Jakarta (SL) – Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto meminta koalisi dan tim pemenangannya berkampanye dengan sejuk dan damai. Dia tidak ingin kampanye dinodai dengan saling cemooh membawa nama suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA).
“Kita sepakat tadi pagi melaksanakan kampanye damai, tapi namanya kampanye yang harus kita utarakan adalah kebenaran, fakta. Kita tidak mau SARA,” kata Prabowo saat pidato di ramah tamah Fraksi Gerindra di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Minggu 23 September 2018.
Dia menuturkan, selama ini pihaknya sering dicap membawa isu SARA. Padahal, dia selalu menanamkan jiwa Pancasila.
“Kita telah di-framing bahwa kita ini yang SARA, padahal kita mengerti bahwa kita juga bahkan mungkin lebih Pancasilais dari yang lain lain. Pribadi saya, saya tidak pernah mau menonjolkan,” ucap Prabowo seperti dilansir dari Merdeka.
Mantan Danjen Kopassus itu bercerita, dulu dia pernah punya anak buah nonmuslim. Prajuritnya gugur untuk membela negara. Dari situ dia sangat paham bahwa minoritas ikut memiliki dan mempertahankan bangsa dan negara.
“Sejak saya muda sumpah saya adalah mempertahankan NKRI, berdasarkan Pancasila beserta Undang-Undang Dasar 45. Saya tidak ragu-ragu dalam hati saya, memang saya seorang muslim, tapi saya pernah punya anak buah dari agama lain,” tutur Prabowo.
Oleh karena itu, Prabowo sangat paham dengan keberagaman di negara Indonesia. Semua golongan harus bersatu sesuai Pancasila yang diciptakan para pendiri bangsa.
“Jadi saya yang paling paham bahwa Indonesia memang harus berdiri bersatu, semua agama, semua suku, semua ras semua etnis harus bersatu, harus hidup rukun dan damai,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengatakan, deklarasi kampanye damai di Monas yang dihadiri semua pasangan capres-cawapres, para ketua umum partai politik hingga pendukung, sangatlah penting untuk terselenggaranya pemilu damai.
“Perayaan pesta demokrasi ini kan, lima tahun sekali. Kita perlu pemilu damai, kan yang bersaing kader terbaik Indonesia. Jangan sampai bertengkar,” kata Zulkifli di Monas, Jakarta, Minggu 23 September 2018.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengingatkan, sekeras apapun kontestasi pemilu jangan sampai memicu perpecahan bangsa.
“Jangan sampai bertengkar. Ini kontestasi antarsaudara, teman sendiri, kadar terbaik di Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya, yang terjadi saat ini sudah berjalan dengan baik. Di mana, para capres-cawpres kedua pasangan telah memberikan contoh.
“Seperti Pak Sandi cium tangan Pak Kiyai Ma’ruf. Pak Prabowo pelukan sama Pak Jokowi. Nanti ketemu lagi, pelukan lagi, kan keren,” ucapnya.
Mantan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup ini meminta, para pendukung kedua pasangan capres-cawapres mencontoh para kandidat.
“Relawan jangan kayak mau berantem gitu loh. Saling sapa, kan teman sendiri, banyak-banyak silaturahmi ketemu. Ingat bahwa agenda demokrasi biasa lima tahun sekali,” katanya.
Zulkifli menegaskan, dalam kampanye nanti semua pendukung jangan menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). “Jangan tanya-tanya lagi agama, suku, dan lain-lain terkait SARA,” ujarnya.