Malang (SL)-Seorang guru “super radikal” di Malang, Jawa Timur ditangkap polisi, gegara kerap menyuruh siswanya onani. Setelah ditangkap guru PPKN yang juga BK (Bimbingan Konseling) berinisial CH (28) dengan mudahnya berdalih semua itu untuk disertasi penelitian kuliah S-3 (Strata-3). Edan!
Dalam pemeriksaan polisi, pelaku mengaku membujuk korban dengan alasan membutuhkan cairan sperma, rambut kemaluan, rambut ketiak dan kaki untuk bahan penelitian disertasinya.
Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung mengatakan, dalam aksinya pelaku menggunakan tipu muslihat dan berkata bohong kepada para murid. Bahkan pelaku mengancam kekerasan dengan memaksa korban agar bersedia menjadi responden.
Aksi pelaku dilakukan dengan meminta muridnya telanjang bulat dan mengukur alat vitalnya sebelum kemudian meminta beronani di kursi tamu ruang BK sekolah saat jam pulang sekolah. Pelaku memanggil korban terlebih dahulu, lalu janjian untuk bertemu usai jam sekolah. Saat kejadian tidak satupun orang yang curiga, karena ruangan dalam kondisi tertutup rapat.
Pelaku membujuk korban membutuhkan sperma, bulu kemaluan, bulu ketiak, bulu kaki, termasuk juga ukuran panjang kemaluan korban. Korban percaya, karena yang meminta adalah guru mereka. Polisi pun memperoleh keterangan bahwa pelakumenyukai lain jenis dan sesama jenis (biseksual), walaupun sudah berkeluarga dan memiliki satu istri. Pelaku mengaku mengalami kelainan hasrat seksual sejak berusia 20 tahun.
Pelaku dijerat pasal 82 juncto Pasal 76 huruf E Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Pelaku diancam hukuman 5 sampai 15 tahun. Selain itu juga dijerat pasal 294 KUHP tentang perbuatan cabul dan pasal 263 tentang Pemalsuan Ijazah. [*/iwa]
Malang (SL) – Setelah sempat kabur usai membobol konter ponsel di kawasan Malang, Zainul alias Pitik yang merupakan penjahat kambuhan ini akhirnya berhasil diringkus oleh Subdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim. Pelaku merupakan satu dari empat komplotan pencuri ini selalu membagi hasil kejahatannya hingga belasan juta rupiah.
Setelah menangkap tiga anggota komplotan pencuri di sebuah konter ponsel di kawasan Malang, Subdit III Jataras Ditreskrimum Polda Jatim, akhirnya berhasil membekuk satu tersangka lain yang sempat kabur hingga beberapa pekan.
Tiga tersangka komplotan yang ditangkap sebelumnya. Di antaranya, Zaini Unggas, Wawan Idiot, dan Andre Tambet. Ketiganya ditangkap dengan sejumlah barang bukti berupa ponsel hasil curian dan alat-alat yang digunakan saat beraksi, seperti linggis.
Selanjutnya, polisi pun memburu tersangka Zainul alias Pitik alias Ayam yang sempat kabur. Tersangka Zainul yang merupakan penjahat kambutan yang telah lima kali masuk bui dalam kasus pencurian, penadah, dan judi. “Saat ditangkap di Malang, polisi pun menyita barang bukti berupa buku tabungan, ponsel, dan alat-alat yang merupakan sarana untuk melakukan kejahatan. Dari hasil penyidikan, tersangka mengaku kerap beraksi bersama tiga rekannya yang telah ditangkap sebelumnya,” ungkap AKBP Leonard Sinambela, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.
Dalam aksi terakhir, komplotan ini berhasil membobol konteer hape dengan cara merusak rolling door dengan linggis. Selanjutnya, mereka mengambil seluruh isi konter hape, baik bekas dan baru, serta seluruh aksesorisnya.
Selanjutnya, seluruh hasil curian itu dijual dengan nilai total hingga puluhan juta rupiah. Seluruh hasil penjualan barang curian itu, dibagi rata dan masing-masing mendapat hasil senilai belasan juta rupiah. Menyusul tiga rekan lainnya, tersangka Zainul dijerat pasal 363 KUHP, dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.
Malang (SL) – Comander Wish yang dicanangkan oleh Panglima TNI dan Kapolri demi menjaga soliditas anggota TNI dan Personil Polri terus dilaksanakan di setiap wilayah seperti Pada hari jumat tanggal 20 April 2018 bertempat di di Lapangan Penegak Sapta Marga Divif 2 Kostrad, Singosari, Malang Giat Comander Wish Kapolri tetap dijalankan Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung, SH, SIk, Msi dalam upacara serah terima jabatan Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad dari Mayjen TNI Agus Suhardi kepada Brigjen TNI Marga Taufiq, S.H., M.H.
