Tag: Pariwisata

  • Peserta Pelatihan Jurnalistik Bongkar Post City Tour ke Kampung Vietnam dan Lengkung Langit Dua

    Peserta Pelatihan Jurnalistik Bongkar Post City Tour ke Kampung Vietnam dan Lengkung Langit Dua

    Bandar Lampung (SL) – Peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar “Mewujudkan Jurnalisme Profesional di Era Digital” yang diadakan oleh Harian Bongkar Post Group. Menggelar acara Bandar Lampung City Tour serta kunjungan ke Kampung Vietnam dan Lengkung Langit Dua. Kunjungan ini fasilitas dari Eva Dwiana Walikota Bandar Lampung. Sabtu (23/9/2023)

    Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kadis Parekraf) Kota Bandar Lampung, Ariyawan mengatakan hadirnya media online menjadi salah satu bagian dalam rangka promosi wisata kota Bandar Lampung, ujar Kadisparekraf pada media ini menanggapi kunjungan peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar.

    Ariyawan menambahkan, ke depan media dapat berkolaborasi dengan menyajikan berita tentang keindahan kota serta menjawab berbagai berita negatif menyangkut keamanan maupun kegiatan lain yang berdampak pada kunjungan wisatawan.

    Kemudian, berkembangnya influzer, youtuber, dan media sosial lainnya memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata.

    Menurut Ariyawan, secara umum sejak masa endemi juga setelah melewati masa pandemi, aktivitas pariwisata mulai kembali tumbuh secara perlahan. Hal ini terlihat dari banyaknya kunjungan wisatawan domestik yang melakukan kegiatan di kota Bandar Lampung.

    “Misalnya kegiatan Lampung Hash House Harriers, hadir 2200 orang beserta official dari berbagai daerah di Indonesia pada Agustus. Kemudian, Jambore Nasional Yayasan Jantung Indonesia dan Event Road Tour Kemala yang merupakan agenda nasional di bulan September,” ujar Ariyawan bangga.

    Selain itu, lanjutnya, banyaknya festival musik, tentu semua ini mempengaruhi data kunjungan wisatawan. Kunjungan rutin wisatawan domestik dari beberapa daerah di Sumatera Selatan sebagai dampak adanya jalan tol di Sumatera, walaupun saat ini kenaikan harga tiket tol turut mempengaruhi kunjungan wisatawan.

    “Perkembangan pariwisata jika dilihat dari aspek geografis maka sangat berpotensi untuk dikembangkan wisata alam dan wisata buatan lainnya mengingat Bandar Lampung dikelilingi pantai dan bukit yang indah dengan panorama alam yang sangat menarik,” kata Ariyawan.

    Ariyawan menggambarkan, sebagai ibukota provinsi, Bandar Lampung merupakan kota perdagangan dan jasa yang memiliki banyak peluang untuk dikembangkan menjadi wisata kuliner sebagai pendukung wisata unggulan kota.

    “Artinya, kondisi ini semakin tergambar dengan banyaknya tempat hang out berupa cafe/restaurant maupun hotel yang semakin berkembang. “Tentunya tidak terlepas dari kebijakan pemerintah kota Bandar Lampung yang memberikan kemudahan berusaha dan berinvestasi dengan memudahkan proses birokrasi melalui sistem online,” tambah Ariyawan.

    Ariyawan berharap, Bandar Lampung harus menjadi bagian terdepan dalam pelayanan wisatawan dalam rangka memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi para wisatawan. “Sehingga waktu berkunjung lebih lama tentunya akan berdampak kepada pendapatan bagi kota Bandar Lampung,” pungkas Ariyawan.

    Kampung Vietnam

    Menurut Julida Hasibuan pemilik Kampung Vietnam, penamaan berdasarkan bentang alam seperti suatu tempat di Vietnam. Awalnya untuk kepentingan pribadi, seiring berjalannya waktu Kampung Vietnam dijadikan daerah tujuan wisata.

    Wisata dengan konsep kekinian paduan pemandangan alam yang indah berada di dataran tinggi bisa melihat kota Bandar Lampung dan Perairan Teluk Lampung.

