Tag: Masyarakat

  • Peringati HPN 2019, Kapolres Banjar : Jurnalis Membantu Menjaga Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

    Peringati HPN 2019, Kapolres Banjar : Jurnalis Membantu Menjaga Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

    Jawa Barat (SL) – Di era digital seperti sekarang ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dari suluruh Nusantara, bahkan hingga penjuru dunia. Kemudahan mendapatkan informasi tersebut jika masyarakat tidak mampu memfilter setiap informasi yang diterima, maka tak ayal banyak masyarakat yang menjadi korban pembuat dan penyebar berita hoaks.

    Untuk itu, peran media massa, baik itu cetak, elektronik, online, memiliki peran sakral dalam memberikan informasi yang benar-benar dapat dipercaya, sehingga masyarakat dapat membedakan mana itu berita yang benar dan mana berita hoaks. “Untuk itu, kami sangat menghargai kinerja para jurnalis dalam memberitakan setiap kejadian yang real, sehingga masyarakat kita semakin cerdas dalam membedakan mana berita hoaks, dan berita yang benar,” kata Kapolres Banjar AKBP Takdir Mattanete di Martapura, Sabtu (9/2).

    Lebih lanjut diterangkan Takdir, para jurnalis juga dituntut untuk selalu mengedepankan pemberitaan yang obyektif, berimbang, dan bermutu dalam upaya ikut serta mencerdaskan masyarakat dengan penyajian informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

    “Tugas jurnalis itu sangat mulia, karena mereka dituntut selalu menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan bermutu. Jika para jurnalis selalu berpedoman dengan prinsip kejurnalistikan, maka niscaya secara tidak langsung juga dapat membantu menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujar Kapolres Banjar yang akrab disapa Nette Boy itu.

    Ditambahkan Nette Boy, di hari peringatan Hari Pers Nasional yang jatuh pada hari ini, pihaknya mewakili seluruh keluarga besar “Samuak Saliur” Polres Banjar tak lupa turut mengucapkan selamat Hari Pers Nasional untuk seluruh jurnalis di Indonesia, khususnya jurnalis yang bertugas di wilayah Kabupaten Banjar. “Selamat Hari Pers Nasional, semoga pers Indonesia semakin profesional, obyektif, dan dapat dipercaya,” tandas lulusan Akpol 1998 itu.

  • Kapuspen Kemendagri: Pers dan Masyarakat Berperan Menangkal Politik Uang

    Kapuspen Kemendagri: Pers dan Masyarakat Berperan Menangkal Politik Uang

    Jakarta (SL) – Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Kapuspen Kemendagri) Bahtiar meminta bantuan rekan pers dan semua lapisan masyarakat mampu menangkal dan mengantisipasi adanya politik uang. Pasalnya, masyarakat masih terfokus pada penyelenggaraan Pilpres dibandingkan Pileg. Padahal potensi politik uang lebih besar dilakukan di lapangan pada proses pileg sesuai hasil temuan penelitia August Melazt Sindikasi Politik dan Demokrasi serta temuan penelitian Burhanuddin Muhtadi Indikator Indonesia.

    “Kita semua harus memiliki sensitivitas untuk mengungkap cara-cara baru penerapan Politik uang. Kepekaan ini juga termasuk harus dimiliki Pemerintah, pemda, parpol, masyarakat, Penyelenggara Pemilu dan pers. Politik uang akan mungkin lebih terasa karena sistem proporsional terbuka memungkinkan adanya pertarungan antar caleg dalam satu partai dan dalam satu Dapil yang sama” hal ini dikatakan Bahtiar pada acara Kemendagri Media Forum edisi Jumat (8/02/2019) di Press Room Kemendagri, Jakarta Pusat.

    Dikatakan Bahtiar, kemungkinan ada metode baru untuk menggaet pemilih dengan berbagai cara dan tidak selalu dengan uang cash. Dicontohkan Bahtiar, money politik bisa saja dilakukan pendekatan dengan kelompok tertentu untuk menawarkan jasa/barang.

