Tersesatnya jemaah haji selama ini, tentu, membuat petugas pemandu haji di Tanah Suci harus berkerja ekstra untuk menemukan kembali anggota jemaahnya.
Namun, pada musim haji 2018, Kementerian Agama RI membentuk Tim Gerak Cepat (TGC) yang bertugas menangani anggota jemaah haji yang tersesat di Tanah Suci.
Seorang jemaah yang tersesat akan berkomunikasi dengan TGC melalui saluran komunikasi media sosial Whatsapp (WA). “Seorang jemaah yang tersesat cukup lapor melaui WA. Dalam hitungan menit, jemaah itu dikembalikan ke ketua kloternya,” dia menjelaskan.
Imam Kahfi menilai, pelayanan jemaah haji pada tahun ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan layanan haji bahkan dilakukan sejak di tanah air.
Dia mencontohkan, pemeriksaan jemaah haji yang sebelumnya dilakukan di Indonesia, pada tahun ini dilakukan di Jeddah, Arab Saudi. Seperti pemeriksaan paspor, biometrik, dan barang bawaan jemaah.
“Saat ini, begitu jemaah sampai Jeddah, bisa langsung naik bus menuju maktab masing-masing,” katanya.
Peningkatan pelayanan juga terkait dengan konsumsi jamaah yang pada tahu ini mendapatkan kondumsi dua kali, siang dan malam, plus dua kali snack, buah-buahan pada pagi dan sore.
Begitu juga dengan transportasi. Menurut Kahfi, bus sholawat siaga 24 jam untuk melayani jamaah yang maktabnya jauh dari Masjidil Haram, seperit Aziziah dan Syisah.
“Dengan pelayanan yang lebih baik, diharapkan jemaah bisa khusyuk melaksanaan ibadah,”ujar Kahfi yang memimpim 393 jemaah haji dari Waykanan, Lampung Barat, dan Bandarlampung. (inilampung.com)