Tag: Mayat Dalam Drum

  • Polisi Tetapkan Pasutri Sebagai Tersangka Kasus Pembunuhan Dufi

    Polisi Tetapkan Pasutri Sebagai Tersangka Kasus Pembunuhan Dufi

    Jakarta (SL) – Kabiro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi dibunuh pasangan suami-istri M Nurhadi dan Sari. Keduanya kini ditetapkan sebagai tersangka. “Iya (pasangan) suami-istri,” kata Dedi, Kamis (22/11/2018).

    Polisi masih mendalami peran keduanya dalam kasus pembunuhan Dufi. Kasus ini ditangani Polda Jawa Barat dan Polres Bogor. “Pasangan pelaku. Nanti kan diperiksa, sebagai apa kan itu belum tahu,” ujar Dedi.

    Sampai saat ini, polisi masih menyelidiki motif dan cara tersangka membunuh Dufi. Namun dugaan sementara motif pelaku adalah perampokan. “Hasil pemeriksaan awal itu perampokan. Dari pemeriksaan awal, kan masih didalami oleh Polda Jabar dan Polres Bogor,” kata Dedi.

    Mayat Dufi ditemukan di dalam drum pada Minggu (18/11), sekitar pukul 06.30 WIB ,di Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Diduga Dufi dibunuh di kontrakan M Nurhadi di Bojongkulur pada Sabtu (17/11). Dufi tewas dengan luka senjata tajam di sekeliling leher korban. Jenazahnya dimakamkan di TPU Budi Darma, Jakarta Utara, Senin (19/11). (detik)

  • Polisi Ungkap Pembunuh Dufi Yang Mayatnya dalam Drum

    Polisi Ungkap Pembunuh Dufi Yang Mayatnya dalam Drum

    Jakarta (SL) – Subdit 3 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, hanya membutuhkan waktu tiga hari mengungkap pelaku pembunuhan Abdullah Fithri Setiawan (43) atau yang biasa dipanggil Dufi.

    Pelaku pembunuhan Dufi itu bernama M Nurhadi (35), seorang karyawan swasta.

    “Prinsipnya Polda Metro membantu Polres Bogor dalam ungkap pelaku mengingat korban ada (tinggal di wilayah hukum) Polda Metro Jaya dan pelaku juga di wilayah Polda Metro Jaya,” ujarnya melalui keterangan tertulis, kepada pemberita , Selasa (20/11) malam.

    Tersangka M Nurhadi (35), sebelumnya menaruh jenazah korban di dalam sebuah drum plastik berwarna biru di kawasan industri Kembang Kuning, Kampung Narogong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Minggu (18/11).

    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pihaknya melakukan penangkapan tersebut karena Nurhadi berada di kawasan yang masuk dalam wilayah hukum Polda Metro Jaya.

    Nurhadi ditangkap di dekat cucian motor Omen yang berada di belakang Kelurahan Bantar Gebang, Bekasi, sekitar pukul 14.30 WIB. Nurhadi juga diketahui tinggal di wilayah Bekas.

    Dari penangkapan itulah diketahui jika pembunuhan terhadap Dufi dilakukan oleh Nurhadi di sebuah rumah kontrakan milik Laksmi yang berada di Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Bogor. Dia dibunuh pada pukul 14.00 WIB, Sabtu (17/11).

    Setelah Dufi dipastikan tidak bernapas lagi, Nurhadi pun memasukan mayatnya ke dalam drum plastik warna biru di kawasan Klapanunggal, Bogor. Jenazah Dufi ditemukan pada Minggu (18/11) pagi oleh seorang pemulung berinisial SA.

    “Pelaku yang menggunakan HP korban ditangkap di dekat cucian motor Omen belakang kelurahan Bantar Gebang Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi,” tuturnya.

    Saat digeledah,Kombes Argo Yuwono mengatakan ditemukan telepon genggam, SIM, kartu ATM dan buku tabungan yang merupakan milik Dufi.

    Akibat dugaan perbuatannya Nurhadi-pun dijerat dengan Pasal 340 subsider 338 dan atau Pasal 365 ayat (3) sub pasal 363 dan atau pasal 480 KUHP.

