Tag: HPN

  • Ungkapan Terima Kasih Jokowi Kepada Pers Indonesia, Tak Masalah Dikritik 

    Ungkapan Terima Kasih Jokowi Kepada Pers Indonesia, Tak Masalah Dikritik 

    Jakarta, sinarlampung.co Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Ecoventional Hall, Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, 20 Februari 2024. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan terima kasih kepada pers Indonesia atas partisipasi mengawal Pemilu 2024.

    “Terima kasih kepada pers yang turut mengawal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang baru saja kita jalani. Saya menghormati kebebasan pers, berekspresi, dan berpendapat di Tanah Air. Oleh karena itu, saya menerima segala kritikan tajam, sebagai bentuk penghormatan,” tutur Jokowi.

    Jokowi berharap pers Indonesia dapat memberitakan fakta apa adanya, bukan mengada-ada atau berdasarkan asumsi.

    Pantauan pada acara tersebut, Jokowi juga menandatangani Perpres Publisher Rights yang mengatur tanggung jawab platform digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas, jurnalisme yang jauh dari konten-konten negatif, jurnalisme yang mengedukasi kemajuan Indonesia.

    “Pemerintah juga ingin memastikan keberlanjutan industri media nasional, dengan kerja sama yang lebih adil antara perusahaan pers dan platform digital, sekaligus memberikan kerangka umum yang jelas bagi kerja sama keduanya,” ucap Jokowi.

    Menurutnya, Perpres ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengurangi kebebasan pers. Tetapi Perpres publisher rights lahir dari keinginan dan inisiatif insan pers.

    “Semoga perusahaan pers dalam negeri dapat memikirkan langkah-langkah yang konkret dan strategis, serta terus berinovasi di tengah ketidakpastian global,” pungkasnya. (Red/*)

  • Buka Konvensi Nasional Media Massa di Ancol, Menkominfo Sebut Kebebasan Pers Sedang Hadapi Banyak Tantangan

    Buka Konvensi Nasional Media Massa di Ancol, Menkominfo Sebut Kebebasan Pers Sedang Hadapi Banyak Tantangan

    Jakarta, sinarlampung.co Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Budi Arie Setiadi, secara resmi membuka Konvensi Nasional Media Massa pada rangkaian Hari Pers Nasional Tahun 2024, di Candi Bentar Hall Ancol, Senin Februari 2024, pagi.

    Konvensi Nasional Media Massa, pada HPN Tahun 2024, dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua PWI Pusat Hendry CH Bangun, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, serta para insan pers dari seluruh Indonesia.

    Pada perayaan HPN Tahun 2024 ini, Konvensi Nasional Media Massa yang digelar oleh Dewan Pers RI, mengusung tema “Pers Mewujudkan Demokrasi di Era Digital”.

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Budi Arie Setiadi, pemerintah sangat menghargai demokrasi pers, karena menjadi elemen penting yang bertujuan meningkatkan kualitas penyampaian informasi media massa ke ruang publik.

    Menurutnya, di era saat ini, teknologi digital dan kebangkitan platform daring, telah mengubah cara jurnalis memproduksi, berbagi, dan mengonsumsi berita, bagi masyarakat. Kebebasan pers saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan di era digital, baik yang diakibatkan oleh faktor eksternal maupun internal, di kalangan pers itu sendiri.

    “Tantangan kebebasan pers di era digital, adalah kemunculan media sosial yang masif, banjir informasi dan bergesernya motivasi dalam membuat media,” ujarnya.

    Selain itu, kebebasan pers mendapat tantangan, dengan terjadinya kekerasan terhadap jurnalis atau media dalam bentuk baru, seperti doxing, flayer, peretasan situs berita, dan penyebaran data pribadi di media sosial.

    Munculnya media siluman dan tidak terverifikasi, yang menggunakan platform web gratis, seperti Blogspot atau WordPress, dan regulasi pers yang belum efektif bagi media daring, juga menjadi tantangan tersendiri.

