Tag: HUT Ke-76 Kemerdekaan RI

  • Memaknai 76 Tahun Kemerdekaan RI dengan “Eling Lan Waspada”

    Memaknai 76 Tahun Kemerdekaan RI dengan “Eling Lan Waspada”

    Oleh: Bey Sujarwo Atmo Waridjo. S.H., M.H.

    Tahun ini, kita memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan, masih dalam suasana pagebluk covid-19 yang mencekam rakyat Indonesia.

    Alhamdulillah, dalam kondisi sesulit ini kita dapat merayakan Hari Proklamasi Ke-76 ini dengan penuh hikmat dan tetap optimis, untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan para pahlawan, sehingga kita dapat menghirup nafas kemerdekaan ini, mari kita juga merenungkan Indonesia kedepan. Kadang atau sering, manusia karena merasa sukses lupa diri, lalu berbuat sekehendaknya. Melalui pandemi inilah Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan kita, tentang kondisi negara kita, Republik Indonesia.

    Sebagai rakyat bangsa Indonesia yang memiliki kearifan dan kecerdasan, kita jangan hanya melihat dari sisi yang baik saja. Saat ini kesannya Indonesia, ibarat lampu petromak, yang masih terlihat bersinar dan terang, tetapi adakah yang tahu kalo minyaknya sudah hampir habis?

    Ketergantungan bangsa Indonesia terhadap komoditas sumber daya alam (SDA) harus segera diakhiri. SDA Indonesia Sudah Mulai Habis.

    Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi migas tanah air memang sedang berada dalam tren penurunan. Kejayaan minyak dan kayu sudah selesai, kejayaan komoditi SDA sudah hampir selesai, bisakah SDA itu diperbarui kembali?

    SDA yang dapat diperbarui ialah, SDA yang bisa dibuat atau dipulihkan kembali, antara lain; hewan, tumbuhan, pepohonan, dan ikan.

    Hewan, tanaman, pepohonan, dan ikan di lautan adalah makhluk hidup yang berkembang biak. Selama masih berkembang biak dan belum punah, hewan dan tumbuhan bisa diperbarui. Tinggal permasalahannya adalah, mampukah kita menjaga pelestarian lingkungan hidup dan habitatnya. Untuk menjaga pelestariaannya kita harus kompeten dan memiliki komitmen berjuang untuk menjaga dan mengembangkan pelestariaan habitatnya.

    Maka dari itu, harapan satu-satunya tinggal pada sumber daya manusia (SDM). Presiden Jokowi sejatinya sudah sadar bahwa kunci utama pembangunan adalah (SDM).

    Dengan menghasilkan SDM yang berdaya saing tinggi, tenaga kerja Indonesia dapat mendorong kemajuan industri manufaktur yang saat ini sedang tidak dalam kondisi prima. Yang jadi pekerjaan rumah (PR) saat ini, sudah sejak tahun 2012 pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di sektor manufaktur selalu berada di bawah total pertumbuhan ekonomi.

    Bahkan ada kecenderungan selisih (spread) antara keduanya semakin melebar. Inilah yang harus kita kejar, kita harus optimis agar bangsa kita tetap merdeka dan sejahtera.

    Bangsa kita jangan suka ekspor bahan mentah saja, tapi harus bisa industri yang mengoperasikan peralatan, mesin dan tenaga kerja dalam suatu medium proses, untuk mengolah bahan baku, suku cadang, dan komponen lain, untuk diproduksi menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual untuk di ekspor, sebagai barang komoditas Negara kita.

    Maknailah kemerdekaan dengan eling lan waspada

    Dalam falsafah Jawa banyak mengajarkan tentang kebijaksanaan hidup, diantaranya adalah falsafah tentang konsep Eling dan Waspada Raden Ngabehi Ronggo Warsito (Rangga Warsita) dalam serat Kalatida/Fajar R. Wirasandjaya.

    Secara utuh kalimat tersebut berbunyi, Sak begja-begjaning kang lali, luwih begja kang eling klawan waspada, seberuntung-beruntungnya orang yang lalai, lebih beruntung orang yang tetap ingat dan waspada.

    Namun tidak semua orang memahami petuah yang luhur ini. Dari makna falsafah Jawa mari kita urai agar mudah dipahami, dihayati dan diamalkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi hari ini, saat kita hidup di jaman Hiperealitas yang serba tidak pasti, ketika semesta sedang bergolak banyak musibah juga bencana. Pepeling (peringatan) ini menjadi penting untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perlahan mari kita kupas satu persatu makna dari Eling lan Waspada.

