Tag: Nelayan

  • Nelayan Akan Dapat BLT Rp600/Bulan Per Juni-Desember 2020

    Nelayan Akan Dapat BLT Rp600/Bulan Per Juni-Desember 2020

    Jakarta (SL)-Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk bantuan langsung tunai (BLT) Rp 600 ribu/bulan bagi 1,1 juta nelayan yang terdampak pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin dalam konferensi pers virtual, Minggu 31 Mei 2020.

    “Nelayan akan menerima jumlah dana seperti BLT yang lain termasuk BLT dana desa. Kurang lebih angkanya sekitar Rp 600.000 per bulan per KK (Kartu Keluarga),” kata Marves Safri.

    Menurut Marves, awalnya pemerintah ingin memberikan bantuan kepada nelayan dalam bentuk sarana dan prasarana. Namun dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, hal itu dirasa kurang cocok sehingga diputuskan dalam bentuk tunai. “Diputuskan jangan (dalam bentuk sarana dan prasarana) karena belum tentu sarana dan prasarana itu dia butuh. Yang dia sangat butuh adalah bagaimana dia bisa bertahan hidup,” katanya.

    Matves menyampaikan anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan program bantuan tersebut adalah Rp 1,2 triliun yang sudah disiapkan pemerintah. “Ada permintaan tambahan dana kurang lebih sekitar Rp1,2 triliun untuk tambahan, khususnya untuk BLT khusus nelayan. Jadi itu sudah siap. Pemerintah sudah mengakomodir,” katanya.

    Lebih lanjut dia mengatakan sebanyak 1,1 juta nelayan tersebut bakal menerima BLT mulai Juni hingga Desember. Namun, saat ini pemerintah masih menyempurnakan data yang ada. Sebab belum semuanya masuk ke dalam basis data. “Bantuan sekarang sedang proses, sekarang sudah jalan, kita katakan sekarang kita masuk mulai bulan Juni sampai September. Nah yang belum masuk itu sekarang lagi sinkronisasi,” katanya.

    Dia juga mengungkapkan berdasarkan hasil rapat terbatas (Ratas) yang dipimpin Presiden Jokowi, bantuan tersebut akan dibayarkan setiap bulan sampai Desember. “Itu akan dibayarkan per bulan sampai Desember. Kenapa tidak langsung akumulatif diberikan langsung? Arahan Menteri Keuangan jangan sampai uang yang diberikan tidak jadi yang dibutuhkan, malah jadi konsumtif. Saat ini datanya sedang kita sinkronisasikan dengan data Kemensos,” katanya. (red)

  • Ribuan Liter Premium Untuk Nelayan Diduga Jadi Lahan Bisnis Koperasi Dan KUB Pesibar

    Ribuan Liter Premium Untuk Nelayan Diduga Jadi Lahan Bisnis Koperasi Dan KUB Pesibar

    Pesisir Barat (SL) – Koperasi Mina Makmur Lestari dan beberapa koperasi serta Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan di Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), yang mendapat rekomendasi pengecoran BBM jenis premium yang diperuntukkan membantu masyarakat nelayan dilaporkan ke Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM Indag) dan Dinas Perikanan.

    Sekretaris Koperasi Mina Makmur Lestari, Firdawan, ketika dikonfirmasi, Selasa (12/2/2019), mengatakan bahwa pihaknya melaporkan Koperasi Mina Makmur Lestari dan beberapa koperasi serta KUB nelayan ke Diskop UKM Indag dan Dinas Perikanan tersebut, karena diduga BBM jenis premium yang kegunaannya untuk membantu masyarakat nelayan justru tidak sampai ke nelayan.

    “Disinyalir ribuan liter BBM jenis premium yang diperoleh dengan sangat mudah dibeberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan sistem pengecoran menggunakan jerigen itu, menjadi lahan bisnis bagi oknum didalam kepengurusan koperasi dengan mengatasnamakan koperasi,” ucap Firdawan, yang diamini oleh Badan Pengawas Koperasi Mina Makmur Lestari, Suwandi.