    Sehubungan lokus kejadian berada di wilayah hukum Polres Bogor
    pihaknya akan melimpahkan tersangka (Nurhadi) dan barang bukti ke Polres Bogor untuk penyidikan lebih lanjut. (CNN)

  • Almarhum Dufi Dikenal Sebagai Sosok Pekerja Keras

    Almarhum Dufi Dikenal Sebagai Sosok Pekerja Keras

    Bogor (SL) – Sosok almarhum Abdullah Fitri Setiawan merupakan pekerja keras. Bahkan, sebelum ditemukan tewas di dalam drum biru, dia sempat ingin mengembangkan usahanya. Yaitu dengan meminjam dana sebesar Rp 116 juta kepada kakak dan ibu kandungnya untuk urusan usaha advertising yang dikelolanya.

    Namun karena ibu Dufi, N. Ida Hamidah, 65, sudah menggunakan dana untuk renovasi atap sekolah dan sebagian untuk yayasan maka dana yang dimilikinya sudah berkurang. “Iya dia sempat mau minjem uang 116 juta katanya buat kerjaanya. Tapi saya ga bisa karena habis rehab atap sekolah, saya kan punya yayasan juga,” ujar Ida seperti dikutip RMOL.co (Jawa Pos Group) di Cilincing, Jakarta Timur, Senin (19/11).

    Meski permintaannya tidak dipenuhi, ini tidak membuat Dufi marah atau kesal. Tapi sejak permintaannya tidak dikabulkan oleh Ibu dan kakaknya, Dufi tidak lagi membahas masalah peminjaman uang. Bahkan tidak pernah membahasnya lagi dengan ibu dan kakak atau adiknya.

    Sosok Abdullah Fithri Setiawan (43) alias Dufi dikenal sebagai sosok yang kreatif dan terampil dalam melihat peluang bisnis. Dufi yang membuka bisnis sendiri dalam bidang advertising dengan PT Cahaya Gemilang yang dikelola oleh dirinya dan istrinya, Bayu Yuniarti. “Dia juga buka usaha PT Cahaya Gemilang, perusahan advertising. Jadi beliau orangnya kreatif,” ujar adik kandung korban Muhammad Ali R.

    Tak hanya itu, Ali menambahkan jika kekreatifan Dufi mendorongnya untuk membuka usaha sendiri, dan akhirnya bersama istri membuat PT. Cahaya Gemilang. “Karena beliau kreatif jadi untuk menambah bukan sekedar kerja tapi membuka usaha,” tambahnya.

    Sayangnya, PT Cahaya Gemilang harus ditinggalkan sosok penting. Karena Dufi meninggal dunia usah dianiaya dan dibunuh serta jasadnya ditemukan dalam tong biru di kawasan Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/11).

    Dufi meninggalkan satu orang istri dan enam orang anak. Anak pertama bernama Nabila Rifdah Ramdaniyati, 16, Halwati Najwa (15), Aisyah Fitria Nuzula (13), Fachri Syakur Al Fatih (10), Ibrahim Jamal Al Masyuhri (8), dan Ismail Tamam Al Marzuq (6).

  • Polisi Bentuk Tim Gabungan Usut Pembunuhan Pria Dalam Drum di Bogor

    Polisi Bentuk Tim Gabungan Usut Pembunuhan Pria Dalam Drum di Bogor

    Jakarta (SL) – Jajaran dari kepolisian tengah mengusut kasus pembunuhan terhadap Abdullah Fitri Setiawan alias Dufi yang ditemukan tewas di dalam drum plastik di kawasan Industri Kembangkuning, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat.

    Polisi bahkan membentuk tim gabungan untuk mengungkap misteri pembunuhan terhadap pekerja media tersebut.

    “Tim sudah dibentuk Polda Jabar dan Polres Bogor untuk melakukan penyelidikan kasus itu,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M. di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/11/2018).

    Berdasarkan penyelidikan sementara, Dufi diduga dieksekusi pembunuhnya di lokasi lain. Kemudian jasadnya dimasukkan ke dalam drum plastik berwarna biru, ditutup rapi menggunakan lakban, dan dibuang ke tempat sepi di kawasan Industri Kembangkuning.

    “Ini masih kita dalami, terus motif dari pembunuhan tersebut apakah dendam, apakah pembunuhan, mungkin ada unsur perencanaannya,” ucap Brigjen Pol. Dedi Prasetyo.

    Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus tersebut, termasuk menginterogasi orang-orang yang pertama kali menemukan jasad Dufi di dalam drum. Polisi kemudian membawa jasad tersebut ke RS Polri Kramatjati untuk diautopsi.

    Dari hasil sementara, ditemukan tanda-tanda kekerasan terhadap korban. Dokter di RS Polri juga menemukan adanya sejumlah luka terbuka di tubuh korban.