    Eling secara harfiah bermakna; ingat; sadar dengan keadaan; berpikiran sehat; bijaksana; pantas; ingat akan Tuhan Yang Maha Esa

    Dalam pemahaman arti ini mengajarkan kita untuk menyadari bahwa tak ada cara untuk menafikkan penyebab adanya diri kita saat ini yakni Sang Prima causa adalah; Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT); Tuhan Yang Maha Esa (God). Kesadaran ini akan mendorong manusia untuk selalu manyembah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

    Ingat! Kita harus menjalani kehidupan di alam fana ini dengan kebaikan yang akan menentukan kemuliaan kita nanti di alam baka alam akhirat, alam barzakh, untuk mendapatkan Ridho Ilahi.

    Ingat! Di samping kesadaran spiritual terkait hubungan vertikal, kita juga harus menjalin hubungan horizontal terhadap sesama manusia. Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Hubungan dengan Allah sering disebut Hablum Minallah (حَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ). Hubungan dengan sesama manusia sering disebut Hablum Minannas (حَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ).

    Ingat! Tuhan Allah dan hubungan sesama manusia, berdampingan dengan sesama makhluk Tuhan, selalu instrospeksi diri atau mawas diri sebagai modal utama dalam pergaulan yang menjunjung tinggi perilaku utama, dengan budi pekerti luhur, saling menghormati, saling tolong-menolong dan saling mengingatkan.

    Ingat! Siapa diri kita, bertujuan agar jangan sampai kita bersikap sombong atau takabur. Selalu mawas diri atau mengenali kelemahan dan kekurangan diri pribadi juga untuk menahan diri self control untuk tidak berbuat yang merugikan orang lain. Sebaliknya selalu berbuat yang menentramkan suasana terhadap sesama manusia. Selagi menghadapi situasi yang tidak mengenakkan hati, dihadapi dengan Mulat laku satria ing tanah Jawi 

    Mulai mengamalkan sikap ksatriya di tanah Jawa (Indonesia) yaitu; tidak benci jika dicaci, tidak tidak gila jika dipuji, teguh hati, dan sabar walaupun kehilangan dan diterpa nestapa dan kesusahan.

    Kesadaran akan peran manusia dalam dimensi kemanusiaan akan mendorong kita untuk bisa niteni kabecikaning liyan memahami dan mengerti kebaikan yang telah orang lain yang dilakukan kepada kita. Berusaha ikhlas, berhenti pamrih dan berhenti menghitung-hitung untung rugi, melupakan dan memendam jasa atau kebaikan yang pernah kita perbuat untuk orang lain, sebaliknya kita harus memahami kebaikan yang orang lain pernah lakukan kepada kita.

    Hutang budi merupakan hutang paling berat. Jika kita kesulitan membalas budi kepada orang yang sama, balasan itu bisa kita teruskan kepada orang-orang lain. Artinya kita melakukan kebaikan yang sama kepada orang lainnya secara estafet, maka kebaikan akan selalu bertebaran. Bertindak tulus ikhlas karena Gusti Allah Yang Maha Kuasa tanpa mengharap pamrih kepada manusia.

    Waspada artinya adalah kita sadar akan hal-hal yang bisa menyebabkan diri menjadi hina dan celaka. Kewaspadaan dapat diwujudkan dengan waspada ing lair (kewaspadaan terhadap bahaya yang tampak nyata), waspada ing batin (kewaspadaan yang hakiki), waspada saka panggada (menangkal godaan yang menjerumuskan), waspada tan kena lena (lengah sekejap bisa lenyap), dan waspada tan kena keblinger (mewaspadai jebakan yang menyesatkan).

    Hukum yang berlaku disekitar manusia adalah hukum sebab-akibat (causalitas). Hukum Kausalitas merupakan hukum keniscayaan bagi alam semesta, dan merupakan fitrah manusia untuk memahaminya bahwa setiap akibat/peristiwa merupakan hasil dari sebuah sebab. Begitu pula dengan kehidupan, setiap perilaku sekecil apapun, perbuatan sekecil apapun akan mendapat pembalasan/perhitungan. Jika menghendaki diperlakukan baik maka berlakulah dengan baik.

    Memaknai Eling Lan Waspodo adalah kita harus mengerti dan paham antara hak dan kewajiban, tunaikan tugas dan kepentingan, kalau itu harus dilakukan dan menjadi kewajiban, sesuai dengan haknya, hasilnya boleh diambil boleh tidak, tetapi jangan menyalahgunakan hak.

    Waspada Kepada diri Pribadi

    Menghindari juga mewaspadai perbuatan dan perilaku yang negatif penting untuk selalu dilakukan. Perbuatan-perbuatan negatif yang mengakibatkan hina, celaka dan menderita, kita harus menjaga diri, menjaga lisan dan ucapan, sikap dan perbuatan yang berpotensi mencelakai sesama manusia, makhluk lain, dan lingkungan alam semesta.

    Misalnya perbuatan-perbuatan angkara yang membawa cela seperti menghina, iri, dengki, merugikan orang lain, mencelakai, merusak dan menganiaya terhadap sesama manusia ataupun sesama makhluk semesta.

