Tag: Kadiv Humas Polri

  • Jalin Kemitraan Dengan Media, Kadiv Humas Polri Kunjungi Kantor Redaksi Kumparan

    Jalin Kemitraan Dengan Media, Kadiv Humas Polri Kunjungi Kantor Redaksi Kumparan

    Jakarta (SL)-Divisi Humas Polri melakukan kunjungan ke kantor media kumparan di Jalan Jati Murni, Jakarta Selatan. Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal. Kedatangan Irjen M Iqbal sekitar pukul 14.20 WIB disambut langsung oleh Pemred kumparan Arifin Asydhad, Wapemred kumpara Indra Subagja, dan redaktur megapol kumparan Ahmad Romadoni.

    Dalam kunjungan tersebut, Iqbal mengatakan, Divisi Humas Polri mesti dikelola orang yang tepat. Pasalnya, Divisi Humas Polri mewakili Polri di mata publik. Ia menyebut, Polri mesti menjalani hubungan baik dengan media . “Terimakasih atas supportnya. Saya kira kumparan banyak membantu. Tugas Divisi humas betul sangat penting di era saat ini,” kata Iqbal di kantor kumparan, Jakarta Selatan, Senin (9/3).

    Iqbal menyebut, salah satu hasil kerja keras Divisi Humas yakni membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Bahkan, Polri berada di urutan 2 dan 3 dalam beberapa survei lembaga pemerintah dalam hal kepercayaan publik. “Beberapa survei kita ditempatkan 2 terbaik 3 terbaik. Itu semua karena media. Salah satu strategi membesarkan humas kami melakukan visit media secara intensif,” ujar Iqbal.

    Lebih lanjut Iqbal menuturkan, Kapolri Jenderal Idham Azis sendiri telah memberikan perhatian serius ke Divisi Humas Polri. Bentuk perhatian tersebut yakni mengembangkan Divisi Humas menjadi Kabahumas Polri yang dijabat bintang 3 (Komjen). “Bapak Kapolri bilang akan mengembangkan Divisi Humas menjadi Kabahumas. Oleh karen itu kami tak mau besar saja, rumahnya aksesorisnya bagus, man powernya juga,” tandasnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Pemred kumparan Arifin Asydhad juga mengajak Irjen Pol M Iqbal berkeliling melihat kantor kumparan dan menyapa para redaksi. Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Karomultimedia Divisi Humas Polri Brigjen Pol Budi Setiawan, dan Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra. (rls/red)

  • Polri Pastikan Cari Pimpinan KKB

    Polri Pastikan Cari Pimpinan KKB

    Jakarta (SL) – Polri memastikan juga akan mencari atasan pemimpin kelompok kriminal bersenjata (KKB), Egianus Kogoya, yang berinisial PU. PU disebut orang yang merestui Egianus untuk melakukan penyerangan. “Siapa saja yang terkait dengan Egianus Kogoya, kita akan kejar sangat sampai proses hukum,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Mohammad Iqbal, Rabu (12/12/2018).

    Iqbal menegaskan Polri akan mencari siapapun yang berada di balik penyerangan pekerja Trans Papua. Dia mengatakan Polri akan menyelesaikan masalah tersebut hingga akar. “Soal PU atau siapapun yang berada dibalik penyerangan itu, kita akan usut sampai akar, bukan hanya PU saja, semuanya pasti akan kita usut, karena ini proses hukum,” tegasnya.

    Sebelumnya, polisi menyebut Egianus Kogoya, pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, punya atasan berinisial PU. PU-lah yang disebut merestui Egianus cs menyerang kamp pekerja PT Istaka Karya di Yigi, Nduga, Papua. “Diduga ikut merestui terjadinya penyerangan tersebut. Panglima tersebut atas nama PU dan di bawah-bawah, kaki-kakinya pun juga memiliki daya operasi yang ada di Nduga tersebut,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2018).

