Tag: Kapolresta Bandarlampung

  • Tim Walet Polresta Bandar Lampung Amankan Pengedar Tembakau Sintetis

    Tim Walet Polresta Bandar Lampung Amankan Pengedar Tembakau Sintetis

    Bandar Lampung, sinarlampung.co – Pengedar Tembakau Sintetis dibekuk Tim Walet Satsamapta Polresta Bandar Lampung saat hendak mapping (istilah transaksi secara online) di Jalan Pangeran M. Nur Tanjung Karang, Kamis dini hari (5 September 2024).

    Kedua remaja MR (18) dan HD (17) diduga sebagai pengedar tembakau sintetis, karena ditemukan puluhan paket tembakau sintetis dalam tas pelaku.

    “Penangkapan keduanya berawal dari kecurigaan petugas saat sepeda motor para pelaku mencoba menghindari patroli yang dilakukan oleh petugas.” Kata Kasat Samapta Polresta Bandar Lampung Kompol Sugeng Sumanto.

    Sebelum tertangkap, sempat terjadi aksi kejar kejaran sampai akhirnya petugas berhasil mengamankan dua dari tiga remaja tersebut.

    “Mereka ini gonceng tiga, satu pelaku berhasil melarikan diri, masuk ke dalam gang gang sempit di sekitar lokasi,” Kata Kompol Sugeng.

    Saat diamankan dan dilakukan penggeledahan, petugas menemukan 1 paket sedang tembakau sinte, 21 paket kecil tembakau sinte, ratusan plastik klip, didalam tas yang dibawa kedua pelaku.

    “Keterangan pelaku, mereka ini mau mapping dan sebagian barang ada yang sudah diedarkan,” imbuh Kompol Sugeng.

    Para pelaku ini mengaku mendapatkan barang haram tersebut dengan membeli secara online seharga 600 ribu rupiah, kemudian dipecah dalam paket kecil untuk diedarkan kembali.

    Selain kedua pelaku, barang bukti berupa 1 paket sedang tembakau sintetis, 21 paket kecil tembakau sintetis, ratusan plastik klip, dua hand phone dan 1 unit sepeda motor merk Yamaha MX dibawa ke Polresta Bandar Lampung.

    “Untuk kedua pelaku dan barang bukti kita serahkan ke Piket Satnarkoba guna pengusutan lebih lanjut,” tutup Kompol Sugeng.(Red)

  • Rizky Siswa SMP Yadika Natar Viral Diusir Karena Nunggak SPP Bikin Kapolresta Bandarlampung Abdul Waras Tersentuh 

    Rizky Siswa SMP Yadika Natar Viral Diusir Karena Nunggak SPP Bikin Kapolresta Bandarlampung Abdul Waras Tersentuh 

    Bandarlampung, sinarlampung.co Rizky, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yadika Natar Lampung Selatan yang diusir ikut ujian karena menunggak SPP membuat Kapolresta Bandarlampung, Kombes Pol Abdul Waras tersentuh. Oleh karenanya sebagai bentuk kepedulian, Abdul Waras bersama jajarannya memberikan bantuan kepada Rizky yang merupakan seorang anak yatim.

    “Saya pribadi melihat di media sosial, adik kita Rizky yang dikeluarkan dari sekolah, karena ada kewajiban yang belum dibayarkan,” kata dia, Rabu, 13 Maret 2024.

    Perwira Polisi dengan tiga melati di pundak ini mengatakan, pihaknya tersentuh ihwal kabar tersebut, terlebih Rizky anak yatim dengan empat saudara yang masih kecil, sedangkan Rizky anak tertua.

    “Kita kunjungin, kita berikan bantuan, ibunya kerja pembantu rumah tangga, harapannya Rizky bisa mengikuti pelajaran kembali, belajar dengan baik meraih cita-cita apa yang dia inginkan. Insya Allah nantinya kita akan berikan support (dukungan),” ucapnya.

    Sebelumnya Abdul Waras bersama jajaran Polresta Bandarlampung sempat mengunjungi kediaman Rizky di Desa Merak Batin, Natar, Lampung Selatan dan mengajak Risky untuk jalan jalan namun ditolak risky karena dia mabok jika naik mobil.

    Kedatangan Kapolresta Bandarlampung ke kediaman Risky agak pribadi dan anggota polsek Natar-pun dilarang mendekat, namun dari informasi yang diterima bahwa kedatangan Kapolresta Bandar lampung tersebut memberikan bantuan Sembako dan uang Rp3,1 juta untuk melunasi SPP, dan ingin mengajak Rizky jalan-jalan namun karena ditolak sebagai gantinya Rizky akan dibelikan peralatan sekolah sepatu dan tas.