    Waspada terhadap apapun yang bisa menghambat kemuliaan hidup terutama mewaspadai diri pribadi dari perilaku badan dan perilaku batin. Mewaspadai diri pribadi berarti kita harus bertempur melawan kekuatan negatif dalam diri, nafsu dan angkara. Yang menebar aura buruk berupa kehendak untuk menangnya sendiri, butuhnya sendiri (egois) dan benernya sendiri.

    Adigang adigung adiguna, kita harus mewaspadai diri pribadi dari nafsu mentang-mentang yang memiliki kecenderungan eksploitasi dan penindasan : adigang, adigung, adiguna juga nafsu aji mumpung/mentang-mentang: ing ngarsa (mumpung kuasa), ing madya nggawe rekasa, tutwuri nyilakani (di depan karena berkuasa atau memimpin maka menyalahgunakan kekuasaan, bila di tengah membuat masalah/ menyusahkan, di belakang justru mencelakakan.

    Waspada dan Cermat Membaca Bahasa Alam.

    Waspada dalam arti cermat membaca bahasa alam, hanggayuh kawicaksananing Gusti. Bahasa alam merupakan perlambang apa yang menjadi kehendak Tuhan. Bencana alam bagaikan perangkap ikan. Hanya ikan-ikan yang selalu eling dan waspada yang akan selamat. Semoga kita selalu dianugerahkan keselamatan.

    Jadi, esensi dari sikap eling dan waspada adalah segala pikiran, ucapan, sikap dan perbuatan kita dalam interaksi dengan sesama manusia, seluruh makhluk, dan lingkungan alam selalu dilandasi oleh keluhuran budi pekerti, arif dan bijaksana.

    Menjalani kehidupan ini dengan kaidah-kaidah kebaikan dan welas asih seperti tersebut di atas agar senantiasa dilimpahkan rahmat dan kebaikan dari Tuhan.

    Sing sapa nggawe bakal nganggo, (Siapa menanam akan memanen), barang siapa menabur angin akan menuai badai. Dalam kondisi alam bergolak, hukum sebab akibat akan mudah terwujud dan menimpa siapapun. Kecuali orang-orang yang selalu eling dan waspada. Karena kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan kepada sesama, kepada semua makhluk, dan lingkungan alam sekitar, akan menjadi pelindung yang menjauhkan dari malapetaka, bahaya, kesialan bagi diri pribadi. Semoga bermanfaat. Dirgahayu RI 76Th MERDEKA!!!

  • Presiden Jokowi dan Erick Thohir Pakai Baju Adat Lampung di HUT Ke-76 Kemerdekaan RI 

    Presiden Jokowi dan Erick Thohir Pakai Baju Adat Lampung di HUT Ke-76 Kemerdekaan RI 

    Bandar Lampung (SL) – Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir bersamaan memakai baju adat Lampung dalam peringatan HUT Ke-76 RI, Selasa, 17 Agustus 2021. Dipakainya baju adat Lampung oleh petinggi negara itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Sai Bumi Ruwa Jurai.

    Bahkan, dipakainya baju adat Lampung itu juga disinyalir menjadi dukungan Presiden Jokowi terhadap tokoh Lampung untuk maju pada pilpres 2024 mendatang.

    Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. H.Moh. Mukri, M.Ag merasa bangga baju adat Lampung dipakai oleh Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir.

    “Saya bangga, ini merupakan pengakuan dan simbol kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Lampung, karena ini ditonton oleh seluruh rakyat Indonesia. Ini juga menunjukkan bahwa Lampung ada di hati Pak Jokowi dan Erick Thohir,” kata dia.

    Terlepas dari persoalan dukungan Pilpres, Ketua PWNU Provinsi Lampung ini beranggapan hal itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Lampung. “Karena soal dukung mendukung ini kan datang dari hati nurani sendiri,” kata dia.

    Kendati demikian, Ketua Putra Putri Transmigrasi (Patri) Provinsi Lampung sangat menyanjung Menteri BUMN Erick Thohir selalu putra daerah yang sudah berkontribusi untuk negara. “Dia ini tokoh Milenial, tidak kontroversial, visioner. Jadi soal dukung menjadi capres biar berjalan sendiri. Sekarang bagaimana caranya menunjukkan kinerja untuk masyarakat Indonesia,” tukasnya.

    Senada juga disampaikan, tokoh masyarakat Lampung yang juga Perdana Menteri Kepaksian Pernong di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, Irjen. Pol. Dr. H. Ike Edwin, S.I.K., S.H., M.H., M.M. Dirinya sangat bersyukur jika memang dipakainya baju adat Lampung oleh Presiden Jokowi sebagai bentuk dukungan kepada tokoh Lampung untuk menjadi calon presiden mendatang.

