Tag: HPN 2019

  • Sejumlah Anggota PWI Way Kanan Tiba di Kampung Halaman Usai Hadiri HPN 2019 di Surabaya

    Sejumlah Anggota PWI Way Kanan Tiba di Kampung Halaman Usai Hadiri HPN 2019 di Surabaya

    Way Kanan (SL) – Setelah mengikuti serangkain Kegaiatan Hari Pers Nasional (HPN) di Surabaya Jawa Timur,  kontingen PWI Way Kanan tiba di Way Kanan pukul 20.00 minggu malam.

    Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)  Way Kanan Hamsyah, mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan rekan PWI, yang telah ikut berpartisifasi serta menjaga nama baik PWI Way Kanan dalam mengikuti serangkaian kegiatan HPN di Surabaya Jawa Timur dengan baik. “Ilmu yang kita dapat dari peringatan HPN di Surbaya Jawa timur, mudah mudahan kawan kawan PWI mampu menerapkan diri sebagai seorang jurnalis yang bermartabat, profesional serta mengedepankan etika dalam setiap melaksanakan kegiatan peliputan di way kanan,” kata dia.

    “Kami atas nama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)  Way Kanan,  mengucapkan terima kasih atas pelayanan PT. Azima Sempurna Jaya Gruop selama perjalan ke HPN Surabaya Jawa Timur, hingga berangkat sampai pulang ke Way Kanan dengan selamat, “ Pungkasnya. (net)

  • Juniardi: Pers Harus Bertanggung Jawab Atas Karya Jurnalistiknya

    Juniardi: Pers Harus Bertanggung Jawab Atas Karya Jurnalistiknya

    Surabaya (SL) – Hari Pers Nasional 2019 digelar di Surabaya, Jawa Timur. Puncak perayaan HPN digelar di Grand City Surabaya, pada 9 Februari 2019, dihadiri Presiden RI. Moment HPN 2019, harus dijadikan tonggak dalam rangka mengembalikan marwah pers yang sebenarnya, yaitu pers yang bertanggung jawab. Artinya bertanggung jawab karya beritanya, dan kepada kepetingan masyarakat.

    “HPN 2019 bisa menjadi momentum untuk meningkatkan pembenahan media massa. Jangan sampai pula kita hanya memanfaatkan kue iklan yang ada, terutama dari pemerintahan, sehingga kita lalu lupa untuk memberikan kritik yang membangun ke pemerintah,” kata Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan, PWI Lampung, Juniardi SIP, MH, usi acara punck HPN, Surabaya, Sabtu (9/2)

    Juniardi juga mengajak Humas dan protokol Pemerintah daerah, tidak hanya melulu berorentasi pada berita baik pimpinan, dan tidak suka dikritik. Wartawan diajak mou, diberi iklan, adv, agar berita dengan yang puji puji, dan ini terkadang tidak disadari Newsroom media.

    Tradisi ini tidak mendorong kemajuan termasuk terhadap kemajuan masyarakat, pers, bahkan pemda itu sendiri. Bagaimana pimpinan daerah akan tahu terhadap persoalan, jika tidak melalui peran wartawan. Yang juga bisa andil dalam ikut membangun kemajuan daerah, dengan medinya,”

    Yang baik, katanya mantan Ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Lampung ini, mengapa wartawan misalnya dibiaya saja, untuk membuat liputan liputan daerah yang tidak terjangkau dan jarang dilihat pemerintah, mencari persoalan persoalan, hingga potensi daerah, sehingga bisa menjadi rujukan pimpinan daerah untuk cepat ditanggulangi dan merencanakan pembangunan.

    “Liputan liputan kini hanya luar, tidak mendalam, tidak ada pengetahuan, tidak ada pencerdasan terhadap masyarakat. Melulu terjebak kepada sosok, bukan lagi para persoalan yang ada dilingkungan sosok itu sendiri,” kata alumni FH Pasca Sarjana Unila ini.