    Kedatangan Kapolresta Bandarlampung ke rumah kediaman Rizky sesaat setelah jajaran Polsek natar menyerahkan bansos untuk keluarga Rizky.

    sejumlah warga sekitar kediaman Rizky mengaku senang karena banyak pihak yang datang membantu keluarga Rizky dan berharap kedepannya peristiwa seperti ini tidak terjadi dan terulang lagi pengusiran siswa tersebut berada dekat dengan lingkungan sekolah yang mengusirnya.

    Diketahui, seorang siswa SMP Yadika Natar, Lampung Selatan tidak bisa mengikuti ujian. Pun harus menanggung malu di depan teman sebaya di kelas lantaran diusir oleh guru SMP Yadika karena belum membayar uang SPP.

    Mirisnya lagi, siswa berinisial, MRS seorang yatim dengan lima bersaudara, ia anak tertua, adiknya bungsu yang masih berusia dua tahun, ia tinggal bersama ibunya yang menumpang di rumah salah satu keluarganya. Untuk menopang kehidupan sehari-hari, sang ibu, Rina menjadi buruh mencuci dan menggosok di rumah tetangga.

    “Ada dua orang yang enggak boleh ngambil nomor ujian. Saya sama teman disuruh mom (guru SMP Yadika) pulang,” kata MRS, Rabu, 6 Maret 2024.

    Awalnya anak-anak yang belum membayar SPP dan baju seragam dipanggil satu per satu di depan kelas disaksikan oleh teman-temannya. Bagi murid yang belum membayar SPP dan seragam sekolah disuruh pulang pihak sekolah. Mereka tidak ikut proses belajar mengajar.

    MRS mengaku sedih dan malu karena di hadapan teman-temannya ia disuruh pulang karena belum membayar uang sekolah. Sesampai di rumah dengan membawa rasa malu yang amat sangat, ia menceritakan kejadian yang menimpanya di sekolah kepada orang tuanya.

    “Dua orang disuruh pulang. Kami pun langsung pulang tanpa mengambil nomor ujian,” ucapnya.

    Sementara itu, wali murid MRS, Rina merasa kecewa dengan pihak yayasan dan sikap guru yang terkesan arogan. Menurutnya, apa salahnya pihak sekolah mencarikan solusi terlebih dahulu bersama wali murid agar anak bisa ikut ujian, bukan malah sebaliknya, anak-anak disuruh pulang.

    “Kami sebagai orang tua tentunya sangat menyayangkan hal ini terjadi. Kami memang orang tak punya, tapi jangan seperti inilah. Tidak ada toleransi,” katanya.

    Rina mengaku, MRS saat ini duduk di kelas 1 SMP Yadika Natar, Lampung Selatan, biaya SPP perbulan di SMP Yadika Rp100 ribu, ditambah uang seragam, OSIS dan sebagainya jika ditotal dari semester satu-dua mencapai hampir Rp5 juta.

    “Orang tua diberitahu guru, untuk melunasi bayaran dan menemui guru untuk menyelesaikan pembayaran. Karena enggak sanggup bayar ya enggak dapat nomor ujian disuruh pulang,” ucapnya. (Ndi/Red)

  • Jumat Curhat, Kombes Pol Abdul Waras Ingin Selalu Dekat dengan Para Ulama

    Jumat Curhat, Kombes Pol Abdul Waras Ingin Selalu Dekat dengan Para Ulama

    Bandarlampung, sinarlampung.co Jajaran Polresta Bandarlampung menggelar Jumat Curhat di Masjid Falahuddin, Jalan Tamin, Kelurahan Suka Jawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat (TKB), Kota Bandarlampung, Jumat, 2 Februari 2024. Kegiatan rutin yang digelar setiap selepas ibadah salat Jumat itu, dihadiri langsung Kapolresta Bandarlampung, Kombes Pol Abdul Waras.

    Kombes Pol Abdul Waras mengatakan, kegiatan rutin ini bertujuan untuk menjalin dan menjaga kedekatan antara aparat kepolisian dengan masyarakat, terkhusus dengan para alim ulama di Bandarlampung. Menurut pria yang baru sekitar satu bulan menjabat Kapolresta Bandarlampung itu, para alim ulama merupakan penerus risalahnya Nabi Muhammad SAW.

    “Karena sesuai wejangan (pesan) guru-guru kami, alim ulama itu penerus risalah Kanjeng Nabi (Rasullah SAW). Tentu kami jajaran Polresta Bandarlampung ingin selalu dekat dengan bapak-bapak (para alim ulama, red),” tutur Abdul Waras di hadapan para jamaah yang ikut melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid Falahuddin.