    “Ya jika memang benar ini salah satu bentuk dukungan kepada tokoh Lampung, Eric Thohir maju sebagai calon presiden, kita sangat bangga dan bersyukur sekali,” kata dia.

    Mantan Kapolda Lampung ini juga mengapresiasi dan merasa bangga kepada Presiden Jokowi yang telah mengenakan baju adat Lampung pada HUT Ke-76 RI. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa Presiden Jokowi merupakan sosok pemimpin bangsa yang cinta Pancasila dan NKRI.

    “Tentunya kita merasa bangga, Pak Jokowi mengenakan pakaian adat Lampung. Tentunya ini menunjukkan sosok pemimpin bangsa yang cinta Pancasila, cinta NKRI. Karena Lampung ini bagian dari Indonesia,” jelasnya.

    Hak sama juga disampaikan, Rektor IBI Darmajaya, Ir. Firmansyah Y. Alfian, MBA., MSc. Dirinya juga menilai ada sinyal dukungan Jokowi kepada Erick Thohir untuk menjadi calon presiden.

    “Sudah saatnya orang lampung untuk jadi pimpinan nasional, tentu kita berharap dukungan presiden kepada Erick Thohir untuk maju sebagai kandidat presiden nyata terwujud,” kata dia.

    Sebagai masyarakat Lampung, Firmansyah merasa bangga pakaian adat lampung dikenakan oleh Presiden dan bung Erick Thohir di acara kenegaraan.

    Menurutnya, ini gesture bahwa Presiden Jokowi memberikan perhatian dan apresiasi kepada lampung. “Dan tentunya harapannya ke depan akan semakin banyak perhatian pemerintah pusat di berikan kepada lampung agar lebih maju dan rakyatnya makmur,” tukasnya.

    Terpisah, Akademisi Unila, Budiono mengatakan, sebagai masyarakat Lampung merasa bangga atas penghargaan yang diberikan Presiden Jokowi yang mengenakan Pakaian Adat Lampung di Hari Kemerdekaan RI.

    Ia juga menilai, dipakainya baju adat Lampung itu juga bisa menjadi sinyal bahwa ada tokoh Lampung, Erick Thohir untuk bisa menjadi calon presiden yang akan datang.

    “Dengan memakai pakaian adat lampung saya melihat bahwa jokowi paham bahwa kemerdekaan bangsa indonesia ini diperoleh karena keanekaragaman budaya yang dipersatukan,” ujarnya, Rabu, 18 Agustus 2021.

    Sementara itu, salah satu tokoh pendidikan di Provinsi Lampung, Dr. Andi Desfiandi, S.E., M.A mengatakan, tentunya sebagai orang Lampung pasti bangga bapak Presiden dikenakan oleh beliau saat momen sangat bersejarah bagi bangsa ini.

    Karena tentunya acara tersebut bukan hanya disiarkan dan dikabarkan ke seluruh Indonesia tapi juga diliput oleh media asing, sekaligus promosi untuk Lampung bukan hanya di Indonesia tapi juga dunia.

    “Khusus untuk Erick Thohir sebagai anak keturunan Lampung dari darah ayahandanya tentu juga menjadi simbol bahwa beliau tidak melupakan tanah kelahirannya Lampung.

    Sehingga saya dan warga Lampung wajib menyampaikan penghargaan setingginya kepada Presiden dan Menteri BUMN,” ungkapnya.

    Dikatakannya, simbol pengenaan pakaian adat Lampung oleh presiden tentunya memiliki beragam makna yang positif bukan hanya untuk warga Lampung tapi juga Indonesia.

    Menurutnya, Presiden begitu menghargai budaya Indonesia dan juga keberagaman sehingga pengenaan pakaian adat selalu dilakukan beliau di acara-acara kenegaraan khususnya perayaan hari kemerdekaan.

    Lanjutnya, perhatian presiden khususnya Lampung sudah tidak bisa diragukan lagi misalnya jalan tol, bendungan dll tapi pemilihan pakaian adat Lampung kemarin menjadi sangat istimewa dan membanggakan.

    “Semoga perhatian dan kecintaan presiden khususnya kepada Lampung akan terus meningkat, mengingat Lampung adalah pintu gerbang utama sunatera dan jawa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar jawa,” ungkapnya lagi.

    Mengenai apakah presiden memberikan tanda bahwa beliau mendukung Erick Thohir untuk menjadi capres 2024 mendatang ? Menurutnya, itu terlalu prematur karena saat ini negara dan bangsa sedang sibuk berperang melawan pandemi dan pemilu juga masih lama.