     

    Banyak hal yang bisa dilakukan disini dengan adanya spot foto yang instagramable cocok untuk anak milenial. Beberapa spot andalan seperti Kapal Kaca, Rumah Kaca Diamond serta Playground. Fasilitas lain kantin, mushollah serta parkiran yang luas.

    Bagi yang hobi bernyanyi dan berjoged disediakan live music setiap hari. Waktu terbaik untuk berkunjung pada sore hari.

    Lengkung Langit Dua

    Wisata alam dengan pemandangan yang disuguhkan Lengkung Langit ialah pemandangan langit yang melengkung dan lokasi yang berada di jalan yang menikung. Lengkung Langit menyuguhkan pemandangan daerah Natar, Branti dan Kota Bandar Lampung yang bisa dilihat dari ketinggian 300mdpl. Ini adalah awal mula pemberian nama Lengkung Langit.

    Banyak fasilitas yang bisa dijadikan spot foto favorit, diantaranya Gerbang Bambu Selamat Datang, Ayunan didekat loket, Jembatan Kayu, Saung Bambu, Rumah Pohon, Sarang Burung, Perahu Kaca, Amphitheater, Rumah Hobbit, Kolam Terapi Ikan, Warung Kuliner, dan Café. Mushollah juga tersedia serta parkiran yang aman dan nyaman. (Heny)

  • Sumur Putri Jadi Saksi Keganasan Letusan Krakatau 1883

    Sumur Putri Jadi Saksi Keganasan Letusan Krakatau 1883

    Bandar Lampung (SL) – Desa Wisata Sumur Putri yang berlokasi di Kecamatan Teluk Betung Selatan (TBS), Kota Bandar Lampung, diklaim menjadi salah satu saksi dan bukti sejarah dahsyatnya letusan Gunung Krakatau pada Tahun 1883.

    Saking dahsyatnya, letusan itu membuat gelombang tsunami yang dahsyat pula, akibatnya kapal Belanda De Brow yang kala itu tengah berlayar pun ikut terseret dan terdampar di lokasi yang saat ini menjadi objek wisata unggulan di Kota Bandar Lampung itu.

    Hal tersebut sebagaimana cerita Ketua Ketua Pokdarwis Desa Wisata Sumur Putri, Sugiono kepada sinarlampung.co, Sabtu, 15 Juli 2023.

    “Letusan dahsyat gunung Krakatau pada tahun 1883 mengakibatkan adanya tsunami dan meninggalkan jejaknya di desa wisata alam dan budaya Sumur Putri. Kapal Belanda De Brow pernah terdampar di daerah ini. Beberapa bagian bangkai kapal De Brow bisa kita temui,” ujar Sugiono.

    Menurut Sugiono, pelampung dan besi merupakan sisa bagian bangkai kapal De Brow. Namun sisa puing tersebut telah diangkut dan diamankan di masa Wali Kota Herman HN.

    Fakta mengejutkan lainnya di lokasi wisata tersebut, menurut Sugiono, adalah penemuan satu peti uang logam, perak, dan kuningan tertulis tahun 1824 dan 1825.

    “Pernah waktu itu pas penggalian kolam ikan, ditemukan satu peti uang logam perak dan kuningan tertulis tahun 1824 dan 1825,” ujarnya.

    Lebih jauh Sugiono menjelaskan, Sumur Putri merupakan wisata yang terbentuk secara alami dan sudah ada jauh sebelum desa wisata berdiri. Sementara, desa wisata terbentuk pada tahun 2015 lalu.

    Paling unik dari Sumur Putri menurut Sugiono adalah airnya yang tak pernah kering dan dipercaya memiliki khasiat luar biasa bagi pengobatan.

    “Khasiat sumur putri bisa mengobati orang yang sedang sakit secara spontan. Bahkan waktu saya SD ada orang yang gak bisa jalan berobat menggunakan air ini kemudian langsung bisa jalan,” kenang Sugi.

    Di sisi lain, Sumur Putri merupakan objek wisata bernuansa alam di Bandar Lampung yang cocok untuk berphoto ria dan nyaman untuk beristirahat.

    “Waktu berkunjung ke sini tidak ada batasan. Wisatawan bisa setiap waktu berkunjung ke sini (Sumur Putri, red),” ujar pria yang hobi traveling ini.

