Tag: Itera

  • Warga Tolak Exit Tol Depan Itera Lampung

    Warga Tolak Exit Tol Depan Itera Lampung

    Bandarlampung (SL)-Sepekan lagi akan diresmikan Presiden Jokowi, jalan keluar tol depan Kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera) ternyata masih menyisakan masalah. Warga menolak exit tol tersebut. Pihak kontraktor minta Pemprov Lampung segera menyelesaikannya.

    Pembangunan exit tol tersebut merupakan permintaan Pemprov Lampung.  Pihaknya, PT Hutama Karya (HK), hanya bertugas membangunnya saja. Persoalan dengan warga, ranahnya Pemprov Lampung.

    Hal itu dijelaskan Slamet Sudrajat, pimpinan Proyek Luas I dan II Pembangunan JTTS Bakauheni-Kotabaru PT HK.  Untuk itu, dia meminta Pemprov Lampung selesaikan dulu dengan berkoordinasi dengan masyarakat agar pembangunan bisa berjalan. ”Itu jalan dan lahan milik Pemprov Lampung,” katanya.

    Menurut Ketua Pelaksana JTTS Bakauheni-Terbanggibesar Taufik Hidayat, Sabtu (15/12), tugas pihaknya hanya mengerjakan saja. Masalah di lapangan, urusan Pemprov Lampung, katanya. Masyarakat menolak pembangunan exit tol karena masih ada beberapa tempat usaha. (rml)

  • Taufik Hidayat Harapkan Itera Bermanfaat Untuk Seluruh Provinsi di Sumatera

    Taufik Hidayat Harapkan Itera Bermanfaat Untuk Seluruh Provinsi di Sumatera

    Lampung Selatan (SL) – Plt. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, berharap focus group discussion (FGD) perumusan Center of Excellence Institut Teknologi Sumatera (Itera) mampu menjadikan Itera bermanfaat untuk semua provinsi di Sumatera.
    “FGD ini dalam rangka menjadi Itera sebagai center of excellence, yang berarti dalam pengembangannya Itera harus mampu bermanfaat bagi semua Provinsi di Sumatera. Oleh karena itu, diperlukan terobosan seperti memperkuat tenaga penelitian, lembaga penelitian, pelaksanaan riset, penelitian, dan penyusunan konsep pembangunan yang manfaatnya terasa bagi seluruh Provinsi di Sumatera. “Misalnya, menjadikan produk sawit yang memiliki nilai ekonomis tinggi,” kata Taufik Hidayat, saat menjadi narasumber pada acara FGD perumusan Center of Excellence Itera, di Aula Gedung C Lantai 3 Itera, Jati Agung, Lampung Selatan, Rabu (7/11/2018).

    Dalam ekonomi yang semakin bergeser ke arah ekonomi berbasis pengetahuan, Taufik, menjelaskan peran Itera sangat penting. Di antaranya untuk menghasilkan tenaga kerja unggul dan produktif yang mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Itera harus menjadi riset dan inovasi serta pencetak SDM yang produktif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi di Wilayah Sumatera,” kata Taufik.

    Terkait Pembangunan Provinsi Lampung dalam perspektif regional Sumatera, Taufik Hidayat menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Sumatera relatif rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Jawa. Oleh karenya, Pemerintah Pusat ingin mendistribusikan pembangunan secara merata di Indonesia. Salah satunya melalui kehadiran Itera. Rata-rata Peran Sumatera terhadap Nasional (2011-2017) sebesar 24%. “Di antaranya dari sektor pertanian dan perikanan sebesar 22,2%, sektor industri pengolahan sebesar 19,6%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 16,3%, dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,8 persen,” jelas Taufik.

    Mengenai pertumbuhan ekonomi, Taufik menjelaskan dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Lampung berada di atas rata-rata nasional, dan di 2018 mencapai 5,35%, dan menempati posisi ketiga terbesar di Sumatera. Perekonomian Lampung digerakkan oleh tiga lapangan usaha utama yaitu pertanian 30,4%, Industri pengolahan 18,91%, serta perdagangan dan reparasi kendaraan 11,42%. “Lampung merupakan pengasil ubi kayu nomor satu Indonesia, penghasil pisang nomor dua Indonesia, penghasil jagung nomor satu Sumatera dan ketiga nasional. Kemudian, penghasil padi nomor tiga di Sumatera dan ketujuh secara nasional,” ujar Taufik.

