Tag: Lampung

  • Lampung Tetapkan 19 Desa Sangat Tertinggal sebagai Locus Pengentasan Kemiskinan Program Desa Berjaya 

    Lampung Tetapkan 19 Desa Sangat Tertinggal sebagai Locus Pengentasan Kemiskinan Program Desa Berjaya 

    Bandar Lampung (SL)-Pemerintah Provinsi Lampung menetapkan 19 Desa Sangat Tertinggal sebagai locus pengentasan kemiskinan Program Desa Berjaya Tahun 2019. Berdasarkan data, Provinsi Lampung memiliki 2435 desa yang tersebar di 15 Kabupaten/ kota. Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) terdapat 19 Desa yang masih dalam kategori sangat tertinggal.
    “19 desa ini kita tetapkan menjadi locus Program Desa Berjaya 2019,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Daminto, saat memimpin Rapat penetapan lokasi Program Desa Berjaya tahun 2019 di Ruang Rapat Kantor Bahasa Lampung Jum’at, ( 29/11/2019).
    Program Desa Berjaya merupakan program pemerintah Lampung yang dimotori Gubernur Arinal Djunaidi dan Wagub Chusnunia Chalim. Pendanaan program ini  bersumber dari APBD Provinsi, kabupaten, desa di Lingkungan Provinsi Lampung dan sumber lainnya.
    Dengan ditetapkannya locus ini, Fahrizal Daminto mengajak semua Organisasi perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung bersinergi menyatukan visi membuat program kerja yang terintegrasi di locus yang sudah di tetapkan tersebut.
    Sekdaprov menyampaikan setiap Desa yang telah ditetapkan sebagai locus Program Desa Berjaya akan ditangani secara spesifik sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Hal ini berdasarkan rekomendasi dari tim yang telah melakukan observasi di lapangan, maka dilakukan pemetaan permasalahan menjadi dasar bagi masing – masing OPD untuk berkoordinasi menangani permasalahan sesuai dengan kekhususan setiap OPD yang disesuaikan dengan kebutuhan desa.
    “Setiap desa akan kita tangani secara spisifik, setelah kita lakukan pemetaan kemudian masing – masing OPD dan Pemerintah Kabupaten / Kota akan melakukan penanganan mulai dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, perekonomian, sosial kemasyarakatan hingga pengembangan SDM,” jelas Fahrizal.
    Fahrizal berharap semua stakholder berkoordinasi termasuk Pemerintah Kabupaten Kota, bersinergi mulai dari proses perencanaan yang harus mendetil, pelaksanaan di lapangan hingga evaluasi program yang telah dilaksanakan.
    “Semua stakeholder harus berkoordinasi dan bersinergi utuk melakukan sinkronisasi program. Karena penanganan desa–desa sasaran kita cukup kompleks , maka keberhasilan ini baru bisa dicapai jika semua bekerja sama, berkoordinasi, dan melakukan singkronisasi program di locus yang kita tetapkan,” tambah Fahrizal.
    Fahrizal mengingatkan setiap OPD untuk memperhatikan pengembangan kawasan pedesaan dan melakukan inovasi-inovasi yang dibutuhkan, demi tercapainya percepatan pembangunan wilayah pedesaan untuk pengentasan kemiskinan.
    Hadir mendampingi Sekdaprov Kepala Dinas PMD Provinsi Lampung Syaiful Darmawan. Dia menyampaikan program Desa Berjaya sebagai upaya untuk mengentaskan desa – desa tertinggal dengan menitik beratkan pada penanganan masalah – masalah kemiskinan, ketertinggalan dan potensi yang ada melalui peran aktif seluruh stakeholder Provinsi dan Kabupaten menuju desa – desa Lampung yang Berjaya. (Humas Prov Lampung/iwa)
  • Indeks Kemerdekaan Pers Lampung Memburuk, Bagir Manan: Tak Usah Ditangisi

    Indeks Kemerdekaan Pers Lampung Memburuk, Bagir Manan: Tak Usah Ditangisi

    Bandar Lampung (SL)–Mantan Ketua Dewan Per periode 2013-2016 Bagir Manan meminta praktisi pers di Lampung tak perlu menangisi rendahnya Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) di Lampung.