    Mantan Wakil Kepala SPN Polda Jawa Tengah ini juga mengatakan pentingnya dukungan masyarakat kepada aparat kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayah hukum Bandarlampung. “Kami butuh dukungan dari masyarakat. Saya berharap bahwa jamaah salat jumat Masjid Falahuddin ini bisa memberikan support dan dukungan untuk bersama-sama menjaga Kamtibmas,” harap Alumni Akpol 1999 itu.

    Dalam kesempatan itu juga, Abdul Waras mengaku pihaknya akan terus konsisten menggelar Jumat Curhat keliling dengan cara berkomunikasi dengan tokoh-tokoh agama dan masyarakat terkait informasi masalah Kamtibmas. Artinya, Jumat Curhat tersebut menjadi sarana saling bertukar informasi antara pihak kepolisian dengan masyarakat. Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan saran dan masukan kepada pihak kepolisian.

    Di samping itu, Abdul Waras berharap kegiatan ini juga dapat berdampak positif terhadap pesta demokrasi yang tak lama lagi berlangsung. “Alhamdulillah penerimaan dari masyarakat antusias dan menyambut positif dengan pola kegiatan yang kita lakukan. Harapan kita kegiatan ini juga bisa memberikan kontribusi yang positif dalam pelaksanaan Pemilu yang aman dan kondusif. Tentu ini butuh support dari masyarakat,” tutup pria kelahiran Tuban, Jawa Timur, saat diwawancarai wartawan.

    Pantauan wartawan dalam Jumat Curhat, Abdul Waras juga membagikan nomor handphone pribadinya sekaligus membagikan Al-Quran kepada pengurus Masjid Falahuddin. (Tam)

  • Kriminalitas di Bandar Lampung Meningkat

    Kriminalitas di Bandar Lampung Meningkat

    Bandar Lampung (SL)-Kasus tindak kriminalitas di Kota Bandarlampung sepanjang 2019 naik 7,5 persen (2035 kasus) dari tahun 2018 sebanyak 1881 kasus. Jika dihitung per hari, maka kasus kriminalitas di kota ini pada 2019 rata-rata 5,57 kasus per hari.

    “Ada peningkatan sebanyak 154 kasus tahun ini dibanding tahun sebelumnya,” ujar Kapolresta Bandarlampung AKBP Yan Budi Jaya dalam Konferensi pers akhir tahun 2019, Sabtu (28/12).

    Tidak dijelaskan apa yang melatarbelakangi kenaikkan tersebut. Namun Yan Budi mengungkapkan pihaknya mampu lebih banyak menyelesaikan kasus pada tahun ini, yakni 1251 kasus dibanding 2018 1242 kasus.

    “Jumlah kasus kriminal meningkat. Tapi penyelesaian kasus juga peningkatan. Artinya semua tetap berjalan seimbang,” ujarnya. Budi memaparkan, kasus C3 (curat, curas dan curanmor) masih mendominasi tindak kriminalitas tahun ini.(iwa)

  • Lomba 17 Agustus, Kapolresta Bandarlampung Suka Balap Karung

    Lomba 17 Agustus, Kapolresta Bandarlampung Suka Balap Karung

    Bandarlampung (SL) – Tujuh belasan identik dengan perlombaan buat anak-anak. Hal itu juga pernah dirasakan Kapoltabes Bandarlampung Kombes Pol Murbani B Pitono yang menyukai lomba balap karung dan Ketua DPRD Wiyadi yang jago lomba lari membawa kelereng dengan sendok di mulut.

    “Saya jago kalau lomba balap karung, saya juga suka lomba ngambil duit yang ditempel di jeruk bali, yang jeruk balinya dipoles arang campur minyak makan,” kata Murbani Budi Pitono usai menjadi Inspektur Upacara peringatan HUT ke 73 RI di Stadion Pahoman Bandarlampung,Jumat (17/8).

    Terkait lomba 17 Agustus, Murbani ga mengajak awak media suatu saat mengikuti lomba – lomba yang akan digelar di Poltabes.

    “Nanti saya mau ngadain lomba di kantor wartawan pada ikut ya,” ujarnya.

    Sementara itu Ketua DPRD Wiyadi mengaku lomba yang disukainya adalah membawa lari kelereng dalam sendok, bahkan dia punya trik agar kelerengnya tidak jatuh.

    “Paling saya suka itu lari sambil bawa kelereng dalam sendok, saya menangan saya punya cara supaya kelerengnya tidak jatuh,” ujar Wiyadi.

