Tag: KH Ma’ruf Amin

  • Bilang Budek dan Buta dari Alquran Kiai Ma’ruf ‘Disemprit’, Gus A’am: Pakai Data Yi, Jangan Mainan Ayat

    Bilang Budek dan Buta dari Alquran Kiai Ma’ruf ‘Disemprit’, Gus A’am: Pakai Data Yi, Jangan Mainan Ayat

    Surabaya (SL) – KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab, Ketua Barisan Kyai Santri Nahdliyin (BKSN) mengaku prihatin dengan gaya politik Kiai Ma’ruf Amin yang selalu mempolitisir ayat Alquran. Padahal, kalau itu dilakukan orang lain, bisa jadi, geger, tidak terima, bisa-bisa didemo.

    “Lihatlah, komentar pendukungnya ketika menyebarkan video Pak Sandi yang sesungguhnya tidak tahu sedang melangkahi makam di PP Denanyar dianggap melecehkan dan menghina warga NU. Nahdliyin disuruh marah. Ini sudah tidak sehat,” jelas KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab, dzurriyah dari Mbah Wahab Chasbullah (PP Tambakberas) Jombang, Minggu (11/11/2018)

    Dua kali sudah Kiai Ma’ruf menggunakan ayat sebagai alibi politiknya. Pertama, dia bilang Lakum capresikum (bagimu capresmu), walana capresuna (bagi kami capres kami) dikaitkan dengan ayat lakum dinukum waliadin, bagimu agamamu, bagi kami agama kami. Kedua, menyebut orang budek, buta karena tidak tahu prestasi Jokowi menggunakan Alquran ṣummum, bukmun, ‘umyun.

    “Menggunakan shummun bukmun ‘umyun fahum laa yarji’uun untuk membela Jokowi, sangatlah naif. Saya tidak habis pikir, bagaimana kalau hal tersebut dilakukan yang lain? Pasti sudah turun jalan, demo. Kalau mau membela Jokowi, mau menunjukkan sukses Jokowi, pakai data Yi. Jangan mainan Ayat Alquran. Bahaya,” tegas Gus A’am panggilan akrabnya.

  • KH Ma’ruf Sebut Tak Ada Lagi Ungkapan Bagimu Agamamu Bagiku Agamaku?

    KH Ma’ruf Sebut Tak Ada Lagi Ungkapan Bagimu Agamamu Bagiku Agamaku?

    Jakarta (SL) – Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin menyebut banyak makkiyun bukan ahli Mekkah melainkan ahli memaki. Hal ini karena banyaknya pemuka agama yang turut menyampaikan informasi dengan cara kasar atau memaki.

    “Sekarang banyak makkiyun-makkiyun, bukan ahli Mekah tapi ahli maki-maki. masjid aja dipakai maki-maki, hoaks jadi. Baiknya tidak perlu dengan cara-cara begitu, dengan cara-cara baik,” ujar Ma’ruf dalam sambutannya mudzakarah ulama se Jndonesia di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (4/11/2018).

    Menurutnya, dalam penyampaian informasi, seharusnya dengan tidak memaki atau menjurus berkata kasar. Dan bila memang mendukung salah satu pasangan calon, sampaikanlah program kerjanya secara baik dan benar.

    “Sebaiknya tak ada saling menjelekkan mengolok-olok tapi masing-masing sampaikan program yang akan diberikan dan dengan cara santun tidak keras keras tidak galak seperti cara Rasullullah,” jelasnya.

    “Tidak maksa-maksa, wala intimidasiah wala ancamiah wala teroriah, wala hoakiyah wala makkiyan,” tambahnya.
    Maka dari itu menurut mantan ketua umum MUI ini, para kiai, ulama serta pemuka ulama di Indonesia bisa mengajak dan menjaga keutuhan bangsa.

    “Jadi tidak ada lagi ungkapan bagimu agamamu bagiku agamaku berbeda mazhab saja, mazhab ente mazhab saya. Berbeda partai, berbeda capres. bagi anda capres anda bagi kami capres kami,” tuturnya. (sindonews)

  • Pondok Pesantren Jadi Sasaran Kampanye Ma’ruf Amin Meski Dilarang KPU

    Pondok Pesantren Jadi Sasaran Kampanye Ma’ruf Amin Meski Dilarang KPU

    Jakarta (SL) – Pondok pesantren akan menjadi sasaran kampanye Calon Wakil Presiden sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Maruf Amin.

    Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melarang calon presiden dan wakil presiden berkampanye di tempat pendidikan dan rumah ibadah, seperti pesantren.

    Meskipun demikian, Ma’ruf akan mendatangi pesantren untuk memberitahu bahwa dirinya maju sebagai kandidat Pemilihan Presiden 2019 mendampingi petahana Joko Widodo.