    “Itu hal biasa saja, dan persepsi dari sebuah hasil survey yang dapat diperbaiki pada tahun-tehun berikutnya. Jadi, tolong ini ditingkatkan,” ujar Prof. Bagir Manan, pada acara Sosialisasi Hasil Indeks Kemerdekaan Pers yang digelar Dewan Pers, Kamis (28/11) di Hotel Horison, Bandarlampung.

    Terungkap pada acara itu, IKP Lampung tahun 2019 berada pada posisi kedua terendah atau ke-33, dari 34 provinsi di Indonesia. Skor IKP 2019 Lampung di bawah angka 70 (67,92) dari rata-rata nasional 73,71. IKP terendah berada di Papua dan tertinggi Sulawesi Tenggara (84,84)

    Menurut Bagir Manan, praktisi pers perlu memahami bahwa kemerdekaan pers tak melulu terancam oleh faktor-faktor eksternal. Sebab, ancaman kemerdekaan pers juga bisa terbentuk dari faktor internal, bahkan oleh prilaku pers itu sendiri.

    “Ancaman dari faktor internal ini seharusnya bisa diperbaiki dengan melakukan langkah-langkah pembenahan. Beda dengan eksternal, kita hanya bisa mengimbau,” ujar Bagir Manan.

    Lebih jauh Bagir Manan menyatakan, indeks kemerdekaan pers sangat terkait dengan pengetahuan dan karakter (kualitas). “Pers yang miskin dan terbelakang tidak mungkin merdeka,” tegasnya.

    Pers yang miskin dan terbelakang rentan tak merdeka, karena akan sangat bergantung pada kepentingan kelompok seperti kepada pemerintah daerah.

    Jeblok pada Semua Cluster Survey

    Hasil survey IKP Lampung 2019 yang rendah, jelas sangat tidak membuat hepi praktisi pers di daerah ini. Apa boleh buat, itulah hasil penilaian dari 14 informan pers di Lampung yang dipilih Dewan Pers.

    Sebenarnya, rendahnya IKP Lampung tidaklah mengejutkan, terbukti hampir seluruh peserta sosialisasi “manggut-manggut”, menandakan dapat memahaminya.

    Memang, sempat ada protes keras yang muncul justru dari luar acara. Protes disampaikan Bambang Eka Wijaya (wartawan senior Lampung Post) melalui pesan WhatsAp. BEW berang, dan menyebut hasil survey itu ngaco. Sebab, Bambang menilai, tak ada masalah dengan kemerdekaan pers di Lampung.

    Protes tersebut ditanggapi Asep Setiawan, anggota Dewan Pers. Ia menjelaskan, IKP tak cuma diukur dalam konteks besaran ancaman kekerasan terhadap pers, melainkan mencakup tiga cluster penilaian, yakni hukum, politik dan ekonomi. Indeks Lampung pada tiga cluster tersebut berada di bawah angka 70. (iwa)

  • Bangun Politeknik Perikanan, Gubernur Arinal Hibahkan Lahan 12 Ha

    Bangun Politeknik Perikanan, Gubernur Arinal Hibahkan Lahan 12 Ha

    Tanggamus (SL)-Gubernur Lampung Arinal Djunaidi memberikan hibah tanah seluas 12 Hektare untuk pengembangan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tanggamus menjadi Politeknik Perikanan Negeri, yang pertama di Sumbagsel dan ke-4 di Sumatera.

    Penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) Hibah Tanah dilakukan Sekda Provinsi Lampung Fahrizal Darminto, mewakili Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, di Gedung SUPM, Kamis (28/11/2019).

    Fahrizal menyampaikan bahwa pendirian Politeknik Perikanan di Tanggamus ini sangat relevan dengan amanat Presiden RI, Joko Widodo dalam pidato pelantikannya, yaitu membangun SDM sebagai prioritas utama. “Pak Jokowi ingin menciptakan generasi pekerja keras yang dinamis, agile (tangkas), mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengoptimalkan kerjasama dunia industri,” ujar Fahrizal.