    Ketua DPPRD Kota Bandarlampung itu mengaku hingga sekarang saat 17an masih suka mengikuti lomba – lomba, lomba yang disukainya adalah makan kerupuk.

    “Kalo sekarang saya masih sering ikut lomba 17an, lomba makan kerupuk seruu banget soalnya,” kata Wiyadi. (net)

  • Polisi Melakukan Pencarian Terhadap Pelaku Penganiayaan Driver Gojek

    Polisi Melakukan Pencarian Terhadap Pelaku Penganiayaan Driver Gojek

    Bandarlampung (SL) –  Polresta Bandar Lampung melakukan perburuan terhadap Alfin dkk, karyawan Geprek Bensu Lampung yang diduga melakukan penganiayaan terhadap driver gojek bernama Lutfi.

    “Perwakilan driver gojek sudah membuat laporan ke Polresta Bandar Lampung. Sekarang, tim sedang memburu Alfin dkk atas dugaan penganiayaan kepada driver gojek bernama Lutfi,” kata Kapolsek Kedaton, Kompol Anung kepada Kupastuntas.co, Jumat (10/8) pukul 23.20 WIB.

    Nampak rumah Makan Geprek Bensu Lampung yang berada di Jalan Teuku Umar pun dipasang garis polisi. Ratusan driver gojek yang sejak pukul 20.00 WIB berdiam di lokasi kejadian pun sudah terlihat bergerak meninggalkan Jalan Teuku Umar.

    Diketahui, ratusan driver gojek mendatangi rumah makan milik artis ibukota Bensu, untuk mencari Alfin dkk yang melakukan pengeroyokan terhadap salah seorang driver gojek. Penyebab pengeroyokan tersebut belum jelas diketahui. Namun, pihak gojek mengklaim, Lutfi rekan mereka, mengalami perawatan intensif akibat peristiwa tersebut. (kupastuntas)

  • Aksi Damai Para Buruh Mengenang Perjuangan May Day

    Aksi Damai Para Buruh Mengenang Perjuangan May Day

    Bandarlampung (SL) – Tugu Adipura menjadi merah dipenuhi oleh ratusan massa buruh yang menggunakan atribut serba merah. Ratusan massa buruh yang tergabung dalam Pusat Perjuangan Rakyat Lampung (PPRL) menggelar aksi damai untuk memperingati hari buruh sedunia (MayDay), 1 Mei 2018.

    Pantauan di lokasi aksi damai, sebelum berkumpul di Bundaran Adipura, massa aksi buruh melakukan longmarct dari jalan Raden Intan depan Ramayana menuju ke Bundaran Adipura.Sembari berjalan, ratusan massa aksi buruh ini terus meneriakkan yel-yel “hidup buruh” sembari mengangkat sepanduk.

    Aksi ratusan buruh ini pun mendapat pengawalan ketat dari ratusan anggota kepolisian.Massa yang mengatasnamakan PPRL ini tergabung dari FSBKU-KSN, FSP2KI-KPBI, FSBMM, KPR, LMND, FMN, SERUNI, SP SEBAY, SPRI, SBMI, LBH Bandar Lampung, KPOP, Persatuan Masyarakat Kampung Pasar Griya, SPI, AGRA, BEM U-KBM Unila.

    May Day atau peringatan hari buruh internasional diperingati setiap tanggal 1 Mei. Di Indonesia peringatan hari buruh sempat dilarang di era Presiden Soeharto. Hari Buruh kembali menjadi hari libur nasional saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkannya tahun 2014. Bagaimana awal mula tanggal 1 Mei diperingati sebagai hari buruh?

    May Day punya sejarah panjang. Lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja setelah revolusi industri. Para buruh dipaksa untuk bekerja hingga 16 jam sehari. Di beberapa tempat ada yang dipaksa bekerja hingga 19 jam sehari di pabrik-pabrik.

    Tanggal 1 Mei 1886, sejumlah Serikat Pekerja di Amerika Serikat melakukan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut diberlakukannya 8 jam kerja setiap hari serta kenaikan upah yang layak. Aksi ini terjadi serentak di seluruh negeri. Tak kurang dari 100.000 orang buruh mengikuti mogok massal tersebut.

    Aksi ini berlangsung berhari-hari. Tanggal 4 Mei malam, di alun-alun Haymarket di Chicago, sejumlah aktivis masih melakukan orasi bergantian. Awalnya ada 3.000 orang di sana. Namun seiring hujan deras, pada pukul 22.00 hanya tinggal ratusan buruh yang bertahan.