    Sugi berharap, di lokasi wisata tersebut agar ada penambahan wahana permainan alam, seperti permainan dan outbound, supaya Sumur Putri semakin diminati pengunjung.

    “Dampaknya bisa menambah masukan ekonomi warga karena bisa usaha di wilayah wisata ini,” pungkas Sugi.

    Diketahui, desa wisata alam dan budaya Sumur Putri berlokasi di tiga kelurahan yaitu Sumur Putri, Sukarame 2, dan Negeri Ologading.

    Dikutip dari buku cerita Legenda Sumur Putri. Cerita ini berkisah tentang Putri Raja yang bertapa di sebuah tempat di dekat Kali Akar, Bandarlampung. Entah beberapa lama dalam pertapaan itu Putri Raja menghilang.

    Lalu, di tempat pertapaan Putri Raja itu muncul sumber air. Sumber air itu kini menjadi sebuah sumur yang dikenal dengan Sumur Putri. Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari legenda itu, antara lain rasa persaudaraan, sabar, dan cinta lingkungan. (Heny)

  • Sentra Ikan Teri Pulau Pasaran, Tempat Wisata Sekaligus Belajar

    Sentra Ikan Teri Pulau Pasaran, Tempat Wisata Sekaligus Belajar

    Bandar Lampung (SL) – Destinasi Wisata umumnya dimanfaatkan sebagai tempat berekreasi atau sekedar untuk mengisi waktu luang saat libur. Namun beda halnya dengan lokawisata yang berada di wilayah Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung, bernama Desa Wisata Sentra Ikan Teri Pulau Pasaran.

    Di lokasi wisata tersebut, para wisatawan bisa mendapatkan pengalaman dan belajar cara pengolahan ikan teri dari warga sekitar, selain menikmati destinasi wisata lainnya di sana.

    Seperti penjelasan Ketua Desa Wisata Toto Heriyanto, bahwa Desa Wisata Sentra Ikan Teri menjadi wisata unggulan warga Pulau Pasaran.

    Selain bisa melihat proses pengolahan ikan teri secara langsung, wisatawan juga bisa menikmati beberapa wahana lainnya, seperti Pemancingan, wisata keramba kerang hijau, dan wisata mangrove.

    “Wisata edukasi pengolahan ikan teri membawa kita belajar tentang teknik pengolahan. Wisatawan juga bisa membawa oleh-oleh hasil olahannya,” tutur Toto.

    Lebih jauh, Toto menjelaskan, Pulau Pasaran menjadi sentra pengolahan ikan teri sejak 2011. Sementara, pemasaran Produk hasil olahan telah menjangkau Jakarta, Karawang, Medan, Pekanbaru, dan Padang.

    Meski demikian, para warga pengolah ikan teri masih terkendala bahan baku karena harganya yang tidak stabil dan kurangnya modal.

    “Kendala kami pada bahan baku yang tidak stabil, cuaca yang kurang bersahabat saat musim hujan, dan permodalan untuk menampung hasil olahan,” keluh Toto.

    Selain itu, persoalan lainnya adalah terkait akses menuju Pulau Pasaran yang terbilang masih buruk. Sehingga warga berharap agar diperbaiki, mengingat infrastruktur sangat berpengaruh terhadap roda perekonomian di Pulau Pasaran.

    “Ya kalau infrastrukturnya diperbaiki pasti dampaknya ke ekonomi. Jelas kalau akses ke sini bagus penghasilan warga pun bisa bertambah,” pungkas Toto.

    Diketahui, Pulau Pasaran adalah sebuah pulau yang secara administratif berada di Lingkungan II Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung. (Heny)

  • Sisi Unik Hutan Kera, Punya Fasilitas Bekas Jepang dan Belanda 

    Sisi Unik Hutan Kera, Punya Fasilitas Bekas Jepang dan Belanda 

    Bandar Lampung (SL) – Satu lagi destinasi wisata di Lampung yang perlu diketahui dan cocok untuk dikunjungi, yakni Taman Wisata Hutan Kera (TWHK) Bandar Lampung.

    Wisata Fauna tersebut berada di Kota Bandar Lampung tepatnya di Jalan Dr. Ciptomangunkusumo, Sumur Batu, Kecamatan Teluk Betung Utara.

