Tag: Kades

  • Jokowi Akan Kirim Kades dan Pendamping Desa Studi Banding ke Luar Negeri

    Jokowi Akan Kirim Kades dan Pendamping Desa Studi Banding ke Luar Negeri

    Bandarlampung (SL) – Pembangunan di desa menjadi perhatian pemerintah, misalnya dengan adanya dana desa. Tak sampai di situ, Presiden Joko Widodo berencana mengirim kepala desa dan pendamping desa untuk studi banding ke luar negeri. “Saya diskusi dengan Menteri Desa (Mendes), tahun depan kita coba beberapa kades, pendamping desa, Paud, Posyandu, kirim ke luar negeri untuk diberikan trainning 3 bulan biar melihat dan membandingkan,” kata Jokowi saat bertemu kades se-Lampung di Islamic Center Lampung Timur, Jumat (23/11).

    Menurutnya, studi banding itu merupakan pemacu agar kades dan pendamping desa berinovasi memajukan desanya. Selain itu, program ini juga untuk meyakinkan bahwa masyarakat desa Indonesia juga bisa semaju di luar negeri. “Saya mau kirim besar-besaran, tapi saya mau melihat cara bertani di Thailand gimana, di Jepang gimana, apa yang mereka lakukan jika desa di sana maju. Kita juga bisa kok,” ujar Jokowi.
    “Kalau ada pesaing baru gemeregah, baru semangat. Kalau enggak melihat yang lain, dipikir kita sudah di depan,” jelasnya. Terkait dana desa, Jokowi mengatakan bahwa uang tersebut tak hanya bisa digunakan untuk membangun infrastruktur. Akan tetapi juga meningkatkan perekonomian warga dengan memanfaatkan potensi wilayah. 
    Ia mencontohkan beberapa desa wisata Ponggok di Jateng yang kini memiliki omzet setahun Rp 14 miliar. Serta desa wisata Nglangeran di Gunungkidul yang memiliki omzet Rp 4 miliar per tahun. Kedua desa itu mengembangkan wisata. “Sehingga masyarakat bisa kerja di sana, itu yang perlu kita pacu agar pemberdayaan ekonomi betul-betul ditingkatkan,” pungkasnya. (rls/nt)
  • 900 Kades Terciduk Aparat Akibat Penyelewengan Dana Desa

    900 Kades Terciduk Aparat Akibat Penyelewengan Dana Desa

    Jakarta (SL) – Pemerintah sudah mengucurkan dana desa sebanyak Rp 127,74 triliun sejak pertama kali digelontorkan pada 2015. Desa yang sudah menerima dana tersebut 74.910 dengan rincian pada 2015 sebesar Rp 20,76 triliun, 2016 Rp 49,98 dan 2017 Rp 60 triliun.

    Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan setiap desa pada tahun pertama kira-kira dapat Rp 300 juta, tahun kedua Rp 600 juta, tahun ketiga Rp 800 jutaan.
    Menurut Presiden Jokowi, dari sekitar 74.000 desa yang menerima Dana Desa, tahun ini ada kurang lebih 900 desa yang mempunyai masalah, kepala desanya ditangkap, karena menyelewengkan Dana Desa. Untuk itu, Jokowi meminta agar hatiati menggunakan dana ini.

    “Silakan dipakai untuk membangun infrastruktur silakan, jalan desa silakan, dipakai untuk embung silakan, dipakai untuk irigasi yang kecil-kecil silakan, dipakai untuk membendung sungai kecil silakan. Yang paling penting yang tidak boleh, hanya satu, jangan ada yang ngantongin untuk kepentingan pribadi, ini yang tidak boleh,” tegas Presiden Jokowi.

    Salah satu contoh kasus ialah Kun Hidayat (KH), pegawai negeri sipil (PNS) yang menjabat sebagai kasi pemberdayaan masyarakat, di Kecamatan Kedundung, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, ditangkap tim saber pungli Polda Jatim. Kun diduga kuat telah melakukan pemotongan uang alokasi dana desa (ADD) dan dana desa (DD) di wilayah Kecamatan Kedundung.

