Tag: Lion Air JT 610

  • Wakapolri Sebut Jasad Korban Pesawat Lion Air JT-610 Ada Juga Tubuh Bayi

    Wakapolri Sebut Jasad Korban Pesawat Lion Air JT-610 Ada Juga Tubuh Bayi

    Jakarta (SL) – Wakil Kepala Kepolisian Republik (Wakapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Ari Dono Sukmanto, menyatakan bahwa potongan tubuh bayi ditemukan dalam kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, Bangka Belitung yang jatuh di perairan Karawang,Jawa Barat, Senin.

    Sebagaimana diwartawakan oleh Kantor Berita Antara News, hal dikatakanya pada Selasa (30/10/2018) bahwa dari 24 kantong jenazah yang telah diterima Rumah Sakit Polri Soekanto,Kramat Jati Jakarta Timur, satu kantong berisi jenazah bayi.

    “Iya jadi yang saya lihat tadi memang potongan-potongan tubuh sudah juga ada bayi, dewasa, sebagian besar, ada juga material dan sepatu,” ujar Komjen Ari.

    Ia mengharapkan hasil proses identifikasi korban dapat segera diumumkan.

    “Mudah-mudahan segeralah, karena tadi (potongannya) agak besar besar,” katanya.

    Komjen Ari mengungkapkan pihaknya masih menunggu semua kantong jenazah yang ada untuk nantinya dipisahkan dan diidentifikasi oleh ahli forensik.

    Setelah menemukan sisa potongan tubuh lainnya, lanjut Komjen Ari, pihaknya akan membuat berita acara dan dilanjutkan dengan kegiatan penyerahan jenazah.

    Sementara ini, tim Disaster Victim Identification/DVI dan para petugas pemeriksaan di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Jakarta Timur masih melakukan identifikasi pada para korban pesawat Lion Air JT 610.

    Kemudian di luar gedung tersebut, tepatnya di posko Pos Mortem, sejumlah kerabat korban kecelakaan pesawat tersebut masih menunggu kepastian hasil identifikasi.

    Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Musyafak mengatakan identifikasi para korban akan difokuskan pada data yang masuk untuk mempersingkat proses.

    “Kalau misalnya dewasa dan hanya serpihan memang membutuhkan kalau data lengkap antemortem, sampel DNA-nya, baik antem maupun post mortem kita periksa. Saya sampaikan tadi empat-lima hari baru teridentifikasi,” ujar Musyafak. (bukamata)

  • Sertu Hendra Temukan Kotak Hitam Lion Air PK JT 610

    Sertu Hendra Temukan Kotak Hitam Lion Air PK JT 610

    Bandarlampung (SL) – Sertu Hendra Syahputra dari Taifib Korps Marinir TNI AL berhasil mengangkat kotak hitam (black box) pesawat yang jatuh, Lion Air PK-LQP JT 610,  Kamis (1/11/), pukul 10.10 WIB.

    Kapal Riset Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah membawa kotak yang berisi banyak data perjalanan pesawat tersebut, termasuk berbagai pembicaraan dalam cocpit pesawat.

    Para penyelam sangat berhati-hati saat melakukan pengangkatan kotak hitam dari kedalaman 32 meter dari pemukaan laut agar tidak sampai merusak kotak hitam yang berwarna orange tersebut dari perairan Karawang, Jabar.
    Dalam penyelaman dengan koordinat S 05 48 48.051 – E 107 07 37.622 dan koordinat S 05 48 46.545 – E 107 07 38 Berbekal alat yang bisa menangkap sinyal black box, Sertu Hendra menyelam hingga dasar laut.

    “Begitu kami turun arusnya kencang. Kemudian dengan keterbatasan, kita menggunakan tali untuk tidak terbawa arus karena tali tersebut agak menghambat kami,” cerita Sertu Hendra.

    Di area yang memancarkan sinyal black box, hanya didapati sedikit serpihan pesawat yang membuat Hendra dan penyelam lain ragu. Namun sinyal itu terus diikuti hingga mengarah pada endapan lumpur.

    “Kami sempat putus asa karena arus sangat kencang, tetapi kami percaya yakin dengan tekad dan hati yang iklas serta mengikuti alat yang kami bawa, kami kecilkan areanya lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif kami gali lumpur tersebut dan mendapatkan black box,” ujarnya. (Rmollampung)

  • Sebelum Jatuh Lion Air Alami Altitude Disagree

    Sebelum Jatuh Lion Air Alami Altitude Disagree

    Jakarta (SL) – Koran Tempo menulis riwayat pesawat Lion Air JT 610 sekitar tujuh jam sebelum jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi 29 Oktober 2018. Pesawat ditulis melayani rute penerbangan Denpasar-Jakarta pada Minggu malam 28 Oktober 2018 dan dilaporkan memiliki status airspeed and altitude disagree.