    Di sisi lain, lanjut Pimred sinarlampung.com ini, isu kebebasan pers di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Kekerasan masih terjadi terhadap awak media–beberapa di antaranya bahkan meninggal dunia dalam tugas dan kasusnya tidak jelas. Data Reporters Without Borders 2018 misalnya, menyebutkan indeks kebebasan pers Indonesia ada di ranking 124 dari 180 negara. Bahkan Isu pembatasan liputan di Papua dan ancaman UU ITE yang bisa menyasar jurnalis, jadi sorotan utama belakangan ini.

    Persoalan kebebasan pers belakangan dihangatkan oleh protes terhadap perubahan hukuman dan remisi untuk I Nyoman Susrama, terpidana kasus pembunuhan jurnalis Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa. Dari sejumlah kasus pembunuhan jurnalis yang terekam sejak 1996, baru kasus Prabangsa saja yang terselesaikan hingga ke ranah hukum.

    Yang kemudian ramai menuwai protes, dan akhirnya di HPN menyatakan mencabut remisi, dengan dalih Kemehumham kecolongan. Dari rangkaian seminar di HPN 2019, bahwa kritis pers sekarang sudah mulai menipis, banyak undang-undang yang dilanggar oleh pers.Untungnya masyarakat saja yang masih malas untuk nuntut.

    Para pakar komunikasi menilai tanggung jawab pers khususnya dan media massa pada umumnya sudah melupakan tanggung jawab sebagai peran media publik untuk mendapatkan informasi dan saluran komunikasi yang menjunjung nilai-nilai keterbukaan, kejujuran, hormat-menghormati, dan ketidak berpihakan pada kelompok tertentu.

    Semua orang, hampir dari seluruh kalangan masyarakat secara seragam sering mengatakan bahwa pers atau media kita sudah sangat kebablasan, terutama dalam mengekspresikan tentang prinsip kebebasan pers,” ujarnya.

    Memang, kata Juniardi, semenjak era reformasi digulirkan, media massa memasuki era kebasan yang luar biasa. Ditambah pemerintah tidak lagi melakukan regulasi atas media dengan regulasi, yang dulunya sangat sakral untuk didapatkan.

    Media dapat menuliskan dan menyampaikan apa saja kepada publik tanpa regulasi sensor. Setiap figur di masyarakat kalau itu memang mau diberitakan bisa di buka ruang-ruang pribadinya, dari mulai ruang tidur, halaman rumah, sampai ruang kantor yang sangat privat seklipun untuk ukuran konsumsi publik.

    “Dan tidak lagi disaring, apakah informasi yang disampaikan oleh wartawan atau reporter itu, mendidik atau tidak, menyampaikan kejujuran atau hasutan, dan mengandung nilai-nilai keadilan atau keberpihakan. Kondisi ini krusial yang kita hadapi, padahal Pers harus bertanggung jawab, pers tidak boleh kebablasan. Kita harus buang anggapan undang-undang atau aturan dibuat hanya untuk dilanggar,” katanya. (red)

  • Ketua Mappilu Lampung, Adolf Dilantik dalam Rangkaian Acara HPN 2019

    Ketua Mappilu Lampung, Adolf Dilantik dalam Rangkaian Acara HPN 2019

    Surabaya (SL) – Adolf Ayatullah Indrajaya dilantik menjadi Ketua Mappilu Lampung dalam rangkaian acara HPN 2019 di Hotel Surabaya Suites, Kamis (7/2/2019) sore oleh Ketua Mappilu Pusat, Firdaus.

    Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) dibentuk oleh PWI untuk menjalankan beberapa tugas. “Secara garis besar, ada 4 referensi kegiatan yang bisa dilakukan Mappilu,” papar Dewan Pakar Mappilu, Ferry Kurnia Rizkiyansyah dalam acara sosialisasi Mappilu.

    Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain; Edukasi pemilih dengan fokus hoax dan golput, kegiatan yang bersifat karikatif dan rekreatif, pemantauan pemilu dan real count.