    Saat dilakukan penangkapan di halaman kantor Bank Jatim, cabang Sampang, Senin (5/12), tim saber pungli mengamankan uang sebesar Rp 1,5 miliar. Modus pungutan liar yang dilakukan tersangka adalah dengan melakukan pemotongan uang ADD dan DD, yang cair diperuntukkan 18 Desa di Kecamatan Kedundung, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

    Seperti di Desa Kramat, uang cair seharusnya Rp 118,6 juta, tapi oleh tersangka dipotong dan hanya diberikan sebesar Rp 65 juta. Kemudian, Desa Nyeloh pencairan sebesar Rp 139,3 juta, hanya diberikan hanya Rp 21,2 juta.

    Dalih tersangka ke desa, pemotongan itu diperuntukkan pembayaran pajak, pelatihan. Seharusnya tidak ada pemotongan, tapi itu dilakukan oleh tersangka, dengan untuk mencari keuntungan.

    Selain itu, ada kejadian penangkapan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada lima tersangka dalam kasus suap Kepala Kejaksaan Negeri Pamekasan terkait penanganan perkara penyalahgunaan dana desa.

    KPK menetapkan Bupati Pamekasan, Achmad Syafii Yasin dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Pamekasan, Rudi Indra Prasetya sebagai tersangka kasus suap senilai Rp 250 juta.

    Suap tersebut bertujuan untuk menghentikan penyelidikan serta penyidikan oleh Kejaksaan Negeri dalam kasus korupsi proyek infrastruktur. Proyek senilai Rp 100 juta tersebut menggunakan dana desa.

    KPK juga menetapkan Kepala Inspektorat Kabupaten Pamekasan, Sucipto Utomo, Kepala Desa Dasuk Agus Mulyadi dan Kepala Bagian Administrasi Inspektorat Kabupaten Pamekasan Noer Solehhoddin sebagai tersangka dalam kasus yang sama.

    Kenyataannya, tak semua kepala daerah senang wilayahnya mendapatkan jatah dana tersebut. Sebagian dari mereka justru resah menggunakan dana tersebut karena takut berurusan dengan hukum. (detaksatu)

  • Khamami Berpesan, Kades Harus Maksimal Layani Warga Saat Lantik 12 Kades

    Khamami Berpesan, Kades Harus Maksimal Layani Warga Saat Lantik 12 Kades

    Mesuji (SL) – Bupati Mesuji Khamami melantik 12 kepala desa (kades) terpilih dari hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak tahun 2018. Pelantikan dilakukan secara terpisah di tiga lokasi, yakni di halaman Kantor Kecamatan Mesuji Timur, Taman Kehati, dan Halaman Kantor Kecamatan Rawa Jitu Utara pada 4-5 September 2018.

    Adapun kades terpilih yang dilantik, antara lain Desa Dwi Karya Mustika, Eka Mulya, Pangkal Mas Mulya, Tanjung Mas Jaya, dan Wonosari (Kecamatan Mesuji Timur), Desa Agung Batin (Kecamatan Simpang Pematang), Desa Sidomulyo (Kecamatan Mesuji), Desa Panggung Rejo, Sidang Bandar Anom, Sidang Kurnia Agung, Sidang Way Puji, dan Sungai Sidang (Kecamatan Rawa Jitu Utara).

    Pada kesempatan itu, dia mengucapkan selamat atas dilantiknya para kepala desa terpilih. Dia berharap kades yang dilantik dapat menjadi pemimpin yang amanah, membangun desa, mensejahterakan warganya. Menurutnya, salah satu faktor yang mempengaruhi maju mundurnya sebuah desa ditentukan dari kepemimpinan seorang kepala desa.

    Dia juga berterima kasih kepada jajaran kepolisian, TNI, camat, penjabat kepala desa, panitia pemilihan kepala desa, BPD, serta seluruh pihak yang telah ikut serta menyukseskan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa serentak pada tanggal 12 Agustus 2018 lalu.

    “Harapan saya, kepala desa sebagai garda terdepan pemerintah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat harus mampu memberikan pelayanan yang maksimal. Kepala desa harus sering turun di masyarakat, untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi agar dicarikan solusi. Kepala desa yang tidak bisa apa-apa dan tidak aktif membantu masyarakat dan membangun desanya, lebih terhormat mundur daripada diberhentikan,” ucapnya usai melantik kades di Rawa Jitu Utara, Rabu (05/09/2018).