    Lebih jauh, Taufik menjelaskan Lampung memiliki kebijakan pembangunan yang terbagi atas tiga klaster prioritas pembangunan Lampung. Ketiganya, yaitu kawasan barat sebagai kawasan pariwisata, kawasan tengah sebagai mandatori penyangga ketahanan pangan nasional, dan kawasan timur sebagai kawasan industri.

    Di sisi lain, Wakil Rektor Bidang Non Akademik Itera, Sukrasno, menuturkan Itera baru memasuki umur empat tahun dan di 2018 memiliki 24 jurusan program studi. “Itera terus melakukan perkembangan dan pembangunan. Di antaranya rencana peningkatan jurusan program studi, peningkatan jumlah gedung perkuliahan, pembangunan embung untuk melestarikan tata air di Itera dan sekitarnya. Selain itu, pembangunan kebun raya, dan pembangunan lainnya.

    Dalam upaya meningkatkan peran Itera bagi Sumatera, Sukrasno, berharap FGD perumusan Center of Excellence mampu menghasilkan rumusan untuk program perkembangan yang berdampak besar bagi Sumatera. “Diharapkan FGD ini mampu menghasilkan Center of Excellence yang tepat untuk Itera dan berdampak besar untuk Sumatera,” kata Sukrasno.

    Pembicara lain, Prof. Dr. Ir. Denny Juanda Puradimaja menjelaskan Itera mendapatkan tugas dari Presiden melalui Menristek dan Bappenas untuk merumuskan Center of Excelllence yang bermanfaat bagi Indonesia dan Sumatera. Sehingga Itera mampu berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, dan peningkatan daya saing daerah. “Untuk itu, diharapkan FGD ini mampu menjadi ikon, hal unik dan hal baru. Serta bermanfaat bagi Indonesia, khususnya Sumatera,” kata Denny Juanda.

    Terkait inovasi teknologi melalui pusat penelitian ilmu terapan, pembicara Prof. Ir. I Gede Wenten, menuturkan bahwa Itera harus disiplin dan terdepan, terutama dalam inovasi teknologi. Untuk itu, perlu menggali potensi yang ada seperti potensi geografis, laut, dan ekuator. Kemudian, potensi demografi dan kearifan budaya, demokrasi, otonomi daerah, kebhinekaan, dan transformasi iptek. “Oleh karenanya perlu mendorong riset di sektor bisnis, industri, dan swasta. Memenangkan sektor kompetisi inti; serta mengintegrasikan kekuatan lembaga riset nasional, penguatan sistem inovasi nasional, reformasi pusat penelitian,” ujarnya.

    Pemateri lainnya, Dr. rer. Nat. Rino Mukhti, dengan materi pengembangan awal material zeolit di Indonesia dan potensi luas aplikasinya, Prof. Ir. Yazid Bindar terkait produksi dan industrialisasi komoditas Lampung, Sumatera dan Indonesia untuk perkembangan ekonomi berkelanjutan. Ir. Yulison terkait peran sistem transportasi logistik dalam pembangunan wilayah pulau sumatera, Prof. Dr. I. Hari Wiryanto terkait perlunya memanfaatkan komputasi dan simulasi dalam mencapai hilirisasi penelitian ITERA, dan Hadi Teguh Yudistira terkait Energy Solar/Wind.

    Selain itu, Perumusan Center of Excellence Itera dilaksanakan bersama para peneliti berpengalaman dan para pemangku kepentingan Itera. Di antaranya Kepala Bappeda Provinsi ee-Sumatera, Kepala Balitbangda Provinsi Lampung, Kepala Balitbangda Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Bappeda Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Kepala Balitbangda Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, dan pemangku kepentingan Itera. (Humas Prov Lampung)

  • Andi Surya Sebut Renstra ITERA Dipersingkat Menjadi 10 – 15 Tahun Dengan ‘Hidden Agenda’

    Andi Surya Sebut Renstra ITERA Dipersingkat Menjadi 10 – 15 Tahun Dengan ‘Hidden Agenda’

    Bandar Lampung (SL) – Institut Teknologi Sumatera (ITERA) diduga melakukan perubahan Rencana Strategis (Renstra) perguruan tinggi terkait jumlah mahasiswa baru serta ‘hidden agenda’ yang tersembunyi di belakangnya. Sasaran Renstra yang seharusnya berlangsung 25 tahun namun kemungkinan besar dipaksakan agar bisa terealisir menjadi 10 hingga 15 tahun ke depan, hal ini diungkapkan Senator Lampung, Andi Surya.