    Kasus ini bermula pada 1 Desember 2018, KKB mendatangi kemah karyawan PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan trans Papua di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Keesokan harinya, puluhan pekerja dieksekusi mati dengan cara ditembak di Bukit Kabo.

    Beberapa di antaranya berhasil melarikan diri dan dievakuasi dari ancaman KKB. Hingga saat ini, aparat TNI-Polri masih mengejar anggota KKB dan belum menangkap satu pun pelaku. (detik)

  • Polisi Buru Penyebar Hoaks Penculikan Anak Viral di Medsos

    Polisi Buru Penyebar Hoaks Penculikan Anak Viral di Medsos

    Jakarta (SL) – Mabes Polri bakal memburu penyebar informasi hoaks soal penculikan anak yang viral di media sosial (medsos). Satgas siber saat ini sedang menganalisis akun-akun medsos penyebar hoaks.

    “Akan kita ungkap secara tuntas,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Drs. Setyo Wasisto. SH. di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/10/2018)

    Polri masih mendalami motif viral kasus penculikan tersebut. Yakni, apakah saling terkait satu akun dengan lainnya. “Intinya masyarakat tenang, Polri sedang melakukan penyelidikan moga dalam waktu dekat bisa terungkap,” ucap kadiv humas Polri.

    Informasi penculikan yang hoaks yaitu, pada 19 Oktober 2018 di Pontianak. Informasi hoaks tersebut viral di media sosial. “Itu adalah hoaks, karena foto pelaku penculikan anak di Pontianak itu diambil dari kasus pencurian hp di Desa Cipambuan, Kabupateb Bogor, tanggal 16 Oktober 2018, pelaku Iskandar,” jelas Kadiv Humas Polri.

    Informasi hoaks lainnya, yaitu viral kasus penculikan anak di Cakung, Jakarta Timur. Saat itu dikabarkan, saat anak dikembalikan tiga hari kemudian dengan kondisi mata yang sudah diambil, pada Senin, 21 Oktober 2018. “Foto itu adalah pelajar SD yang meninggal karena kelelahan pada 20 Oktober 2018,” ungkap Kadiv humas Polri.

    Kadiv Humas Polri juga mengatakan, bocah tersebut kelelahan setelah bermain sepeda dari Ujung Menteng hingga Marunda. Lantaran tak cukup uang membeli minum, korban meminum air dari kamar mandi Dinas Kebersihan. “Setelah minum almarhum pingsan, dibawa ke RS kemudian meninggal,” jelasnya.

    Tak sampai di situ. Hoaks berikutnya yakni penemuan mayat pelajar SD di Kemayoran, Jakarta Pusat, dengan bagian organ yang diambil pada 24 Oktober 2018. Namun, kata Setyo, foto korban yang digunakan adalah temuan mayat diduga korban pemerkosaan dan pembunuhan di kebun sawit, Dusun Rejosari, Medan.

    “Pelaku (dugaan pemerkosaan dan pembunuhan) sudah ditangkap namanya Hendri Limbong, dan diproses oleh polres setempat,” ucap Kadiv Humas Polri.

    Kemudian, viral anak SD yang dikabarkan diculik bernama Rizki Saputra. Setyo menerangkan, Muhamad Rizki bukan diculik melainkan sengaja pergi dari rumah karena hendak mencari ibunya.

    “Dengan berjalan kaki dari rumah sampai PLTU Ancol. Kemudian ditemukan warga dan diantar ke Pasar Nalu, karena Rizki menyampaikan rumahnya berada di Pasar Nalu,” ucap Kadiv Humas Polri.

    Usai diantar ke Pasar Nalu, ada yang mengenali Rizki dan diantar pulang ke rumah. Sehingga Rizki bukan kasus penculikan.

    Selanjutnya, pada 17 Oktober 2018, viral kasus penculikan di Kabupaten Kerinci. Setyo pun menyebut kasus tersebut hoaks, karena merupakan kasus orang yang mengalami gangguan jiwa di Jambi pada 27 Oktober 2018.