    “Semoga pada HPN Tahun 2024, semua pihak terkait, khususnya pemerintah dan pemangku kebijakan pers, bersinergi sehingga menghasilkan solusi-solusi terbaik, sebagai langkah untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut,” tambahnya. (***)

  • Buka Konkernas PWI 2024, Hendry Ch Bangun Bicara Soal Wacana SJI

    Buka Konkernas PWI 2024, Hendry Ch Bangun Bicara Soal Wacana SJI

    Jakarta, sinarlampung.co – Didahului dengan acara pengukuhan pengurus PWI Pusat 2023-2028 oleh Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) PWI 2024 digelar di Candi Bentar Hal, Putri Duyung, Ancol, Minggu, 18 Februari 2024.

    Acara terkait dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 ini berlangsung lancar. Dalam sambutannya saat membuka Konkernas, Hendry Ch Bangun mengatakan bahwa tujuan Konkernas ini diselenggarakan sebagai langkah untuk mensosialisasikan program-program kerja PWI Pusat masa bakti 2023-2028.

    Ia mengatakan, kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2024 begitu padat, sehingga Hendry meminta maaf jika pelayanan panitia terhadap para peserta ada yang kurang berkenan terutama dalam hal akomodasi.

    Karena acara peringatan tahunan pers nasional ini dihadiri oleh seluruh pengurus PWI di provinsi, kabupaten/kotamadya, maka menurut Hendry, pihaknya memasukan agenda konkernas dengan tujuan menyampaikan program-program PWI agar bisa tersosialisasikan dengan baik dan bisa dilaksanakan di daerah.

    “Jadi teman-teman tujuannya agar pengurus pusat bisa menyampaikan program-program utama dengan tujuan bisa dilaksanakan oleh teman-teman pengurus daerah,” katanya.

    Menurut Hendry, program PWI Pusat yang paling penting adalah berupaya mengembalikan marwah PWI yakni bukan sekedar tempat penampungan wartawan se-Indonesia, tetapi menjadikan insan-insan wartawan yang memiliki wawasan kebangsaan. Wujudnya, lanjut Hendry, diharapkan bisa tercermin dalam setiap tulisan atau konten yang dibuat wartawan Indonesia.

    Salah satu upaya untuk mencapai itu adalah meningkatkan kompetensi wartawan Indonesia. Salah satunya dengan menggiatkan uji kompetensi dimana sebelum acara HPN ini, PWI sudah mulai menggelar uji kompetensi di 10 provinsi mulai dari Aceh sampai Papua bahkan Papua Selatan. Kemudian dari Sulawesi Utara sampai dengan NTT.

    UKW itu, kata Hendry, akan terus berlanjut mulai dari provinsi terujung barat, timur, utara dan selatan. Sehingga dalam waktu yang tidak lama akan menjangkau seluruh dari 38 provinsi ditambah cabang khusus PWI Surakarta.

    Program utama PWI Pusat lainnya adalah membuka Sekolah Jurnalisme Indonesia. Pembukaan Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) sudah dilaksanakan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Ristek di Bandung. Angkatan pertama diikuti 33 peserta dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat

    Selanjutnya, kata Hendry, SJI ini akan dilaksanakan di Provinsi Lampung kemudian di kepulauan Riau dan juga di Jawa Tengah.

    Hendry juga menyinggung rencana penting lain yakni PWI Pusat akan mendirikan Graha Pers Pancasila di Yogyakarta.

    Konkernas yang berakhir sekitar pukul 20.00 ini ditutup Hendry Bangun dengan menghasilkan beberapa keputusan yang akan dilaksanakan oleh pengurus PWI di daerah.

    Keputusan yang cukup penting salah satunya menutup PWI cabang yang berlokasi di Ibu Kota Provinsi. Jadi setiap Ibu Kota Provinsi hanya diwakili oleh PWI Cabang Provinsi saja. Keputusan lain yakni kepada anggota PWI yang kartu anggotanya sudah mati bisa mengajukan perpanjangan mulai 1 Maret hingga 31 Maret mendatang.