    “Dugaan dan motif pergeseran Renstra ini apa? Sangat kuat menuju ke arah peningkatan kuantitas dan cenderung menyisihkan kualitas. Artinya, ada niat dari pimpinan ITERA untuk melakukan upaya-upaya meningkatkan jumlah mahasiswa dengan mengabaikan rasio dosen. Jika dugaan ini benar maka akan sangat berbahaya bagi pertumbuhan kualitas SDM Lampung karena secara kuantitas mahasiswa ITERA adalah warga Lampung”. Lanjut Andi Surya.

    “Saya juga menduga, niat untuk melakukan peningkatan kuantifikasi jumlah mahasiswa selain untuk meraup dana masyarakat melalui pembayaran uang SPP, tetapi juga dalam rangka merebut anggaran APBN dengan cara menamengkan jumlah mahasiswa. Suatu hari, saat saya di kantor DPD RI Senayan, saya diberitahu staf ada personil ITERA ingin bertemu Anggota DPD RI dalam rangka meminta bantuan mendorong program peningkatan insfrastruktur ITERA. Saya cuma tertawa saja..”. Lanjut Andi Surya.

    “Sebagai Senator yang paham soal pendidikan tinggi tentu mengamati secara seksama perilaku pimpinan PTN-PTN baru yang saya anggap mulai bergeser ke arah pemikiran kuantifikasi mahasiswa. Karena membangun sebuah sistem perguruan tinggi yang solid dengan beban amanat UUD45 dan turunan regulasi pendidikan tinggi adalah semata-mata untuk peningkatan daya saing yaitu kualitas SDM. Upaya kuantifikasi jumlah mahasiswa ini sah-sah saja dilakukan PTN sejauh sasaran dan target kualitas sudah terpenuhi”. Sebut Andi Surya

    “Namun jika jaminan peningkatan kualitas belum terpenuhi maka ada baiknya pimpinan PTN-PTN baru agar mereview ulang pemikiran ini, karena akan terjerat dengan aturan dan regulasi perguruan tinggi yang saat ini semakin rigid, ujung-ujungnya masyarakat bisa mempermasalahkan secara hukum karena terjadi pembohongan publik. Jika dugaan ini benar, maka apa yang disampaikan oleh pimpinan ITERA terkait pemenuhan rasio dosen perlu diwaspadai bersama. Benar tidaknya rasio dosen ITERA yang disebutkan rektor-nya, Allahua’lam…”. Tutup Andi Surya. (rel)

  • Ditres Narkoba Polda Lampung Sosialisasi Pemberantasan Narkoba di Kampus Itera

    Ditres Narkoba Polda Lampung Sosialisasi Pemberantasan Narkoba di Kampus Itera

    Bandarlampung (SL)-Direktorat Reserse (Ditres) Narkoba Polda Lampung melakukan sosialisasi pemberantasan narkotika di Kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera), Senin (13/8/18). Sosialisasi yang dikemas dalam bentuk kuliah umum itu disampaikan langsung oleh Direktur (Dir) Ditres Narkoba polda setempat, Kombes Pol. Shobarmen.

    Sebanyak 2.676 mahasiswa baru kampus setempat tampak serius menyaksikan paparan yang disampaikan mantan Kepala SPN Kamiling Polda Lampung itu. Sesekali, para mahasiswa tertawa lepas dan bertepuk tangan meriah lantaran Shobarmen beberapa kali melontarkan kalimat candaan.

    Dalam paparannya, Shobarmen mengatakan, Indonesia gawat narkoba. Provinsi Lampung termasuk didalamnya. “Setiap harinya, 40-50 orang Indonesia meninggal karena narkoba,” kata Shobarmen dihadapan para mahasiswa.

    Menurut dia, pertahunnya puluhan triliun uang rakyat Indonesia dihabiskan untuk belanja narkoba. “Angka terakhir yang kita dapat, sampai Rp65 triliun uang rakyat Indonesia yang dihabiskan hanya untuk membeli narkoba,” ungkapnya.

    Mirisnya, sambung dia, narkoba sudah menjajah semua kalangan, mulai dari kalangan dengan tingkat ekonomi tinggi, hingga kalangan dengan tingkat ekonomi rendah. “Bukan hanya masayarakat sipil yang terjerat narkoba, banyak juga oknum aparat penegak hukum yang terlibat. Bahkan ada juga para pengajar (dosen) yang tertangkap karena kasus narkoba, termasuk mahasiswa didalamnya,” jelasnya.