    Airspeed and altitude disagree merupakan kondisi ketidaksesuaian data kecepatan dan ketinggian pesawat antara layar pilot (kiri) dan kopilot (kanan). Dalam kondisi ini, pilot harus stand-by secara manual. Ini kondisi yang dikutip Koran Tempo dari sumbernya sekalipun Fulki Naufan, kopilot pesawat, mengatakan seperti dikutip Koran Tempo 30 Oktober 2018, “Maaf, saya enggak bisa kasih info apa pun.”

    Sumber lainnya, seorang mekanik pesawat, membantu menerjemahkan persoalan yang sama yang diduga dialami pesawat tersebut sebelum menerbangi rute Jakarta-Pangkal Pinang, Senin pagi 29 Oktober 2018. Ketika disodorkan dokumen yang diduga dibuat usai penerbangan Denpasar-Jakarta, dia menyebut ada abnormal indikasi dari petunjuk ketinggian terbang dalam kokpit pesawat.

    Menurut dia masalah itu tergolong kritikal dan harus segera dilakukan kalibrasi oleh teknisi ketika pesawat di darat. “Kalau enggak saat inflight pilot enggak bisa membedakan actual ketinggiannya,” kata dia via aplikasi percakapan Whatsapp, Selasa 30 Oktober 2018.

    Masih ada instrumen yang disebutnya standby altimeter tapi menurutnya itu hanya digunakan ketika darurat. Ini sejalan dengan informasi yang dikutip Koran Tempo kalau pilot dan kopilot pesawat jenis Boeing 737 itu harus mengendalikan manual ketika menerbangi rute Denpasar-Jakarta. (Tempo)

     

  • Lion Air Group Sediakan Hotel di Jakarta untuk para Keluarga Korban JT-610

    Lion Air Group Sediakan Hotel di Jakarta untuk para Keluarga Korban JT-610

    Jakarta (SL) -Lion Air (kode penerbangan JT) member of Lion Air Group menyampaikan informasi bahwa sehubungan dengan penanganan penerbangan Lion Air JT-610, bahwa sudah menerbangkan keluarga penumpang JT-610 yang berasal dari Pangkalpinang, Bangka.
    “Saat ini 90 orang dari pihak keluarga penumpang sudah di datangan ke Jakarta dari berbagai daerah, dimana disiapkan fasilitas akomodasi (penginapan) serta pusat informasi di hotel Ibis daerah Cawang, Jakarta Timur, agar memudahkan mobilitas ke posko Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma. Malam ini juga direncakan keluarga penumpang akan didatangkan lagi sebanyak 76 orang,” kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, melalui rilis kepada datariau.com.
    Terkait dengan kejadian dimaksud, Lion Air membuka crisis center di nomor telepon (021)-80820000 dan untuk infomasi penumpang di nomor telepon (021)-80820002.
    “Kami sangat prihatin dengan kejadian tersebut dan akan terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk mempercepat kepastian infomasi terkait dengan keadaan penumpang dan awak pesawat. Kiranya kepada keluarga penumpang beserta awak pesawat diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima cobaan ini serta kepada para petugas SAR diberikan kelancaran dan kemudahan,” katanya. (Datariau)
  • Kemkominfo Beri Himbauan Kepada Masyarakat Terkait Jatuhnya Lion Air JT-610

    Kemkominfo Beri Himbauan Kepada Masyarakat Terkait Jatuhnya Lion Air JT-610

    Jakarta (SL) – Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Rute Jakarta-Pangkal Pinang membuat dunia penerbangan Indonesia kembali berduka, Jakarta (29/10/2018)

    Pesawat yang jatuh 29/10 ini diketahui membawa penumpang yang berjumlah 181 orang, dimana hingga saat ini pencarian korban masih terus berlangsung.

    Namun dibalik kecelakaan pesawat tersebut, ternyata masih ada yang menyebarkan video atau gambar yang dianggap adalah kejadian dari jatuhnya pesawat Lion Air tersebut.

    Menanggapi hal tersebut, kemkominfo melalui Ferdinandus Set, Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo RI mengeluarkan siaran pers terkait dengan adanya informasi yang tidak benar tersebut, berikut siaran persnya.