    Sementara itu, Ketua SIWO PWI Pusat, Agus Susanto menyampaikan bahwa pelaksanaan pekan olahraga wartawan nasional (Porwanas) 2024 berlangsung di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Agustus 2024. Cabang yang dipertandingkan antara lain adalah cabang catur dan domino. Cabang domino adalah kali pertama yang dipertandingkan di Porwanas. (***)

  • JMSI Lampung Siap Berangkatkan 60 Anggota untuk Hadiri HUT JMSI dan HPN

    JMSI Lampung Siap Berangkatkan 60 Anggota untuk Hadiri HUT JMSI dan HPN

    Bandarlampung, sinarlampung.co Pengurus Daerah (Pangda) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Lampung siap merayakan HUT JMSI Ke-4 dan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2024 yang akan dilaksanakan di Jakarta.

    Dengan mengangkat tema “Memperteguh Semangat Mewujudkan Iklim Usaha Yang Sehat dan Berkualitas” para pengurus JMSI beserta anggotanya antusias mempersiapkan keberatannya ke Jakarta.

    Ketua Pangda Lampung Ahmad Nofriwan mengatakan bahwa kegiatan tersebut akan diikuti oleh 60 anggota dari kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. “JMSI Lampung siap berangkat HUT JMSI dan peringatan HPN 2024,” ucap Nofriwan di Sekretariat JMSI Lampung, Sumur Putri, Teluk Betung Utara, Kota Bandarlampung, Sabtu 17 Februari 2024.

    Lanjut dia menyampaikan terimakasih kepada para pengurus dan semua pihak yang telah mensupport terlaksana kegiatan tersebut. Selain acara HUT JMSI Ke-4 dan HPN 2024, JMSI Pusat juga mengadakan Award JMSI.

    “Pemberian Award JMSI Lampung untuk Kapolda Lampung Irjen. Pol. Helmy Santika, Herman HN dan Alzier Dianis Thabrani dengan masing-masing nominasi oleh JMSI Pusat,” pungkasnya. (*)

  • IWO Gagal Masuk di Acara Puncak HPN 2023 Medan?

    IWO Gagal Masuk di Acara Puncak HPN 2023 Medan?

    Medan (SL)-Ratusan wartawan dari berbagai media se-Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia kecewa. Pasalnya mereka yang datang dari seluruh Indonesia itu tidak dibagikan undangan untuk menghadiri puncak Hari Pers Nasional (HPN) bersama Presiden Jokowi, di GSG Pemprov Sumatera Utara, 9 Februari 2023.

    Rombongan IWO Indonesia tertahan di pintu masuk karena tidak membawa undangan. Padahal sebagai pers mereka juga berhak untuk memeriahkan HPN yang Bertajuk ‘Pers Bebas Demokrasi Bermartabat’ itu.

    Mereka mengetahui gagal hadir di puncak HPN usai mengikuti agenda Kongres IWO Indonesia sejak tanggal 7-9 Februari 2023 di Medan. Padahal mereka berasal dari berbagai provinsi itu juga dalam agenda yang sama untuk menghadiri momen HPN yang di gelar tiap tahunnya itu.

    Sekjen IWO Indonesia Lampung Ferry Fauzin menyampaikan bahwa surat undangan tidak sampai kepada Ketua Umum IWO Indonesia. “Ini menjadi catatan ada tabir penghalang bagi organisasi Pers lain. Surat undangan untuk IWO Indonesia tidak sampai kepada Ketua Umum IWO, jadi kita semua tidak bisa masuk menghadiri HPN tersebut,” ujar Ferry.

    Padahal, katanya, mereka sudah datang jauh-jauh melintasi Selat Sunda. Bahkan Selat Karimata dari beberapa Provinsi di luar Sumatera. Seperti Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan, Lampung, Bengkulu, Palembang dan beberapa provinsi di seputaran pulau Sumatera itu sendiri. “Ini menorehkan rasa kecewa bagi kami yang telah menapaki kakinya di Bumi Medan Sumatera Utara sejak beberapa hari ini,” katanya.