    Fahrizal menjelaskan saat ini Provinsi Lampung adalah Provinsi terbesar penyumbang tenaga kerja ke luar negeri dan terbanyak di luar Provinsi di Jawa dan NTB “Untuk itu Gubernur Arinal meminta kita meningkatkan potensi yang dimiliki, sehingga siap beradaptasi dengan teknologi dalam memanfaatkan peluang, termasuk persaingan global,” ujar Sekdaprov.

    Sementara itu, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sudin mengatakan bahwa Pembangunan Politeknik Perikanan Lampung di Kabupaten Tanggamus, tak terlepas dari kerja sama antara Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Pusat.

    Sudin menuturkan wacana pembangunan Politeknik tersebut muncul dari keinginan untuk meningkatkan taraf pendidikan siswa. Khususnya yang selama ini telah bersekolah di Kejuruan Perikanan yang memang sudah ada di Tanggamus.

    ”Walau namanya Politeknik Perikanan namun pada aplikasinya kampus tersebut akan membagi kelompok pembelajaran dalam beberapa jurusan atau program studi (prodi). Jadi ini bukan cuma ikan, tapi ada udang dan lain lain,” jelasnya.

    Dengan dibangunnya Politeknik Perikanan Lampung di Tanggamus ini, ke depan akan banyak bermunculan para pengusaha muda di bidang perikanan. “Jangan seperti selama ini, hanya kerja sama orang, jadi nelayan. Saya yakin, dengan binaan KKP, Komisi IV DPR RI, dan Pemerintah Provinsi Lampung, mudah-mudahan niatan ini berjalan baik,” ungkapnya.

    Pada kesempatan yang sama, Bupati Tanggamus Dewi Handajani menyampaikan bahwa SUMP sendiri telah banyak diakui kecakapannya di bidang kelautan dan perikanan yang telah menyumbangkan banyak SDM berkualitas bagi bangsa dan negara.

    Menurut Dewi, Pemkab Tanggamus siap memberikan dukungan bersama Forkopimda untuk mengawal keamanan dan suasana yang kondusif. “Dengan program desa maju yang di berikan insyaallah masyarakat Tanggamus akan merasakan langsung hasil dari pendidikan yang dijalankn oleh Politeknik ini. Penangkapan ikan, budidaya, pengelolaan sampai mesin dapat diaplikasikan secara baik bahkan sampai kuliner kuliner yang tidak kalah dengan program lain. Mudah mudahan sektor kelautan dan perikanan di Tanggamus dapat berkembang kedepan,” ujar Dewi. (Humas Prov Lampung)

  • 2019, Perdagangan Lampung Masih Defisit

    2019, Perdagangan Lampung Masih Defisit

    Bandar Lampung (SL)-Neraca perdagangan Lampung periode Januari-Oktober 2019 defisit sebesar 101,43 dolar AS, meski timbangan pada neraca perdagangan per Oktober 2019 surplus dalam nilai yang dangkal sebesar 21,70 juta dolar AS.

    Total ekspor Lampung pada Oktober 2019, seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, hanya membukakan 249,02 juta dolar AS, atau sedikit di atas realisasi impor sebesar 227,32 dolar AS.

    Rendahnya nilai ekspor per Oktober 2019, mendorong neraca perdagangan Lampung bergerak ke arah negatif hingga terakumulasi defisit 101,43 juta dolar AS sepanjang periode Januari-Oktober 2019. Total ekspor Lampung Januari-Oktober 2019 tercatat sebesar 2.379,21 juta dolar AS, sementara realisasi impor sebesar 2.480,64 juta AS.

    Mendekati akhir tahun, nilai total ekspor Provinsi Lampung, turun 249,02 juta dolar AS(AS) atau 8,82 persen pada Oktober 2019 dibandingkan bulan sebelumnya 273,12 juta dolar AS. Penurunan terjadi pada golongan barang lemak/minyak hewan/nabati dan kopi/teh/rempah-rempah. Penurunan nilai ekspor teranalis lebih dalam jika membandingkan nilai ekspor Oktober 2019 dengan Oktober 2018.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum mengatakan, nilai ekspor pada Oktober 2019 jika dibandingkan Oktober 2018 tercatat 319,53 juta dolar, juga mengalami penurunan sebesar 70,51 juta dolar AS atau turun 22,07 persen.

