Tag: Majelis Ulama Indonesia (MUI)

  • Ketum GP Ansor Bakal Dilaporkan Komisi Hukum MUI Ke Polisi

    Ketum GP Ansor Bakal Dilaporkan Komisi Hukum MUI Ke Polisi

    Jakarta (SL) –  Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana melaporkan Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas ke polisi. Pasalnya Yaqut dianggap pihak yang paling bertanggungjawab terkait insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dilakukan anggota Banser Nahdatul Ulama (NU) Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

    Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Abdul Chair Ramadhan menilai insident tersebut tidak mungkin terjadi jika tidak ada instruksi dari pimpinan.

    Menurutnya petinggi Banser dan GP Ansor telah menyebar informasi yang membuat anggota GP Ansor melakukan aksi sweeping bahwa bendera bertuliskan kalimat tauhid merupakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

    “Ini (seruan pimpinan GP Ansor) dijadikan acuan sweeping oleh GP Ansor, oleh Banser bahwa bendera berkalimat tauhid ini adalah bendera HTI,” ujarnya dalam diskusi bertajuk “Membakar Bendera Tauhid, Penghinaan Terhadap Islam?” di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (25/10).

    Abdul Chair menambahkan informasi bersifat hoax yang disampaikan pimpinan GP Ansor telah menyebabkan kegaduhan di tengah masyarakat.

    Kegaduhan yang ditimbulkan, kata Abdul Chair, lebih parah dari hoax yang disebarkan oleh Ratna Sarumpaet. Makanya, demi menjunjung tinggi hukum dan perundang-undangan yang berlaku, pihaknya akan mempolisikan Ketum GP Ansor.

    “Besok saya akan laporkan ketum GP Ansor karena perkataan bohongnya yang mengatakan bendera Rasulullah sebagai bendera HTI. Ini kebohongan terbesar sepanjang sejarah Indonesia,” pungkasnya.  (RMOL)

  • MUI Kecam Pembakaran Bendera Bertuliskan Tauhid, Laa Ilaaaha Illa Allah

    MUI Kecam Pembakaran Bendera Bertuliskan Tauhid, Laa Ilaaaha Illa Allah

    Jakarta (SL) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat suara mengenai kasus pembakaran dengan sengaja sebuah bendera yang bertuliskan kalimat “Laa Ilaaha Illa Allah”. Ketua MUI KH Muhyiddin Junaidi, pihaknya mengutuk keras oknum yang melakukan pembakaran tersebut.

    Dia menyesalkan kasus ini terjadi di tengah suasana Hari Santri Nasional 2018. “MUI dan umat Islam mengutuk keras pembakaran bendera tauhid oleh oknum Banser usai peringatan Hari Santri. Kami minta agar penegak hukum segera menangkap oknum tersebut dan diadili sesuai hukum yang berlaku,” kata Kiai Muhyiddin Junaidi saat dihubungi, Senin (22/10).

    Dia juga meminta penegakan hukum yang dimaksud dapat berjalan seadil-adilnya. Dengan demikian, stabilitas sosial, keamanan, dan ketenteraman di tengah masyarakat bisa terjaga dengan baik. Bagi Kiai Muhyiddin, pembakaran bendera tauhid mencerminkan perilaku yang tidak bermoral. Para pelakunya telah mempertontonkan suatu kebodohan yang justru merusak citra seluruh umat Islam di Tanah Air.

    “Narasi Islam wasathiyah yang dipromosikan Indonesia menjadi bahan tertawaan dunia,” ujar sosok yang memimpin bidang hubungan luar negeri di MUI ini. “Kedewasaan umat Islam dan bangsa Indonesia sedang mengalami cobaan. Kepada semua pihak agar menahan diri dan mengedepankan hukum, serta menghindari penggunaan kekerasan,” sambungnya lagi.

    Bagaimanapun, dia juga meminta fokus perhatian masyarakat tidak berkurang pada kasus-kasus lain yang tidak kalah besar. Misalnya, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). “Kasus pembakaran ini hendaknya disikapi secara proporsional karena masih ada banyak kasus lain yang tak kalah pentingnya untuk diselesaikan. Seperti korupsi Meikarta, kebocoran proyek infrastruktur, dan sebagainya,” ucapnya sembari menutup pembicaraan.

    Seperti diketahui, media sosial hari ini ramai dengan tersebarnya video yang merekam pembakaran bendera tauhid. Kuat dugaan, para pelakunya menganggap bendera tersebut sebagai representasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yakni suatu organisasi yang eksistensinya kini terlarang di Indonesia.

    Terpisah, pihak GP Anshor membenarkan peristiwa pembakaran tersebut. Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, menjelaskan bahwa video itu menampilkan sejumlah anggota Banser NU Garut. “Benar (video itu),” kata Gus Yaqut. (Republika)

  • Presiden Buka Pendidikan Kader Ulama MUI Kabupaten Bogor di Cibinong

    Presiden Buka Pendidikan Kader Ulama MUI Kabupaten Bogor di Cibinong

    Jawa Barat (SL) – Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 8 Agustus 2018.

    Tiba pukul 09.00 WIB, Presiden yang mengenakan kemeja batik lengan panjang dan peci hitam tampak disambut meriah oleh seluruh peserta PKU MUI.

    Dalam sambutannya di acara yang bertema “Mencetak Kader Pemimpin Muslim Berparadigma Wasathiyah” ini, Presiden menyampaikan kembali hasil pertemuan Konsultasi Tingkat Tinggi ulama besar seluruh dunia yang mendorong lahirnya poros Wasathiyah Islam dunia. Konsep ini, kata Presiden, merupakan konsep Islam jalan tengah, moderat, toleran, dan penuh kesejukan.

    “Hadir saat itu Grand Syeikh Al-Azhar, Grand Syeikh Masjidil Haram dan ulama-ulama besar lainnya. Beliau-beliau ini sangat mengagumi Indonesia setelah kita bercerita mengenai keragaman Indonesia yang berbeda-beda suku, agama, adat, dan tradisi. Para ulama menyampaikan betapa sulitnya mengelola bangsa bermacam-macam seperti ini. Kekaguman itu yang beliau sampaikan tapi kita sendiri sering tak sadari itu,” kata Presiden.

    Presiden juga menuturkan, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia sering dipakai sebagai rujukan dunia Islam. Keberadaan dan peran Indonesia di dunia internasional terutama di negara-negara Islam, kini mulai dilihat dan diakui.

    “Sekarang ini kalau ada masalah-masalah pasti telepon pertama adalah kita. Masalah Palestina, Presiden Mahmud Abbas menelepon Indonesia. Presiden Turki juga menyampaikan, ini konferensinya di Turki saja Pak Jokowi, jangan di tempat lain. Kita datang hadir di sana. Ada masalah kemarin misalnya Arab Saudi dengan Iran kita juga ditelepon untuk ikut mendinginkan suasana,” lanjutnya.

    Oleh sebab itu, Presiden mengatakan, sudah sepatutnya kita terus menjaga persatuan, kerukuran, dan persaudaraan. Tiga hal itu yang menurut Presiden adalah aset terbesar bangsa Indonesia.

    “Saya selalu berpesan jaga ukhuwah, karena ini aset terbesar kita,” ucap Presiden.

    Dalam acara ini turut mendampingi Presiden, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua MUI Provinsi Jawa Barat K H. Rahmat Syafei, Ketua MUI Kabupaten Bogor K. H. Ahmad Mukri Aji, dan Bupati Bogor Hj. Nurhayanti. Tampak pula hadir Ketua Umum PPP Romahurmuziy. (rls)