Tag: Kebakaran Hutan

  • Api Masih Berkobar di Taman Nasional Way Kambas

    Api Masih Berkobar di Taman Nasional Way Kambas

    BANDARLAMPUNG – Taman Nasional Way Kambas (TNWK) kian merana akibat kebakaran hutan yang berlangsung bertahun-tahun di setiap musim kering. Hari ini (3/10/2023) api masih berkobar di sana.

    Sebuah video yang beredar di WAG pada Selasa siang tadi memperlihatkan kobaran api yang terus membesar. Namun belum ada informasi terkait berapa luasan hutan yang terbakar, juga belum ada informasi resmi yang diterima media ini terkait penyebab kebakaran.

    Belum lama ini, api berkali-kali berkobar di kawasan ini di sepanjang musim kering 2023. Data terakhir menyebutkan sekitar 100 hekter hutan di kawasan itu terbakar pada September lalu.

    Angka 100 hektar itu menambah luasan areal TNWK yang terbakar di sepanjang Januari-September 2023 sehingga menempatkan Kabupaten Lampung Timur sebagai kabupaten tertinggi kasus kebakaran hutan di Lampung mencapai 2.753 hektar.

    Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Zulhaidir, mengatakan kasus kebakaran hutan terbesar terjadi di Way Kambas.

    “Dari data yang kami miliki periode Januari-Agustus 2023, kasus kebakaran hutan tertinggi terjadi di Way Kambas, setelah itu Way Kanan, Tulangbawang, Lampung Tengah, dan Mesuji

    Ia belum bisa menyimpulkan secara pasti penyebab kebakaran di TNWK. Namun ia memastikan kebakaran umumnya dipicu keringnya alang-ilang di kawasan savana Way Kambas.

    “Pada musim kering seperti ini, kawasan savana di TNWK mengering hingga mudah terbakar. Ada yang melempar puntung rokok saja, misalnya oleh para pemburu liar, bisa cepat menimbulkan kebakaran,” katanya.(IWA)

     

  • Palembang Diselimuti Kabut Asap Tebal, Di Lampung Terpantau 150 Titik Panas

    Palembang Diselimuti Kabut Asap Tebal, Di Lampung Terpantau 150 Titik Panas

    BANDARLAMPUNG – Meski menurun, kebarakan hutan di Lampung masih terpantau terjadi di 150 titik. Demikian data terbaru yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sabtu (30/9/2023).

    150 titik panas (hotspot) di Lampung itu jauh di bawah angka total titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera mencapai 1.492 titik.

    Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, Moh Ibnu A menyampaikan bahwa total titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera paling banyak di Sumatera Selatan (Sumsel) 1.117 titik.

    Kabut Asap di Palembang Jam Masuk Sekolah Dimundurkan

    Ia menjelaskan Karhutla di Sumatera Selatan telah menimbulkan kabut asap di Kota Palembang Sumsel dan provinsi tetangga, termasuk Riau.

    Akibat kabut asap, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang telah mengeluarkan surat edaran (SE) memundurkan jam masuk sekolah untuk siswa TK hingga pukul 09:00 WIB dan jam istirahat ditiadakan.

    Selain di Sumsel dan Lampung, titik panas juga terpantau di Riau 114 titik panas, dan Jambi 58 titik panas.

    Kemudian, Bangka Belitung 30 titik panas, Sumatera Barat 13 titik panas, Sumatera Utara 8 titik panas, Bengkulu 2 titik panas.

    Sebelumnya, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Lampung menduduki posisi terluas kedua di Pulau Sumatra setelah Sumatra Selatan pada periode Januari–Agustus 2023.

    Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah menuturkan luasan kejadian karhutla di Lampung sepanjang periode itu mencapai 3.547 hektare.

    Wilayah dengan titik hotspot terbanyak adalah Kabupaten Way Kanan sebanyak 1.064 titik, Kabupaten Tulangbawang 757 titik, Kabupaten Lampung Tengah 402 titik, dan Kabupaten Mesuji sebanyak 365 titik.