    “Doakan agar segera terungkap,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M. (Kabarpolri)

  • Mantan Menkopolhukam Tedjo Edhy Desak Dewan Pers Sikapi Pembunuhan Dufi yang Mayatnya Dalam Drum

    Mantan Menkopolhukam Tedjo Edhy Desak Dewan Pers Sikapi Pembunuhan Dufi yang Mayatnya Dalam Drum

    Jakarta (SL) – Mantan Menkopolhukam Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdyanto yang juga Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara  (PWO IN) mendesak Dewan Pers menyikapi kasus pembunuhan terhadap wartawan senior Abdullah Fithri Setiawan (43) alias Dufi yang mayatnya ditemukan di dalam drum.

    Tedjo Edhy yang juga merupakan  Dewan Penasehat Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia mempertanyakan respon Dewan Pers berkaitan dengan pembunuhan sadis terhadap Dufi, yang sampai saat ini “adem – adem” saja. “Jika benar, almarhum di bunuh karena dalam tugas maka kami mengutuk keras pelaku pembunuhan yang dilakukan secara sadis itu. Dewan Pers harusnya  segera menyikapi dan mengambil langkah terhadap kasus ini,”pungkasnya, Senin (19/11/2018).

    Untuk diketahui, Dufi atau Abdullah Fithri Setiawan (43) alumni Kampus IISIP Jakarta, angkatan 1993 ini,  pernah menjadi wartawan di sejumlah media nasional. Jenazah korban pertama kali ditemukan pemulung berinisial SA (56), yang tengah melintas dan mencari barang bekas pada pukul 06.00 WIB, Minggu 18 November 2018.

    Polisi Buru Pembunuh Dufi

    Sementara itu, Polisi kini tengah memeriksa dua orang saksi di lokasi ditemukannya mayat Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi di dalam drum di Klapanunggal, Bogor. Polisi juga masih mengidentifikasi ciri-ciri pelaku. “Berdasarkan alat bukti, Polres Bogor di-back up Polda Jabar melakukan penyelidikan dan identifikasi,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko saat dihubungi, Senin (19/11/2018).

    Selain memeriksa dua saksi di lokasi temuan mayat dalam drum, polisi juga meminta keterangan istri Dufi, Bayu Yuniarti. “Polisi sedang bekerja, masih melakukan penyelidikan,” ujarnya.

    Sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan kasus pembunuhan ini ditangani tim gabungan.

    Mayat Dufi dalam drum ditemukan di kawasan industri Kembang Kuning, Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Ditemukan luka akibat senjata tajam di tubuh korban. “Dari hasil keterangan sementara memang ada tanda-tanda bekas tindakan kekerasan. Di bagian leher dan ada beberapa bagian tubuh (akibat) senjata tajam,” ujar Brigjen Dedi terpisah di Mabes Polri.

    Dufi diketahui pamit dari rumah di Gading Serpong, Tangerang pada Jumat (16/11) pagi, Sekitar pukul 09.00 WIB, Dufi mengabari istrinya Bayu Yuniarti sudah berada di Stasiun Rawa Buntu. Tapi setelah itu, Dufi yang mengaku ingin ke TV Muhammadiyah di Menteng, Jakpus, tak lagi mengirim kabar.

    Pesan WhatsAp istrinya pada Jumat (16/11) sore, tidak sampai. Sedangkan polisi yang mengecek Stasiun Rawa Buntu menyebut mobil Innova putih yang diparkir korban, sudah tidak ada. Keluarga tak curiga soal dugaan adanya perselisihan Dufi dengan orang lain. Namun keluarga meminta polisi mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan Dufi yang juga merintis usaha periklanan, PT Cahaya Gemilang.

    “Selama yang kami ketahui semasa hidupnya Almarhum tidak pernah mencari musuh. Meskipun berdebat dalam pekerjaan kan biasa, tapi kalau mencari musuh sampai akhirnya kaya gini sepertinya (tidak). Apakah ada pesaiangan bisnis atau apa? Karena kan beliau pengusaha di PT Cahaya Gemilang,,” ujar adik Dufi, Muhammad Al Ramdoni.

    Pria yang biasa dikenal Dufi ini juga merupakan alumni Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 13 Jakarta,lulusan 1992. Terakhir Dufi diketahui bekerja sebagai tenaga pemasaran (marketing) di televisi milik ormas Islam Muhammadiyah (TVMu). Saat ini korban meninggalkan enam anak yang masih kecil-kecil dan satu orang istri. Kini, korban telah dimakamkan di TPU Budi Dharma, Semper, Jakarta Utara. (Wartamerdeka)