    Sehubungan dengan beredarnya sejumlah informasi hoaks terkait peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

    1. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyampaikan turut berbelasungkawa atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang pada Senin (29/10).
    2. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI mengimbau warga net Indonesia untuk TIDAK menyebarkan informasi HOAKS ataupun informasi yang bukan berasal dari sumber berwenang terkait dengan musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang.
    3. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI juga mengimbau warga net untuk tidak menyebarkan foto-foto korban dari musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 melalui media apapun termasuk media sosial.
    4. Kami ingatkan kembali bahwa bahwa setiap aktivitas kita di ruang siber (cyber space), termasuk aktivitas mendistribusikan, mentransmisikan dan membuat dapat diaksesnya Informasi hoaks diatur dengan UU RI No 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

    (Kabarnusantara)

  • Basarnas Prediksi Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 Tak Ada Yang Selamat

    Basarnas Prediksi Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 Tak Ada Yang Selamat

    Jakarta (SL) – Melihat serpian pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
    Basarnas mem-prediksi  seluruh orang yang ada di pesawat tewas akibat kejadian ini.
    Basarnas memprediksi seluruh orang yang ada di pesawat tewas akibat kejadian ini. Berdasarkan data ada 189 orang diatas pesawat,  diantaranya 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 5 kru.
    “Diprediksi sudah tidak ada yang selamat. Karena korban yang ditemukan saja beberapa potongan tubuh sudah tidak utuh,” sebut  Dirops Pencarian dan Pertolongan Basarnas Brigjen Marsekal Bambang Suryo Aji di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, kepada pemberita, Senin (29/10/2018).
    “Kejaiban besar kalau ada yang selamat. Kemungkinan sekali jumlah 189 itu sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ujarnya, seraya mengatakan sudah 7 kantong jenazah korban Pesawat Lion Air JT 610 tiba di RS Polri.
    Untuk itu, Bambang menegaskan pihaknya akan memfokuskan evakuasi korban-korban terlebih dahulu. Sementara ini, evakuasi dilakukan dengan penyelaman.
    Dari New Delhi, Sebagaimana dilansir The Guardian, Senin (29/10), kedua orang tua Cap. Lion Air JT-610, Bhavye Suneja, begitu mendapat informasi dan mesaksikan musibah ini, sudah memesan tiket penerbangan ke Jakarta, malam ini waktu India.
    Menurut Kapish, orang tua Suneja sudah mengetahui kabar kecelakaan anaknya dan akan segera terbang ke Jakarta. Bhavye merupakan warga negara India.
    “Kamis menyaksikan beritanya di televisi pagi hari ini, dan kami masih belum yakin. Kami tidak bisa banyak berkata-kata,” kata Kapish.
    Kapish menyatakan setelah kabar Suneja menjadi pilot di pesawat nahas itu, seluruh keluarganya di New Delhi berkumpul.
    Menurut Kapish, Suneja memilih tinggal di Jakarta dengan istrinya setelah menikah dua tahun lalu. Sedangkan seluruh keluarganya berada di New Delhi.
    Menurut orang tuanya, sangat senang tinggal di Indonesia. “Dia sangat menyukai pekerjaannya, sangat menyenanginya,” katanya lagi.
    Dari data profil di situs Linkedin, Suneja mulai bekerja di maskapai Lion Air sejak Maret 2011. Dia sudah mengantongi 6 ribu jam terbang di maskapai itu.
    Dia juga sempat menjadi pilot magang di maskapai Emirates pada September hingga Desember 2010.
    Pesawat Boeing 737-300 MAX 8 diterbangkan Suneja dengan kode lambung PK-LQP kabarnya dibuat pada 2018, dan baru dioperasikan mulai 15 Agustus lalu. (MitraIndonesia)
  • Salah Satu Korban Pesawat Lion Air JT-610 Ada Jaksa Penuntut Ahok?

    Salah Satu Korban Pesawat Lion Air JT-610 Ada Jaksa Penuntut Ahok?

    Pangkalpinang (SL) – Nama Koordinator pada Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung, Andri Wiranofa menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjungpakis, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

    Andri Wiranofa menjadi satu dari empat jaksa yang ada di pesawat Lion Air JT 610. Andri terbang bersama Istrinya, Wita Seriani.

    Sebelum menjadi Jaksa di Bangka Belitung, Andri menjadi salah satu anggota tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menangani kasus penistaan agama oleh mantan Gubernur DKI. Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) tahun 2016-2017 lalu.

    Lion Air JT 610 take off dari bandara Soekarno-Hatta pukul 06.20 WIB dengan rute penerbanganJakarta-Pangkal Pinang dengan membawa 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 5 kru.

    Pesawat Boeing 737 MAX 8 yang terbang perdana 15 Agustus 2018 lalu dan di komandoi Captain Bhavye Suneja dengan Co-pilot Harvino dan enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula mengalami hilang kontak pada pukul 06.33 WIB. Proses evakuasi saat ini terus berlangsung dengan melibatkan potensi SAR gabungan.