    “Semakin rawan dan rumit karena money politic tak lagi berbentuk uang cash, tetapi bisa dalam bentuk barang atau jasa. Praktek dilapangan itu biasanya sudah jauh2 hari ada upaya menanam jasa pada pemilih di Dapil, yang biasanya sudah mengikat kelompok atau elit yang dianggap mampu menghasilkan jumlah massa, misalnya saja kelompok tani, kelompok nelayan dan lain2. Praktek money politikpun kemungkinan terjadi inovasi baru yg lebih sulit dideteksi. Andai hal tersebut benar2 terjadi maka berdampak pada rusaknya sistem politik demokrasi yg sehat, bermartabat dan akuntabel. Oleh karena itu Mendagri Tjahyo Kumolo menyebutkan bhw politik uang adalah salah satu Racun Demokrasi yg mampu melumpuhkan peradaban demokrasi” ungkapnya.

    Direktur Eksekutif Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD), August Mellaz yang menjadi narasumber dalam Kemendagri Media Forum juga memaparkan, potensi kerawanan politik uang akan kembali terjadi dan meningkat pada Pemilu 2019. Hal ini didasarkan pada jumlah daerah pemilihan (Dapil) di DPR yang semakin banyak, yaitu 80 dengan jumlah caleg yang juga bertambah. Selain itu, menurut August, jika dilihat dari Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) tahun 2014, masih didominasi oleh penerimaan dari Caleg. Hal ini juga dimungkinkan akan terjadi pada tahun 2019 mengingat sistem yang digunakan masih proporsional terbuka. “Dari total Rp. 2,1 Trilliun LPSDK terdapat 82,65 persen penerimaan dari Caleg, Perseorangan 8,34 persen, Partai Politik 7,60 persen. Badan Usaha 1,15 persen dan Kelompok 0,26% . Artinya, sumbangan dana kampanye masih lebih besar dibandingkan partai politik. Sistem proporsonal terbuka inilah yang menyebabkan kampanye makin bersifat personal, bukan partai sehingga politik uangpun seolah tak dapat dihindari” papar August.

    Di sisi lain Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan minimnya pengawasan dan perubahan daerah pemilihan turut memengaruhi meningkatnya potensi politik uang “Faktornya yang bertarung di Pileg jauh lebih banyak dibandingkan 2014, karena Dapil nambah kursi juga nambah,” tuturnya.

    Padahal, Burhanuddin muhtadi menyebut target politik uang ini belum tentu efektif karena adanya potensi miss targeting dan agency loss. Namun ia tetap meminta semua pihak mewaspadai politik uang karena masih ada kelompok yang cenderung terpengaruh politik uang, seperti kelompok yang memiliki kedekatan dengan partai politik, tokoh atau kelompok partisan. “Sudah pasti ada ketidakefektifan dalam politik uang. Potensi terjadinya uang disunat koordinator itu besar terjadi. Itu agency loss. Ada juga miss targeting karena terlalu banyak di kalangan yang dapat uangpun mereka belum tentu mau ke TPS apalagi nyoblos” jelas Burhanuddin muhtadi. (rls)

  • Soal Harga Kopra, Mahasiswa Nilai Pemprov Malut Bohongi Masyarakat

    Soal Harga Kopra, Mahasiswa Nilai Pemprov Malut Bohongi Masyarakat

    Maluku (SL) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut), sudah membohongi masyarakat. Pasalnya, Pemprov beberapa waktu lalu melalui Sekretaris Daerah Mubdin Hi Rajab berjanji akan menaikan harga kopra pada Senin (26/11/2018) hari ini. Namun, hingga hari ini tidak ada tanda-tanda realisasi janji tersebut. Bahkan Pemprov Malut hanya bisa berjanji kembali.

    Wakil Gubernur Maluku Utara, M Natsir Thaib menyampaikan, akan menindak lanjuti tuntutan massa aksi untuk segera mencari solusi menaikkan harga kopra. “Pemprov dan Pemkab/pemkot tentunya memiliki itikad baik, untuk segera menyelesaikan agar kopra ini kembali naik. Bahkan untuk harga sendiri Pemprov masih melakukan survei ke Surabaya dan Bitung,” ungkap wakil gubernur, M Natsir Thaib, di hadapan massa aksi, Senin (26/11/2018) sore tadi.

    Kata dia, hari ini Pemprov bersama Forkopimda serta para wali kota dan petani kopra, lagi mencari solusi. Sebab dalam waktu tidak terlalu lama akan mengambil langkah mengatasi masalah turunnya harga kopra. “Dalam waktu dekat akan mengunjungi pabrik di Sulawesi dan Surabaya, mencari bantuan untuk menstabilkan harga berdasarkan aturan serta sistem penerapan tata niaga kopra sehingga tidak terjadi masalah dikemudian hari,” katanya.