    Bagaimana tidak, pasalnya menurut dia, bahwa BBM jenis premium itu cukup banyak yang tidak sampai ketangan para masyarakat nelayan. “Dan kalaupun sampai, masyarakat nelayan harus membelinya dengan harga sama persis dengan harga eceran kios. Artinya itu benar-benar menjadi lahan bisnis bagi para oknum dengan menjerat masyarakat nelayan,” jelasnya.

    “Diduga semua koperasi dan KUB nelayan yang mendapat rekomendasi pengecoran BBM jenis premium dari OPD terkait melakukan tindakan yang sama. Karena itu semua koperasi dan KUB nelayan dimaksud kami laporkan,” sambungnya.

    Laporan tersebut kata, Firdawan, dipicu oleh keluhan puluhan masyarakat nelayandilingkungan Kuala Stabas Kecamatan Pesisir Tengah, yang kesulitan untuk memperoleh BBM dimaksud. “Wajar saja masyarakat nelayan kesulitan untuk memperoleh premium, kalau para oknum tersebut melakukan monopoli BBM jenis premium terhadap kaum masyarakat nelayan,” pungkasnya.

    Untuk itu, Firdawan meminta agar OPD terkait segera melakukan evaluasi tentang rekomendasi pengecoran BBM jenis premium menggunakan jerigen di SPBU terhadap beberapa koperasi dan KUB yang mendapat rekomendasi dimaksud. “Jika memang memungkinkan cabut saja rekomendasinya. Karena memang selama ini pengawasan dari OPD terkait terhadap koperasi atau KUB yang memiliki rekomendasi itu teng realisasi distribusi ke masyarakat nelayan tidak berjalan, sehingga peluang untuk memonopoli memang sangat besar,” tukasnya.

    Dikofirmasi terpisah Pengawas SPBU 23-34509 Pekon Lintik Kecamatan Krui Selatan, Suwono, mengatakan bahwa saat ini sebanyak tiga koperasi yang mendapat rekomendasi pengecoran BBM jenis premium menggunakan jerigen. “Dari tiga koperasi tersebut setiap harinya kadang hampir 2 Ton, kadang pula 1,5 Ton BBM premium. Bahkan ada salah satu koperasi yang direkomendasinya perharinya menerima 1 Ton BBM premium,” singkat Suwono.

  • Konsumsi Narkoba, Nelayan di Tanggamus Ditangkap Polisi

    Konsumsi Narkoba, Nelayan di Tanggamus Ditangkap Polisi

    Tanggamus (SL) – Kamis tanggal 3 Januari 2019 sekira jam 23.30 Wib lalu, Satres Narkoba dibackup Tekab 308 Polres Tanggamus terus melakukan pengembangan terkait diamankannya 9,20 gram yang dikemas 4 plastik klip di Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung.

    Dan berhasil mengamankan SE alias Iwan (27) pada Senin (7/1/18) selaku pemilik rumah dimana diamankan barang bukti Narkoba tersebut. Jumat (18/1/19) pagi kolaborasi Satresnarkoba dan Tekab 308 Polres Tanggamus kembali berhasil menangkap DPO MU (26) dalam keterkaitan barang haram itu.

    Kasat Resnarkoba Polres Tanggamus Iptu Anton Saputra, SH. MH mengungkapkan, tim gabungan berhasil menangkap DPO berinisial MU saat dia berada dirumahnya. “DPO berinisial MU berhasil diamankan tim gabungan tadi pagi, Jumat (18/1/19) pukul 09.00 Wib,” kata Iptu Anton Saputr mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Hesmu Baroto, SIK. MM diruang kerjanya.

    Lanjutnya, dalam penangkapan MU dari rumahnya juga kembali diamankan 1 plastik klip bekas pakai sabu. “Kami temukan juga di bawah kasur kamar tidurnya 1 klip bekas pakai,” ujarnya. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut, MU terancam pasal 112 junto 127 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. “Ancaman maksimal 12 tahun penjara,” tegasnya.