    Berikut daftar nama keempat jaksa penumpang Lion Air JT 610 :

    1. Andri Wiranofa / Mr (Koordinator pd Kejati Babel) No manifes 173 seat 8A

    2. Wita Seriani ( istri dari Andri W.) No manifes 174 seat 22E

    3. Dody Junaedi (Kasi Pidsus Pangkalpinang) No manifes 075 seat 19E

    4. Shandy Johan Ramadhan (Jaksa Fungsional Bangka Selatan) No manifes 122 seat 7F

    5. Sastiarta (staff TU Kejati Babel)No manifes 141 seat 34E

    Nama 13 JPU kasus Ahok :

    1. Ali Mukartono

    2. Reky Sonny Eddy Lumentut

    3. Lila Agustina

    4. Bambang Surya Irawan

    5. J Devi Sudarsono

    6. Sapto Subrata

    7. Bambang Sindhu Pramana

    8. Ardito Muwardi

    9. Deddy Sunanda

    10. Suwanda

    11. Andri Wiranofa

    12. Diky Oktavia

    13. Fedrik Adhar

    Nomor kontak informasi seputar penumpang Lion Air JT 610 adalah 021-80820000, sementara untuk  dapat menghubungi nomor 021-80820002. Tak hanya itu, crisis center juga disediakan di Terminal 1 Bandara International Soekarno-Hatta yang bekerja sama dengan Basarnas dan KNKT. (Celebesnews.id)

  • Pramugari Cantik Ini Jadi Korban Jatuhnya Lion Air

    Pramugari Cantik Ini Jadi Korban Jatuhnya Lion Air

    Bandarlampung (SL) – Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan pesawat Lion Air dengan nomor JT 610 jatuh di Tanjung Karawang.

    Lion Air menyebut Selain 181 penumpang, pesawat itu juga membawa 7 kru yakni Bhavve Suneja (Pilot), Harvino (Co-pilot), Shintia Melina (Supervisi pramugari), Citra Novita Anggelia Putri (Pramugari), Alfiani Hidayatul Solikah (Pramugari), Fita Damayanti Simarmata (Pramugari), Mery Yulyanda (Pramugari).

    “Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan kopilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang,” kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/10/2018).

    Sebelumnya salah seorang Pramugari cantik Alfiani Hidayatullah sempat mengunggah foto selfie bersama rekannya berada dalam pesawat sebelum lepas landas dan hilang kontak dan akhirnya terjatuh.

    Basarnas belum memastikan laporan pasti terkait korban tewas, tapi besar kemungkinan tidak ada yang selamat dalam insiden Pesawat Lion Air tersebut. (heraldmakassar.com)

  • Ketinggalan Pesawat Lion Air JT-610, Dua Anggota Dewan Selamat

    Ketinggalan Pesawat Lion Air JT-610, Dua Anggota Dewan Selamat

    Jakarta (SL) – Dua anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Junaidi dan Dolar terhindar dari kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta menuju Kota Pangkalpinang. Keduanya dilaporkan ketinggalan pesawat.

    “Dolar dan Junaidi awalnya dijadwalkan naik Lion Air, namun ketinggalan pesawat sehingga terhindar dari kecelakaan,” kata Gus, keluarga Junaidi melalui telepon seluler seperti dikutip dari lampungnews.com, Senin (29/10).

    Awalnya dilaporkan sembilan anggota DPRD Babel yang menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air, tetapi Dolar dan Junaidi dipastikan selamat karena sudah ada keterangan pasti dari pihak keluarga.

    Selain membawa para anggota legislator, pesawat Lion Air tersebut juga membawa sejumlah ASN dari BPK, KPN Pratama, dan para pejabat Polda Babel.

    Namun, hingga sekarang belum ada data resmi dari pihak berkompeten terkait nama-nama ASN yang dikabarkan menjadi korban kecelakaan pesawat tersebut. (lampungnews.com)

  • Potongan Tubuh Ditemukan di Lokasi Jatuhnya Lion Air JT 610

    Potongan Tubuh Ditemukan di Lokasi Jatuhnya Lion Air JT 610

    Jakarta (SL) – Basarnas gencar melakukan evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang. Telah ditemukan bagian tubuh diduga korban pesawat nahas itu.

    Dari foto-foto yang dikirim Basarnas, Senin (29/10/2018), tampak Basarnas telah menemukan puing-puing pesawat Boeing 737 MAX 8 itu. Terlihat juga bagian tubuh yang telah terpisah dari badan korban.

    Bagian tubuh itu dimasukkan ke kantong hitam. Selain bagian tubuh diduga korban, Basarnas telah mengevakuasi puing-puing pesawat Lion Air JT 610 itu.

    Pesawat itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.10 WIB dan seharusnya mendarat di Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang pukul 07.10 WIB. KNKT mengatakan pesawat Boeing 737 MAX 8 yang baru bergabung dengan Lion Air pada 2018 mengangkut 189 penumpang.

    Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pesawat membawa 189 orang. “178 dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 6 awak kabin,” kata Soerjanto dalam jumpa pers Basarnas dan KNKT, Jakarta, Senin (29/10). (detik.com)