    “Biarkan itu menjadi rahasia pribadi beliau beliau dan rahasia Allah, walaupun sebagai orang Lampung akan senang dan bangga kalau ada orang Lampung yang nantinya jadi Presiden atau Wakil Presiden,” pungkasnya. (Rls)

  • Meski Terbatas, Upacara Peringatan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI di Mesuji Berjalan Khidmat

    Meski Terbatas, Upacara Peringatan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI di Mesuji Berjalan Khidmat

    Mesuji (SL) – Kondisi pandemi yang berlangsung lebih dari setahun terakhir mengakibatkan perayaan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini kembali dilaksanakan secara sederhana, tak terkecuali upacara peringatan ulang tahun ke-76 Republik Indonesia.

    Seperti tahun sebelumnya, upacara peringatan ulang tahun Republik Indonesia di Kabupaten Mesuji kali ini digelar sederhana dan terbatas di halaman kantor Bupati Mesuji, Wiralaga Mulya, Selasa, 17 Agustus 2021.

    Upacara berlangsung dengan memperhatikan protokol kesehatan dan diikuti sekitar 70 peserta yang terdiri atas prajurit TNI, anggota Polri, ASN, dan Satpol PP.

    Selaku inspektur upacara, yaitu Bupati Mesuji Saply TH, perwira upacara Kabag Ops Polres Mesuji AKP HD Pandiangan, dan komandan upacara Kapolsek Simpang Pematang AKP Agung. Sementara itu, untuk pengibaran dilakukan 27 anggota paskibraka yang dikukuhkan beberapa waktu lalu.

    Usai upacara, Bupati Saply menyerahkan penghargaan tanda kehormatan satya lencana karya satya kepada tiga ASN di lingkungan Pemkab Mesuji atas pengabdiannya, antara lain kepada Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Syahril (30 tahun), Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Mursalin (20 tahun), dan Sekretaris BKPSDM Dwi Supratikno (10 tahun).

    Selanjutnya, Bupati Saply bersama Wakil Bupati Mesuji Haryati Cendralela, Kapolres Mesuji AKBP Alim, Ketua DPRD Kabupaten Mesuji Elfianah, Sekretaris Daerah Kabupaten Mesuji Syamsudin, Ketua Pengadilan Agama Mesuji Helson Dwi Utama, Kasi Barang Bukti dan Rampasan Kejari Tulang Bawang Baladhika Surengpati, dan Perwira Penghubung Kodim 0426/Tuba Mayor Arm. I Ketut Subangga mengikuti upacara detik-detik proklamasi secara virtual dengan Presiden Joko Widodo dari Istana Merdeka.

    Sedangkan untuk upacara penurunan bendera, selaku inspektur upacara, yaitu Wakil Bupati Mesuji Haryati Cendralela, perwira upacara Pelda Pujo Yuhono, dan komandan upacara Letda Yugo Utomo. (adv)

  • Upacara HUT ke-76 RI di Kabupaten Tulang Bawang Dilakukan dengan Prokes yang Ketat

    Upacara HUT ke-76 RI di Kabupaten Tulang Bawang Dilakukan dengan Prokes yang Ketat

    Tulang Bawang (SL) – Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Tulang Bawang dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.  Upacara HUT ke-76 Kemerdekaan RI itu dihadiri langsung oleh Bupati Tulang Bawang Dr. Hj. Winarti, SE, MH di lapangan apel Komplek Pemda, Menggala, Selasa, 17 Agustus 2021.

    Bupati didampingi Sekda Tulang Bawang serta turut dihadiri forkompinda plus, serta seluruh Kepala OPD Tulang Bawang.

    Pada peringatan HUT ke-76 RI, selaku tugas Inspektur upacara Komandan Distrik Militer 0426 Tulang Bawang, Letkol Kaveleri Joko Sunarto, S.sos, M.han., dan yang bertugas sebagai komandan upacara yakni kapten Infantri Sutiyo Danramil Banjar Agung.

    Dalam peringatan upacara 17 Agustus 2021 yang bertugas pada pagi hari sebagai pengibar bendera ada M Fahri Adi Pramudya utusan SMAN 2 Menggala, Penggerek Bendera Riski Ananda utusan SMAN 1 Menggala, pengibar bendera Najmi Hatami utusan SMAN 1 Menggala dan pembawa bendera yakni Putri Ayu Ningsih utusan dari SMAN 3 Menggala.

    Selanjutnya, acara dengan penyerahan satya lencana karya satya, sebagai penghargaan kepada PNS yang diwakilkan oleh 3 orang dan pemberian remisi kepada 3 orang perwakilan warga binaan Rutan Menggala. Seusai peringatan Kemerdekaan ke-76 RI di Tulang Bawang, Bupati Tulang Bawang beserta jajaran melanjutkan dengan mengikuti upacara kenegaraan dari istana Negara secara virtual. (Mardi)

  • Upacara HUT Ke-76 Kemerdekaan RI di Kabupaten Tangerang Digelar Terbatas

    Upacara HUT Ke-76 Kemerdekaan RI di Kabupaten Tangerang Digelar Terbatas

    Tangerang (SL) – Pelaksanaan upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI tingkat Kabupaten Tangerang dilaksanakan secara terbatas dan berlangsung khidmat, dengan protokol kesehatan Covid-19. Pelaksanaan upacara tersebut digelar di lapangan Maulana Yudhanegara, Selasa 17 Agustus 2021.