    Meski kalah populer dibanding taman wisata lainnya, Hutan Kera memiliki daya tarik dan keunikan sendiri yang jarang diketahui orang.

    Selain menyuguhkan suasana hutan yang berbeda, destinasi wisata satu ini ternyata memiliki nilai sejarah. Bahkan ada beberapa sarana dan prasarana di sana yang dipercaya bekas peninggalan penjajahan jepang dan belanda.

    Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Wisata Hutan Kera (TWHK) Lampung, Abu Mansur menceritakan sedikit tentang sejarah Hutan Kera.

    Menurut Mansur, asal usul nama “Hutan Kera” diambil dari jenis hewan yang menjadi ciri khas dari wisata itu sendiri, yakni primata berjenis kera (Macaca Fascicularis) atau monyet ekor panjang.

    Pada tahun 1993 lalu, seorang warga melepas satu ekor kera di kawasan hutan tersebut. Lalu seorang warga Teluk Betung kemudian melepas satu ekor lagi. Seiring berjalannya waktu, jumlah kera di kawasan hutan tersebut bertambah hingga 200 ekor hingga saat ini.

    “Kera di sini rata-rata sudah jinak asal tidak mengagetkan kera bersahabat dengan semua pengunjung. Kita bisa langsung interaksi memberi makan,” kata Mansur kepada sinarlampung.co, Jumat 14 Juli 2023.

    Mansur menambahkan, waktu terbaik untuk mengunjungi wisata yang memiliki luas 3 hektar itu adalah sepanjang hari (pagi-sore, red).

    Punya Bunker Sumber Mata Air Peninggalan Belanda dan Goa Jepang

    Bunker sumber mata air dan sebuah goa di wisata Taman Hutan Kera menjadi wahana yang bisa dikunjungi para wisatawan karena nilai sejarahnya.

    Dua aset tersebut dipercaya menjadi bukti jejak penjajahan Jepang dan Belanda di Lampung pada masa lalu.

    Dijelaskan Mansur, bahwa Bunker sumber mata air itu dulunya dipakai untuk mengisi lokomotif dari gudang agen Teluk Betung di zaman penjajahan Belanda. Uniknya, sampai saat ini Bunker tersebut masih bertahan dan berfungsi sampai sekarang.

    “Mata airnya bersih mengalir selama 24 jam dengan tiga jalur. Saat ini bunker dikunci untuk menjaga sumber air tetap bersih,” ujar Mansur.

    Selanjutnya, sebuah gua di lokasi wisata yang merupakan bekas peninggalan penjajahan Jepang. Gua ini memiliki panjang sekitar 3 km, dari Taman Wisata Hutan Kera sampai Ketapang Kuala, Panjang, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung.

    Menurut Mansur, di masa penjajahan, goa ini dipergunakan tentara Jepang untuk melarikan ke Pelabuhan Panjang bila terjadi sesuatu.

    “Waktu saya kecil sering juga masuk sejauh 20-30 meter ke dalam gua Jepang sekarang gak ada lagi yang berani karena takut ada ular dan hewan berbahaya lainnya,” ucap pria asli Gunung Sugih itu.

    Dibalik keunikannya, diakui Mansur wisata yang berdiri sejak 1995 itu, perlu peningkatan dan perhatian, terlebih soal sarana dan prasarana yang masih sangat terbatas.

    “Di sini baru ada dua rumah pohon. Masih perlu bantuan dana untuk menambah fasilitas seperti tempat duduk di bawah pohon, gazebo, dan perbaikan toilet serta fasilitas lainnya,” pungkas Mansur. (Heny)

  • Museum Lampung Butuh Pengunjung

    Museum Lampung Butuh Pengunjung

    Bandar Lampung (SL) – Para penggiat dan pecinta museum sangat ingin museum di Lampung ramai pengunjung. Karena aspek ini dipercaya menjadi tolak ukur eksistensi museum di masa depan. Untuk mewujudkan hal tersebut, berbagai upaya pun dilakukan.

    Kepala Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai, Budi Supriyanto mengatakan, upaya pelestarian museum bertumpu pada pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang sejarah dan budaya.

    Menurut Budi, salah satu upaya yang saat ini sedang dilakukan adalah program publik. Di mana dalam perjalanannya program ini perlu keterlibatan masyarakat.

