargaan.

    Sementara itu, Ketua HIKMATRA Sarwo Edi menyebutkan, HIKMATRA bukan hanya sekadar perhimpunan atau perkumpulan semata. Melainkan ada visi misi harus diwujudkan termasuk sejumlah program-program di dalamnya yang perlu dijalankan dan dicapai.

    “Semoga apa yang menjadi harapan kita ke depan dapat tercapai dan bermanfaat bagi kita semua. Tetap Solid, terpenting adalah perkuat kekeluargaan kita. Di momentum Halalbihalal ini semoga kita tetap utuh dan tali silaturahmi kita selalu terjaga sampai nanti,” tutup Sarwo Edi.

    Setelah Sekretaris HIKMATRA Samsul Bahri menyampaikan program-programnya, acara halalbihalal dilanjutkan santap siang serta hiburan orgen tunggal dan yang diiringi musik Muayak. Kemudian diakhiri pembagian door prize lalu sesi foto bersama.

    Dilansir Kemendikbud, Muayak merupakan pantun atau sejenis puisi yang terdiri dari 4 baris setiap bait, bersajak a-b-a-b, baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan dua baris terakhir merupakan isi.

    Muayak merupakan jenis sastra lisan yang dahulu hanya dapat dibawakan pada saat tertentu saja dengan suara lepas tanpa musik pengiring, namun saat ini muayak merupakan jenis sastra lisan yang dapat dijadikan suatu pertunjukan yang baik bahkan dapat dibawakan dalam bentuk dialog-dialog sebelum acara muayak yang isi dialog menyampaikan keadaan muayak sebenarnya.

    Istilah muayak dikenal di lingkungan masyarakat Lampung Barat khususnya di daerah Belalau (termasuk Ranau). Muayak adalah kata yang berasal dari kata “Waya” yang berarti senang atau gembira. (Red)