    Untuk itu, Shobarmen mengimbau para mahasiswa untuk menjauhi barang haram tersebut. “Kalau dengar kata narkoba, tanamkan di benak kalian pemberantasan. Jangan sekali-kali mencoba narkoba,” imbaunya.

    Karena menurut dia, sekali saja seseorang mengkonsumsi barang haram itu, seumur hidupnya akan hancur. “Daya rusak narkoba lebih serius dibanding korupsi dan terorisme. Karena narkoba merusak sistem syaraf dan otak. Jadi tidak ada jaminan seseorang pecandu untuk sembuh,” terangnya.

    Usai pemaparan bahaya narkoba, para mahasiswa menyatakan diri siap menjauhi narkoba. Salah satunya, Reza dari Program Studi (Prodi) Bio Sistem kampus setempat. “Kalau bisa semua yang terlibat narkoba di hukum seumur hidup saja,” kata dia.

    Reza mengaku senang bisa mendapat pelajaran tentang bahaya narkoba dari Shobarmen. “Kami inikan mahasiswa baru ya. Jadi saya bersyukur bisa tahu sejak dini tentang bahaya, dan jenis-jenis narkoba seperti yang disampaikan tadi,” terangnya.

    Hal senada dikatakan Elisabet, mahasiswi dari Prodi Tekhnik Sipil kampus sempat. Dia juga menyatakan siap menjauhi narkoba. “Semoga strategi penanggulangan narkoba yang digagas Polda Lampung berhasil menanggulangi peredaran narkoba,” jelasnya. (red)

  • Herman HN Resmikan Poliklinik ITERA

    Herman HN Resmikan Poliklinik ITERA

    Bandarlampung (SL)  Hari ini (24/6), Herman HN kembali menjalankan tugasnya sebagai Walikota Bandar Lampung. Pagi ini, Herman HN meresmikan penggunaan Poliklinik ITERA di Bandar Lampung.

    Dalam sambutannya, Herman HN mengatakan, poliklinik yang diresmikan ini dapat dimanfaatkan seluruh civitas akademika ITERA. “Mudah-mudahan civitas akademika ITERA tambah sehat dengan adanya poliklinik ini”, kata Walikota Bandar Lampung ini.

    Ia menambahkan, poliklinik ITERA telah dilengkapi dengan peralatan medis yang cukup. “Untuk kesehatan, kita perlu menjaga kesehat untuk mencegah sakit. Jika sakit, ada poliklinik untuk tempat berobat. Semoga bermanfaat”, tutup Herman HN.

    Sampai acara peresmian poliklinik ITERA selesai, tidak ada kendala dan acara berjalan dengan lancar. (rls)

  • Arinal Djunaidi Bantu Teleskop Kampus Itera

    Arinal Djunaidi Bantu Teleskop Kampus Itera

    Lampung Selatan (SL)-Bakal calon Gubernur Lampung Ir. H. Arinal Djunaidi,  menyerahkan bantuan Teleskop sebagai media penunjang pendidikan kepada Institut Teknologi Sumatera (Itera).

    Bantuan diserahkan Arinal kepada Rektor Itera Prof. Ir. Ofyar Z Tamin, MSc (Eng) Ph.D, pada acara sidang terbuka Wisuda Mahasiswa Itera tahun 2017, di kampus setempat Jati Agung, Sabtu (07/10/2017).

    Pada kesempatan sidang senat terbuka tersebut Arinal mendapat penghargaan dari pihak Rektor Itera yang diserahkan oleh Rektor Prof. Ofyar.

    Saat ditanya wartawan di lokasi acara, apa tujuan mantan Sekda Provinsi ini memberikan bantuan Teleskop? Arinal mengatakan, Bantuan sarana pendidikan itu sebagai bentuk kepedulian Arinal kepada bidang pendidikan.

    “Bahwa ini adalah kewajiban dan kepedulian kita semua dalam pengembangan dunia pendidikan di Provinsi Lampung. Terutama Itera perguruan tinggi yang baru berdiri ini masih perlu dukungan dan bantuan semua pihak. Bukan saja mengandalkan pemerintah, tapi masyarakat juga perlu mendukung dan membantu Itera dan pendidikan lainnya di Provinsi Lampung” katanya.

    Itera mewisuda 20 lulusan. Sarjana, perintis dan pernah kuliahnya di ITB Bandung, sebelum kampus Itera dibangun. (rls)