    Diharapkan, program ini bisa menumbuhkan pemahaman masyarakat terhadap museum, meningkatnya jumlah pengunjung, dan aspek penting lainnya.

    “Sehingga dapat menumbuhkan pemahaman masyarakat terhadap museum, menarik pengunjung dan mendorong pengunjung untuk berkunjung kembali ke museum,” kata Budi kepada sinarlampung.co, Rabu 12 Juli 2023.

    Dalam program ini, masyarakat dilibatkan langsung dalam beberapa kegiatan yang telah disiapkan. Adapun kegiatan yang dilakukan, antara lain, belajar bersama di museum, belajar konservasi di museum, lomba cerdas cermat kebudayaan dan permuseuman, lomba rias pengantin tradisional, lomba vlog “Ayo Belajar di Museum”.

    “Kami juga melakukan Museum Keliling ke kecamatan di kabupaten/kota provinsi Lampung untuk memberikan sosialisasi tentang aktivitas dan apa saja yang dapat masyarakat jumpai di museum serta menyelenggarakan pameran mini di lokasi penyelenggaraan museum keliling,” tambah Budi.

    “Hal ini merupakan upaya kita untuk jemput bola. Menyampaikan informasi tentang museum kepada masyarakat,” ungkap Budi.

    Budi juga menambahkan, selain menarik minat pengunjung, pihaknya fokus pada peningkatan pemanfaatan informasi sejarah dan kebudayaan yang ada di museum oleh masyarakat.

    “Artinya disamping jumlah pengunjung yang meningkat, harapannya informasi yang kami sajikan dan sampaikan kepada masyarakat dapat dimanfaatkan,” kata Budi lagi.

    Menurut hematnya, ketika masyarakat sudah tahu dan paham, rasa cinta akan sejarah dan budaya akan tumbuh dengan sendirinya. Hal inilah yang menjadi hakikat melestarikan sejarah dan kebudayaan.

    “Museum berbeda dengan tempat wisata pada umumnya karena isi yang dapat diakses di museum adalah informasi tentang sejarah dan kebudayaan. Jadi kami berharap dapat menjadi tempat wisata yang edukatif kultural namun juga menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar sejarah dan kebudayaan,” harap Budi.

    Budi pun mengajak semua pihak untuk bahu membahu memanfaatkan museum sebagai sumber informasi sejarah dan kebudayaan yang didasari pada benda warisan budaya.

    “Mari kita sama-sama manfaatkan museum sebagai salah satu sumber informasi sejarah dan kebudayaan yang didasarkan pada benda warisan budaya,” pungkas Budi.

    Diketahui, koleksi master piece Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai diantaranya lava bom gunung Krakatau, bejana perunggu, tapis benang perak, kain inuh tenun ikat, dan lamban persegi. (Heny)

  • Krui Pro 2023 Diyakini Punya Multi Efek Untuk Indonesia

    Krui Pro 2023 Diyakini Punya Multi Efek Untuk Indonesia

    Pesisir Barat (SL)-Kepala Dinas Komunikasi, Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfotiksan) Kabupaten Pesisir Barat, Suryadi meyakini perhelatan Krui Pro 2023 memiliki multi efek bagi seluruh Indonesia.

    Karena baginya Krui Pro bisa menjadi akses membangkitkan berbagai macam sektor fundamental pembangunan di Indonesia, baik dari sektor kepariwisataan, ekonomi kreatif, olahraga dan lainnya.

    Artinya, Krui Pro memiliki manfaat sangat besar tidak hanya dirasakan masyarakat Pesisir Barat saja, namun juga masyarakat seluruh Indonesia.

    Suryadi menjelaskan, Krui Pro merupakan salah satu kompetisi surfing tingkat internasional di bawah koordinasi WSL (World Surf League).

    Awalnya event ini dikhususkan bagi para peselancar zona Asia Ocenia saja. Tetapi karena antusias dan minat para peselancar dunia tinggi, akhirnya Krui Pro terbuka untuk seluruh belahan dunia.

    “Tentu dengan helatan Krui Pro 2023 ini Diskominfo Pesisir Barat berharap dapat membuka mata dunia khususnya pemerintah pusat,” Jumat, 16 Juni 2023.