    (net)

  • Kades Pesawaran Peserta Bintek Terlantar, Penyelenggara dan Panitia “Ngabur”

    Kades Pesawaran Peserta Bintek Terlantar, Penyelenggara dan Panitia “Ngabur”

    Para peserta Bintek, terdiri dari Kades dan Perangkat Desa, Sebagai Kabupaten Pesawaran, ditelantarkan penyelenggara, di hotel Emersia, Bandarlampung , Kamis (23/11)

    Bandarlampung (SL)- Ratusan kepala Desa dan perangkat desa Se- Kabupaten Pesawaran, peserta Bintek Keuangan, yang diselenggarakan Yayasan Minanga, terlantar di Hotel Emersia. Hari terakhir tanpa penutupan, EO, dan pihak Yayasan menghilang.

    Para kepala desa dan perangkat desa yang menjadi  d peserta Bintek itu berkumpul dipelataran lobi hotel, dan parkiran  hotel, menunggu hal yang tak pasti. “Ya begini mas, seperti tak terurus kami ini, padahal kami bayar. tapi penyelenggara telah menelantarkan para kepala desa, agenda penutupan tidak di adakan, bubar jalan tanpa kejelasan. padahal dibuka Bupati,” kata salah satu peserta di lobi hotel Emersia, Bandarlampung.
    Bahkan sebagian kepala desa yang menginap di hotel swisbel terpaksa menumpang ojek untuk menunju hotel emersia, karena tidak ada lagi penjemputan. karena tidak cukup penginapan, mereka sebagain di minapkan di Hotel Swisbel, dan selama pelaksanaan bimtek pihak panitia menyediakan armada antar jemput.
    “Selama pelaksanan bimtek ini pihak panitia menyedian transportasi untuk mengankut kami dari hotel swis tapi hari ini tidak ada lagi kami disini dianggap apa masak kami di telantarkan begini, kami dari hotel swis Bella terpaksa mengojek karna pihak panitia tidak menyiapkan transportasi lagi kan agenda hari ini acara penutupan, tapi masak bubar begitu saja biasanya acara besar seperti ini ada pembukaan pastinya ada penutupan nah ini engga kami ditelantarkan,” Kata kades asal kecamatan Tegineneg, Kamis (23/11/2017).

    Dia menjelaskan, bahwa dalam tata tertip agenda yang telah di susun pihak pantia penyelenggara pelaksanaan ini dilaksanakan selama tiga hari sejak hari Senin sampai hari Ke, dan hari ini adalah penutupanya.

    “Hari ini agendanya penutupan tapi kenapa kok tidak ada acara penutupan itu malah tempat kita untuk melaksanakan bimtek telah tempati dengan acara lainya kemana tanggung jawab pihak penyenggara dalam hal ini yang jelas kami sangat kecewa,” ucapnya.

    Kekecewan ini juga di lontarkan kepala desa Bunut sebrang, Kecamatan way Ratai, Aminudin, yang kesal dengan cara kerja dan perlakuan penyelenggara.

    “Saya pribadi sangat kecewa dengan adanya hal ini meskipun selama pelatihan bimtek ini kami semua mendapatkan ilmu dari para pemateri yang jelas besar kekecewaan ini karna kami telah di telantarkan seperti ini,” katanya.

    Pengamatan wartawan  di hotel Emersia para peserta bimtek ini terlihat kerkumpul di ruang lobi Hotel. Beberapa orang peserta juga terlihat bersitegang dengan pihak pantia penyelenggara  yang masih ada di Hotel. Namun ketegangan itu bisa di halau dan diredam oleh para kepala desa yang lainya sehingga beberapa kepal desa berinisitip membubarkan diri begitu juga dengan pihak panitia penyelenggara.

    Sementara itu pihak penyelenggara dari Yayasan Minanga,  Malik, dan BIntang yang mengaku EO sekaligus ketua Panitia Bintek, tidak ada di lokasi, dan handphonenya dalam keadaan  d tidak aktif. (nt/Jun)