    Anggota IWO Indonesia asal Karawang, dari media Tinta Merah, Agus, mengaku kecewa dan gundah gulana, saat kembali bertolak meninggalkan Bumi Medan Sumatera Utara menuju daerah asal Karawang Jawa Barat pada Jumat 10 Februari 2023.

    “Saya jurnalis dari Tinta Merah, jauh jauh dari Karawang tidak bisa hadir dalam acara HPN di Sumatera Utara ini.Jauh dari Karawang Jawa Barat ingin menghadiri HPN. Namun saya kecewa harus gagal tak bisa menghadiri acara,“ sesalnya kecewa.

    Pimpinan Redaksi Tinta Merah itu menyebutkan bahwa hal itu tidak sejalan dengan apa yang terkandung dalam Pasal 11 ayat 1 UU Pers No 40 tahun 1999. (Red)

  • SMSI Kota Metro Bagikan Masker Kepada Masyarakat

    SMSI Kota Metro Bagikan Masker Kepada Masyarakat

    Metro (SL)-Meningkatnya jumlah pasien yang terpapar Covid -19 di Kota Metro, sehingga meningkatkan pula rasa kepedulian Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Metro, dengan berbagi masker Jum’at Berkah sekaligus dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN).

    Saat ini Kota Metro masuk dalam kategori zona merah, namun tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga protokol kesehatan yang harusnya tinggi justru sangat rendah. Dilapangan terlihat banyak pengguna kendaraan yang masih tak menggunakan masker.

    SMSI Metro dalam Jum’at Berkah itu, membagikan masker di titik vital yang ada di Kota Metro, yakni simpang tiga Jl. AH. Nasution, Bundaran Pos Lantas, dan Pasar Metro. Selain dibagikan kepada masyarakat SMSI juga membagikan masker kepada sejumlah anggota Polri dan TNI yang sedang bertugas di Posko Disiplin Satgas Covid-19 Kota Metro.

    Ali Imron Muslim, S.E., selaku Ketua SMSI Kota Metro, Jum’at 22 Januari 2021 mengungkapkan keprihatinan dirinya terhadap peningkatan pasien Covid-19 Kota Metro. Sehingga SMSI Metro telah menyiapkan ribuan masker yang dibagikan kepada masyarakat.

    “Kegiatan berbagi masker dalam Jum’at Berkah SMSI Metro ini adalah wujud kepedulian kami akan tingkat pandemi Covid-19 yang ada, dan kegiatan ini juga merupakan rangkaian dari pada kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar 9 Februari mendatang,” kata Ali Imron Muslim,S.E.

    Lanjut Ali Imron Muslim,S.E., dirinya juga meminta Gugus Tugas Covid-19 untuk lebih serius dalam menangani Covid-19. Menurutnya, kegiatan yang sifatnya seremonial tak ada gunanya lagi, karena per kemarin Jum’at 22 Januari 2021, jumlah pasien terpapar Covid-19 Kota Metro adalah 422 orang.

    “Salah satu tugas utama dari Gugus Tugas Kota Metro adalah memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat, sehingga diperlukan action yang tinggi. Awak media juga siap untuk membantu Gugus Tugas dalam memberikan sosialisasi ataupun terjun langsung ke masyarakat,” tegasnya. (Roby)

  • Mappilu PWI Se-Indonesia Dilantik Resmi di HPN Surabaya

    Mappilu PWI Se-Indonesia Dilantik Resmi di HPN Surabaya

    Surabaya (SL) – Masyarakat pers pemantau Pemilu (Mappilu) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) seluruh Indonesia, dilantik secara resmi oleh Ketua Mappilu PWI Pusat Firdaus, di Surabaya Suite, Kamis (7/2/2019).

    Mappilu PWI yang dilantik dari Mappilu PWI Provinsi Aceh hingga Mappilu PWI Papua. Setelah dilantik Mappilu PWI sudah dapat bekerja dan berkordinasi terkait teknis pemantauan di daerah masing masing.

    Pelantikan yang bersamaan dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Surabaya Jatim, dihadiri Dewan Pakar Mappilu PWI Ferry Kurnia Rizkiyansyah yang juga mantan komisioner KPU RI.