    Di tempat yang sama, Firdaus menjelaskan Mappilu adalah lembaga pemantau pemilu terbesar di Indonesia. “Melalui jaringan PWI, kita memiliki perwakilan di setiap provinsi dan kabupaten-kota se-Indonesia. Akreditasi selaku lembaga pemantau pemilu akan diserahkan oleh Bawaslu pusat pada 9 Februari besok,” ujar Firdaus yang juga menjabat sebagai Sekjend SMSI Pusat itu.

    Firdaus dan Ferry menekankan bahwa pemilu April 2019 mendatang dapat disebut sebagai “The most complicated election of the world”. “Bayangkan saja pemilih harus memeriksa lima lembar kertas, pilpres, DPD, legislatif pusat, provinsi dan kabupaten-kota,” urai Ferry yang pernah menjabat sebagai Komisioner KPU tersebut.

    Ditambahkan Firdaus, Mappilu melalui tim IT-nya harus mampu merekam dan menjalankan tugas dengan baik. “Kita bikinkan sistemnya sehingga Mappilu bisa bekerja secara optimal” imbuh Firdaus.

    Dalam keterangan terpisah, Ketua Mappilu Lampung Adolf Ayatullah berharap dengan adanya Mappilu maka pemilu bisa berjalan dengan jurdil, berintegritas dan bermartabat. “Mappilu Lampung akan bekerja ekstra cepat terutama untuk memastikan jaringan PWI dan SMSI bisa menjalankan tugas pemantauan pemilu dengan baik,” papar Pimred LE itu.

    Susunan kepengurusan Mappilu Lampung diisi oleh Adolf, Amiruddin Sormin, Lenny Marlina, Herman Afrigal dan Nurjannah. “Person-person di Mappilu Lampung relatif memiliki pemahaman yang cukup terkait kepemiluan. Bang Amiruddin misalnya sempat terpilih sebagai komisioner KPU,” ujarnya. (net)

  • Menkominfo: Saya Yakin, Pers Tidak Akan Pernah Mati

    Menkominfo: Saya Yakin, Pers Tidak Akan Pernah Mati

    Surabaya (SL) – Pembukaan Konvensi Nasional media massa digelar di Hotel Sheraton Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/2/2019). Kegiatan ini adalah termasuk bagian dari rangkaian acara HPN 2019. setidaknya,acara konvensi yang mengangkat tema “media massa ditengah terpaan”, banyak dihadiri pers dari berbagai media cetak, elektronik maupun online.

    Dalam kegiatan konvensi juga hadir ketua dewan pers, ketua PWI, Kemenkominfo dan perusahaan media luar maupun dalam negeri. Dalam acara ini, Menkominfo mengatakan, “Saya yakin, pers tidak akan pernah mati, sebab insan pers senantiasa meningkatkan diri. Kompetensi wartawan selalu diuji. Industri pers itu tidak tergantung pada digital atau tidaknya, tapi tergantung pada insan persnya,” demikian dikatakan Menkominfo saat membuka Pameran Karya Pers dan Teknologi Informasi dalam rangka Hari Pers Nasional 2019 di Hotel Sheraton Surabaya, Jawa Timur.

    Menurutnya, dalam perkembangan era digital saat ini, selama industri pers menjalankan etika dan profesionalisme, digitalisasi tidak akan mempengaruhi. “Pers dan digitalisasi, hadir bersamaan. Digitalisasi tidak mengadakan konten atau substansinya, tetapi digitalisasi hanya sebuah medium atau cara saja,” ujarnya. (red)

  • Sejumlah Pengusaha Muda Hadiri HPN 2019

    Sejumlah Pengusaha Muda Hadiri HPN 2019

    Surabaya (SL) – Ada peristiwa menarik dalam rangkaian Hari Pers Nasional 2019. Yakni, hadirnya sejumlah pengusaha muda sebagai pembicara. Mereka tampil di depan para generasi milenial, baik pelajar, mahasiswa, hingga pelaku start up, di Garden Palace Hotel, Surabaya, Kamis (7/2).