    Ditambahkan Kasat, dalam keterkaitan 9,20 gram sabu tersebut telah dua tersangka berhasil diamankan, sehingga dua lainnya masih dalam pencarian. “Dua lainnya akan terus kita kejar,” tandasnya. Sementara itu MU dalam keterangannya mengakui semua perbuatannya, bahkan saat pengerebekan itu ia membeli sabu seharga Rp. 300 ribu dari rekannya AG (DPO). Kemudian memakai bersama-sama SE yang telah tertangkap serta AS (DPO).

    Bahkan pria mengaku nelayan itu mengaku mengenal sabu sekitar setahun lamanya, namun biasanya dia hanya membelikan sabu untuk temannya dengan upah Rp. 50 ribu dan hasilnya digunakan membeli rokok. “Udah setahun, biasanya beliin teman dikasih Rp. 50 ribu, tapi kemarin itu beli sama AG dan dipakai berempat,” kata Pria berpostur tinggi tersebut.

    Pria yang telah beristri dan memiliki anak 1 itu, mengatakan bahwa sangat menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya menyalahgunakan Narkoba. “Nyesel pak, saya janji Insyaf,” ucapnya sesaat sebelum digelandang ke sel tahanan.

    Diberitakan sebelumnya, sejumlah barang bukti penyalahgunaan Narkoba sabu seberat 9,20 gram yang dikemas 4 plastik klip, 1 timbangan elektrik, 1 pipa kaca bekas pakai, 1 buah sedotan, 4 korek gas, 4 handphone, 2 kantong warna hitam, 2 bundel plastik klip dan 1dompet berisi KTP diamankan dari rumah SE (40).

    Barang bukti tersebut diamankan petugas pada Kamis tanggal 3 Januari 2019 sekira jam 23.30 Wib lalu di ruang ruang kerja SE yang juga resedivis kasus Narkoba pada tahun 2015, berprofesi sebagai pelukis dan service handphone di Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Tanggamus.

    Walaupun kala itu SE sempat kabur saat penggerebekan namun dia berhasil ditangkap pada 4 hari setelahnya atau tepatnya pada Senin (7/1/18) pukul 09.00 Wib. (Wisnu/*)

  • Seorang Nelayan Ditemukan Tak Bernyawa di Perairan Pulau Tello

    Seorang Nelayan Ditemukan Tak Bernyawa di Perairan Pulau Tello

    Nias (SL) – Jerih payah tim gabungan yang terdiri dari Koramil 13 Pulau Telo, Polsek Pulau-Pulau Batu dan Pos AL serta Satpol Air Polres Nias Selatan bersama warga setempat tidak sia-sia. Mencari tanpa lelah, akhirnya menemukan Sinduhu Dachi (60) di sekitar laut lorong Ahewaese Desa Hiligeho Sogawo. Hanya saja, nelayan yang hanyut diperairan Desa Baweoomasio Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan itu tinggal jasad dengan posisi telungkup dan mengambang di air. Ia ditemukan Jumat 4/1/2019 sekira jam 2 siang tadi.

    Kepala Kepolisian Resor Nias Selatan AKBP Igede Nakti Widhiarta, membenarkan penemuan mayat tersebut. Ia menjelaskan, penemuan jasad nelayan itu atas bantuan warga setempat yang bekerjasama dengan Polres Nias Selatan dan Koramil 13 Pulau-Pulau Telo. “Sekitar pukul 13.20 Wib, tim menerima informasi bahwa keluarga korban telah dihubungi via telepon oleh Sekertaris Desa Hiligeho Sogawo Kecamatan Tanah Masa. Dengan memberitahu bahwa ada sosok mayat yang sedang mengapung di air dengan ciri-ciri memakai kaos dan celana hitam.

    Mendengar kabar itu, Tim Gabungan pun bergegas menyambangi lokasi yang diberitahu dengan menggunakan 1 unit Speed Boat milik TNI-AL dan 1 Unit unit Speed Boat milik Satpol Air Polres Nias Selatan di lokasi yang diberitahu, korban didapati meski sudah tak bernyawa,” ujar Kepala Polisi Resor Nias Selatan AKBP Igede Nakti Widhiarta melalui PS. Paur Subbag Humas, Brigadir Dian Octo Tobing, Jumat
    4/1/2019, sekira pukul 5 sore tadi.

