Tag: Karyawan Cafe Tewas OD

  • Kapolda Lampung Copot Kapolsek Pugung Tampak

    Kapolda Lampung Copot Kapolsek Pugung Tampak

    Irjen Suntana saat menyambut presiden di bandara raden intan.

    Lampung Utara (SL) -Kapolda Lampung Irjen Suntana menegaskan bahwa telah memerintahkan Propam Polda Lampung untuk melakukan pemeriksaan dan tes narkoba kepada salah satu oknum perwira menengah yang bertugas di Polsek Pugung Tampak, Pesisir Utara, yang diduga memiliki hubungan dengan kematian karyawan cafe yang tewad Oper Dosis.

    Kapolda juga telah memerintahkan secara administratif mencopot jabatanya srbagai Kapolsek, di wilayah hukum Polres Lampung Baray itu. Kapolda juga meminta dilakukan tes rambut dan darah terhadap AKP Ar.

    “Dua hari lalu memang anggota ini sudah kita amankan dan juga sudah kita cek dan tes urine apakah dia terindikasi memakai narkoba. Lalu hasilnya negatif, dan saya masih belum puas suruh tes lagi darah dan rambutnya, dan sampai saat ini hasilnya saya belum tahu. Apabila terindikasi positif berarti dia pemakai,” ujarnya kepada wartawan saat kunjungan kerjanya di Polres Lampung Utara, Sabtu (27/1).

    Menurut Kapolda catatan dan secara administrasif telah meminta agar oknum perwira menengah itu untuk dicopot dalam keanggotaannya. “Secara administrasif sudah saya minta copot. Dan nantinya dia terindikasi sebagai penggunananya akan segera saya pecat,” tegasnya.

    Irjen Suntana juga memerintahkan kepada jajaranya untuk mengusut tuntas tentang penyebab kematian seorang karyawan cafe di Lampung Utara bernama Atika Mulyasari (28) warga Kota Alam,  Kotabumi Selatan, Kotabumi, Lampung Utara yang diduga dikarenakan overdosis.

    “Kasus kematian perempuan itu telah kita selidiki. Apakah kematiannya dikarenakan overdosis oleh narkoba atau bagaimana, karena bisa saja overdosis dengan yang lain,” katanya. (*/jun)

  • Keluarga Karyawan Cafe Lapor Propam Polda Lampung

    Keluarga Karyawan Cafe Lapor Propam Polda Lampung

    Ilustrasi

    Bandarlampung (SL)-Ahmad Rifai (50), Ayah kandung Atika Mandasari (28), warga Kota Alam, Kotabumi Srlatan, yang tewas OD setelah kencan dengan Kapolsek, lapor ke Propam Polda Lampung, dan minta proses kasus kematian Atika yang mencurigakan.

    “Almarhum wafat dengan kondisi mulut berbusa, mengalir terua menerus. Sempat muntah berwarna hitam, kepalanya ada memar benjol, Kami ingin kejelasan, dan oknum Kapolsek itu bertanggung jawab, ” kata Ahmad Rifai, di dampingi Kakaknya Putra.

    Menurut Rifai, Atika adalah janda anak satu usia tiga tahun. Pasca suaminya meninggal dia menafkahi anaknya. “Melalui sahabatnya Lilis, dia diajak kerja di Cafe dekat Polsek Pugung Tapak, Pesisir Barat, ” kata Rifai.

    Rifai menceritakan, Sabtu, sekitar pukul 15.00, korban sempat datang menemui dirinya, dan minta sejumlah uang buat jajan anaknya. “Jam tiga sore datang minta duit mau pulang, malam dapat kabar nenek wafat di Mulang Maya, lalu saya takjiah. Pulang takjiah tidur, ” ujar Rifai.

    Sekitar pukul 15.00, minggu sore, Rifai mendapat kabar dari keluarga lainnya, bahwa lihat korban sedang kritis di RS. “Saya mau mandi, belum lima menit ditelpon lagi, kasi kabar Atika sudah wafat,” ujar Rifai.

    Di RS, Rifai melihat mulut korban masih berbusa, lalu Rifai bertanya kepada dokter yang bertugas. Dokter menyatakan korban sudah tidak bernyawa saat di periksa. Dirumah Sakit ada rekan korban Mardiana, Lilis. “Kita sudah lapor ke Polda, ya nyawa tidak mungkin kembali lagi. Kita mau otopsi, tapi kata pihak medis butuh biaya banyak, gimana ini kami bingung, ” katanya.