    Para pengusaha muda itu Mahmudi Fukumoto (pengusaha Jepang asal Tulung Agung, Jawa Timur), Angki Trijaka (IeSPA), Gigih Septianto (Wecare.id), dan Kamidia (Kreatif industri).

    Mengutip rilis yang diterima redaksi : percaya diri, punya mimpi dan niat baik, berani memperjuangkan ide jadi kenyataan, memegang etika dan ikhlas, menghargai waktu, dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kunci sukses mereka.

    Acara yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam rangkaian Hari Pers Nasional (2019) di Surabaya, dimoderatori CEO ceknricek.com Fikar Rizky Mohamad, diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) di akhir masa jabatannya.

    Pengusaha Mahmudi Fukumoto yang tercatat sebagai salah satu pengusaha Indonesia yang cukup sukses di Jepang, waktu kecilnya di Tulungagung sering tidak bisa makan tiga kali sehari, merintis usaha di negeri sakura itu sebagai kuli batu. Berkat kerja keras, gigih, rajin ibadah, maka lulusan Madrasah Aliyah ini sekarang memiliki beberapa perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor, travel, dll. Selain itu dia dipercaya oleh perkumpulan UMKM di Jepang, sebagai Presiden IJS (Indonesia Japan Solution), yang di dalamnya berisi pengusaha-pengusaha UMKM Jepang.

    Menanggapi pernyataan Wagub Gus Ipul, bahwa menurut hasil penelitian orang Indonesia hanya 7 menit sehari tidak pegang ponsel, sedangkan orang asing hanya 3,5 jam sehari pegang ponsel, berdasarkan pengalaman dia bekerja di Jepang, memang benar tak banyak waktu bisa main ponsel “Dalam bekerja seseorang diatur oleh waktu yang ketat,” katanya.

    Mereka menyarankan, bagi milenial yang mau memulai usaha, penting untuk punya mimpi, seperti yang dilakukan Angki Trijaka saat membangun IeSPA, juga niat baik agar dengan IT dan ide-idenya bisa membantu banyak orang seperti yang dilakukan Gigih Septianto dengan usahanya WeCare. Selain itu perlu trampil memadukan media sosial, dengan kreasi-kreasi 10 langkah kedepan sehingga tidak takut ditiru, seperti yang dilakukan Nadya Kirana, Afina Candarini, dan Istafiana Candrarini (tidak hadir) dengan produk fesyennya “kamidia” yang kini brandnya jadi “kami” saja. (red)

  • Jawa Timur Cikal Bakal Lahirnya Televisi Lokal di Indonesia

    Jawa Timur Cikal Bakal Lahirnya Televisi Lokal di Indonesia

    Surabaya (SL) – Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjadi cikal bakal lahirnya televisi (Tv) lokal di Indonesia. Saat ini, ada sekitar 60 televisi lokal yang terdaftar di provinsi terluas di Pulau Jawa tersebut.

    Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) Santoso dalam diskusi publik bertema “Televisi Lokal dan Tata Ulang Sistem Digitalisasi Penyiaran” di Garden Palace Surabaya, Jawa Timur,  Kamis (7-2-19).

    Menurut dia, jawa pos televisi (JTV) merupakan tv lokal pertama yang berdiri di Jatim dan menjadi percontohan bagi provinsi lain. “Jatim adalah cikal- bakal tv lokal. Ada sekitar 60 televisi dan 20 diantaranya berada di Surabaya,” jelasnya.

    Santoso mengatakan, televisi lokal menjadi corong terdepan dalam mengawal hasil pembangunan daerah, termasuk berperan dalam menjaga dan melestarikan kearifan dan budaya lokal. “Televisi lokal adalah pagar budaya bagi daerah dan mencegah terjadinya sentralisasi informasi ke Jakarta,” jelasnya.