    Pada kesempatan tersebut Firdaus mengatakan, Mappilu PWI adalah lembaga yang dibentuk PWI Pusat guna mengimplementasikan peran tugas PWI dalam tanggung jawab kebangsaan. “PWI juga sudah sepatutnya berperan dalam mewujudkan Pemilu yang berkualitas dan bermartabat,” ujar Firdaus dalam sambutan seusai pelantikan.

    Diterangkan Firdaus, dengan resminya dilantik Mappilu PWI se-Indonesia, sudah bisa melakukan tugas pemantauan di daerah dari seluruh tahapan pemilu yang saat ini sudah memasuki tahap kampanye. Firdaus berharap agar PWI di daerah berperan aktif untuk memberikan kontrol dalam pelaksanaan pemilu, sehingga pemilu benar benar jurdil dan berkualitas.

    Sementara itu, Dewan Pakar Mappilu PWI Ferry menjelaskan, Mappilu PWI sangat strategis dalam mengontrol pelaksanaan Pemilu di Indonesia. “Ada beberapa isu strategis yang dihadapi sekarang , yang sebenarnya bisa menjadi bahan dalam melakukan tugas memantau Pemilu 2019,” tutur Ferry.

    Kekuatan Mappilu PWI, lanjutnya, karena man power atau yang bertugas memantau juga berprofesi wartawan, dengan demikian menjadi inheren yang juga melaksanakan tugas jurnalistik. Ferry yakin Mappilu PWI menjadi kekuatan yang dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian pemilu berkualitas dan bermartabat. (red)

  • Dewan Pers : Periklanan Bergeser ke Media Siber

    Dewan Pers : Periklanan Bergeser ke Media Siber

    Jawa Timur (SL) – 20 duta besar negara sahabat menghadiri rangkaian Hari Pers Nasional (HPN), Konvensi Nasional Media Massa di Hotel Sheraton Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Jumat (8/2).

    Rangkaian HPN yang mengusung tema “Media massa di tengah terpaan : Winner takes all market,” dihadiri Ketua Dewan Pers, Gubernur Jawa Timur, Ketua Umum PWI Pusat, dan tokoh pers se-Indonesia dan dibuka dibuka Menteri Kominfo, Rudiantara.

    Ketua Dewan Pers Yosef Adi Prasetyo mengungkapkan saat ini baru 2.400 media yang terverifikasi Dewan Pers dari 47 ribu media di Indonesia. Sementara media siber 43 ribu. Dikatakan, pertumbuhan perkembangan media cukup subur. Namun  banyak wartawan yang direkrut belum memiliki pendidikan jurnalistik.

    Karenanya, Yosef menegaskan pentingnya Kompetensi wartawan. Setiap wartawan diwajibkan untuk mengikuti uji kompetensi. “Media dan wartawan kini menyongsong era digital televisi pergeseran. Pembaca tidak lagi membaca koran dan majalah sepenuhnya. Dunia periklanan juga sudah mulai bergeser ke media syber. (net)

  • Pernyataan Sikap AJI dan IJTI Usulan Revisi HPN Perlu Disikapi Proporsional

    Pernyataan Sikap AJI dan IJTI Usulan Revisi HPN Perlu Disikapi Proporsional

    Jakarta (SL) – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mengajukan usulan perubahan tanggal Hari Pers Nasional (HPN) yang selama ini diperingati setiap 9 Februari. Usulan yang disampaikan pada Maret 2018 itu direspons Dewan Pers dengan menggelar pertemuan terbatas pada Rabu, 18 April 2018, di lantai 7 Gedung Dewan Pers di Jl Kebonsirih Jakarta.

    Pertemuan itu dihadiri anggota dan mantan anggota Dewan Pers serta konstituen Dewan Pers. Antara lain, wakil dari AJI, IJTI, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Penerbit Pers (SPS), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), dan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI). Dalam pertemuan sekitar 3 jam itu wakil dari AJI dan IJTI menyampaikan apa dasar pemikiran munculnya usulan revisi tanggal pelaksanaan HPN dan dituliskan secara lengkap dalam bentuk kajian sejarah.