    Semua kronologis, dan terkait hubungan korban dengan AKP AR, sudah dijelaskan di Polda Lampung. Bahkan AKP AR juga sudah di amanakn Propam Polda. “Kronologis dan semua cerita dan saksi saksi sudah di Polda. Termasuk hubungan almarhum dengan Kapolsek Pugung Tampak AKP Arianto, yang tinggal di Bandarlampung,” katanya, yang juga sempat melihat SMS Perwira Polisi itu kepada korban usai mengantar korban. “Sempat SMS, isinya bagaimana keadaan mu, saya sudah di Bandarlampung,” katanya.

    Sebelumnya, seorang karyawan Cafe yang diduga wanita simpanan perwira Polisi AKP AR, Atika Mandasari (28) tewas sesaat setelah di larikan kerumah sakit umum daerah (RSUD) Ryacudu, Kotabumi Lampung Utara. Diduga korban tewas akibat oper dosis (OD), kobdisi mulut berbusa, setelah bepergian semalaman dengan oknum Kapolsek Gunung Tampak, Pesisir Barat, Minggu (21/1).

    Penyusuran wartawan, Minggu, pagi jam 06.00, Atika tiba dirumah rekannya, di Bilangan Rejosari, Kotabumi Utara, diantar AKP AR berpakaian preman. Korban diantar dengan mobil avanza silver, dengan kondisi korban dalam keadaan tubuh dan pakaian basah kuyub, dan lemas. “Jam 6 pagi ada yag ketok pintu. Dia bilang Tika thin buka pintu. Saya buka kaget kondisi basah kuyub. Badannya dingin, saya bilang kamu abis ngapain, mabok kamu ya. Dia diantar pak Kapolsek itu, ” kata rekan Tika, saat di rumah duka.

    Lalu saksi mencoba membantu korban dengan cara mengetuk tubuh korban. Korban mengaku perutnya sakit, lalu sempat muntah muntah Lalu korban tertidur, selama tidur korban sempat muntah tiga. “Korban muntahnya hitam, selam tidur tiga kali muntah, ” katanya.

    Lalu, sore harinya korban terbangun tapi dengan kondisi megap megap. “Dia bangun terus megap megap, say bingung, tetus minta tolong tetangga, dan dibantu ipar dibawa kerumah sakit,” katanya.

    Namun korban dinyatakan meninggal. Lalu keluarga korban berdatangan, dan sempat melapor ke Polsek Kotabumi Utara, dan Polres Kotabumi.

    Paman korban Putra (53) meminta kasus kematian keponakannya di usut tuntas. Karena banyak kejanggalan atas kematian keponakannya. “Ya kami minta kasua kematiannya diusut, karena banyak keanehan. Kami tanya kepada rekan rekannya, bahwa korban dekat dengan oknum perwira Polisi, dan saat tiba di Rejo Sari, juga diantar oknum Kapolsek itu,” kata Putra, kepada wartawan, Jumat (26/1).

    Korban datang dalam keadaan basah kuyup di sekujur badan saat mengetok pintu rumah saksi. “Keponakan saya saat datang dalam kondisi lemas di rumah saksi. Saksi juga sempat mengatakan bahwa saksi mengetahui sosok pria yang membawa korban  Tika diduga seorang perwira polisi di salah satu Polsek di wilayah Kabupaten Pesisir Barat.  “Saksi mengaku pernah melihat sosok pria itu mengenakan pakaian dinas kepolisian, dan pernah mengunjungi kantornya” ujarnya. (juniardi)

  • Waka Polda Perintahkan Selidiki Penyebab Kematian Karyawan Cafe

    Waka Polda Perintahkan Selidiki Penyebab Kematian Karyawan Cafe

    Waka Polda Lampung Brigjen Pol Agesta Ramano Yoyol.

    Bandarlampung (SL)-Waka Polda Lampung Brigjen Pol Agesta Ramano Yoyol memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki kasus kematian Atika Mandasri (28), karyawan cafe yang tewas diduga usai kencan dengan oknum perwira menengah, yang bertugas sebagai Kapolsek Pugung Tampak, Pesisir Barat.

    “Kita sudah dapat laporan mengenai kasus kematian salah seorang karyawan cafe, warga Lampung Utara. Ada indikasi melibatkan oknum Kapolsek. Oknum anggota sudah diamankan dan di proses bidang Propam,” kata Brigjen yang akrab disapa Yoyol iti.