    Santoso mengatakan, dahulu kala untuk bisa tampil di TVRI nasional butuh proses panjang dan waktu berbulan- bulan. Padahal banyak talenta di daerah yang tidak kalah baik ketimbang di Jakarta.  Sehingga dianggap perlu adanya sarana televisi lokal untuk mengakomodir talenta di daerah. (RED)

  • Seminar Nasional HPN 2019 : Manfaatkan Teknologi untuk Berbuat Kebaikan dan Memenangkan Kompetisi

    Seminar Nasional HPN 2019 : Manfaatkan Teknologi untuk Berbuat Kebaikan dan Memenangkan Kompetisi

    Surabaya (SL) – Yang muda yang berkarya, generasi milenial optimis menyongsong revolusi media digital. Menjadi tema seminar nasional pada kegiatan hari pers nasional (HPN) 2019, yang diikuti Oleh rombongan persatuan wartawan indonesia (PWI) Lampung Utara di Hotel Garden Palace, Surbaya, Jawa Timur, Kamis 7 Februari 2019, pukul 09.00 WIB Syaifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur.

    Dalam sambutan membuka acara seminar tersebut mengatakan HPN 2019 dengan tema pers menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis digital menjadi momentum penguatan peran pers sebagai jembatan sekaligus ujung tombak ekonomi Kerakyatan, “Pemilihan tema itu sejalan dengan Perogram pemerintah dalam menunjang ekonomi,” ujarnya.

    Dijelaskannya kembali, fokusnya adalah bagaimana kita senantiasa mengentaskan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), sektor kerakyatan tapi memanfaatkan tekhologi digital. “Jawa Timur ingin terus berkonstribusi dalam rangka memajukan ekonomi” jelasnya.

    Dirinya berharap Jawa Timur akan terus berkonstribusi dalam rangka memajukan ekonomi, terutama UMKM dalam menghadapi persaingan yang makin modern terutama di era digitalisasi.

    Ketua PWI Lampung Utara, Jimi Irawan mengatakan di HPN 2019 merupakan momentum perubahan-perubahan yang terus dilakukan disesuaikan dengan eranya,” Saat ini era media digital, perlu menjadi pemahaman dan peluasan wawasan untuk mengahadapi dunia Pers saat ini yang telah masuk pada era digital itu,” katanya.

    Melalui kegiatan seminar atau diskusi yang diselenggarakan pada rangkaian HPN ini dapat mewujudkan suatu pembelajaran, Sehingga dapat mewujudkan Pers yang bermartabat, “Pers juga dituntut mampu mengatasi dan melawan berita-berita bohong atau hoax. Pers juga dituntut tampil secara berimbang, beretika dan menyejukan. Utamanya dalam memberikan informasi kepada masyarakat melalui pemberitaan yang positif. Apalagi dengan dunia modern digital saat ini, “terangnya.

    Ditmbahkan, Jimi Irawan jika saat ini pers terutama pers yang tergabung dalam PWI Lampung Utara juga harus mampu menjadi ujung tombak di daerahnya (Lampura, red) dalam hal membantu peran Pemerintah mewujudkan ekonomi Kabupaten Lampura yang maju dan berkembang dengan cara menyajikan berita yang menyejukan tentu tanpa menyampingkan juga kontrol sosialnya. “Sehingga kedepannya Kabupaten Lampung Utara dapat menjadi sentra kota pendamping ekonomi para pengusaha luar. Banyak para investor datang untuk meluaskan usahanya di Lampura tentunya akan menjadikan Lampura yang berkembang, maju, dan masyarakat yang sejahtera,” tukasnya.
    (ardi)

  • Seminar Nasional HPN 2019: Yang Muda yang Berkarya, Generasi Millenial Optimis Menyongsong Revolusi Digital

    Seminar Nasional HPN 2019: Yang Muda yang Berkarya, Generasi Millenial Optimis Menyongsong Revolusi Digital

    Surabaya (SL) – Banyak agenda Seminar Nasional yang digelar pada pelaksanaan Hari Pers Nasional 2019 di Surabaya, Jawa Timur. Salah satu agenda seminar yang dikunjungi Kontingen PWI Lampura, yakni Seminar Nasional yang diadakan di Hotel Garden Palace Surabaya, Kamis, (7/2/2019), di ruang Caesar Palace, lantai 24.

