Tag: Klarifikasi

  • Diberitakan Malpraktik, Klinik Kecantikan dr Alena Beri Klarifikasi: Apa yang Dituduhkan Tidak Benar

    Diberitakan Malpraktik, Klinik Kecantikan dr Alena Beri Klarifikasi: Apa yang Dituduhkan Tidak Benar

    Bandar Lampung, sinarlampung.co – Klinik kecantikan dr. Alena Beauty Clinic Kota Metro, membantah pemberitaan soal dugaan malpraktik di media massa. Alena, pemilik klinik melalui kuasa hukumnya, Febrian Willy Atmaja dari kantor Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan Indonesia Sejahtera (LBH-KIS) menegaskan narasi yang dibangun media dalam pemberitaan tidak benar adanya dan perlu diklarifikasi kebenarannya.

    “Hari ini kami selaku kuasa hukum (dr. Alena Beauty Clinic) sekaligus mewakili jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LBH KIS dan dokter Alena beserta suami ingin mengklarifikasi pemberitaan yang simpang siur dan tidak akurat,” ujar Willy di kantor DPP LBH KIS, Bandar Lampung, Senin, 5 Agustus 2024.

    Willy menjelaskan, dalam pemberitaan yang beredar, kliennya dituduh melakukan indikasi malpraktik dalam pelayanan medis tanam benang hidung terhadap salah satu pasien berinisial R. Pemberitaan menyebut, R mengalami pendarahan di otak hingga koma usai menjalani Filler hidung di dr. Alena Beauty Clinic. Sehingga atas kejadian itu, R disebutkan terpaksa dilarikan ke salah satu rumah sakit yang ada di Bandar Jaya, Lampung Tengah.

    Terhadap pemberitaan tersebut, Willy mengatakan, narasi pemberitaan jauh melenceng dari fakta  sebenarnya. Pasien tersebut datang untuk menjalani tanam benang bukan Filler seperti yang diberitakan. Bahkan kliennya memiliki banyak bukti, baik berupa dokumentasi, rekaman CCTV, dan lain-lain, pra maupun pasca tindakan medis tanam benang bagian hidung dan botox wajah pasien.

    “Pasien datang dan pulang dalam kondisi sehat setelah dilakukan tindakan medis (proses penanaman benang di hidung dan botox wajah pasien). Sebelum dilakukan tindakan medis, tentunya pasien mengisi formulir riwayat penyakit dan menandatangani surat persetujuan. Dalam surat (persetujuan) tersebut, pasien bertanggung jawab atas segala risiko,” jelas Willy sembari menunjukkan bukti-bukti dokumentasi dan surat tanda persetujuan bermaterai.

    Willy menambahkan, perawatan kecantikan tanam benang dan botox terhadap pasien bukan suatu paksaan, apalagi iming-iming. Pasien datang ke klinik untuk perawatan berdasarkan inisiatif sendiri, bukan karena dihubungi atau dipaksa datang pihak klinik.

    Menurutnya, keberadaan klinik kecantikan milik kliennya sudah diakui dan banyak testimoni yang menunjukkan bukti keberhasilan. Hal itu terlihat dari komentar positif masyarakat di media sosial tentang pelayanan dr. Alena Beauty Clinic.

    “Ini membuktikan bahwa tindakan dokter Alena memang baik dan berkualitas,” tambahnya sambil menunjukkan sederet komentar masyarakat di akun media sosial dr. Alena Beauty Clinic.

    Terlebih lagi, tegas Willy, pihaknya telah berkonsultasi dengan dewan pakar, jika tindakan medis di bagian wajah tidak berimbas atau menyebabkan stroke.

    Menyambung perkataan Willy, Alena selaku pemilik klinik menceritakan, dirinya dihubungi pihak keluarga pasien dan memberitahukan jika pasien berada di ICU rumah sakit tempatnya dirawat dengan kondisi hipertensi dan pendarahan di otak.

    “Saya diminta datang ke rumah sakit, tetapi karena situasi malam hari dan suami saya berada jauh, keluarga saya tidak mengizinkan saya pergi. Saya datang keesokan paginya bersama keluarga dan karyawan,” katanya.

    Sesampainya di rumah sakit, Alena menjelaskan kepada dokter spesialis dan keluarga pasien bahwa stroke hemoragik yang dialami pasien disebabkan oleh hipertensi, dan tidak ada kaitannya dengan prosedur tanam benang yang dilakukan.