    Kemudian sekitar 180 polisi datang ke lokasi para buruh berkumpul. Suasana memanas. Para aktivis berusaha menjelaskan kalau mereka menjalankan aksi damai. Namun polisi bersikeras membubarkan mereka. “Atas nama hukum, saya meminta kalian membubarkan diri,” kata Inspektur Polisi John Bonfield sambil menunjuk massa. “Saat itulah sebuah bom tiba-tiba meledak di dekat barisan polisi. 67 aparat terluka dalam serangan itu. Sementara tujuh polisi tewas. Petugas mulai menembaki para demonstran. Melukai 200 orang dan menewaskan beberapa orang,” tulis majalah TIME menggambarkan peristiwa itu.

    Bom tersebut kemudian diketahui merupakan bom rakitan yang dibuat dari dinamit dan diisi dengan kepingan tajam logam. Begitu meledak, potongan metal langsung berterbangan membunuh beberapa orang polisi. Hal ini dibalas oleh berondongan tembakan ke arah massa.

    Kemudian tercatat empat orang tewas dari barisan para buruh. Tak kurang dari 100 orang ditahan. Tak diketahui secara jelas siapa yang melemparkan granat ke arah polisi. Peristiwa di Chicago itu kemudian dikenal dengan nama Insiden Haymarket atau Kerusuhan Haymarket.

    Konferensi Internasional Sosialis tahun 1889 kemudian menetapkan demonstrasi besar-besaran di AS dan Kanada serta insiden Haymarket sebagai momentum untuk perjuangan para buruh. Awal mula aksi tanggal 1 Mei 1886, ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional.

    Sejak saat itu hari buruh diperingati di seluruh dunia pada tanggal 1 Mei.

    Disela-sela demo ditugu Adipura terlihat Polwan-polwan cantik dari Polresta Bandar Lampung terlihat membagikan air mineral kepada para buruh yang menggelar aksi demonstrasi.Polwan tersebut mengelilingi para buruh untuk memberikan air mineral tanda kepedulian polisi kepada masyarakat yang menuntut haknya kepada pemerintah.Para buruh dengan sontak menerima air mineral yang dibagikan sang polwan dan langsung meminumnya.

    Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Murbani Budi Pitono memilih untuk ngantor di luar. Hal ini dilakukannya akibat banyaknya kegiatan di lapangan. Tidak seperti biasanya, Alumnus Akabri 1995 ini memilih mengerjakan berkas kantor di Pos Lalu Lintas di Bundaran Adipura, Selasa 1 Mei 2018.Nampak berkas yang ditata didua sudut meja dengan panjang 1×2 meter.

    Sembari memantau aksi damai hari buruh sedunia (May Day), Murbani mencek satu persatu berkas yang ada di meja. Saat ditanya, Murbani menjawab jika ngantor diluar itu adalah hal biasa. “Ini biasa kalau ngantor diluar, dimana saja harus siap standbay bertugas,” ungkapnya.

    Masih kata dia, ngantor di luar ini lebih pada efektifitas kegiatan mana kalau ada kegiatan di lapangan. “Saya harus memantau langsung bahwa kegiatan yang berlangsung di lapangan itu berjalan baik dan aman,” katanya.

    Murbani menambahkan, sebagai Kapolres harus bisa melakuakan dua pekerjaan langsung. Yakni pengendalian lapangan operasional dan administrasi perkantoran. “Keduanya harus berjalan beriringan jadi saat saya di lapangan, gak ada alasan kegiatan penyidikan dan administrasi terbengkalai. Sehingga saat di lapangan bisa melakukan kegiatan administrasi dan kegiatan penyidikan,” tutupnya (jun)

  • Operasi Patuh 2018, Kapolresta Berikan Tali Asih Pengendara Cilik Tertib

    Operasi Patuh 2018, Kapolresta Berikan Tali Asih Pengendara Cilik Tertib

    Bandarlampung (SL)-Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Murbani Budi Pitono memberikan apresiasi tali asih berupa alat tulis kepada pengguna jalan cilik yang tertib berlalu lintas dengan menggunakan helm. Kegiatan itu dilaksnakan saat memimpin opersai Patuh 2018, di Tugu Adipura Bandar Lampung, Jumat (27/4).

    Kombes Murbani didampingi Wakasat Lantas AKP Ridho Rafika mengatakan kegiatan ini adalah dalam rangka Ops Patuh Krakatau 2018 Polresta Bandar Lampung. “Ada tali asih berupa alat tulis, bagi pengendara, atau penumpang cilik yang menggunakan helm. Kegiatan ini guna menumbuhkan budaya tertib berlalulintas sejak usia dini. Stop pelanggaran, stop kecelakaan, keselamatan untuk kemanusiaan, “ kata Murbani.