    Wakil dari konstituen Dewan Pers menyampaikan pandangannya terhadap usulan AJI dan IJTI tersebut. Ada sejumlah pandangan atas usulan itu. Seperti disampaikan Dewan Pers, pertemuan itu baru sebatas mendengarkan masukan dari konstituen sehingga belum ada keputusan atas usulan AJI dan IJTI itu.

    Menjelang pembahasan ini, soal revisi HPN ini sudah menjadi perdebatan hangat di komunitas media. PWI dari sejumlah daerah sudah mengeluarkan pernyataan, yang isinya antara lain: mempertanyakan sikap Dewan Pers yang berencana merevisi HPN; mendesak agar PWI mensomasi Dewan Pers dan mengganti ketuanya karena memfasilitasi pertemuan itu; mendesak PWI pusat menarik wakilnya dari Dewan Pers; dan menyatakan HPN tanggal 9 Februari adalah harga mati.

    Melihat dinamika yang berkembang atas usulan tersebut, kami menyatakan sikap sebagai berikut:

    Pertama, meminta semua pihak untuk melihat soal ini secara bijak dan obyektif. Apa yang disampaikan AJI dan IJTI adalah upaya untuk menjawab aspirasi dari anggota AJI dan IJTI yang menghendaki agar ada upaya penyelesaian dari keengganan kedua organisasi ini untuk terlibat dalam HPN. Penyelesaian soal ini dilakukan melalui cara yang prosedural, yaitu meminta agar dibahas di komunitas pers dengan difasilitasi Dewan Pers. Menyelesaikan masalah melalui jalan musyawarah dan dialog adalah cara demokratis dan bermartabat untuk menyelesaikan masalah, termasuk soal HPN ini.

    AJI dan IJTI memakai cara yang prosedural untuk menyelesaikan masalah ini dan belum memakai cara legal, yaitu mencari penyelesaian kasus ini dengan mempersoalkan dasar hukum HPN ke Mahkamah Agung, misalnya. Cara itu tak kami tempuh karena kami menganggap bahwa kita memiliki Dewan Pers, yang menjadi tempat berhimpun konstituen Dewan Pers. HPN itu ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985, yang dasar hukumnya memakai Undang Undang No 21 tahun 1982. Undang-undang No 21 tahun 1982 ini sudah tidak berlaku lagi setelah lahirnya Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

    Kedua, meminta organisasi wartawan bersikap proporsional dan tidak emosional melihat perkembangan ini. Sikap mempertanyakan Dewan pers adalah bentuk ketidaktahuan atas atas apa yang terjadi selama ini. Dalam soal ini sikap Dewan Pers sudah benar dan tepat dengan menggelar pertemuan soal itu karena memang ada aspirasi dari konstituennhya yang meminta, yaitu AJI dan IJTI. Jadi, gugatan terhadap Dewan Pers jelas sesuatu yang berlebihan, emosional, dan mendasarkan pada kemarahan yang tidak jelas.

    Ketiga, kami kembali menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh AJI dan IJTI ini lebih sebagai upaya meminta komunitas pers memperbincangkan kembali soal penetapan HPN. Kami tak punya kepentingan dengan hari lahir organisasi wartawan PWI yang diperingati setiap 9 Februari. Kami hanya minta ada peninjauan ulang untuk peringatan HPN yang juga memakai tanggal 9 Februari. Sebab, pemakaian tanggal yang sama untuk dua peringatan (hari lahir PWI dan HPN) menimbulkan kesan bahwa itu hanya hari peringatan untuk satu organisasi wartawan dan bukan hari lahir yang patut diperingati oleh komuitas pers Indonesia. Tanpa ada perubahan signifikan, salah satunya berupa tanggal, akan sulit mengubah kultur pelaksanaan HPN secara signifikan.