    Dijelaskannya, setelah ditemukan jasad korban, tim gabungan kemudian melakukan evakuasi dengan menaikan mayat korban di perahu nelayan. Dan selanjutnya, ditarik dengan Speed Boat milik TNI AL menuju Desa Bawoomasio Kecamatan Pulau-Pulau Batu. “Atas permintaan keluarga korban yang disaksikan Sekdes Bawoomasio dan Camat Pulau-Pulau Batu, dengan menganggap kematian korban adalah wajar karna musibah serta bersedia membuat surat pernyataan. Maka pihak tim gabungan menyerahkan jasad korban kepada keluarganya agar dibawa ke Desa Bawoomasio untuk disemayamkan,” imbuh Dian Octo Tobing.

    Diberitakan sebelumnya, Sinduhu Dachi alias Ama Yosi (60), Nelayan Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara di duga hilang saat melaut di perairan Pulau Telo, Rabu 2/1/2019. Ia merupakan warga Desa Baweoomasio, Kecamatan PP Batu, Kabupaten Nias Selatan. Hingga berita ini diturunkan, keberadaan Sinduhu Dachi tak diketahui. Pihak keluarga merasa cemas. Sebab terakhir meninggalkan rumah pada tanggal 2/1/2019, Sinduhu. Dachi pergi berangkat menangkap ikan dilaut. Pihak keluarga bertanya-tanya bercampur kuatir, biasanya dia tidak seperti ini, tak kunjung pulang ke kediamannya hingga sampai pukul 19.00 Wib.

    Kepala Kepolisian Resor Nias Selatan Ajun Komisaris Besar Polisi Igede Nakti Widhiarta mengungkapkan, Sinduhu Dachi berangkat dari rumahnya Rabu, 2/1/2019, sekira pukul 14.00 Wib siang hari dari bibir pantai Desa Baweoomasio dengan menggunakan perahu dayung. Namun hingga malam hari, Ia tak kunjung pulang. Merasa curiga dan cemas, istri korban Adini Bonawolo dan pihak keluarga lainnya Aoihani Dachi mencoba melaporkan kepada Sekertaris Desa Baweoomasio Fanolo Dachi.

    Setelah mendengar kabar tersebut, sekira pukul 20.00 Wib beberapa warga nelayan Desa Baweoomasio mencoba melakukan pencarian dengan menggunakan perahu robin, namun tidak kunjung ditemukan. Sehingga pada pukul 23.05 Sekdes Baweoomasio mendatangi Polsek Pulau-Pulau batu untuk melaporkan kejadian itu. “Karena sudah larut malam, Kepala Polisi Sektor Pulau-Pulau Batu, Ipda DP Simangunsong menyarankan untuk menghentikan pencarian malam itu dan dilanjutkan besok paginya saja. Sebab, menurutnya demi mengantisipasi timbulnya korban lain.

    Keesokan harinya, Pencarian Sinduhu Dachi terus dilakukan di laut, namun Sinduhu Dachi belum ditemukan. Sementara perahu yang ditumpanginya ditemukan di pantai Lasondre sekira pukul 8 pagi. Dan kemudian perahu tersebut, ditarik ketepi pantai Bawoomasio oleh warga yang melakukan pencarian, ungkap Kapolres Nias Selatan melalui Pimpinan Sementara Paur Subbag Humas, Brigadir Dian Octo Tobing, kamis 3/1/2019, sore tadi.

    Dian Octo menyebutkan, mendapat laporan masyarakat, personil gabungan dari Polsek Pulau-Pulau Batu bersama Koramil 13 Pulau Telo dan Pos Lanal bersama warga segera melakukan pencarian. Dengan dipimpin Kapolsek bersama Koramil dan Danpos Lanal, mereka melakukan penyisiran di perairan seputaran Pulau Telo dan Pulau Lasondre dengan menggunakan sekitar lima belas unit perahu bermesin Robin milik warga.