“Proses alih tugas dan jabatan merupakan hal yang wajar terjadi di lingkungan Kostrad, yang merupakan bagian dari sistem pembinaan personel dalam rangka pengembangan kemampuan manajemen dan regenerasi kepemimpinan, sehingga diharapkan kinerja satuan dapat berjalan lancar dan terpelihara dengan baik”, ucap Pangkostrad dalam amanatnya.
Namun disela kegiatan berlangsung, Kapolres Malang menyampaikan ke media ini bahwa sinergitas dan soliditas merupakan komitmen jajaran TNI dan Polri dalam mewujudkan situasi Keamanan dalam negeri yang aman, damai dan kondusif guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kesuksesan Pembangunan Nasional. Sementara itu Pangdivif 2 Kostrad yang baru, Brigjen TNI Marga Taufiq, S.H., M.H. yang merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987 sangat mengapresiasi hal tersebut.
Selanjutnya Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung, SH, SIK, Msi berharap agar kebersamaan ini dapat dimaknai oleh seluruh prajurit TNI dan Personil Polri di wilayah hukum Jawa Timur khususnya Kabupaten Malang sebagai suatu wadah yang mempersatukan TNI-Polri, agar kedepan TNI-Polri semakin solid dalam mengemban amanah di Jawa Timur yang kita cintai bersama, sebut AKBP Yade.
Dengan heterogenitas tersebut, AKBP Yade selanjutnya menyampaikan kepada media ini, menyebabkan bangsa Indonesia memiliki keunggulan sekaligus kerawanan yang cukup besar dan harus berjuang mengatasi berbagai persoalan yang ada, baik yang datang dari dalam wilayah negara maupun dari luar wilayah negara.
“Ketika Heterogenitas tersebut tidak disikapi dan ditangani dengan baik, maka akan menimbulkan potensi konflik yang dalam skala tertentu dapat menjadi konflik sosial yang dapat mengancam keutuhan NKRI, dan pada gilirannya dapat melemahkan dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia”, ujar Kapolres Malang.
Kapolres Malang juga menyampaikan ”Pentingnya menjaga soliditas dan kebersamaan dari tingkat atas sampai bawah. Garda paling depan untuk menjaga keutuhan NKRI adalah TNI-Polri.
Situasi keamanan di Jawa Timur khususnya Malang masih aman kondusif dan jangan sampai membuat kita lengah dikarenakan kalau kita lengah akan menyebabkan kehancuran, Kita harus solid dan bersinergi, saling membantu, Apabila ada Prajurit Polri yang dicubit maka Prajurit TNI juga akan merasakannya begitupun sebaliknya jangan sampai kita mau diprovokasi dan diadu domba oleh medsos”, ujar AKBP Yade Setiawan Ujung, SH, SIK, Msi.
Turut hadir dalam acara tersebut beberapa pejabat TNI-Polri serta pejabat pemerintah daerah, diantaranya Pangdam V/Brw, Pangdam IX/Udy, Pangarmatim, Kaskostrad, Kapolda Jatim, Danlanud Abd Saleh, Kasgartap III/Sby, Kasdam V/Brw, Pangdivif 1 Kostrad, Kasarmatim, Wagub AAL, Dankodiklatal, Danlantamal V, Kasdivif 2 Kostrad, Danrem 083/BDJ, para Asisten Kaskostrad dan Asisten Kasdivif 2 Kostrad serta Bupati Jember, Bupati dan Walikota beserta unsur Forkopimda Kabupaten dan kota malang.
Ketua Kwarnas, Adhyaksa Dault Bersama Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (3/4/2018)
Malang (SL) – Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka akan menggelar Karang Pamitran Nasional di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada 13-19 Agustus 2018. Ketua Kwarnas Adhyaksa Dault menjelaskan, kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kualitas para pembina dan pelatih Pramuka.
“Zaman terus mengalami perubahan. Cara mendidik generasi muda pun harus diubah, tidak bisa sepenuhnya memakai cara lama. Para pembina dan pelatih di Pramuka harus terus melakukan inovasi dan kreativitas mereka harus diasah terus,” ujar Adhyaksa Dault di Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Bagi Adhyaksa, kegiatan Karang Pamitran Nasional menjadi tempat yang tepat bagi para pembina Pramuka bertukar pengalaman dalam pembinaan generasi muda melalui Gugus Depan di seluruh Indonesia. Karang Pamitran Nasional, tegas dia, juga menjadi tempat yang cocok bagi para pelatih Pramuka bertukar pengalaman dan metode melatih di tempatnya masing-masing.
