Tag: Jurnalisme

  • SMSI dan Kemenpar Gelar FGD “Jurnalisme Ramah Pariwisata”

    SMSI dan Kemenpar Gelar FGD “Jurnalisme Ramah Pariwisata”

    Semarang (SL) – Bertempat di Aston Hotel and Convention Center Semarang, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) bersama Kementerian Pariwisata menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang mengusung tema, “Jurnalisme Ramah Pariwisata”, Sabtu (24/11). Sejumlah media online, pelaku pariwisata serta perwakilan organisasi kepemudaan, ikut serta dalam kegiatan ini.

    Guntur Saketi selaku Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, menjelasan bahwa, gerakan jurnalisme ramah pariwisata, sejak 24 Oktober lalu, telah dicanangkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta. “FGD hari ini adalah FGD gerakan jurnalisme ramah pariwisata pertama di daerah. Nantinya kami akan menggelar FGD tahap tiga di Lombok. Setelah itu diharapkan lahir buku pedoman jurnalisme ramah pariwisata,” ujarnya.

    Dikatakan Guntur, SMSI bersama Kemenpar akan terus bergandengantangan karena pariwisata membutuhkan ruang hidup yang aman dan nyaman. “Ini berkaitan dengan pemberitaan yang kerapkali berlebihan saat ada bencana, sampai-sampai negara lain merasa perlu mengeluarkan travel advice,” tandasnya.

    Ketua Umum SMSI, Auri Jaya sependapat bahwa pers berperan peting dalam publikasi pariwisata. “SMSI menaungi 300 media online, dan pada bulan ini sedang melakukan verifikasi media-media untuk menjadi konstituen dewan pers,” tuturnya.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal SMSI, Firdaus mengatakan, FGD tahap selanjutnya, akan dilaksanakan di Lombok dan Sumatera Utara.

    Ditempat yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah, Dadang Somantri mengatakan, Provinsi Jawa Tengah saat ini tengah memicu dan memacu pariwisata. Hal tersebut, lanjut Dadang, antara lain diwujudkan dalam perbaikan infrastruktur akses pariwisata dan penambahan hotel.

    “Saya meminta agar para jurnalis membuat berita yang keren dan isinya enak dibaca, agar masyarakat tertarik untuk lebih tahu seluk beluk wisata alam dan budaya. Saya menunggu kontribusi teman-teman pers untuk kemajuan wisata Jateng dalam berbagai produk,” tandasnya.

    Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sambung Dadang, membutuhkan karya-karya yang mampu menarik kedatangan masyarakat ke objek wisata. “Kolaborasi media dan pemprov adalah sebuah keharusan,” tegasnya.

    FGD di Semarang kali ini, merupakan FGD kedua, setelah sebelumnya, Kemenpar dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) sukses mengegelar FGD pertama di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta, Rabu (24/10) lalu.

    FGD di Semarang ini, diisi oleh empat narasumber berkompeten yakni Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih, Kepala Disporapar Jawa Tengah Urip Sihabudin, Ketua DPD Asita Jawa Tengah Joko Suratno dan Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS.

    Di akhir sesi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkesempatan memberikan epilog. Dia mengaku sangat mengapresiasi forum yang diinisiasi SMSI dan Kementerian Pariwisata ini. “Saya pernah memaparkan di luar negeri tentang kearifan lokal di Indonesia saat bencana tiba. Mereka mengatakan, oh Indonesia mistik ya. Saya katakan, tidak, itu bisa diuji secara ilmiah,” katanya.

    Salah satu ritual yang ia pernah amati adalah saat Gunung Merapi mengeluarkan wedhus gembel. Saat hewan-hewan di gunung turun karena merasakan hawa panas, juru kunci Merapi justru berdoa dengan caranya masing-masing.

    “Jadi hal-hal inilah yang ingin kita angkat. Kita ingin agar bencana tidak selalu dilihat dari sisi yang menyeramkan, tapi ada hal-hal unik lainnya,” tandas orang nomor satu di Jawa Tengah itu, kemudian menutup dengan Resmi acara FGD yang di gelar SMSI tersebut (Rls/jun)

  • Ketua PWI Lampung Ingatkan Ancaman Jurnalisme ‘Copy Paste’

    Ketua PWI Lampung Ingatkan Ancaman Jurnalisme ‘Copy Paste’

    Bandarlampung (SL) – Perkembangan pers di Indonesia sangat pesat. Praktik jurnalisme yang mengutamakan kompetensi dan etik yang diperjuangkan PWI selama ini, terlihat mulai tenggelam oleh jurnalisme ‘berbegas’ dan ‘copy paste’.

    Hal itu ditegaskan Ketua PWI Provinsi Lampung Supriyadi Alfian pada pelantikan pengurus PWI 10 kabupaten/kota se-Lampung di Bandarlampung, Senin, 30 Juli 2018.

    “Jurnalisme (bergegas dan copy paste) tersebut kini semakin banyak mewarnai media di Indonesia, terutama media siber dan bahkan merambah ke media cetak,” katanya.

    Tidak hanya siber dan cetak, menurut Supriyadi, media elektronik yaitu televisi dan radio, juga semakin didominasi informasi berdasarkan keinginan pasar, bukan kebutuhan publik.

    Kecenderungan media yang terjadi pada era yang disebut millenial ini, bergesernya jurnalisme kompetensi dan etik menjadi jurnalisme emosi yang sarat simbol, berita kering narasumber, dan jauh dari standar berita. “Berita teman-teman wartawan itu, mungkin, lebih pas jika disebut dengan jurnalisme bergegas,” katanya.

    Demikian pula kebiasaan bertukar informasi (copy paste) antar-wartawan yang berlainan media, menjadi fenomena terkini yang semakin memprihatinkan. Sehingga disiplin verifikasi dalam sebuah berita akan cenderung terabaikan.

    Menghadapikondisi tersebut, kata Supriyadi, diperlukan perlindungan publik agar masyarakat mempunyai daya saring yang kuat terhadap berita atau informasi yang tersebar melalui berbagai media.

    Memang, PWI sebagai organisasi profesi warawan, memiliki dan cukup intensif memberikan pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi wartawan. Seperti melalui Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

    Dia menyebut di Lampung, saat ini total PWI Lampung yang berstatus kompeten berjumlah 609 orang. PWI Lampung juga telah melaksanakan SJI empat angkatan.

    Untuk menghadapi fenomena di atas, menurut dia, PWI sudah saatnya mengevaluasi kualitas pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan selama ini. Sehingga peningkatan kompetensi dan keterampilan wartawan itu sejalan dengan perkembangan dan tantangan jurnalistik ke depan.

    Pada acara yang dirangkai dengan Hari Pers Nasional (HPN) 2018 dan HUT Ke-27 PWI tingkat Provinsi Lampung, dihadiri Ketua Umum PWI Pusat Margiono, Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal, Kapala Dinas Komunikasi Provinsi Lampung Chrisna Putra, para pejabat provinsi dan kabupaten/kota. (rls)