    Dikatakan, tim tekah dibentuk sehingga diharapkan kepada masyarakat untuk memberikan waktu pada tim guna melakukan pekerjaan sesuai SOP, serta  mengkaji masalah kopra agar melahirkan peraturan daerah tentang  tata niaga kopra. Bahkan, lanjut dia, di 2019 Pemprov  berupaya agar membangun industri kelapa terpadu dipusatkan di kabupaten Halut dan Halbar, sehingga dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat.

    Terpisah,  Korlap PMII se-Malut, Fitra Booko menyampaikan, sebagai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tentunya sangat kecewa dengan janji Pemprov yang tidak menepati janjinya. “Bahwa hari ini Kopra harus naik, tapi fakta masih dibentuk tim untuk mengkaji, maka PMII tetap melakukan aksi bahkan akan memboikot seluruh aktivitas Pemprov yang ada di Ternate,” jelas, Fitra.

    Menurutnya, sesuai investigasi PMII dibeberapa daerah seperti Halut, Halbar, Haltim dan Tikep, harga kopra di bawah rata-rata 3.000 sampai 4.000/kg sehingga PMII melalui kajian menawarkan harga yang harus distandarisasi Pemprov minimal Rp 5.000. Dan itu sudah disetujui para petani. “Para petani mereka sangat setuju, jika harga kopra naik diangka Rp. 5.000 perkilo,” tutur dia.

    Sementara, massa aksi mendesak agar gubernur segera mencopot Sekertaris Daerah, Muabdin Hi Rajab, Kepala Dinas Pangan Saiful Turuy dan Kepala Dinas Pertanian Idham, karena telah melakukan pembohong kepada masyarakat Malut.

  • Masyarakat Tulangbawang Minta Pihak Terkait Tinjau Lapak Tanpa Ijin

    Masyarakat Tulangbawang Minta Pihak Terkait Tinjau Lapak Tanpa Ijin

    Tulang Bawang (SL)-Masyarakat Kampung Banjar Dewa, Kecamatan Banjar Agung amat menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Tulangbawang melalui Dinas terkait pembiaran adanya lapak yang tidak mengatongi ijin di kampung tersebut.

    Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya menuturkan lapak tersebut sudah berjalan sebulan lalu namun hingga kini belum mengatongi ijin. “Ironisnya sampai saat ini pihak Pemerintah Tulangbawang melalui Dinas terkait belum melakukan penertiban dan penutupan kendati dampak yang ditimbulkan merugikan masyarakat terkait limbah dan PAD Pemkab Tulangbawang,” bebernya.

    Lebih lanjut dirinya meminta kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas Lingkungan Hidup (DLHD) serta Dinas Pekerjaan Umum, agar meninjau lapak tersebut dimana jelas-jelas mengangkangi aturan Perda Pemkab Tulangbawang. “Bila mana persoalan ini di biarkan berlarut-larut maka di khawatirkan setiap insvestor yang masuk ke Tulangbawang tidak mentaati Perda atau Peraturan yang diberlakukan pemerintah setempat,” tegasnya.

    Sementara itu  Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Tulangbawang Halik Syahril saat dikonfirmasi terkait adanya lapak singkong yang tidak memiliki ijin di Kampung Banjar Dewa, Kecamatan Banjar Agung pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak dinas lainnya terkait langkah dan penanganannya. “Saya akan berkoordinasi dengan pihak dinas terkait, termasuk dengan sekda guna menertibkan lapak singkong yang tidak memiliki ijin namun tetap beroperasi,” jelasnya.

    Lebih lanjut Halik Syahril tugas fungsi Pol PP pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta Penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati dengan aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparat penegak hukum. “Menyikapi hal tersebut secepatnya akan kami tindak lanjut,” tegas Halik Syahril. (sptb/mardi)

  • Misi Wartawan Kompeten, Memakmurkan Masyarakat

    Misi Wartawan Kompeten, Memakmurkan Masyarakat

    Simalungun (SL) – Keindahan Danau Toba mencuri perhatian siapa saja yang datang ke Provinsi Sumatera Utara ini. Salah satunya pengurus PWI Pusat. Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, Firdaus, mengatakan, Danau Toba pantas didukung semua pihak karena keindahannya sangat luar biasa.