    Prosesi upacara peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI tersebut digelar sederhana dengan jumlah peserta upacara yang hadir di lapangan dan tamu undangan yang terbatas dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat.

    Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar sendiri langsung menjadi inspektur upacara, dan didampingi oleh Wakil Bupati H. Mad Romli, forkopimda, dan Sekretaris Daerah Moch. Maesyal Rasyid.

    Di sela-sela upacara tersebut, Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar mengatakan, perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan RI di masa pandemi covid-19, dibatasi penyelenggaraan upacara penaikan bendera, detik-detik proklamasi, maupun penurunan di tingkat Kabupaten Tangerang.

    “Bisa dilihat oleh semuanya, upacara berlangsung dengan protokol kesehatan yang sangat ketat dan juga dengan jumlah peserta yang amat sangat terbatas. Dan yang hadir di lapangan terlebih dahulu telah melakukan swab antigen dan selebihnya untuk dinas-dinas dan kecamatan dilakukan secara virtual atau daring,” Ungkap Zaki.

    Menurutnya, ini juga ingin menggambarkan kepada masyarakat bahwa pelaksanaan HUT RI tahun ini berlangsung dengan amat sangat sederhana akan tetapi tidak mengurangi nilai dan kekhidmatan dari prosesi upacara HUT RI.

    Perlu diketahui, Bupati Tangerang, Wakil Bupati Tangerang beserta jajaran forkopimda seusai upacara pengibaran bendera, langsung mengikuti upacara detik-detik proklamasi yang digelar secara virtual dari istana negara. (Suryadi)

  • HUT Ke-76 RI, Relawan Vaksin Merdeka Jakarta Pusat Tetap Beroperasi dengan Pakaian Ala Pejuang Kemerdekaan

    HUT Ke-76 RI, Relawan Vaksin Merdeka Jakarta Pusat Tetap Beroperasi dengan Pakaian Ala Pejuang Kemerdekaan

    Jakarta (SL) – Memperingati hari ulang tahun (HUT) RI ke-76, relawan tenaga kesehatan dan non kesehatan di gerai Vaksin Merdeka 655 Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat terus melakukan vaksin kepada masyarakat, dengan bersolek menggunakan atribut serta berpakaian pejuang serta pakain adat daerah, Selasa, 17 Agustus 2021.

    Kapolres Jakarta Pusat Hengki Haryadi mewakili Kapolda Metro Jaya, meninjau pelaksanaan vaksinasi di Gerai Vaksin Merdeka 655 di jalan Karang Anyar RT 01 RW 02, Sawah Besar Jakarta Pusat terharu dan bangga melihat semangat para pejuang vaksin merdeka tersebut.

    “Saat ini mereka adalah pejuang bangsa, yang rela menghabiskan waktu dan tenaganya untuk masyarakat. Saya sangat bangga dan mengapresiasi setinggi-tingginya para nakes dan relawan yang lain,” kata Hengki, yang juga melakukan pemotongan tumpeng HUT RI dan memberikan bingkisan kepada para relawan.

    “Ini juga sebagai rasa syukur dan terimakasih atas dedikasi tenaga kesehatan untuk bersama sama melakukan kegiatan kemanusiaan dalam program vaksin merdeka yang di gagas Kapolda metro jaya Irjen pol Fadil Imron,” kata Hengki.

    Melihat tingginya animo masyarakat yang melakukan vaksinasi di DKI Jakarta khususnya Jakarta Pusat. Satu gerai vaksin sehari mencapaj sekitar 200 hingga 400 masyarakat mendapatkan pelayanan.

    “Kebanggan dan rasa terimakasih juga saya sampaikan, bahwa gerai vaksin merdeka 655 menjadi yang terbaik dari 900 gerai vaksin yang ada di Jakarta,” ujarnya.

    Kapolsek Sawah Besar, Ajun Komisaris Polisi (AKP), Maulana Mukarom mengatakan kegiatan bertepatan dengan HUT RI ke-76 para relawan di Gerai Vaksin Merdeka 655 baik yang nakes maupun non nakes menggunakan seragam para pejuang dan adat daerah.

    “Ini hari yang spesial bagi Republik Indonesia. Kita buat inovasi agar memperingati hari HUT RI di Gerai Vaksin Medeka 655, pada nakes dan non pakai seragam yang berbeda,” kata Maulana.

    Menurug Maulana semenjak gerai vaksin ini dibuka animo masyarakat yang mau di vaksin juga cukup besar. Dalam sehari ada sekitar 200 hingga 400 masyarakat yang mendapat pelayanan vaksin.