    “Tindakan (prosedur medis penanaman benang) ada bekas suntikan. Nah kalau bekas suntikan ini tidak bersih perawatannya itu bisa terjadi infeksi (bengkak) saja. Cuma sebatas itu saja, selebihnya sangat sangat aman sekali. Karena itu kolagen yang dibutuhkan oleh kita. Jadi tidak ada kaitannya sampai pendarahan di otak. Kulit hidung yang ditanam benang jauh sekali dari pembuluh darah karena peredaran darahnya berbeda,” beber Alena.

    Alena mengaku sudah berkomunikasi dengan keluarga pasien secara kekeluargaan mengenai insiden yang menimpa pasien. “Sebagai bentuk kepedulian, kami memberikan bantuan kepada ibunya sebagai simpati dan rasa kemanusiaan,” tambahnya.

    Di sisi lain, Alena mengaku merasa tertekan dengan pemberitaan yang beredar, karena serta merta menuduhkan sesuatu yang jauh dari kenyataan. “Maka yang diberitakan tidak benar seperti itu adanya. Kalau sampai begitu, otomatis pasien-pasien saya gak mungkin dong mau balik lagi (ke klinik),” ujarnya.

    “Kami sampaikan dengan apa pemberitaan terdahulu itu tidak benar adanya. Apa yang kami sampaikan ini sesuai bukti-bukti yang kami punya dan itulah faktanya,” tutup Ketum DPP LBH KIS, Febrian Willy Atmaja. (Tam/*)

  • Klarifikasi Proyek PPK Distrik Navigasi Makassar, LSM dan Wartawan Dikeroyok

    Klarifikasi Proyek PPK Distrik Navigasi Makassar, LSM dan Wartawan Dikeroyok

    Makassar (SL) – PPK Distrik Navigasi Makassar Gunakan Preman Keroyok Ketua Formasel dan Wartawan pada saat mau konfirmasi. Ketatnya peraturan untuk menemui salah satu pejabat di Distrik Navigasi Makassar, Ketua Formasel (Forum Mahasiswa Sulawesi Selatan), Rahmat, H dan Andi Zainal wartawan salah satu media online, harus menunggu hingga 3 (tiga) jam.

    Disaat ketua aktifis tersebut menunggu, bersama zainal abidin (wartawan) ternyata dalam penantiannya diduga ada konfirasi pihak pejabat Distrik Navigasi Makassar dengan sejumlah preman.

     

    Proyek PPK Distrik Navigasi Makassar

    Disaat aktifis tersebut diajak di salah satu ruang rapat Kantor Distrik Navigasi Makassar, Brian PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)menanyakan keperluan aktifis tersebut. “Maaf apa yang bisa saya bantu”, tanya Brian.

    Aktifis tersebut menjawab “maaf saya mau klarifikasi keberadaan beberapa proyek yang ada di kantor bapak, diantaranya proyek Breakwater di Debril Kabupaten Pangkep dan Proyek Taman Pelampung di dermaga Kantor Navigasi”, tanya Andi Zainal.

    Namun Brian menyebut nama sejumlah Ketua LSM. Bukan cuma itu, Brian juga menelpon seseorang pria menggunakan telepon selular, dan menanyakan kamu datang berapa orang dan posisi sekarang sudah sampai dimana, yang didengar oleh salah satu aktifis penggiat anti korupsi. Andi kemudian bertanya pada Brian, “siapa yang mau datang pak Brian, dan dijawab TP4D”.

    Beberapa menit kemudian setelah Brian menelpon, muncul segerombolan preman langsung masuk ruang rapat tempat Brian dan sejumlah pejabat Kantor Distrik Navigasi Makassar dan mengeroyok Ketua Formasel. Anehnya sejumlah preman yang datang, bisa masuk tanpa ada halangan dari security. Brian berdalih preman tersebut “sering datang membeli ikan di Kantor Navigasi Makassar”.

    Andi Zainal mengatakan, Kepala Kantor Distrik Navigasi Makassar, harus bertanggung jawab atas insiden tersebut. Andi juga minta agar Brian diberhentikan dari jabatan PPK. Andi berjanji akan membawa kasus ini ke rana hukum, tandasnya. Guntur. (transindo)

  • Jendral Wiranto Klarifikasi Terkait Viralnya Foto Keluarga

    Jendral Wiranto Klarifikasi Terkait Viralnya Foto Keluarga

    Jakarta (SL) – Beberapa tahun yang lalu, di saat anak saya Zainal Nurizky (alm) meninggal dunia pada saat belajar Al Qur’an di Afrika Selatan, ada sebagian orang mengatakan bahwa anak Wiranto menganut Islam radikal, masuk Islam garis keras, kader terorisme dan seterusnya.