    Menurut Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum, penurunan ekspor Oktober 2019 terjadi pada dua golongan barang utama. Yakni lemak dan minyak hewan/nabati turun 37,36 persen, juga kopi, teh, dan rempah-rempah turun 12,84 persen. Sedangkan golongan barang yang mengalami peningkatan, dia mengatakan, yakni batubara 43,43 persen, bubur kayu/pulp 24,56 persen, dan olahan dari buah-buahan/sayuran 0,33 persen .(iwa)

  • Kilau Mutiara Laut Lampung yang Memudar

    Kilau Mutiara Laut Lampung yang Memudar

    Bandar Lampung (SL)-Provinsi Lampung pernah dikenal sebagai penghasil mutiara laut terbesar dan terbaik di Indonesia pada tahun 80-an. Namun kejayaan itu memudar disebabkan oleh kualitas dan lingkungan laut yang tak mendukung budidaya komoditas unggulan tersebut.

    Kini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, berniat membangkitkan kejayaan itu kembali. Edhy yakin Indonesia memiliki peluang jadi pusat industri mutiara terbesar dan nomor satu di dunia. “Saya melihat sendiri banyak kekayaan alam kita yang belum kita optimalkan. Dulu Indonesia, yang namanya mutiara ini kita adalah rajanya di dunia,” kata Edhy saat hadir di hari ketiga gelaran Indonesia Pearl Festival (IPF) ke-8 Tahun 2019, Atrium Lippo Mall Kemang Jakarta Selatan, sebagaimana rilis yang diterima, Minggu (24/11/2019).

    Saat ini, Indonesia menempati posisi kelima dunia sebagai penghasil mutiara. Daerah penghasil mutiara laut tersebar di berbagai wilayah Indonesia, di antaranya Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua, Sumatera Barat dan Lampung.

    Menteri Edhy menyebut, mutiara merupakan salah satu sumber daya laut Indonesia yang dapat berkontribusi sebagai penghasil devisa negara. Indonesia sendiri juga merupakan negara pengekspor mutiara nomor 5 di dunia meskipun nilai ekspor pada tahun 2018 masih sekitar USD47,27 juta. Posisi Indonesia berada di bawah Cina (USD56,3 juta), French Polynesia/Tahiti (USD112,88 juta), Jepang (USD 315,28 juta), dan Hong Kong (USD483,3 juta).

    “Kita harapkan ini bisa kita dongkrak. Sekarang Hong Kong nomor 1. Padahal dari informasi yang kita dapat, kita juga mengekspor ke sana. Tapi Hong Kong bisa memposisikan diri sebagai pengekspor atau produsen mutiara terbesar untuk dunia,” jelasnya.

    Di Lampung, pada era 80-an, industri mutiara laut sempat berkilau yang dikembangkan investor Jepang di sekitar Teluk Lampung. Namun usaha itu terkendala kualitas air laut yang tak bersih. (iwa)

  • Blangko e-KTP Asli Diperjualbelikan di Lampung dan Jakarta

    Blangko e-KTP Asli Diperjualbelikan di Lampung dan Jakarta

    Tulangbawang (SL) – Blangko Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) asli dengan spesifikasi resmi milik pemerintah, diperjualbelikan di  Provinsi Lampung dan DKI Jakarta.

    Untuk yang di Jakarta, blanglo e-KTP asli itu ditemukan di Pasar Pramuka Pojok, Jakarta Pusat. Sedangkan yang di Lampung, blangko e-KTP asli itu diperjualbelikan via online. Pedagang pasar tersebut menjual blangko e-KTP dipasarkan seharga Rp150 ribu untuk yang bekas dan Rp200.000 untuk blangko e-KTP baru. Mereka memeroleh blanko e-KTP asli dari oknum Percetakan Negara.

    Sedangkan yang di Lampung, blangko e-KTP asli lolos 10 oleh anak Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Tulangbawang via online.  Blangko e-KTP tidak dapat diperjualbelikan karena dokumen negara. Sesuai dengan Pasal 96 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, perbuatan tersebut merupakan tindakan pidana. Ancaman hukumannya berupa pidana penjara paling lama 10 Tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar. (rml)

  • Pemprov Matangkan Persiapan Sambut Rombongan Dubes Kroasia ke Lampung

    Pemprov Matangkan Persiapan Sambut Rombongan Dubes Kroasia ke Lampung

    Bandarlampung (SL) – Pemprov Lampung melakukan persiapan menyambut kunjungan kerja rombongan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Zagreb, Kroasia pada 7 Desember 2018 mendatang. Rapat persiapan dilakukan di Ruang Rapat Kerja Pj. Sekdaprov Lampung, Kantor Gubernur Lampung, Kamis (22/11/2018).

    “Direncanakan tanggal 7 Desember, Duta Besar Kroasia beserta staf KBRI di bidang perekonomian akan berkunjung ke Kantor Gubernur Lampung, tepatnya di Ruang Rapat Utama. Delegasi itu akan diterima oleh Pak Gubernur Ridho,” ujar Hamartoni, saat memimpin rapat tersebut.

    Menurut Hamartoni, kunjungan tersebut terkait promosi dan peluang perdagangan, termasuk akan hadirnya mantan Gubernur Lampung Komjen Pol (Purn) Sjachroedin Zainal Pagaralam yang kini menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Kroasia.

    Terkait kunjungan itu, Hamartoni meminta OPD terkait di Lingkungan Pemprov Lampung untuk menyampaikan produk-produk unggulan yang akan dipresentasikan serta dipromosikan.

    Apa lagi menurutnya, Lampung kaya akan komoditas unggulan seperti kopi, nanas, pisang dan lainnya. “Kita tampilkan komoditas unggulan, lalu kita juga mempunyai kerajinan tangan dan juga tapisnya,” katanya.

    Hamartoni berharap tidak hanya presentasi secara visual, tetapi juga ada produk fisik yang ditampilkan. “Nanti kita juga akan ada stan-stan untuk menampilkan produk-produk unggulan kita, dan kita juga akan mengundang pengusaha-pengusaha dalam pertemuan itu,” ujarnya.

    Dalam rangkaian kunjungan tersebut, pada 9 Desember 2018, juga akan dilaksanakan Pawai Budaya di Bandar Lampung, dengan rute Kediaman Dinas Gubernur Lampung, Mahan Agung hingga Lampung Elephant Park. Acara itu akan dihadiri oleh Sjachroedin Zainal Pagaralam, Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, dan tamu kehormatan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agum Gumelar.

    Pawai Budaya itu dilaksanakan guna memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November. “Pawai Budaya, ini harus terencana, akan diisi dari siswa/i SMA/SMK,” kata Hamartoni. (Humas Prov Lampung)

  • Tak Bisa Imbangi Harga Impor, Sejumlah Pabrik Tapioka di Lampung Hentikan Produksi

    Tak Bisa Imbangi Harga Impor, Sejumlah Pabrik Tapioka di Lampung Hentikan Produksi

    Mesuji (SL) – Era perdagangan bebas mulai berdampak pada industri tapioka Lampung. Sejak sepekan terakhir sejumlah pabrik tapioka di Lampung menghentikan produksi akibat tak bisa mengimbangi harga tapioka impor.

    Di sisi lain, pabrik juga tak mampu mengimbangi kenaikan harga singkong. Berdasarkan pantauan di sejumlah lapak singkong di Mesuji, Senin (19/11/2018), harga singkong dari petani ke lapak Rp1.200 per kilogram dan lapak ke perusahaan Rp1.240 per kilogram.

    “Pabrik kami di Mesuji dan Lampung Tengah saat ini tutup. Tidak tahu sampai kapan, harga singkong melonjak tinggi harga tapioka tidak bisa mengimbangi, sehingga daya beli turun. Mungkin faktor kebijakan ekonomi. Menurut info yang saya dapat pengusaha juga banyak yang mengalami kesulitan,” kata Manager HRD dan Legal PT Lambang Jaya, Tigor Silitonga, di Bandar Lampung, Senin (19/11/2018).

    Pantauan di lapangan, sejak 8 November PT Lambang Jaya tidak beroperasi. Kondisi ini membuat karyawan bingung dan resah. “Kami tidak tau apa masalahnya kenapa perusahaan ini belum beroperasi. Sejak 9 November sampai sekarang, nasib kami masih gantung. Tapi kami berharap agar secepatnya beroperasi, bila PT ini tutup nasib kami bagaimana,” kata seorang karyawan.

    Kepala Bagian Personalia PT Lambang, Wayan Aries, membenarkan memberhentian operasi di Perusahaan. “Ini karena perusaahan tapioka kami tidak dapat bersaing terhadap kompetitor,” kata Wayan Aries.

    Mengenai nasib karyawan, Wayan menjelaskan sebagian karyawan ada yang masih beraktifitas, dan sebagian dirumahkan. “Kami berupaya akan secepatnya beroperasi seperti biasa. Kami berharap kepada karyawan agar bersabar,” kata Wayan. (Lampungpro)

  • Mabes Tes Urine Personel Polda Lampung

    Mabes Tes Urine Personel Polda Lampung

    Bandarlampung (SL) – Divisi Propam Mabes Polri dan Dokkes Mabes Polri melaksanakan tes urine di halaman mapolda Lampung, Selasa (23/10/2018).

    Seluruh pejabat utama (PJU), Perwira menengah, perwira pertama, Bintara, hingga ASN di lingkungan mapolda mengikuti tes urine tersebut. Tak luput, Kapolda Irjenpol Purwadi Arianto, dan Wakapolda Lampung Brigjenpol Angesta Romano Yoyol juga ambil bagian.

    “Agenda ini dalam rangka penegakan ketertiban dan disiplin (Gaktiblin) yang dilakukan mabes porli,” ujar Kabid Humas Polda Lampung Kombespol Sulistiyaningsih, Selasa (23/10/2018).

    Namun Sulis belum bisa memaparkan hasilnya, karena pelaksanaannya dilakukan langsung oleh pusat.

    “Belum, nanti itu mabes,” katanya. (lampost.co)

  • Nissa Sabyan Tampil di Fesyar 2018 Lampung Walk

    Nissa Sabyan Tampil di Fesyar 2018 Lampung Walk

    Bandarlampung (SL) – Sabyan Gambus terus mencuri perhatian di belantara musik tanah air. Dengan lagu-lagu bernafas selawat, grup yang dibentuk 2015 itu menghibur pengunjung Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2018 di Lampung Walk, Minggu (5/8/2018) pukul 20.00 WIB.

    Asisten manager Bank Indonesia (BI), Lintang Anggaeini, menyebutkan masyarakat yang ingin menyaksikan penampilan mereka tidak dipunggut biaya alias gratis. “Sabyan Gambus akan membawakan lima lagu,” katanya sambil menyebut enam personel Sabyan: Khoirunnisa alias Nissa (vokalis) dan Tubagus Syaifulloh alias Tebe (biola).

    Lalu, Anisa Rahman (backing vokal), Ahmad Fairuz alis Ayus (keyboard), Sofwan Yusuf atau Wawan (perkusi), dan Kamal (darbuka).

    Menurutnya, BI Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Lampung yang menjadi penyelenggara kegiatan menggelar 55 stan dari Lampung dan 13 stan BI KPW se-Sumatera. Produk yang dipamerkan mulai kerajinan lokal, kuliner, tenun, makanan, fesyen, hijab, wisata halal, hingga lembaga jasa keuangan dan perbankan syariah.

    Acara penutupan berlangsung 19.00 WIB dihadiri perwakilan dari Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kota Bandarlampung, dan pejabat terkait. “Untuk masyarakat Lampung generasi Z, ayo datang ke Fesyar 2018 malam ini. Jangan lewatkan penampilan Sabyan Gambus dan melihat puluhan stan menarik lainnya,” ajaknya.

    Manager Lampung Walk, Fitra Aulia, menyatakan sangat bersyukur even bergengsi tersebut digelar di Lampung Walk. “Ya Mas. Nanti malam rencananya Sabyan Gambus menghibur warga Lampung di sini,” tulis via WhatsApp. (rilisid)