    “Setiap hari relawan tenaga non nakes dan nakes yang kita terjunkan ada 25 orang. Dan di hari khusus ini juga diberikan kado kepada warga yang ulang tahunnya tepat pada 17 Agustus,” katanya.

    Siti Juleha (44), salah satu peserta vaksinasi mengaku terkejut ketika dirinya mendapatkan kado dari Kapolsek Sawah Besar. Dia mau vaksin setelah memberanikan diri.

    “Saya baru vaksin karena takut sama jarum suntik. Tapi sekarang memberanikan saja. Sudah di vaksin dapat juga kado dari Kapolsek Sawah Besar,” katanya. (Red)

  • Warga dan Anak-Anak Papua Gemakan HUT ke-76 Kemerdekaan RI

    Warga dan Anak-Anak Papua Gemakan HUT ke-76 Kemerdekaan RI

    Papua (SL) – Warga di Papua antusias memeriahkan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI. Selain mengibarkan bendera merah putih, warga ramai-ramai menghiasi kampungnya masing-masing dengan menghias gapura, baliho, backdrop dan spanduk bertema merah putih.

    Di Kerom, Papua, warga mengecat gapura dengan warna merah putih, dengan tinggi gapura hampir 5 meter. Dan di Nabire, warga juga beramai-ramai memasang bendera merah putih di pusat kota. Dengan menyediakan tiang dari bambu, yang berdiri di sepanjang jalan pusat Kota Nabire.

    Sementara di Kampung Sota Merauke, aktivitasnya tampak lebih sederhana. Secara bergotong royong, warga memasang tiang bendera di sejumlah lokasi kampung.

    “Dirgahayu Republik Indonesia, Merdeka, Merdeka,” ujar Ketua Adat Kampung Sota, Daud Djimar, Selasa, 17 Agustus 2021.

    Di wilayah Kaimana warga juga tampak semangat memasang bendera di tugu di area pusat kota. Bendera dipasang tepat di atas tugu dengan ketinggian 3 meter.

    “Dari ufuk Timur nusantara, Kaimana, mengucapkan dirgahayu ke-76 Republik Indonesia,” kata Ali, salah satu petugas Orari Kaimana.

    Anak-anak di tanah Papua jiga ikut memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-76 RI, Selasa 17 Aguatus 2021. Mereka beramai-ramai mengibarkan bendera Merah Putih di daerahnya masing-masing.

    Di Puncak Jaya, Papua, anak-anak didampingi sejumlah orang dewasa menaiki gunung dan memancangkan tiang bendera Merah Putih. Perjalanan yang panjang dan cukup melelahkan, tidak membuat mereka tak surut untuk menyemarakkan peringatan kemerdekaa  RI.

    “Selamat Ulang Tahun Indonesia yang ke-76,” kata 13 orang anak yang diucapkan secara bersamaan, Sabtu 14 Agustus 2021 siang.

    Di Manokwari, Papua Barat, bendera Merah Putih dikibarkan di atas jembatan di sekitar wilayah pantai. Dua orang anak sengaja melintasi jembatan, lalu mengibarkan bendera seukuran setengah meter.

    “Dirgahayu Indonesia ke-76. Kitong papua, kitong Indonesia,” ucap mereka.

    Sementara di Intan Jaya, anak-anak berkumpul di sekolah dan meneriakkan yel-yel kemerdekaan. Mereka yang sebagian besar menggunakan seragam pramuka dan sekolah tampak bersemangat mengitari kampung sambil membawa bendera Merah Putih.

    “Selamat Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia. Merdeka,” teriak mereka.

    Kesemarakan serupa dilakukan anak-anak di beberapa wilayah Papua yang lain: Nabire, Keerom, Ilaga, Jayapura dan tempat lain. Meski di tengah pandemi covid-19 mereka tampak antusias menyambut acara peringatan HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021. (Red)

  • HUT Ke-76 Kemerdekaan RI, Pemuda Pancasila Pesibar Bagikan Masker dan Vitamin C Gratis

    HUT Ke-76 Kemerdekaan RI, Pemuda Pancasila Pesibar Bagikan Masker dan Vitamin C Gratis

    Pesisir Barat (SL) – Dalam rangka memeriahkan hari Kemerdekaan RI yang ke-76, Mejelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Pesisir Barat, membagikan ribuan masker dan Vitamin C secara gratis kepada masyarakat dan pengandara motor, Selasa, 17 Agustus 2021.

    Ketua MPC Pemuda Pancasila Pesisir Barat, Yusef Arfat mengatakan, kegiatan yang dipusatkan di Simpang 4 Kampung Jawa dan Tugu Tuhuk tersebut. Selain dalam rangka ikut memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76 tahun, juga merupakan salah satu bentuk dukungan kepada pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19.