    Padahal dengan kesadarannya sendiri dia minta izin untuk keluar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sangat bergengsi itu karena keprihatinan dan kesadarannya melihat perilaku sebagian generasi muda yang tidak lagi memiliki kepribadian yang tepuji.

    Ia mendalami Al Qur’an untuk memantapkan akhlaq dan moralnya sebagai basis pengabdian- nya kedepan sebagai generasi penerus. Lewat dunia maya (internet), dia memilih tempat belajar Al Qur’an yang bebas politik, Pondok Pesantren (Ponpes) Internasional di wilayah Land Asia Afrika Selatan yang khusus untuk memantapkan pemahaman Al Qur’an yang mengedepankan persaudaraan dan kedamaian, bukan sekolah
    teroris. Namun sayang sekali baru satu tahun belajar dari 7 tahun di jalaninya, dia meninggal disana karena sakit, disaat membaca ayat-ayat suci. Maka saat ada orang yang mencibir dan memfitnah, sayapun hanya tertawa, karena memang tidak perlu saya layani.

    Sekarang ini pada saat cucu saya Ahmad Daniyal Al Fatih (alm) meninggal dunia, ibu, ayah dan kakak- kakaknya mengenakan busana muslim yang bercadar, bersorban, banyak masyarakat terkejut, media sosial ramai membincangkan tentang mereka. Ada yang senang dan ada pula yang mencerca dengan prasangka dan cara mereka. Bahkan mencoba menghubung-hubungkan dengan tugas dan jabatan saya sebagai Menko Polhukam.

    Agar anak dan cucu saya dapat menghadap Allah yang Maha Kasih dengan tenang, maka tidak ada salahnya kalau saya menjelaskan tentang keluarga saya dan prinsip-prinsip kehidupan yang saya berikan kepada mereka. Saat ini di tahun 2018 sudah genap setengah abad (50 tahun) saya mengabdikan diri saya kepada Ibu Pertiwi, 32 tahun dalam penugasan sebagai militer aktif dan sisanya 18 tahun dalam politik dan pemerintahan.

    Banyak yang telah saya lakukan untuk menjaga keutuhan, kedaulatan dan kehormatan negeri ini. Prestasi, pujian juga fitnah dan cercaan sudah tak terbilang banyaknya, namun tidak menggoyahkan kecintaan saya kepada negeri ini dan keyakinan saya tentang ideologi negara Pancasila, Saptamarga yang telah merasuk dalam jiwaraga saya.

    Dengan modal itu saya ajari mereka untuk merasa memiliki, mencintai, membela negeri ini dimanapun posisi mereka, apapun pekerjaan mereka karena disinilah kita dilahirkan, dibesarkan, dididik, mendapatkan kehidupan bahkan tempat peristirahatan yang terakhir. “Jangan campur adukkan agama dengan idiologi negara, jangan jual agama untuk kepentingan politik dan jangan jual agama untuk mencari keuntungan nansial. Dalami agama untuk bekal di akherat dan memberikan kebaikan bagi sesama, bangsa dan negara, Kamu boleh kenakan baju apa saja, selama kamu merasa nyaman tetapi yang penting janganlah penampilanmu hanya untuk pamer tentang ke- Islaman mu, karena kedalaman agamamu bukan diukur dari pakaianmu atau penampilanmu, tetapi akhlak dan perilakumulah yang lebih utama”.

    Saya memberikan kebebasan kepada keluarga saya untuk menjadi apa saja dan melakukan apa saja sepanjang tidak keluar dari rambu-rambu kehidupan yang telah saya pesankan kepada mereka itu. Saya selalu menekankan kepada mereka untuk berusaha memberikan kebaikan kepada negeri ini dan bukan malah merepotkan negeri ini.

    Saya beruntung pernah dipercaya menjadi Panglima ABRI/TNI tetapi tak seorangpun anak atau menantu saya mengikuti jejak saya sebagai militer, atau menjadi rekanan untuk pengadaan Alutsista. Saya mendirikan partai Hanura, namun tak seorangpun dari keluarga saya menjadi pengurus partai.

    Saya memang meminta dengan sungguh-sungguh kepada mereka untuk jangan sekali-kali memanfaat jabatan saya untuk kepentingan pribadi. Saya bersyukur sampai detik ini kami sekeluarga masih dapat mempertahankan komitmen itu.

    Terimakasih kepada siapa saja di saat cucu saya Ahmad Daniyal Al Fatih (alm) meninggal dunia, telah memberikan atensi dan doanya. Semoga semua itu akan menjadi bekal yang menerangi jalan baginya untuk menghadap
    Tuhan Yang Maha Kasih, Amiin. (reportaseaceh)