    Adapun topik yang diangkat dalam seminar dimaksud “Yang Muda yang Berkarya” Generasi Millenial Optimis Menyongsong Revolusi Digital”, dengan menghadirkan keynote speaker, Angki Trijaka, Wakil Ketua IeSPA; Gigih Setyanto, Kamidia, dan Mahmudi.

    Dalam seminar nasional ini lebih menitikberatkan bagaimana tips dan trik, serta pengalaman narasumber meraih kesusksesan enterpreneurship di era digital.

    Nilai-nilai edukasi yang yang coba ditularkan pada audien diantaranya tips memanfaatkan teknologi dalam persaingan yang semakin ketat serta menggunakan teknologi untuk berbuat kebaikan. (ardi)

  • SIWO PWI Pusat Berikan Golden Award pada HPN 2019

    SIWO PWI Pusat Berikan Golden Award pada HPN 2019

    Surabaya (SL) – Sebanyak 150 orang yang terdiri dari atlet dan pembina olahraga akan menerima Golden Award SIWO PWI Pusat tahun 2019. Penghargaan akan diberikan nanti malam, Jumat (8/2/2019) di Gedung Grahadi Surabaya, dalam rangka perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2019.

    Menurut Wakil Ketua Panpel Azhari Nasution, sejumlah menteri dan tokoh-tokoh dan pembina olahraga, serta sejumlah kepala daerah telah menyatakan hadir pada acara yang bakal bertaburan bintang olah raga tersebut.Pada kesempatan ini tak kurang 150 plakat khusus yang akan dibagikan.

    Ketua SIWO PWI Pusat AAGWA Ariwangsa menambahkan acara Golden Awards tahun ini sangat istimewa karena momentumnya disemangati oleh sukses Indonesia sebagai tuan rumah dan pencapaian prestasi atlet Asian Games dan Asian Para Games 2018.

    Khusus untuk pencapaian prestasi, Indonesia menembus posisi empat besar Asian Games 2018 dengan raihan 31 medali emas, serta posisi lima besar Asian Para Games dengan torehan 37 medali emas. “Dan momentum menjadi tuan rumah Asian Games ini belum tentu akan terulang kembali hinggga 50 tahun ke depan,” kata Ariwangsa.

    Ketua Dewan Juri Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 TB Slamet Priyanto menjelaskan, penerima penghargaan meliputi kategori utama umum dan disabilitas. Pada umum total ada 15 kategori penghargaan yangakan diberikan, antara lain, Kategori Atlet Terbaik Putra, Atlet Terbaik Putri, Pelatih Terbaik, Pembina Terbaik, Tim Terbaik, Atlet Harapan Putra, Atlet Harapan Putri, Tim Harapan, Pelatih Harapan, Pembina Harapan, Atlet Favorit Putera, Atlet Favorit Putri, Pelatih Favorit, Pembina Favorit dan Tim Favorit.

    Sementara pada disabilitas ada delapan kategori penghargaan, antara lain, Kategori Atlet Terbaik Putera, Atlet Terbaik Puteri, Pelatih Terbaik, Pembina Terbaik, Atlet Harapan Putera, Atlet Harapan Puteri, Atlet Favorit Putera dan Atlet Favorit Puteri.

  • Kemenhub Deklarasi Doro Londa Untuk Pengembangan Tol Laut di HPN 2019

    Kemenhub Deklarasi Doro Londa Untuk Pengembangan Tol Laut di HPN 2019

    Surabaya (SL) – Dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Jawa Timur, Kementerian Perhubungan bersama pihak-pihak terkait menggelar “Deklarasi KM Doro Londa”, untuk komitmen pengembangan tol laut.

