Tag: Industri Kreatif

  • Presiden Dorong Industri Otomotif Nasional untuk Berinovasi

    Presiden Dorong Industri Otomotif Nasional untuk Berinovasi

    Jakarta (SL) – Presiden Joko Widodo mendorong industri otomotif dalam negeri untuk terus bekerja keras dan menelurkan inovasi. Ia berharap pasar otomotif Indonesia dapat dikuasai oleh industri otomotif dalam negeri.

    “Jangan sampai pasar negara kita yang besar ini dikuasai oleh mobil-mobil impor. Harus dikuasai oleh mobil-mobil yang diproduksi di dalam negeri kita sendiri,” ujar Presiden selepas meninjau pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show 2018 di ICE BSD City, Kamis, 2 Agustus 2018.

    Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah berkomitmen akan terus mendukung dan membantu industri otomotif nasional. Salah satunya adalah saat Presiden bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc untuk menyelesaikan masalah ekspor produksi otomotif Indonesia ke Vietnam.

    “Kemarin bertemu Perdana Menteri Vietnam saya sampaikan blak-blakan mengenai adanya hambatan terhadap ekspor otomotif kita. Ternyata itu bisa diselesaikan. Jika ada masalah lagi, saya akan bahas lagi dengan PM Vietnam,” ucapnya.

    Selain itu, pemerintah juga sedang menyiapkan berbagai insentif kepada industri otomotif nasional. Sejumlah keringanan pajak sedang dipertimbangkan bagi industri otomotif yang berinvestasi pada kegiatan seperti pelatihan vokasi bagi para pekerja dan lain-lainnya.

    “Termasuk tax holiday yang jauh lebih agresif, tax allowance, dan yang sedang dalam kajian, super deduction, untuk pajak di mana biaya perusahaan untuk kegiatan-kegiatan seperti pelatihan vokasi bisa dipotong 200 persen dari penghasilan yang kena pajak. Ini akan besar sekali tapi masih dalam kajian di Menteri Keuangan,” tuturnya.

    Terkait dengan inovasi, Presiden mengatakan bahwa saat ini Indonesia membutuhkan satu inovasi berupa implementasi biodiesel 20 persen atau B20 dengan menghadirkan lebih banyak kendaraan yang ramah lingkungan. Beberapa negara disebutnya telah berhasil mengimplementasikan kebijakan serupa itu.

    “Brasil tahun 1970 sudah bisa implementasi kendaraan 100 persen bioethanol yang dibuat dari produk lokal gula tebu. Masa kita yang punya produksi sawit jutaan ton tidak bisa menyelesaikan ini?” kata Presiden.

    Dengan implementasi B20 ini, pemerintah telah mengalkulasi penghematan devisa sebanyak hampir USD6 miliar. Selain itu, harga minyak sawit Indonesia juga akan terangkat hingga USD100 per ton.

    “Harga minyak mentah itu USD70 per barel dan dengan asumsi peningkatan penyerapan biodiesel akan mengangkat harga minyak sawit USD100 per ton. Ini lompatannya besar sekali. Kalau kita bisa mengimplementasikan itu, maka negara akan menghemat devisa sebesar USD5,98 miliar sehingga kita akan konsentrasi ke situ sehingga proses ini akan saya ikuti terus,” ucapnya. (rls)

  • Deferi Zan : Industri Kreatif Mampu Dorong Percepatan Ekonomi Desa Tertinggal

    Deferi Zan : Industri Kreatif Mampu Dorong Percepatan Ekonomi Desa Tertinggal

    Lampung Utara (SL) – Kabupaten Lampung Utara yang dikenal dengan semboyan Ragem Tunas Lampung ini ternyata masih menyimpan banyak desa dalam katagori tertinggal dan terisolir, khususnya yang berada di wilayah perbukitan maupun perbatasan antar-kabupaten terdekat.

    Indikator desa tertinggal dan terisolir yang ada di Kab. Lampura dapat dilihat dari sisi sumber pendapatan perekonomian warga, kelayakan infrastruktur pendukung wilayah, hingga akses jalan penghubung desa yang dapat ditempuh warga guna menunjang pertumbuhan sektor riil lainnya.

    Dalam kunjungan Deferi Zan, Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Daerah Pemilihan III dari Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Kab. Lampura, di Desa Sumber Tani Kecamatan Abung Pekurun kabupaten setempat, pada Selasa, (24/07/2018), menilai jika desa dimaksud masih dalam kondisi desa tertinggal dan terisolir.

    “Untuk mencapai Desa Sumber Tani, warga harus menempuh jalur mendaki dengan kondisi jalan berbatu dan rusak parah. Bahkan, di beberapa ruas jalan masih berupa jalan tanah dengan tingkat kemiringan yang cukup ekstrim,” ujar Deferi Zan Kepala Desa Sumber Tani, Kusnadi, saat diwawancarai awak media, Selasa, (24/07/2018), di kediamannya.

    Dikatakannya, saat berjumpa dengan beberapa warga setempat, Deferi Zan melihat jika warga Desa Sumber Tani hanya mengandalkan hasil dengan menjadi buruh di kebun milik para saudagar tanah.

    “Warga di Desa Sumber Tani mengandalkan pendapatan dengan bekerja sebagai buruh di kebun milik saudagar tanah yang ada di desa tersebut. Saya pikir, Pemkab. Lampura perlu untuk melakukan pembinaan serta pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pendidikan serta bantuan permodalan untuk industri kreatif,” papar Deferi Zan.

    Dengan adanya pelatihan dan pembinaan kepada warga akan industri kreatif secara berkelanjutan, tambah Deferi Zan, tentu akan mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi warga di desa tersebut.

    Sementara itu, Kepala Desa Sumber Tani, Kusnadi, membenarkan jika warga yang ada di desa tersebut sangat membutuhkan pembinaan hingga permodalan untuk usaha industri kreatif.

    “Sebagai pamong desa, kami belum dapat memaksimalkan pembinaan warga guna menunjang kesejahteraan taraf hidupnya. Bantuan pemerintah pusat yang dikucurkan dalam bentuk program Dana Desa masih kami maksimalkan untuk peningkatan pembangunan infrastruktur desa,” jelas Kusnadi.

    Diharapkan, Pemkab. Lampura mampu merealisasikan program yang dapat mendorong warga agar mampu berwirausaha. “Salah satu alternatifnya adalah dengan menjadikan Desa Sumber Tani sebagai desa home industry,” harapnya.

    Meski demikian, Deferi Zan menegaskan, peran aktif Pemkab. Lampura dalam hal melakukan pembinaan tidak dilakukan secara sewaktu-waktu saja, namun lebih pada perencanaan dan pelaksanaan program yang terukur serta berkelanjutan. (ardi)