    “Foto yang diambil digunakan dari foto berita penculikan anak di Cianjur tanggal 3 Maret 2017. Aksi nekat pelaku karena salah satu anaknya dibawa pergi mantan suaminya,” urai Kadiv Humas Polri

    Informasi viral kasus penculikan anak yang tak hoaks hanya ada satu. Yaitu kasus penculikan anak di Gianyar, Karangasem, Bali, pada 28 Oktober 2018.

    Pada 28 Oktober, sekitar pukul 12.00 WITA, diduga telah terjadi tindak pidana percobaan penculukan anak bernama Niluh Putu Sayang Ekayanti, pelajar SD kelas 1. “Pelakunya laki-laki, kelahiran 1976, dan sudah ditangkap,” tutup Kadiv Humas Polri Irjen Pol Drs. Setyo Wasisto. SH. (Indonesiasatu)

  • Aksi Penjarahan di Palu dan Donggala Dicap Kriminal Oleh Polisi

    Aksi Penjarahan di Palu dan Donggala Dicap Kriminal Oleh Polisi

    Jakarta (SL) – Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan mereka masih memaklumi jika warga Kabupaten Donggala dan Kota Palu ‘terpaksa’ mengambil barang-barang kebutuhan pokok, karena masa krisis usai gempa dan tsunami.

    Namun, polisi bakal menindak tegas orang-orang yang dengan sengaja menjarah benda-benda lain di luar kebutuhan yang mendesak karena perbuatan mereka tergolong sebagai kriminal.

    “Polri tetap perhatian bahwa penjarahan dalam tanda petik disebut itu tidak boleh terjadi. Masyarakat dihimbau kalau memang itu kebutuhan pokok, kami masih mungkin dalam toleransi. Tapi kalau barang-barang lain, ini sudah kriminal,” kata Setyo di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta Selatan pada Senin (1/10).

    Setyo mengatakan, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) akan mengambil langkah tegas terhadap tindakan penjarahan yang masuk dalam kategori kriminal tersebut.

    Dia pun mengingatkan masyarakat, barang-barang yang masuk dalam kategori kebutuhan pokok ialah yang terkait makanan, sandang, dan minuman.

    Sembilan Polisi Tewas

    Setyo menyampaikan, akibat gempa dan tsunami di Donggala dan Palu menyebabkan sembilan anggota Polri meninggal. Menurut dia mayoritas polisi meninggal merupakan anggota Kepolisian Resor Kota (Polresta) Palu.

    “Sampai dengan saat ini dari Kabid Humas Polda Sulteng dapat info ada sembilan anggota Polri telah ditemukan meninggal,” kata Setyo.

    Setyo menyatakan tidak menutup kemungkinan jumlah anggota Polri yang menjadi korban jiwa dalam bencana gempa dan tsunami di Palu akan bertambah. Sebab saat peristiwa itu terjadi, anggota Polri bersama TNI tengah menggelar apel persiapan pengamanan Hari Ulang Tahun (HUT) Palu.

    Menurutnya, sejumlah anggota Polri masih belum ditemukan hingga saat ini. “Saat itu ada apel TNI Polri untuk pengamanan tiba-tiba terjadi tsunami dan saat ini sedang didata,” ujarnya.

    Meski demikian, jenderal bintang dua itu berharap anggota Polri yang masih belum ditemukan hingga saat ini hanya hilang kontak dan dalam keadaan selamat. Sementara itu, lanjutnya, pihaknya belum bisa mendata jumlah anggota Polri yang menjadi korban dalam bencana tsunami di Donggala hingga saat ini.

    Setyo mengatakan, komunikasi dan akses jalan yang belum pulih menjadi penghalang buat mendapatkan informasi seputar hal itu. “Mohon waktu dan mohon sabar untuk rekan-rekan. Mudah-mudahan rekan kami yang belum ketemu hanya hilang kontak saja. Bukan hilang secara fisik,” katanya. (ci/net)