Jakarta, sinarlampung.co – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi membagikan beberapa tips agar media tetap eksis di tengah gempuran teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI). Hal ini ia ungkap pada Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang berlangsung secara hybrid.
Budi mengatakan, ada empat tips yang dapat dijadikan referensi, diantaranya, pertama, berinovasi dalam proses bisnis. Tips ini merupakan cara baru agar media tetap bersaing.
“Media harus menggunakan cara baru untuk meningkatkan pelanggan platform dan menarik lebih banyak pelanggan dengan akses premium,” ucap Budi.
Tips yang kedua yakni, perusahaan media harus berdamai dengan teknologi. Salah satunya dengan mengadopsi teknologi AI itu sendiri. Tips dilakukan dengan memanfaatkan peluang pertumbuhan bisnis dan juga kemampuan berkarya lebih optimal.
Budi menyatakan ada berbagai cara untuk lakukan tips kedua ini. Salah satunya memanfaatkan AI sebagai pengelola perusahaan media dalam melakukan diversifikasi saluran baik melalui layanan instant messaging dan video.
“Ketiga, perusahaan media bisa melakukan upskilling karyawan untuk memiliki kemampuan yang diperlukan menghadapi tantangan dan peluang yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi,” kata Budi.
Dan yang terakhir, Budi menyarankan perusahaan media bisa menghadirkan konten-konten baru mengikuti perkembangan digitalisasi seperti membuat siniar atau podcast. Hal itu dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses karya jurnalistik yang informasinya dapat dipercaya.
Budi optimis, apabila perusahaan media menerapkan empat tips tersebut secara berkesinambungan, maka hadirnya AI sebagai bagian dari disrupsi digital bukan suatu penghalang tapi menjadi peluang untuk media bertumbuh.
Di samping itu, Budi juga membuka data tentang pers. Bahwa data yang dirilis Asosiasi Surat Kabar dan Penerbitan Berita Dunia (WAN-IFRA) yang menyebutkan pendapatan industri pers global bernilai 112,4 miliar dolar AS pada 2021-2022 dan meningkat hingga 13.55 persen menjadi 130,02 miliar AS pada laporan 2022-2023.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa media tetap bertumbuh di tengah berlangsungnya disrupsi digital, dan menurut Budi hal itu diharapkan tetap menjaga optimisme media nasional untuk tetap eksis.
“Hal ini saya harapkan dapat membangkitkan nafas optimisme bagi rekan-rekan media semua apalagi tersedia banyak langkah bagi perusahaan-perusahaan pers menghadapi disrupsi teknologi,” ujar Budi. (***)