“Semua peserta Karang Pamitran Nasional bertemu dengan semua agama, budaya, suku, dan bahasa di Indonesia. Persaudaraan, persatuan, dan Bhinneka Tunggal Ika, mereka temukan sendiri. Mereka juga merumuskan bagaimana metode membina generasi muda zaman sekarang yang akrab dengan teknologi dan metode melatih yang keren, gembira dan asyik,” ungkap pria yang murah senyum ini.
Sementara itu, Wakil Ketua I Karang Pamitran Nasional Suyatno menjelaskan, Karang Pamitran berasal dari dua kata, yaitu Karang yang berarti tempat dan Pamitran yang berarti kebersamaan. Jadi, kata dia, Karang Pamitran adalah tempat berkumpulnya para pembina dan pelatih untuk mempererat persaudaraan, peduli pada lingkungan, saling tukar pikiran dan inovasi dalam membina dan melatih.
“Desa ini pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan Perkemahan Wirakarya Asia Pasifik tahun 1978 dan World Community Development Camp tahun 1993. Seluruh kegiatan kepramukaan yang diadakan di desa ini telah berdampak sangat positif bagi kehidupan masyarakat setempat sampai desa ini dijuluki Desa Pramuka,” ungkap Ketua Pusdiklatnas Gerakan Pramuka ini.
Karang Pamitran Nasional tahun 2018 diikuti 9.234 peserta utusan dari 514 Kwartir Cabang, 34 Kwartir Daerah seluruh Indonesia, Gugus Depan perwakilan Indonesia di luar negeri, serta undangan Pramuka luar negeri. Mereka adalah para pembina Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, Pamong Satuan Karya, pembina Pramuka Berkebutuhan Khusus, pelatih pembina Pramuka, Kapusdiklatcab dan Kapusdiklatda se-Indonesia, serta mantan peserta PW Aspac 1978 dan Comdeca 1993.
Iringan Jenazah Wakapolda Sumatera Utara, Kombes Pol (Pur) Agus Samad Saat Ingin di Kebumikan
Malang (SL) – Kasus kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara, Kombes Pol (Pur) Agus Samad yang ditemukan tewas di kediamannya, Perumahan Bukit Dieng MB9, Sukun, Kota Malang, Sabtu, (24/2/2018) masih gelap. Polres Malang dan Polda Jawa Timur masih terus melakukan penyelidikan.
Tim Inavis Polres Malang Kota, dan Labfor Polda Jatim juga kembali mendatangi lokasi untuk melakukan reka ulang olah TKP, Kamis, (1/3/2018). “Masih pendalaman dan olah TKP ulang. Sampel darah sama muntahan dikirim ke Labfor Polda Jatim,” kata Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.
Polisi juga terus mendalami pemeriksaan terhadap enam orang saksi yakni dua anak Agus, dua satpam, tetangga, dan istri Agus. Termasuk mendalami keterangan Ny Rahma, tetangga Agus yang kali pertama ditelepon istri Agus, Ny Suhartatik.
Purnawirawan Kombespol Agus Samad dimakamkan di Malang. Pemakaman Akabri Kepolisian angkatan pertama itu dilakukan secara militer. Minggu siang ini (25/2/2018). Upacara duka mendalam bagi teman-teman sesama Akabri angkatan 67-70, keluarga, kerabat, kolega dan tetangga berlangsung hikmat.
Penyebab kematian Agus belum terungkap. Polres Malang Kota dibantu Polda Jatim masih terus mendalami kasus misteri ini. Polisi masih menduga dua motif, Agus Samad dibunuh atau bunuh diri.
Agus Samad adalah putra Minang, kelahiran Bukit Tinggi, 7 Agustus 1946. Ia alumni SMA Negeri 1 Bukittinggi 1964 dan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1970.
Setelah itu berlanjut ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) kemudian menjadi Kasi Intel Polres Aceh Timur, Wakil Kepala Polres Aceh Barat.
Wakil Kepala Polres Sabang, Wakil Kepala Polres Lokseumawe, Kasat Intel Polres Banda Aceh, Subdit Intel Polda Jatim, Kepala Polres Blitar, Wakil Kepala Polisi Wilayah Besuki, Kadit Intel Polda Riau, Kadit Intel Polda Makassar, Kadit Intel Polda Metro, Irpolda Jatim, dan jabatan terakhir adalah Wakil Kepala Polisi Daerah Sumatera Utara di Medan.
Jasa-jasa yang pernah Agus Samad terima antara lain, Satyalancana Ksatria Tamtama, Satyalancana Kesetiaan 8 s/d 24 tahun, Satyalancana Karya Bhakti, Satyalancana Bhayangkara Nararya, dan Satyalancana Dwija Sista.