    “Loh, kan saya orang pesantren, kan saya berarti mau beritahu kepada mereka saya masuk jalur struktural. Saya beri alasan, minta dukungan dan doa sesama warga pesantren,” ungkap Ma’ruf di kantor MUI, Jalan Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (9/10).

    Ma’ruf akan mengunjungi pesantren-pesantren besar di berbagai daerah, namun tidak disebutkan secara detail berapa dan apa nama pesantrennya.

    “Ya sedapetnya saja, kalau semua kan tidak mungkin. Ya pesantren-pesantren besar seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, ada juga di Sumatera, sekeburu sedapetnya,” tandasnya.

    Komisioner KPU, Wahyu Setiawan mengungkapkan apabila ada yang melanggar dengan berkampanye di tempat pendidikan dan rumah ibadah maka akan dikenakan sanksi.

    “Tentu saja tempat ibadah, tempat pendidikan, fasilitas pemerintah memang tidak boleh untuk berkampanye. Pesantren termasuk. Dalam aturan itu lembaga pendidikan termasuk pendidikan formal dan non formal,” kata Wahyu di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat kamerin (28/9). (rm/net)

  • Mahfud Tahu ‘Permainan Politik’ Cawapres Jokowi dari Cak Imin

    Mahfud Tahu ‘Permainan Politik’ Cawapres Jokowi dari Cak Imin

    Jakarta (SL) – Mahfud MD, akhirnya blak-blakan soal dinamika politik yang dialami dirinya hingga detik-detik akhir pendeklarasian calon wakil presiden pendamping Presiden petahana RI Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019. Jokowi akhirnya memilih Rais Aam PBNU yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin sebagai cawapres.

    Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengaku tahu intrik yang terjadi dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Mahfud sendiri mengaku hingga detik terakhir pendeklarasian dirinya adalah bakal cawapres yang akan dipilih mendampingi Jokowi. “Muhaimin yang bilang ke saya (intrik yang terjadi),” ujar Mahfud saat berbicara di acara Indonesian Lawyer Club yang disiarkan TV One, Selasa (14/8).

    Mahfud mengatakan sebelum bertemu Muhaimin ia sempat ditelepon Mantan Wakil Ketua PB NU As’ad Said Ali untuk dipertemukan dengan Ketua Umum PKB itu. Mahfud mengatakan alasan As’ad mempertemukannya dengan Muhaimin itu, karena ia disebut sudah final menjadi bakal cawapres Jokowi.

    “Disebutlah (pertemuan) di jalan Empu Sendok, tapi saya ndak mau di kantor PKB,” kata Mahfud. “Ketemulah saya di Empu Sendok dengan Muhaimin, bukan di kantor DPP (PKB).”

    Mahfud menerangkan pertemuan dirinya dengan Muhaimin bersahabat, dan saling berangkul saat kali pertama bersua di tempat yang dijanjikan. “Di situlah Muhaimin mengatakan, pak Mahfud, wah kita dipermainkan politik,” ujar Mahfud menirukan apa yang diucapkan Ketum PKB tersebut.

    Tak cukup dari situ, Mahfud mengatakan Muhaimin mengklarifikasi bahwa bukan dirinya yang menyatakan ahli hukum tata negara itu sebagai bukan kader Nahdlatul Ulama (NU). Kemudian, Ma’ruf mempertanyakan perihal ancaman yang sempat diutarakan Ketua PBNU Robikin Emhas bahwa ormas itu tak bertanggung jawab secara moral andai yang dipilih Jokowi bukan kader NU.

    “Terus saya tanya gimana tuh main ancam-ancam? Itu yang nyuruh kiai Ma’ruf,” kata Mahfud menirukan pengakuan Muhaimin kepada dirinya.

    Mahfud melanjutkan bahwa pertemuan di PBNU digelar tak lama setelah ketiganya dipanggil Jokowi ke Istana untuk diminta masukan soal nama cawapres. Dalam pertemuan di istana, Mahfud mengatakan bahwa Jokowi tak menyebut nama-nama untuk dipilih. “Ketemulah tiga orang ini di PBNU dan berkesimpulan bahwa mereka bukan calonnya karena waktu dipanggil tak disebut (nama) calon,” kata Mahfud.

    “Lalu mereka sepertinya marah-marah membahas, kemudian kiai Ma’ruf (bilang) ‘Kalau itu kita nyatakan kita tak bertanggungjawab secara moral atas pemerintahan ini kalau bukan kader NU yang diambil (jadi cawapres)’. Ini kata Muhaimin,” lanjutnya Mahfud melanjutkan.

    “Robikin bilang begitu ke pers nanti. Datang Robikin… Ini kata Muhaimin. Didikte kalimatnya oleh kiai Ma’ruf, ‘begini loh kalimatnya’… Jadi kata itu didikte memang,” sambung Mahfud.