    “Pada Februari lalu menjadi bulan dengan titik hotspot terendah, sementara di Juni sampai Agustus 2023 adalah bulan tertinggi (titik api),” kata dia.(red)

     

  • Lahan Hutan Pinus di Gowa Sulawesi Selatan Terbakar

    Lahan Hutan Pinus di Gowa Sulawesi Selatan Terbakar

    Gowa (SL) – Kebakaran lahan hutan kembali terjadi di wilayah kawasan pinus Jalan Pendidikan Gowa. Kebakaran yang membakar lantai hutan yang dipenuhi semak belukar itu terjadi sejak Sabtu (7/10/2018) jelang maghrib dan masih berlanjut hingga Minggu (8/10/2018).

    Kondisi kebakaran lahan hutan ini berpotensi melebar lantaran angin bertiup kencang dari lembah. Kebakaran ini sempat diatasi pihak Damkar Kabupaten Gowa dibantu armada Damkar dari Manggala Agni milik Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel yang bermarkas di Kecamatan Parangloe.

    Jalaran api dapat diputus pada Minggu dinihari sehingga armada Damkar pun balik ke markas masing-masing. Aksi pemadaman kobaran api yang belum diketahui sumbernya ini juga dibantu warga sekitar dengan menggunakan alat pemadam ringan.

    Namun karena kondisi angin yang cukup kencang, mata api kembali tersulut pagi hingga jelang siang Minggu ini.

    Camat Tinggimoncong Andry Mauritz yang dikonfirmasi tadi mengatakan, baru jam 4 subuh tadi pagi dia tinggalkan lokasi kebakaran.

    “Jam 4 subuh tadi pagi saya dan armada Damkar meninggalkan tempat. Ternyata api kembali beraksi hingga kini,” jelas Andry kembali menuju lokasi kebakaran yang kini sisa beberapa meter dari area permukiman warga setempat.

    Dikatakan camat lokasi kebakaran di atas lahan bukit yang ditumbuhi pinus dan belukar. Lokasi dengan permukiman dekat namun dipisahkan oleh jalan raya. Andry mengatakan saat meninggalkan lokasi tadi subuh diduga titik api sudah habis, ternyata dengan bantuan angin, titik api kembali mengobar dan menjalar turun ke semak lebih rendah.

    Lokasi pinus yang terbakar ini juga jauh dari area Hutan Pinus yang menjadi ikon wisata Malino. Menurut Camat Andry, jaraknya sekitar 500 meter.

    “Yah agak jauhji. Cuma memang dikuatirkan jika kondisi angin tetap tidak berubah maka bisa jadi jalaran api bisa melebar. Kami sudah koordinasi kembali dengan pihak Damkar,” jelasnya.

    Terpisah Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Dinas Damkar Gowa, Mustamin Raga mengatakan, sejak semalam pihaknya mengerahkan armada dua unit Damkar dengan berkoordinasi dengan Damkar Manggala Agni yang di Parangloe.

    “Armada Damkar sejak pukul delapan malam lebih tiba di lokasi dan langsung melakukan pemadaman titik-titik api. Tadi subuh baru balik ke markas. Tapi setelah kami dapat laporan jika api kembali berkobar maka kami kembali melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk kembali melakukan pemadaman langsung di lokasi,” kata Mustamin.

    Dikatakan Mustamin, armada Damkar Gowa agak telat menuju lokasi lantaran informasi dari masyarakat setempat lamban.

    “Terlambatki menelpon karena mereka kira bisaji nakendalikan. Yang ada di lokasi sebelum Damkar datang yakni masyarakat dibantu Babinsa setempat dan jajarannya,” jelas Mustamin. (gs/net)

  • Hutan Rakyat Di Perkampungan Padat Penduduk Terbakar

    Hutan Rakyat Di Perkampungan Padat Penduduk Terbakar

    Pamekasan (SL) –  Hutan rakyat dekat perkampungan padat penduduk di Desa Bunder, Kecamatan, Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin, terbakar. Kasus kebakaran hutan jati di Desa Bunder, Pamekasan ini dua jam setelah kasus kebakaran lahan di Jalan Jalmak Pamekasan.