    Menurut Murbani, satuan Lalulintas (satlantas) Polresta Bandar Lampung menggelar kegiatan Operasi Patuh 2018, yang digelar Selama 14 Hari ini. “Operasi yang digelar ini, juga melibatkan beberapa Personel jajaran polres. Dan operasi patuh  tersebut tetap mengedepankan Reperensiv dan preemtif, preventif.

    “Operasi ini merupakan kegiatan yang juga melakukan tindakan tilang bagi para pelanggar lalulintas. Petugas akan tilang mereka tidak  dilengkapi surat-surat maupun hlem,“ katanya.

    Selain itu ia menghimbau pada masyarakat khususnya masyarakat Bandar Lampung, agar tetap mengutamakan keselamatan jika berkendara, lengkapi surat-surat kendaraan serta mematuhi aturan berlalu lintas, ”Ingat sudah banyak darah dan air mata mengalir di jalan raya, janganlah menjadi korban di jalan raya selanjutnya,” katanya.

    “Ingat, dan pahami 4P Dan 3M 7 Saran Operasi Patuh, yaitu pengendara motor yang tidak menggunakan helm standar, pengendara roda empat yang tidak menggunakan safety belt, pengendara roda empat yang melebihi batas kecepatan, mengemudi kendaraan dalam keadaan pengaruh alcohol, pengendara di bawah umur, menggunakan HP pada saat mengemudi kendaraan, melawan Arus,” katanya. (jun)

  • Polresta Belum Hentikan Penyidikan Kasus Dugaan Pelecehan Ketua PAN Tubabar

    Polresta Belum Hentikan Penyidikan Kasus Dugaan Pelecehan Ketua PAN Tubabar

    Kapolresta Bandar-Lampung Kombes Pol Murbani Budi Pitono

    Bandarlampung (SL)-Proses penyidikan kasus dugaan pelecehan terhadap adik ipar yang melibatkan oknum ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Tulangbawang Barat, Budi Yanto belum dihentikan. Proses tetap berjalan meski korban mencabut laporannya,

    Kapolresta Bandarlampung Kombes Pol Murbani Budi Pitono  mengatakan bahwa penyidikan kasus itu tetap berjalan. Kasus dugaan asusila yang melibatkan oknum Anggota DPRD Tulangbawang Barat (Tubaba) berinisial BY masih ditangani penyidik.

    “Sampai saat ini, Polresta masih terus melakukan proses penyidikan. Untuk perkara sudah dicabut aduannya oleh pelapor. Tapi belum dilakukan penghentian penyidikan,” kata Murbani Budi Pitoko, melalui pesan whatsahppnya, kepada sinarlampung.com, Rabu (8/11).

    Menurut Murbani kasus ditangani Stareskrim Polresta Bandarlampung, dan penyidik telah memriksa saksi saki. “Saksi-saksi, baik saki korban, saksi terlapor sudah kita periksa, dan dimintai keterangan. Ya memang yang menjadi kesulitan penyidik adalah, korban mencabut laporannya,,” katanya.

    Warga menilai kasus yang melibatkan pejabat publik itu terkesan jalan ditempat. Sejak dilaporkan, kasus itu belum ada perkebangan berarti.  “Inilah anehnya jika kasus melibatkan pejabat, atau orang berduit. Seperti jalan di tempat, mana kelanjutannya. Berita yang ada pun sama seperti yang sebelumnya, Ungkapan Kapolresta itu sama dengan ungkapan pekan yang lalu, padahal kasus ini menjadi sorotan public,” kata Edy, mahasiswa fakultas hukum di Bandarlampung.

    Kasus dugaan pelecehan terhadap adik ipar itu ramai dan terungkap ke public, sejak Selasa (17/10) lalu. Diduga, pelakunya adalah oknum anggota DPRD Tubaba yang saat itu juga menjabat Ketua Fraksi PAN Tulangbawang Barat, Budiyanto.

    Peristiwa terjadi di kediamannya, Jalan Pulausangiang, Sukarame, Bandarlampung, sekitar pukul 09.30 Wib. Pelaku mencoba mencabuli adik istrinya, yang sedang berada dirumahnya itu. Sore harinya, suami korban yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Bandarlampung. Namun, selang bebrapa hari kemudian, korban mencabut laporannya, Minggu (22/10) lalu.

    Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat, Edison, yang juga kader PAN, mengecam keras atas dugaan perbuatan bejat rekan kerjanya yang satu profesi sebagai wakil rakyat itu. Menurut Edison, kabar dugaan pelecehan terhadap istri adik iparnya sendiri itu telah merusak citra Partai dan Lembaga DPRD Tulangbawang Barat.