    Deklarasi disampaikan dalam pembukaan Seminar Nasional Tol Laut “Melanjutkan Konektivitas, Membuka Jalur Logistik dan Menekan Disparitas Harga” di Aula Kapal Motor Doro Londa, Tanjung Perak, Surabaya, Jatim, Senin (4/2).

    Dalam siaran pers yang dirilis Humas HPN, Selasa (5/2), deklarasi dibacakan moderator acara Muhammad Ihsan, disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Direktur Utama PT Pelni Insan Purwarisya L Tobing, dan perwakilan Panitia HPN 2019, Iswara Darwayana

    Ada enam poin dari deklarasi Doro Longga, yang secara umum menegaskan untuk menguatkan komitmen dari pengembangan tol laut di Indonesia. Pembacaan deklarasi tersebut diikuti oleh semua yang hadir.

    Pertama, segera melakukan digitalisasi sistem dan proses pengangkutan laut sehingga lebih efektif, efisien dan transparan.

    Kedua, perlu adanya peningkatan sosialisasi keberadaan program tol laut dengan metode yang lebih kreatif dan inovatif kepada seluruh pemangku kepentingan terutama di daerah-daerah jalur tol laut

    Ketiga, merasa perlu memberikan perhatian khusus pada peningkatan kualitas pelayanan jasa pelabuhan dan pengurangan tarif bongkar muat kargo di pelabuhan.

    Keempat, mengharapkan untuk dilakukan pemetaan ulang dan lanjutan dari konsep tol laut ke depan dengan melibatkan semua pihak termasuk pihak swasta dan pemerintah daerah yang dilalui tol laut.

    Kelima, meminta agar pelaksanaan sistem tol laut memperhatikan dan mengikutsertakan pelayaran rakyat yang sudah ada lebih dulu. Sehingga mereka menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari simpul tol laut.

    Keenam, Mengharapkan konsistensi dan keberlajutan dengan pengembangan transportasi laut di Indonesia sehingga memberikan kepastian usaha di sektor angkutan ini.

    Seratus Kapal Tol Laut

    Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada kesempatan itu menjelaskan bahwa program tol laut tersebut, selama empat tahun sudah banyak capaian keberhasilannya. Salah satunya, adalah penambahan jumlah armada. “Ini yang pada awalnya kita hadirkan cuma dua kapal, tetapi tahun ini kita menyerahkan 100 kapal dengan pembagian 50 unit kapal untuk BUMN dan 50 unit diberikan pada swassta,” tegasnya.

    Dengan penambahan itu, kata Budi, selain sebagai parameter semakin pesatnya perkembangan tol laut. Tetapi, membuktikan bahwa tol laut menghadirkan armada terbaru dan terbaik untuk masyarakat.

    Solusi Disparitas Harga

    Sementara itu program tol laut adalah solusi yang diberikan Presiden Joko Widodo terhadap adanya disparitas harga akibat mahalnya biaya distribusi barang.

    Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menceritakan dia pernah dibuat kaget oleh salah satu kepala daerah di Maluku soal perhatian pemerintah pusat kepada daerah. “Bapak, kami ini juga warga negara Indonesia, tapi tidak ada perhatian diberikan untuk kami,” ujar Enggar menirukan curhatan itu di Seminar Nasional Tol Laut “Melanjutkan Konektivitas, Membuka Jalur Logistik dan Menekan Disparitas Harga”.

    Enggar mengaku tidak habis pikir dengan curhatan itu. Pasalnya, dia teringat dengan bagaimana nasib masyarakat Papua jika Maluku saja mengeluh. “Ini baru di Maluku, lalu bagaimana di Papua. Jadi disparitas harga betul-betul menyebakan ketidakadilan di Indonesia,” jelasnya. (net)