Tag: Menteri Koperasi Dan UKM

  • Prabowo Bakal Bentuk Kopdes Merah Putih, Launching Di 70.000 Desa

    Prabowo Bakal Bentuk Kopdes Merah Putih, Launching Di 70.000 Desa

    Jakarta, sinarlampung.co – Presiden Prabowo Subianto berencana membentuk Koperasi Desa Merah Putih atau Kopdes Merah Putih di 70.000 desa di Indonesia.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan, koperasi ini nantinya akan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan juga akan menampung hasil pertanian dari desa-desa yang terlibat.

    “Yang diputuskan yaitu dibentuknya Koperasi Merah Putih, jadi disingkat Kopdes Merah Putih, itu akan dibangun di 70.000 desa,” ujar Zulhas dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, selasa (4 Maret 2025).

    Zulhas menambahkan, anggaran pembentukan Kopdes Merah Putih akan berasal dari Dana Desa.

    “Anggarannya dari mana? Nanti anggarannya itu dari dana desa yang sekarang ada. Sudah dibentuk nanti badannya, brand koperasi. Bikin gudang di situ dengan ada enam gerai,” katanya.

    Zulhas mengungkapkan, Kopdes Merah Putih di setiap desa membutuhkan anggaran sekitar Rp3-5 miliar. (Red)

     

     

    Saluran Whatsapp sinarlampung.co

     

     

  • Menteri Koperasi dan UKM Kunjungi Kabupaten Pringsewu

    Menteri Koperasi dan UKM Kunjungi Kabupaten Pringsewu

    Pringsewu (SL)-Guna mendorong Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) , Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki, datang ke Kabupaten Pringsewu.

    Kedatangan orang nomor satu di Kemenkop-UKM itu, memberikan sinyal akan untung mendorong perkembangan UKM di Kabupaten Jejama Secancanan, Minggu 28 Februari 2021 di Koperasi Mina Sinar Mas di Pekon Pagelaran.

    “Konsep kemitraan itu di hulu maupun di hilir supaya terjadi sinergi sehingga UMKM masuk ke skala ekonomi. Sebab, model bisnis sekarang menjadi penting, UMKM selama ini kurang berkembang bukan karena biaya dan pendampingan tapi ke model bisnis yang tidak unggul,” ungkap Teten.

    Selain itu, Teten akan mendorong supaya usaha kecil tidak hanya menjadi usaha perorangan tapi berkoperasi sehingga masuk skala ekonomi.

    “Untuk mekanisme dan skema pembiayaan pengembangan koperasi, ya ada bibit, pakan, dan market, ini harus terkonsolidasi dengan baik supaya pembiayaan di perbankan bisa masuk. Karena selama ini, sektor pangan maupun pertanian masih rendah karena dianggap high risk. Kita cari solusinya, kedepan bakal bagaimana,” papar dia.

    Sementara itu, Bupati Pringsewu Sujadi dalam paparannya di hadapan Menkop-UKM dan Gubernur Lampung Arinal menuturkan, di Pringsewu, ada sejumlah 796 UMKM,dan 176 koperasi. Dari jumlah tersebut, ada yang hidup lancar, setengah hidup , serta hidup tidak, tapi mati segan.

    “Di masa pandemi Covid-19 ini, terjadi kelambatan pada proses perekonomian secara umum dan juga masalah perkoperasian dan ikan. Para petani ikan mengeluhkan kesulitan bibit ikan, pakan ikan, dan pinjaman modal dari bank,” papar Sujadi.

    Padahal, ikan-ikan yang dibudidaya di Pringsewu ini hampir 70 persennya dijual ke luar Lampung, seperti Palembang dan Jawa.

    “Kaitan dengan pakan, kami para warga pembudidaya masih tergantung pada pabrik.
    Mohon arahan sekiranya bisa membuat pabrik sendiri,” kata dia.

    Sementara itu, dalam sesi diskusi, beberapa perwakilan UMKM diberikan kesempatan tanya jawab kepada Menkop-UKM. Salah satunya adalah pertanyaan dari Sekretaris Koperasi Mina Sinar Mas.

    Dalam tanya jawab tersebut ia memaparkan kendala pemasaran koperasi mereka ke luar Lampung karena belum memiliki armada cool box. Selain itu, pihaknya juga meminta agar diberikan petunjuk agar mereka bisa memiliki tempat pelelangan ikan (TPI) sendiri di wilayah Kecamatan Pagelaran. (Wagiman)