    “Saya tidak menyangka bisa begitu, gempar sekali kasusnya ini, benar atau tidak mestinya si B langsung klarifikasi kebenarannya, kalau begini terkesan benar-benar memang begitu, dan ada upaya upaya keluar dari kenyataan, saya sebagai Anggota DPRD Tubaba menyesalkan tindakan yang di lakukan oleh si B, selaku pejabat publik perbuatan ini sangat bejat jika benar itu terjadi.” ujar Edison pada Rabu (18/10) lalu, dilangsir media.

    Edison juga menunggu proses hukum, jika terbukti pelaku bertindak melecehkan istri orang lain dengan cara-cara nafsunya, maka pihaknya akan segera mengambil sikap tegas. “Jujur, saya tidak akan memihak ke siapapun, jika oknum itu benar melakukan perbuatan tidak terpuji, saya akan meminta DPW PAN Provinsi Lampung agar di proses cepat, sebab oknum itu merupakan ketua DPD PAN Tubaba yang tidak sepatutnya bertindak bejat.” ucap Edison.

    Sementara Ketua DPD PAN Tulangbawang Barat (Tubaba), Budi Yanto membantah terkait adanya dugaan dirinya telah melakukan pelecehan seksual dengan menggerayangi adik iparnya berinisial T yang sedang tertidur dikamar rumahnya di Jalan Pulau Sangiang, Sukarame, Bandarlampung sekitar pukul 09.30 WIB pada Selasa (17/10) lalu.

    “Peristiwa itu tidak benar, itu fitnah. Bahkan saya tahu dari orang lain, jika ada berita di salah satu media online, dimana saya diduga melakukan pelecehan seksual terhadap adik ipar saya,” Kata Budi Yanto, Rabu (18/10).

    Peristiwa ini bermula, Budi Yanto, dan isterinya (Rani) meminta adiknya dengan T untuk tinggal dan bantu-bantu dirumah sekaligus menemui anaknya yang selama setengah bulan lalu ada disini, sampai orang yang membantu pekerjaan rumah kembali lagi kesini atau sudah ada penggantinya. “Isteri saya merasa berat melakukan pekerjaan rumah sendirian. Jadi dia (Rani) meminta adiknya untuk datang kerumah,” katanya.

    Namun, baru sekitar satu minggu, sang adik iparnya itu sudah meminta pulang, tetapi, belum ada tanggapan dari sang isteri. Akhirnya, berdasarkan kesepakatan, sang adik ipar akan kembali pulang kerumah di Bandarjaya pada Selasa (17/10) sekitar pukul 12.30 WIB. “Pagi harinya itu memang saya baru bangun tidur. Kemudian saya menelpon isteri yang sedang pergi agar segera pulang. Karena saya lapar,” ucapnya.

    Tidak lama kemudian, Budiyano beranjak kedepan untuk memasukan kendaraan yang sedang terparkir di luar rumah. Namun sayangnya, sesaat kemudian, sang isteri datang dengan mengendarai roda empat langsung menabraknya hingga terpental sampai jarak tujuh meter.

    “Saya tidak tahu kenapa isteri menabrak saya. Yang saya tahu isteri saya langsung turun dari kendaraan dengan wajah kesal dan mendatangi saya yang saat itu tengah bercucuran darah, lalu langsung memukuli saya.  Saat itu saya diem saja, karena tidak tahu alasannya dan tidak mau memperkeruh keadaannya,” ucapnya.

    Hal senadapun disampaikan oleh Rani isteri Budiyanto sekaligus kakak kandung terduga korban pelecehan seksual berinisial T mengaku tidak mempercayai adanya tuduhan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan sang suami (Budi Yanto). Sebab, keadaan kamar dan rumah saat itu masih tersusun rapi seperti biasa.

    “Kalau memang suami saya mau melakukan pelecehan seksual atau memperkosa adik kandung saya, sudah pasti akan mendapat perlawanan yang bisa menyebabkan rumah dalam kondisi berantakan. Tetapi pada kenyataannya kondisi rumah masih rapih seperti biasa. Akhirnya saya menyimpulkan bahwa suami saya tidak melakukan perbuatan tersebut,” ujarnya.

    Rani mengakui sempat kesal dengan sang suami (Budi Yanto) atas informasi dari adik kandungnya melalui via telepon yang menuding sang suami telah melakukan pelecehan seksual kepadanya.