    Menurut Yoyol, kepolisian Polres Lampung Utara bersama Reskrim Polda Lampung juga sedang melakukan penyelidikan kasus tersebut. “Intinya kami dalam penyelidikkan, karna masih mendalami penyebab meninggalnya,” katanya Ba’da Sholat Jumat, (26/1).

    Wakapolda mengingatkan para anggota Polri diwilayah Polda Lampung untuk selalu menjaga nama baik Polri dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian. “Kita selalu ingatkan agar personil Polri terus meningkatkan kinerja personel secara profesional dan proposional,” katanya.

    Wakapolda berharap kasus ini bisa menjadi cerminan, agar citra Polri jangan hanya jadi slogan, namun harus diimplementasikan dan diwujudkan dengan melaksanakan program prioritas Kapolri, yaitu profesional, modern, dan terpercaya dengan mematuhi setiap aturan serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku. “Jajaran Polda Lampung harus meningkatkan sinergitas dengan instansi terkait untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,” katanya.

    Sebelumnya seorang karyawan Cafe yang diduga wanita simpanan perwira Polisi AKP AR, Atika Mulyasari (28) warag Kota Alam,  Kotabumi Selatan,  tewas sesaat setelah di larikan kerumah sakit umum daerah (RSUD) Ryacudu, Kotabumi Lampung Utara. Diduga korban tewas akibat oper dosis, mulut berbusa, setelah bepergian semalaman dengan oknum Kapolsek Pugung Tampak, Pesisir Barat, Minggu (21/1).

    Penyusuran wartawan, Minggu, pagi jam 06.00, Atika tiba dirumah rekannya Mardiana dan Lilis di Bilangan Rejosari, Kotabumi Utara, diantar AKP AR berpakaian preman. Korban diantar dengan mobil avanza silver, dengan kondisi korban dalam keadaan tubuh dan pakaian basah kuyub, dan lemas. “Jam 6 pagi ada yag ketok pintu. Dia bilang Tika thin buka pintu. Saya buka kaget kondisi basah kuyub. Badannya dingin, saya bilang kamu abis ngapain, mabok kamu ya. Dia diantar pak Kapolsek itu, ” kata Mardiana,  saat di rumah duka, dihadapan Keluarga, dan Polisi.

    Lalu saksi mencoba membantu korban dengan cara mengetuk tubuh korban. Korban mengaku perutnya sakit, lalu sempat muntah muntah Lalu korban tertidur, selama tidur korban sempat muntah tiga. “Korban muntahnya hitam, selam tidur tiga kali muntah, ” katanya.

    Lalu, sore harinya korban terbangun tapi dengan kondisi megap megap. “Dia bangun terus megap megap, saya bingung, tetus minta tolong tetangga, dan dibantu ipar dibawa kerumah sakit,” katanya.

    Namun tiba dirumah sakit korban dinyatakan meninggal. Lalu keluarga korban berdatangan, dan sempat melapor ke Polsek Kotabumi Utara, dan Polres Kotabumi.

    Ayah korban Ahmad Rifai (50) meminta kasus anaknya di usut tuntas. Karena banyak kejanggalan atas kematian keponakannya. “Ya kami minta kasua kematiannya diusut, karena banyak keanehan. Kami tanya kepada rekan rekannya, bahwa korban dekat dengan oknum perwira Polisi, dan saat tiba di Rejo Sari, juga diantar oknum Kapolsek itu,” kata Rifai, kepada wartawan, Jumat (26/1).

    Korban datang dalam keadaan basah kuyup di sekujur badan saat mengetok pintu rumah saksi. “Keponakan saya saat datang dalam kondisi lemas di rumah saksi,” ungkapnya.

    Putra menambahkan, saksi juga sempat mengatakan bahwa saksi mengetahui sosok pria yang membawa korban  Tika diduga seorang perwira polisi di salah satu Polsek di wilayah Kabupaten Pesisir Barat.  “Saksi mengaku pernah melihat sosok pria itu mengenakan pakaian dinas kepolisian, dan pernah mengunjungi kantornya” ujarnya.

    Informasi lain menyebutkan korban sepertinya rutin setiap weekend bersama ke Pesisir Barat, dan sempat happy di cafe, yang tak jauh dari Polsek Pugung Tampak. pada Sabtu (20/1) korban dijemput sang perwira itu. Dan sempat diajak ke Pajar Bulan, Kec Way Tenong, Lampung Barat. (juniardi)