Pada Sabtu (24/2/2018) lalu, Hartatik yang sedang berada di Bali, meminta tolong Rahma melalui telepon untuk menengok rumahnya karena sang suami Agus Samad tidak bisa dihubungi.
Kepada polisi, Rahma mengungkapkan cerita Suhartatik padanya yang mengatakan kalau ada orang lain yang mengangkat telepon di rumahnya, Sabtu (24/2/2018).
Hingga saat ini keterangan itu masih simpang siur. Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Yudha mengatakan masih mendalaminya, termasuk meminta rekaman komunikasi telepon di rumah itu kepada operator telepon. “Kami minta rekaman percakapan telepon selama dua pekan ke belakang,” ujar Ambuka.
Sedangkan salah satu satpam perumahan itu, Fathurahman mengatakan, keanehan Agus terlihat sejak sepekan sebelum dia ditemukan meninggal.
“Ditinggal ibu kan dua pekan. Sepekan pertama masih keluar rumah pakai sepeda motor, termasuk kalau beli makan. Sepekan terakhir jarang terlihat. Bahkan Jumat (23/2/2018) sehari sebelum Agus ditemukan tewas, lelaki itu tidak keluar rumah,” ujarnya.
“Hari Jumat itu juga sepertinya tidak keluar rumah karena tidak kelihatan sama sekali. Biasanya kalau berangkat Jumatan itu selalu ngebel atau menyapa karena lewat depan pos sini. Kemarin itu, abah (panggilan akrab Agus di lingkungan sekitar) tidak kelihatan,” imbuhnya.
Ketika ditanya tentang mekanisme tamu di perumahan itu, kata Fathur, kalau tamu itu bukan dari kalangan keluarga maka harus meninggalkan KTP di pos 1.
Seperti diketahui, Agus ditemukan tewas di dalam rumahnya, Sabtu (24/2/2018). Tewasnya Agus diketahui setelah salah satu satpam yang bernama Gunaryo mendobrak pintu rumah itu.
Gunaryo mendobrak pintu rumah karena permintaan tetangga Agus, Ny Rahma. NY Rahma diminta oleh Suhartatik, isteri Agus. (rgm/nt/*)
Olah TKP di Kediaman Komisaris Besar Polisi (Kombes) Agus Samad, Sabtu (24/02/18)
Malang (SL) -Purnawirawan Polisi, Komisaris Besar Polisi (Kombes) Agus Samad, ditemukan tewas di dalam rumah. Kondisi jasad Mantan Wakapolda itu dengan kaki terikat tali rafia dikediamanya di Jalan Bukit Dieng, Blok MB 9. Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, (24/02).
Purnawirawan Polri berpangkat melati tiga ini, diketahui merupakan mantan Wakil Kapolda Sumatera Utara. Menurut Sunaryo, salah satu petugas keamanan kompleks perumahan, Mengaku mendapat laporan dari ibu-ibu yang meminta dirinya untuk memeriksa kondisi dalam rumah korban.
Ibu-ibu kompleks perumahan mengaku mendapat telepon dari istri korban yang berada di luar kota. “Mereka ditelepon istri korban yang ada di Bali. Istri korban sebelumnya telepon ke rumah tapi tidak ada yang angkat. Kita masuk dobrak pintu ditemukan jenazah di halaman belakang rumah,” kata Sunaryo.
Sunaryo dan warga sekitar langsung meminta pertolongan. Polres Malang Kota, dan unit K-9 datang langsung melakukan olah TKP dan melacak di sekitar lokasi rumah menggunakan anjing pelacak.
Kapolres Malang AKBP Asfuri mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan dan melakukan olah tempat kejadian perkara. “Untuk hasil olah TKP, di ruang makan ditemukan bercak darah, TKP pertama bercak darah dengan korban jaraknya sekitar 10 meter,” kata Kapolres Malang Kota.
Asfuri juga menyebutkan jika korban berada di halaman belakang dengan posisi kaki diikat tali rafia yang terikat di pagar lantai tiga rumah korban. Di tubuh korban juga ditemukan beberapa luka sayatan di tangan bagian kanan dan kiri.
“Ada beberapa luka di tangan, sayatan kanan kiri. Untuk barang yang ditemukan ada baygon, ada cairan. Kami masih belum bisa pastikan itu cairan apa, masih dilakukan penyelidikan secara mendalam,” kata Asfuri.
Asfuri belum bisa memastikan korban merupakan korban pembunuhan atau meninggal dunia karena hal lain. Saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Korban saat diangkat ada darah dari tangan. Paha belakang juga ada darah karena lecet. Luka kepala dari pemeriksaan secara kasat mata tadi tidak ada,” kata Kapolres. (nt/jun)