    “Sekitar pukul 09.00 pagi saya menelpon adik saya dengan nada suara yang biasa untuk menanyakan apakah mau makan bubur. Namun, berselang beberapa menit tiba-tiba adik saya menjerit –jerit  sambil ngomong tolong saya tolong saya, saya mau diperkosa oleh suami kamu,” ucapnya.

    Mendengar hal itu, kemudian, ia mematikan telepon itu dan dalam keadaan kesal, langsung menancap gas untuk bergegas pulang kerumah setelah mendapat kabar sang suami akan memperkosa sang adik. Setibanya didepan rumah, ia mengaku melihat sang suami, Budi Yanto yang saat itu hendak mau masuk kedalam mobil terlihat seperti orang mau kabur.

    “ Melihat itu, saya yang saat itu sedang mengendarai mobil langsung menabrak suami saya (Budi Yanto) hingga terpental beberapa meter. Kemudian, tanpa pikir panjang saya langsung turun dari mobil dan langsung memukul suami saya. Melihat suami diam saja saat saya pukuli seolah mengaku salah. Darisana saya sempat mempercayai bahwa laporan itu benar,” tegasnya.

    Setalah itu, ia mengaku langsung beranjak ke kamar untuk melihat kondisi adiknya yang mengaku akan diperkosa sang suami. Namun, keadaan didalam rumah itu seolah tidak terjadi apa-apa karena semua dalam keadaan rapih. “Akhirnya kami berembuk, dan permasalahan itu selesai secara kekeluargaan sekitar pukul 12.00 WIB,” ucapnya.

    Selain itu, dia berencana akan membawa masalah ini ke pihak berwajib atas tuduhan pencemaran nama baik. Sebab, ia mengaku kecewa terhadap Angga Raya suami sang adik yang berstatement disalah satu media online yang menerbitkan berita ini disaat semua permasalahan sudah selesai secara kekeluargaan. “Kalau pemberitaan ini masih berlanjut, maka saya kan melaporkan masalah ini ke Polresta Bandarlampung untuk membersihkan nama baik saya,” katanya. (ryn/nt/jun)

  • Pasutri Bunuh Pelajar SMP Karena Ingin Ambil Motornya

    Pasutri Bunuh Pelajar SMP Karena Ingin Ambil Motornya

    Kapolresta Bandarlampung ekspose pasutri Bunuh Pelajar.

    Bandarlampung (SL)-Tim operasional Reskrim Polsek Kedaton menangkap dua pelaku, AN (22)  dan RLE (22), pasangan suami isteri (pasutri), yang disangka menjadi pelaku pembunuhan, terhadap Merdi Irawan (17), siswa kelas III SMP di Bandar Lampung, September 2017 lalu.

    Peristiwa pembununah terjadi di kamar kontrakan di Jalan Kapten Abdul Haq Kecamatan Rajabasa pada 24 September 2017 pukul 16.00 WIB lalu. “Upaya maksimal dan kerja keras Polsek Kedaton mengungkap kasus pembunuhan berencana itu. Dua pelaku ditangkap setelah dikejar terus selama tiga minggu. Tersangka ditangkap didaerah Way Kanan.” kata Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Murbani Budi Pitono, saat ekspos di Mapolresta, Selasa (17/10/2017).

     

    Keduanya pelaku adalah warga Desa Tulung Buyut, Kampung Tanjung Jati, Kecamatan Negeri Agung, Kabupaten Way Kanan yang merantau ke Kota Bandar Lampung dan bekerja sebagai pemulung atau buruh rongsok.

    Pasutri pembunuh dan korban bertemu dan berkenalan karena sesama pengontrak. Mereka tergolong kurang bergaul dengan warga sekitar. Butuh usaha intens untuk bisa melacak kedua tersangka yang menghilang usai membunuh.

    “Saat ditangkap, tersangka AN melakukan perlawanan yang membahayakan nyawa anggota dan masih berusaha melarikan diri sehingga harus diberi tindakan tegas.” Kata Murbani, didampingi Kapolsek Kedaton Kompol Bismark.

    Dari kedua tersangka disita ponsel dan motor korban yang sempat diakui milik pribadi tersangka AN dengan memakainya selama buron. Dua beda itu menambah daftar barang bukti dari palu bergagang besi, karung putih, tikar, gulungan kabel putih dan pakaian korban.

     

    Pasutri itu diancam pasal berlapis yakni pidana pembunuhan berencana terhadap anak dibawah umur dan pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia, Pasal 340 KUHP sub Pasal 338 KUHP sub Pasal 365 ayat (3) KUHP dab Pasal 80 ayat (3) UU RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan UU RI Nomor 32 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup atau minimal 20 tahun. (Nit/nt/jun)