    Keempat, dalam pertemuan itu wakil dari PWI mempertanyakan apakah benar anggota AJI dan IJTI adalah wartawan. AJI dan IJTI juga menjawab dengan menyatakan, apakah benar anggota PWI semuanya wartawan. Tapi kami sepakat bahwa ini harus menjadi perhatian Dewan Pers. Oleh karena itu kami setuju Dewan Pers melakukan penertiban kepada anggota konstituennya. Salah satu caranya adalah dengan mengecek apakah anggota organisasi wartawan itu memang jurnalis yang melakukan tugas jurnalistik atau bukan? Atau hanya orang yang punya kartu pers dan mengaku sebagai wartawan tapi pekerjaannya hanya mencari uang dari nara sumber?

    Kami mengusulkan agar Dewan Pers membuka pengaduan soal ini. Misalnya, minta publik memberi laporan atas praktik-praktik seperti ini di tengah masyarakat. Sebab, sudah umum terdengar bahwa ada orang yang mengaku punya kartu pers atau kartu organisasi wartawan meski sebenarnya orang itu tak berhak memilikinya karena dia sebenarnya pegawai negeri atau lainnya, yang intinya sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kerja jurnalistik.

    Kelima, kami menghormati upaya yang dilakukan Dewan Pers dengan menyelenggarakn pertemuan untuk membahas soal itu. Seperti yang disampaikan Dewan Pers, pertemuan itu untuk mendengarkan apa pandangan dari komunitas pers atas usulan AJI dan IJTI yang minta perubahan tanggal HPN. Seusai pertemuan, Dewan Pers menyatakan akan merangkum usulan tersebut dan akan membahasnya di internal Dewan Pers. AJI dan IJTI, sebagai pengusul penggantian HPN, akan menyatakan sikap setelah ada hasil resmi dari Dewan pers atas usulan tersebut.

    Jakarta, 19 April 2018

    Ketua Umum AJI, Abdul Manan
    Ketua Umum IJTI, Yadi Hendriana

  • Soekarwo Dapat Pena Emas PWI

    Soekarwo Dapat Pena Emas PWI

    Gubernur Jawa Timur Soekarwo (foto/tempo)

    Jakarta (SL)- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) memberikan anugerah Pena Emas kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Ketua PWI Pusat Margiono mengatakan anugerah ini diberikan karena dukungan Soekarwo dalam pers di daerahnya.

    “Jawa Timur itu menghasilkan wartawan dengan sertifikasi terbanyak. Seribu sertifikasi wartawan yang dilakukan PWI dan Dewan Pers,” katanya di gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2018.

    Soekarwo, kata Margiono, telah membuka acara dan ruang publik untuk pengembangan fungsi pers. “Banyak forum dialog yang dilakukan di TV, radio, rubrik media cetak, dan online,” ujarnya. Bagi PWI, Margiono melanjutkan, peran pejabat publik juga penting untuk wartawan.

    Selain itu, Margiono menganggap Soekarwo adalah pejabat publik yang hampir tidak memiliki persoalan komunikasi dengan wartawan. “Itu istimewa dan itu lebih dari cukup,” ucapnya. Sebanyak 15 panelis menyatakan Soekarwo pantas diganjar Pena Emas.

    Margiono menepis anggapan bahwa pemberian anugerah ini berkaitan dengan tahun politik pada 2018. Menurut dia, PWI memiliki mekanisme mengajukan pejabat publik untuk dianugerahi Pena Emas. “Harus ada usulan kelompok wartawan atau PWI cabang. PWI Jawa Timur kelihatannya mencari momentum yang pas,” tuturnya.

    Soekarwo menganggap penghargaan ini adalah manifestasi komunikasi yang baik antara pers dan pemerintah daerah. “Sebetulnya yang dapat penghargaan dua, saya dan pers,” katanya. Menurut Soekarwo, pers bisa menjadi kontrol terhadap pemerintahannya.

    Sokarwo, yang juga politikus partai Demokrat, berharap ada pendidikan dan latihan untuk wartawan guna meningkatkan kompetensi seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Ia juga berharap pers terus dapat menempatkan kebenaran sebagai basis utama. (nt/*/tmp)