    Hal itu disampaikannya pada penutupan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan PWI Simalungun dan difasilitasi PT Jafpa. Penutupan UKW digelar di atas kapal KM Wisata Kabupaten Samosir. Kamis (22/11).

    Firdaus menuturkan, wartawan kompeten harus mampu memfilter mana berita yang layak atau tidak. “Sebab beberapa perusahaan yang ingin masuk ke Simalungun bisa saja membatalkan niatnya untuk berinvestasi ke suatu daerah akibat pemberitaan buruk bahkan ivestor yang ada juga bisa hengkang. Ini jelas merugikan masyarakat dan daerah,” terangnya .

    Firdaus berpesan agar terus menjaga investasi yang ada. Wartawan bekerja untuk kepentingan publik. “Wartawan yang telah kompeten, namun dalam melaksanakan kerja jurnalistik meresahkan masyarakat atau tidak sesuai kode etik, maka kartu kompetensi nya dapat dicabut sesuai usulan hasil sidang PWI provinsi,” jelasnya.

    Ke depan, kata Firdaus merencanakan akan melakukan rapat kerja Serikat Media Siber se-Indonesi dan direncanakan akan digelar di Danau Toba. “Kegiatan tersebut selain untuk promosi, juga untuk menjaga iklim investasi yang ada,” ujar Sekretaris Jenderal SMSI ini.

    Sebelumnya, Ketua PWI Sumut Hermansjah menuturkan, melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW) menjadi pegangan bagi wartawan dalam menciptakan wartawan berkualitas. Ini akan menambah wartawan berkompeten di Sumut. “UKW angkatan berikutnya akan dilaksanakan di Tarutung, Taput dan Medan hingga tahun 2018 ini,” ujarnya.

    Hermansjah juga berharap agar Pemko Siantar dan Pemkab Simalungun memberikan perhatian dengan pelaksanaan UKW, sehingga dapat menjadi mitra ke depannya.

    Selain itu Hermansjah juga berterimakasih kepada pihak PT Jafpa yang memfasilitasi pelaksanaan pembukaan dan penutupan kegiatan yang berlan gsung di atas KM Wisata Kabupaten Samosir, sembari mengelilingi kawasan Danau Toba. Di atas kapal diumumkan hasil UKW yang dilaksanakan PWI Sumut angkatan 20 terdiri dari 35 orang peserta muda. Yang belum kompeten dinyatakan sebanyak 6 orang dan yang berkompeten 29 orang. (rls/jun)

  • Sinergisitas Masyarakat dan Polri Mampu Persempit Tindak Kriminalitas

    Sinergisitas Masyarakat dan Polri Mampu Persempit Tindak Kriminalitas

    Lampung Utara (SL) – Jajaran Polsek Sungkai Selatan laksanakan giat Safari Jum’at Bersih. Hal ini dimaksudkan untuk guna meningkatkan keamanan dan ketertiban serta pererat silaturahmi antara kepolisian dengan masyarakat.

    Kegiatan ini dilaksanakan jajaran Polsek Sungkai Selatan lada Jum’at, (21/9) bersama Forum Silaturahmi Kamtibmas dan Pembangunan.

    Dikatakan Kapolsek Sungkai Selatan AKP. Yaya Karyadi, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang bertujuan menjalin silaturahmi jajaran kepolisian bersama masyarakat.

    “Tentunya, kegiatan ini tidak hanya dititikberatkan dalam satu wilayah kecamatan saja, melainkan di laksanakan di semua kecamatan yang ada di wilayah hukum Polsek Sungkai Selatan,” jelas Yaya Karyadi, kepada wartawan, (21/9).

    Menurutnya, saat ini Polri harus bisa mendekatkan diri dengan masyarakat agar tercipta jalinan komunikasi yang harmonis serta diharapkan masyarakat mampu bersinergi dengat aparatur penegak hukum.

    “Diharapkan, dengan rutinitas kegiatan seperti ini mampu meningkatkan hubungan dan kerja sama yang baik antara kepolisian dan masyarakat dalam menjaga kondusifitas wilayah,” urainya.

    Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Polri, kata AKP. Yaya Karyadi, dengan dibantu oleh masyarakat tentu dapat membatasi ruang gerak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab serta pelaku tindakan kriminalitas. (mhj/ardi)