    “Yang jelas Senin ini ada tiga musibah kebakaran yang terjadi di Pamekasan dan kebakaran hutan rakyat ini
    merupakan kali ketiga untuk Senin ini saja,” kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan
    Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di lokasi kebakaran.

    Petugas menerjunkan dua armada mobil pemadam kebakaran guna memadamkan kebakaran hutan rakyat itu.
    Satu unit khusus untuk mobil pemadam, dan satu unit lagi untuk mobil suplai air. Petugas sempat kesulitan menuju lokasi kebakaran karena hutan rakyat yang terbakar itu berada di belakang rumah-rumah warga yang berjejer di sepanjang Jalan Raya Bunder, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.

    Akhirnya petugas hanya menggunakan pipa sambung dari mobil tangki ke lokasi kebakaran. Sejumlah anggota kepolisian dari Mapolsek Pademawu juga diterjunkan membantu petugas pemadam, memadamkan kobaran api yang mulai melalap pohon-pohon kering di dekat rumah-rumah warga itu.

    Dalam waktu sekitar satu jam, api berhasil dipadamkan, berkat bantuan warga, aparat kepolisian dan Kodim
    0826 Pamekasan dari Koramil Pademawu. Menurut Budi Cahyono, kasus kebakaran hutan rakyat di Desa Bunder, Madura, Senin sore itu, merupakan kali ke-68 selama 2018 ini. Penyebab kebakaran diduga karena ada warga yang membuang puntung rokok secara sembarangan di sekitar area hutan rakyat itu. (net)

  • Kasus Kebakaran Hutan Kalimantan Tengah: Pemerintah Tempuh Jalur Kasasi

    Kasus Kebakaran Hutan Kalimantan Tengah: Pemerintah Tempuh Jalur Kasasi

    Kalimantan Tengah (SL) – Presiden Joko Widodo menghormati Putusan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) Palangkaraya atas vonis terkait kasus kebakaran hutan dan lahan tahun 2015, yang diajukan oleh tujuh orang warga Provinsi Kalimantan Tengah.

    “Kita harus menghormati sebuah keputusan yang ada di wilayah hukum, yang ada di pengadilan,” ujar Presiden kepada para jurnalis seusai silaturahmi dan penyerahan hewan kurban di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Agustus 2018.

    Menanggapi vonis Pengadilan Negeri (PN) Palangkaraya yang kemudian diperkuat oleh PT Palangkaraya, dimana Presiden Joko Widodo dan enam orang lainnya didakwa melakukan perbuatan melawan hukum, Presiden menegaskan bahwa Pemerintah menempuh jalur kasasi ke Mahkamah Agung (MA).

    “Harus kita hormati, tetapi kan juga masih ada upaya hukum yang lebih tinggi lagi, yaitu kasasi. Ini negara hukum ya,” kata Presiden.

    Jakarta, 23 Agustus 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Presiden Tegaskan Komitmen Perangi Karhutla

    Presiden Tegaskan Komitmen Perangi Karhutla

    Jakarta (SL) – Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintah dalam upaya mencegah dan menanggulangi kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dalam beberapa tahun belakangan, sejumlah upaya yang telah dilakukan membuat kasus karhutla semakin berkurang.

    “Yang paling jelas bahwa kebakaran hutan sekarang ini sudah turun lebih dari 85 persen, turun dibandingkan saat-saat yang lalu,” kata Presiden di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, pada Kamis, 23 Agustus 2018.

    Kepala Negara berujar, beberapa kebijakan seperti upaya penegakan hukum, sistem pengawasan di lapangan, dan keluarnya Peraturan Presiden yang khusus mengatur soal ini menjadi bukti bahwa pemerintah berupaya melindungi hutan dan masyarakatnya dari dampak karhutla.

    “Pembentukan Badan Restorasi Gambut juga arahnya ke sana semua. Saya kira kita sudah berupaya sangat serius dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan,” imbuhnya.

    Jakarta, 23 Agustus 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin