Tag: Lion Air Group

  • Penjelasan Operasional Lion Air Penerbangan JT-633 Rute Bengkulu ke Soekarno-Hatta

    Penjelasan Operasional Lion Air Penerbangan JT-633 Rute Bengkulu ke Soekarno-Hatta

    Bengkulu (SL) – 06 November 2018. Lion Air (kode penerbangan JT) member of Lion Air Group menyampaikan keterangan sehubungan layanan bernomor JT-633 rute Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu (BKS) menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang (CGK) mengalami keterlambatan terbang dari jadwal semula pukul 18.20 WIB.

    Penerbangan JT-633 akan mengangkut tujuh kru pesawat dan 143 penumpang.

    Klarifikasi terkait penundaan keberangkatan guna memastikan keselamatan penerbangan, dikarenakan lekukan pada ujung sayap sebelah kiri (wing tip) menyenggol tiang lampu koordinat di bandar udara.

    Kondisi tersebut terjadi ketika pesawat bersiap menuju landas hubung (taxiway).

    Saat ini pesawat sudah berada di landas parkir. Seluruh penumpang diarahkan dan dikembalikan menuju ruang tunggu terminal.

    Penerbangan JT-633 rencananya akan diberangkatkan pada malam ini, dengan menggunakan pesawat yang didatangkan dari Jakarta.

    Lion Air menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang timbul.

    Terkait kondisi yang terjadi, Lion Air saat ini telah mengirimkan tim guna pemeriksaan terhadap pesawat tersebut. (rls)

  • Salah Satu Korban Jatuhnya Lion Air JT-610 Berasal dari Metro

    Salah Satu Korban Jatuhnya Lion Air JT-610 Berasal dari Metro

    Bandarlampung (SL) – Pasangan suami istri: Catur (58) dan Septiani (54) warga Jalan Kerinci,  Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung, menanti cemas kabar putra ketiganya Arfiyandi (35).

    Hingga kini, belum diketahui nasib Arfiyadi yang menjadi salah satu penumpang Pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh  di perairan laut Karawang, Jawa Barat, Senin  pagi (29/10/2018). 

    Dilansir dari harianmomentum Catur menuturkan, beberapa hari terakhir dia seperti mendapat firasat aneh dalam mimpinya. Dalam mimpu itu, Catur mengaku sedang mencampur cat. Namun anehnya, hanya warna hitam yang muncul dari hasil pencampuran cat itu.

    “Berapa hari lalu saya  mimpi, saya menyampurkan cat,  tetapi hasilnya selalu warna hitam yang muncul. Apa ini firasat yang saya dapatkan,” tuturnya.

    Dia berharap, anaknya masih bisa ditemukan.  “Jika ia sudah tiada, maka jasadnya bisa dikuburkan dengan layak,” harapnya. 

    Catur bersama istrinya akan segera berangkat  ke Pangkalpinang, Provinsi Bangkabelitung tempat keluarga Arfiyandi, untuk memastikan nasib putra ketiganya itu.

    “Saya mendapat kabar dari anak yang paling tua, jam 12 siang tadi. Kalau ada pesawat jatuh dan didalamnya ada penumpang bernama Afriandy umur 35 tahun. Saat itu juga saya lalu menelpon istri Afriandi, ternyata  benar itu anak saya yang  bekerja di BNN Pangkalpingan,” ungkapnya. (Harianmomentum)

  • Penjelasan Penanganan Seorang Penumpang dan Penerbangan Lion Air JT-615 Rute Pangkalpinang Menuju Tangerang

    Penjelasan Penanganan Seorang Penumpang dan Penerbangan Lion Air JT-615 Rute Pangkalpinang Menuju Tangerang

    Pangkal Pinang (SL) – Lion Air (kode penerbangan JT) member of Lion Air Group memberikan keterangan sehubungan layanan penerbangan bernomor JT-615 dengan rute dari Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung (PGK) tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) beroperasi normal dan penanganan salah penumpang sebelum penerbangan telah dijalankan menurut prosedur dan aturan yang berlaku, Rabu (17/10).

    Lion Air JT-615 mengudara tepat waktu (on time) sesuai jadwal keberangkatan pukul 19.30 WIB dari Pangkalpinang dan sudah mendarat di Soekarno-Hatta pada 20.23 WIB, Rabu (17/ 10). Dalam penerbangan ini, Lion Air mengoperasikan pesawat Boeing 737 MAX 8, yang membawa tujuh kru beserta 142 penumpang.

    Bahwa guna memastikan keamanan serta kenyamanan (safety first), tidak menerbangkan (offload) atau membatalkan status keberangkatan kepada salah satu penumpang laki-laki berinisial IK (37) dikarenakan tidak layak terbang dengan alasan keadaan medis yaitu depresi yang berpotensi mengganggu dalam penerbangan. Situasi ini terjadi ketika masih berada di gedung terminal, setelah proses pelaporan diri (check-in).

    Keputusan atas hal tersebut berdasarkan hasil koordinasi serta kerjasama yang baik antara pihak keluarga, dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandar Udara Depati Amir, kepolisian serta petugas keamanan bandar udara (aviation security).

    Penanganan IK tidak berdampak terhadap operasional penerbangan Lion Air JT-615. Proses berlangsung kondusif dan satu penumpang dimaksud berlaku koorporatif, untuk selanjutnya segera dilakukan pemeriksaan ulang dan penerbitan surat tidak layak terbang. Lion Air telah menjelaskan kepada keluarga IK serta mengembalikan (refund) dana dari harga tiket sesuai ketentuan.

    Lion Air menghimbau kepada seluruh pelanggan setia dan masyarakat untuk mengetahui, memahami dan menjalankan segala peraturan guna mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan perjalanan udara.

    Kondisi kesehatan pada umumnya tidak membutuhkan dokumen surat izin medis, namun untuk beberapa keadaan tertentu mewajibkan setiap pelanggan memiliki surat izin medis sebelum penerbangan dengan menunjukkan dan melampirkan surat keterangan kelaikan terbang (fitness for air travel/ medical information) dari Kantor Kesehatan Pelabuhan.

    Lion Air menginformasikan bahwa penerbangan memiliki aturan sangat ketat (strictly regulated business). Oleh karena itu, melakukan tindakan/ perbuatan indisipliner atau unruly/ distruptive behavior merupakan salah satu faktor yang mengganggu kenyamanan serta membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan. (rls)

  • Lion Air Group Hadirkan Bantuan Sosial Bagi Korban Gempa Lombok

    Lion Air Group Hadirkan Bantuan Sosial Bagi Korban Gempa Lombok

    Lombok (SL) – Sebagai upaya untuk dapat terus meringankan beban bagi para korban bencana alam yaitu gempa yang menimpa beberapa titik di Pulau Lombok, Lion Air Group bersama dengan organisasi dibawah naungannya yaitu Lion Air Care yang bergerak dalam bidang kepedulian sosial kembali menghadirkan sedikit bantuan bagi masyarakat yang tertimpa musibah tersebut.

    “Terhitung ada 8 desa yang dihampiri oleh tim Lion Air Care yaitu Desa Kekait, Jeringo, Lembah Sari, Sandik, Pusuk, Batu Layar, Bengkaung, dan Malaka. Desa – desa tersebut dinilai memiliki tingkat presentase kerusakan yang  cukup tinggi hingga mencapai 80% sehingga dirasa perlu untuk menghadirkan sedikit bantuan yang dapat meringankan beban bagi para pengungsi korban gempa,” kata Ramaditya Handoko, Corporate Communications Lion Air Group.

    Bantuan logistik berupa kebutuhan makanan, minuman, dan perlengkapan lainnya yang dapat mendukung kegiatan sehari-hari para korban dikirimkan oleh Lion Air Care yang harapkan dapat menunjang kemudahan dalam mengkonsumsi kebutuhan pokok yang cukup sulit didapatkan pada kondisi dan saat tersebut.

    Antusiasme para korban pengungsian begitu besar dengan kehadiran Lion Air Care yang juga memberikan semangat moral bagi para korban dengan kerap ber interaksi kepada keluarga – keluarga  serta mensosialisasikan kepada mereka untuk dapat terus menjaga kesehatan dan keamanan lingkungannya. Para Kepala Desa pun sangat mengapresiasi kehadiran Lion Air Care yang dirasa memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dan semangat nya dalam mengunjungi desa – desa yang terbilang cukup jauh jaraknya dari pusat kota.

    “Selain membantu meringankan beban para korban, Lion Air Care pun berkomitmen untuk dapat memberikan distribusi bantuan yang merata ke beberapa daerah yang berbeda sehingga dapat menjangkau banyak kalangan dari  beberapa desa yang terkena dampak”, tutup Rama. (rls)

  • Pesawat Baru Batik Air (Airbus A320) Akan Memperkuat Armada

    Pesawat Baru Batik Air (Airbus A320) Akan Memperkuat Armada

    Jakarta (SL) – Batik Air (kode penerbangan ID) member of Lion Air Group secara resmi telah menerima pesawat baru tipe Airbus A320-200CEO (A320) yang langsung diterbangkan dari pabrikan Airbus di Toulouse, Perancis, (16/07/18).

    Armada terbaru ini merupakan pesawat ke-41, dari total pesanan keluarga A320 yaitu 234 pesawat.

    Pesawat yang beregistrasi PK-LZI tersebut sudah tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) setelah melalui perjalanan yang memakan waktu tempuh sekitar 19 jam 20 menit dengan transit di Bandar Udara Internasional Abu Dhabi, United Arab Emirates (AUH) dan Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia (KUL).

    Pesawat A320 akan melengkapi kekuatan armada yang saat ini dioperasikan oleh Batik Air, yaitu 40 Airbus A320-200CEO (12 kelas bisnis dan 144 kelas ekonomi), enam Boeing 737-900ER (12 kelas bisnis dan 168 kelas ekonomi) serta delapan Boeing 737-800NG (12 kelas bisnis dan 150 kelas ekonomi).

    Capt. Achmad Lutfie, Chief Executive Officer Batik Air mengatakan, “Kami sangat senang dengan menerima pesawat terbaru yang tiba sesuai jadwal. Kehadiran PK-LZI ini merupakan wujud komitmen dalam menyediakan pelayanan terbaik dan menambahkan tingkat kenyamanan pelanggan saat berada di pesawat (in-flight services). Kami mengharapkan, Batik Air semakin meningkatkan pengalaman terbang bagi pelanggan di kelas premium services. Batik Air memiliki keseriusan dalam menyediakan service berkonsep pre-flight, in-flight serta post-flight.”

    “Airbus sangat senang keluarga pesawat A320 telah berperan penting dalam membantu Batik Air mengembangkan jaringan rute domestik dan internasionalnya. Kami juga turut merasa bangga atas kemitraan yang sangat kuat dengan Lion Air Group, dan kami berharap untuk dapat terus mendukung pertumbuhan maskapai ini di masa depan,” ujar Jean-Francois Laval, Airbus Executive Vice President, Customer Affairs, Asia.

    A320 merupakan salah satu keluarga pesawat lorong tunggal yang menjadi bagian dari pilihan Batik Air dalam mengembangkan konsep full-service.

    Dengan pesawat ini, Batik Air telah menyesuaikan ukuran pesawat dengan permintaan pasar dan pelanggan, yang didasarkan jarak rute penerbangan, kepadatan penumpang, frekuensi terbang per hari serta operasional bandar udara.

    Lebih lanjut menurut Capt. Lutfie, “Batik Air akan mendatangkan armada terbaru dengan mengoperasikan pesawat kategori lorong kabin tunggal (single aisle) yang disesuaikan perkembangan teknologi. Upaya ini selain memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, juga untuk meningkatkan kapasitas angkut penumpang dan barang, memperkuat layanan rute yang sudah ada serta mendukung rencana pengembangan jaringan perusahaan seperti pembukaan rute baru.”

    “Batik Air memiliki pandangan bisnis yang tajam ke depan yang didukung berbagai strategi tepat, dengan tujuan agar operasional penerbangan berada pada level terbaik. Hadirnya pesawat baru ini, diharapkan berdampak positif terhadap tingkat ketepatan waktu penerbangan (on time performance/ OTP) per hari. Saat ini, Batik Air mencatatkan rata-rata OTP 88% – 90.3%,” papar Capt. Lutfie.

    Capt. Lutfie menambahkan, “Armada Batik Air akan terus mengalami revitalisasi atau peremajaan. Keseriusan tersebut sejalan dengan upaya Batik Air dalam menyediakan pilihan perjalanan mengesankan bagi pelanggan untuk kebutuhan bisnis atau melancong. Kami menilai, pesawat baru mampu menambah tingkat kepercayaan, loyalitas serta kepuasan pelanggan.”

    Hingga saat ini Batik Air melayani 40 destinasi domestik dan internasional (Singapura; Kuala Lumpur, Kinabalu, Malaysia; Chennai, India; Perth, Australia) dengan frekuensi mencapai lebih dari 350 penerbangan perhari.

    Untuk pengaturan operasional, Batik Air memiliki utilisasi 12 jam per hari, dua pesawat menjalani perawatan (schedule maintenance) serta satu pesawat sebagai cadangan (stand by).

    Batik Air bersama Wings Air, Malindo Air, Thai Lion Air member of Lion Air Group mempunyai kesungguhan dalam mendukung program Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan 17 juta wisatawan menuju Indonesia.

    Para wisatawan ditawarkan kemudahan layanan jaringan penerbangan yang saling terhubung (connecting flight).
    Keselamatan, keamanan serta kenyamanan penumpang dan kru pesawat merupakan prioritas utama.

    Lion Air Group berhasil menyelesaikan audit internasional mengenai keselamatan penerbangan, sehingga layak disejajarkan dengan airlines kelas dunia. Audit IOSA dirancang untuk menilai manajemen operasional serta sistem kontrol maskapai. Batik Air telah mengantongi sertifikat IATA Operational Safety Audit (IOSA). (Rls)