    “Hari ini kita membagikan seribuan masker dan 1.500 lempeng vitamin C kepada masyarakat dan para pengandara motor juga mobil serta kepada masyarakat lainnya, ini sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah dalam memutus rantai penyebaran covid-19. Dan bagi kami, kegiatan ini juga merupakan salah satu cara dalam mewujudkan nilai-nilai kebangsaan,” jelasnya.

    Pria yang akrab disapa bung Yusef ini juga menghimbau seluruh lapisan masyarakat, untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) agar tidak terpapar dari Covid-19, mengingat tingkat penyebaran wabah tersebut masih tergolong tinggi.

    “Tetap memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan agar terhindar dan tidak terpapar dari Covid-19,” tutupnya.

    Pantauan wartawan di lapangan, kegiatan tersebut dilaksanakan dengan prokes ketat oleh seluruh jajaran pengurus MPC Pemuda Pancasila Pesisir Barat. (Andi)

  • HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Presiden Gunakan Pakaian Adat Lampung

    HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Presiden Gunakan Pakaian Adat Lampung

    Jakarta (SL) – Dalam upacara Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan RI, Presiden Joko Widodo tampak mengenakan pakaian adat Pepadun, Provinsi Lampung, di Istana Merdeka Jakarta, Selasa 17 Agustus 2021.

    Pakaian adat yang dipakai Presiden terdiri atas baju lengan panjang berwarna putih yang dipadukan dengan celana panjang putih. Di luarnya, dibalut dengan sarung tumpal yaitu kain sarung khas Lampung yang dipakai Kepala Negara menutup celana dari pinggang hingga lutut. Penampilan Presiden dilengkapi dengan kain selendang, ikat pinggang, dan tutup kepala yang semuanya berwarna senada merah.

    Ibu Negara Iriana Joko Widodo tampak anggun mengenakan busana nasional berwarna gading dilengkapi kain songket. Penampilan sederhana Ibu Iriana tampak dilengkapi dengan jilbab berwarna senada.

    “Kikat Kepala alias topi angkinan Lampung Pepadun dilengkapi Batu Bungur Tanjung bintang membuat keren, anggun dan berwibawa”, terang Ansori Djausal perancang topi yang dikenakan Presiden.

    Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin tampak serasi mengenakan pakaian adat Sunda dari Sukabumi, Jawa Barat. Wapres terlihat cukup elegan dengan setelan jas tertutup (beskap) dan celana panjang warna biru yang dipadukan dengan kain samping batik yang diikatkan di pinggang.

    Selaras dengan Wapres, Ibu Wury juga tampak anggun mengenakan kebaya bersulam warna biru polos dengan bawahan kain jarik putih bermotif batik khas Sunda yang biasa disebut sarung kebat atau sinjang bundel.

    Pada upacara detik-detik Proklamasi tahun-tahun sebelumnya, Presiden Jokowi memang kerap mengenakan busana adat dari berbagai daerah. Dalam HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019 misalnya, Presiden memilih untuk mengenakan busana adat khas Klungkung asal Bali.

    Sementara itu, pada HUT ke-75 Kemerdekaan RI tahun 2020, Presiden mengenakan busana adat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut Presiden, Indonesia memiliki kekayaan adat budaya yang sangat tinggi, termasuk dalam hal pakaian adat.

    “Dulu pernah Aceh, Sumatera Barat, pernah juga Kalimantan Selatan, pernah Sunda, pernah Jawa, Betawi, kemudian ke sana Bali, Sasak, Bugis, pernah semua. Memang kekayaan budaya pakaian adat ini memang ribuan. Jumlahnya ribuan. Nanti sampai ke Maluku, Papua, semuanya nanti semuanya akan kita angkat,” ucap Presiden. (Juniardi)

  • Bupati Pringsewu Kukuhkan Anggota Paskibraka

    Bupati Pringsewu Kukuhkan Anggota Paskibraka

    Pringsewu (SL) – Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Pringsewu tahun 2021 dikukuhkan oleh Bupati Pringsewu Sujadi di lobi utama kantor sekretariat pemkab setempat, Senin, 16 Agustus 2021 petang, dengan protokol kesehatan ketat.

    Pengukuhan sekaligus pengucapan janji sumpah setia kepada Pancasila ini juga dihadiri KadisporaPar Jahron dan Kepala Kesbangpol Sukarman serta Ketua PPI setempat. Sedangkan keluarga anggota Paskibraka, dapat menyaksikan prosesi pengukuhan melalui live streaming yang disiarkan di kanal YouTube dan melalui Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Siaran Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu (LPPL Radio Pringsewu FM), baik melalui pesawat radio konvensional pada frekuensi 107.2 Mhz maupun siaran Audio Visual Pringsewu FM di beberapa media sosial. (*/Anton Hapsara)