    Hingga malam, usaha pencarian masih tetap berlangsung. “Saat ini situasi masih terkendali, namun ada keterbatasan sarana dan minimnya alat deteksi cuaca dan beberapa hal lainnya. Untuk itu, dihimbau kepada para warga agar tetap mengutamakan keselamatan jiwa pribadi dalam melakukan pencarian korban,” imbuh Dian Octo. (katanias)

  • Ratusan Petani dan Nelayan Ujung Gunung “Demo” Bupati Tulangbawang?

    Ratusan Petani dan Nelayan Ujung Gunung “Demo” Bupati Tulangbawang?

    Menggala (SL) – Ratusan Petani dan Nelayan asal Tulung Seribu, Kampung Ujung Gunung Udik (UGU) Menggala, ngeluruk serta menduduki Kantor Bupati Tulangbawang mulai dari tanggal 13 hingga 14 September 2018, hari ini. Aksi mereka, sebagai bentuk kekesalan terhadap Bupati Tulangbawang Hj Winarti,  yang terkesan cuek atas permintaan warga untuk memfasilitasi pertemuan antara warga dengan pihak PT. Waskita Karya sebagai Pengelola Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

    Menurut Koordinator Massa Eliyanto mengatakan, tuntutan warga terhadap PT. Waskita agar membuatkan Jembatan Penyebrangan dan jalan khusus bagi petani dan nelayan mendapat respon dari pihak waskita. Tetapi kata Eliyanto pihak waskita sanggup mengakomodir semuanya namun persyaratanya pemkab Tulangbawang diharuskan ikut serta dengan menjadi fasilitator antara warga dengan perusahaan.

    “Waskita sanggup penuhi permintaan kami namun Pemkab harus turut serta sebab nantinya jalan maupun jembatan yang dibuat oleh waskita harus tercatat didalam aset pemerintah,saya sudah kirimkan surat permintan secara resmi namun sampai sekarang belum direspon oleh Bupati tidak jelas apa alasan beliau namun kami sepertinya di cuekin dengan bupati, “keluhnya.

    Menurut Eliyanto, akibat tidak diresponya permintaan tersebut oleh Bupati sampai sekarang tuntutan warga belum direalisasikan oleh Waskita, sehingga seluruh warga merugi lantaran  hasil panen petani dan hasil  ikan para nelayan tidak bisa dipanen.

    Oleh sebab itu, Elian tegaskan akan kembali menggelar aksi pada Senin 17/09 disekretariat Bupati, bahkan jika dakam kurun waktu sebulan Bupati masih saja tidak mengubris permintaan tersebut maka pihaknya akan menyegel kantor Bupati. “Kami akan kembali mengelar aksi dengan massa yang besar, dan jika masih saja tidak ditanggapi maka kantor bupati akan kami segel, “ katanya. (fs/jun)

  • Nelayan Demo Kantor Gubernur Lampung

    Nelayan Demo Kantor Gubernur Lampung

    Massa Nelayan di depan gedung Dprd Lampung

    Bandarlampung (SL)-Puluhan massa aksi, yang tergabung dalam aliansi nelayan indonesia Lampung, kepung kantor DPRD Lampung. Mereka meminta pemerintah melegalkan nelayan cantrang. Aksi dikawal  aparat kepolisian tersebut berlangsung di halaman kantor DPRD Lampung, Selasa (9/1).

    Mereka meminta kepada DPRD Lampung untuk menyalurkan suara rakyat.” Khususnya nelayan lampung, kami minta Pak Gubernur memperhatikan nasib nelayan cantrang provinsi lampung,” kata dia.

    Dia mengaku, jika nelayan cantrang dan dogol ditutup, maka anak-anak mereka tidak dapat sekolah. “Cukup kami yang tidak meneruskan sekolah, anak kami adalah generasi penerus bangsa,” kata dia.

    “Pak Ridho tolong perhatikan nasib kami, nelayan cantrang dan dogol, jangan ditutup. Karena massa depan anak cucu kami ada di nelayan cantrang dogol, gubernur pilihan kami jangan sampai kami salah pilih, tolong pikirkan nasib kami, ”  kata salah satu perwakilan nelayan. (nt/*/hlp)