    Pada hari Rabu itu, salah satu Ketua PBNU Robikin Emhas memang sempat mengeluarkan pernyataan kepada media terkait cawapres Jokowi. Dalam pernyataannya Robikin mengatakan bahwa warga Nahdliyin merasa tak punya tanggung jawab moral jika kader NU tidak menjadi cawapres Jokowi.

    Kader NU yang dimaksud Robikin tidak termasuk nama Mahfud karena pada hari yang sama Said Aqil menyatakan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu bukan kader NU. Kata Mahfud setelah pernyataan Robikin itu sejumlah tokoh NU membantahnya. Selain itu, Mahfud pun menegaskan kembali semalam bahwa dirinya adalah kader NU.

    “Saya ini kader NU, sekolah saya, kepengurusan saya juga di NU. Kalau harus ikut pelatihan, saya kira Muhaimin juga bukan kader karena dia PMII. PMII itu bukan NU. Dia kariernya di PMII. Kalau harus pengurus ranting, cabang, apa itu, saya kira orang NU di seluruh Indonesia tak sampai satu juta,” tutur Mahfud.

    Perihal pernyataan Mahfud semalam, CNNIndonesia.com belum dapat mengonfirmasi lebih lanjut kepada Muhaimin, termasuk jajaran pengurus PBNU saat dihubungi yang di antaranya Robikin, Sekjen PBNU Helmy Faishal, dan Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am yang diketahui pula dekat dengan Rais Aam PBNU Ma’ruf Amin.

    Sementara itu, Wasekjen PBNU Masduki Baidlowi saat ditelepon tak dapat berkomentar banyak. “Saya lagi beribadah di Mekkah, dan saya tak tahu apa-apa soal dinamika itu, terutama pernyataan Pak Mahfud,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (15/8). Wartawan juga masih mencoba mengonfirmasi langsung ke jajaran PKB perihal informasi yang dibocorkan Muhaimin kepada Mahfud itu.

    Namun, dalam acara yang sama semalam, Ketua DPP PKB Lukman mengatakan terpilihnya Ma’ruf sebagai cawapres tidak melalui mahar atau negosiasi politik. Saat Cak Imin diundang ke Istana, kata Lukman, Ketum PKB itu hanya menyampaikan tiga hal kepada Presiden Jokowi yakni soal kondisi umat Islam, memerhatikan hasil survei sebagai ukuran rasional hadapi pemilu, dan salat istikharah untuk memilih bakal calon wakil presiden.

    Sementara itu, Mahfud menegaskan dirinya sudah mengikhlaskan tak jadi cawapres Jokowi. “Saya sudah menyatakan sebenarnya bahwa itu realitas politik yang tidak bisa dihindarkan. Saya sudah katakan saya tidak apa-apa,” ujar Mahfud dalam blak-blakan dirinya tersebut.

    Sebelumnya, Mahfud memang menjadi salah satu dari 10 nama yang masuk dalam bursa cawapres Jokowi. Baik istana maupun Jokowi, tidak pernah secara terang-terangan mengumumkan Mahfud yang terpilih menjadi cawapres di pilpres 2019. (CNN Indonesia)

  • JK Tolak Jadi Timses Jokowi – Ma’ruf Amin

    JK Tolak Jadi Timses Jokowi – Ma’ruf Amin

    Jakarta (SL) – Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi ketua tim pemenangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dalam kampanye Pilpres 2019.

    “Namun, sikap Pak JK lebih memilih fokus melaksanakan tugas pemerintahan. Bukannya menolak, melainkan Pak JK memilih menjadi penjaga gawang saja,” kata Juru Bicara Wapres Husain Abdullah ketika dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (10/9).

    Jokowi menyampaikan hal tersebut saat dia menemui Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (9/8) siang.

    Husain mengatakan Wapres Jusuf Kalla mempunyai pertimbangan matang terkait dengan pilihannya untuk tidak terlibat dalam tim pemenangan Jokowi.

    JK lebih mempertimbangkan kepentingan umum bangsa dan negara dibanding kepentingan kelompok politik tertentu.

    “JK memilih tetap konsisten saja melaksanakan pemerintahan hingga akhir masa pemerintahan Jokowi dan JK tanpa harus terlibat dalam kegiatan pilpres,” tambah Husain.

    Dengan tidak terlibat dalam tim pemenangan kampanye Jokowi/Ma’ruf Amin tersebut, JK dapat mengendalikan pemerintahan saat Jokowi cuti kampanye nanti sehingga tidak ada kekosongan pemerintahan di pusat selama kampanye Pilpres.

    “Dengan demikian, pemerintahan akan tetap berjalan baik, terutama saat Pak Jokowi cuti kampanye dan keperluan Pilpres lainnya yang padat dan menyita waktu kerja beliau,” ujar Husain. (net)