    Suryadi berharap, melalui Krui Pro ini Pemkab Pesisir Barat dapat berperan serta mendukung pemerintah pusat mewujudkan program Indonesia Bangkit.

    Dia pun menjamin Pemkab Pesisir Barat terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

    “Tentu akan semaksimal mungkin merencanakan Krui Pro kembali digelar pada tahun 2024. Diiringi dengan peningkatan grade dari level QS menjadi callengger bahkan Championship Tour yang  tidak bisa dilepaskan dari campur tangan berbagai pihak untuk mendukungnya baik pihak pemerintah pusat maupun provinsi,” pungkas Suryadi. (Heny)

  • Bernuansa Kolonial, Dapur Putih Heritage Punya Beragam Kuliner Terbaik dan Menu Spesial

    Bernuansa Kolonial, Dapur Putih Heritage Punya Beragam Kuliner Terbaik dan Menu Spesial

    Kota Metro (SL)-Cafe Dapur Putih Heritage hadirkan wajah baru pasca pandemi. Usaha warisan keluarga ini, dikonsep sedemikian rupa untuk menunjukkan jati diri sebagai cafe bernuansa kolonial dengan tampilan modern dan menu yang disediakan pun beragam.

    Sesuai namanya, Cafe yang berlokasi di jalan Mr. Gele Harun no 16 Kota Metro ini, memiliki visual berwarna putih yang dilengkapi berbagai sarana untuk menikmati suasana.

    Owner Paksi Adhubangga mengatakan, cafe yang dikelolanya merupakan usaha warisan keluarga yang sudah berdiri sejak 2015 lalu. Menurutnya, sejak awal pendirian, Dapur Putih
    diyakini menjadi cafe pertama di Kota Metro yang memiliki tampilan modern.

    “Jadi Dapur putih itu sudah berjalan hampir sepuluh tahun. Dulu mungkin Cafe pertama di kota Metro konsepnya yang modern. Karena seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman dan persaingan yang ketat, setelah Covid kita mengadakan renovasi mulai Januari 2022 kemarin,” ujarnya saat Grand Opening. Minggu, 16 Oktober 2022.

    Owner Dapur Putih, Paksi Adhubangga bersama keluarga besar.

     

    Paksi melanjutkan, dengan bangunan yang ada dirinya bersama rekan yang ia juluki sebagai “Brother Project” berdiskusi merancang konsep terbaru Dapur Putih kedepannya.

    “Dibantu mas Tibi dan mas Midi, kita rancang konsep Dapur Putih. Dan memang cocoknya Kolonial, bukan modern, Klasik, american atau lain sebagainya. Kita juga tambahkan sisi gardennya untuk cafe kita” tuturnya.

    Setelah konsep kolonial disepakati, cafe mulai direnovasi kurang lebih selama sepuluh bulan yakni mulai Januari 2022 lalu. Usai pengerjaan, akhirnya Dapur Putih hadir di Metro dengan tambahan “Heritage” di belakangnya.

    Sementara itu untuk suguhan menu, Paksi menyebut, dengan wajah barunya saat ini dapur putih menambah lebih banyak aneka varian makanan dan minuman jika dibanding pra-renovasi, mulai tradisional bahkan sajian kuliner internasional.

    “Untuk menu tentu lebih banyak dari yang dulu disamping tempat yang kita tawarkan ini baru. Kita juga menambah khasanah menu baik dari nusantara hingga eropa,” tambahnya lagi.

    Di sesi ke dua ini, Dapur Putih memiliki Garlic Beef Matah sebagai menu spesial dan andalan. Hal menarik dari kuliner yang satu ini adalah belum terdapat di cafe-cafe serupa khususnya di wilayah Metro.

    “Garlic Beef Matah itu nikmat rasanya. Harga pun bersaing. Selain itu, menu favorit yang dari dulu populer di Dapur Putih, yaitu Ayam Cobek, nasi bakar dan lainnya. Ini memang menu andalan yang dari dulu punya daya beli yang tinggi di kalangan costumer,” ujar dia.

    Perlu diketahui, Garlic Beef Matah adalah sebuah hidangan dengan sajian daging sapi dipadukan dengan bumbu bawang, nasi butter dan Sambal Matah khas Bali.

    Garlic Beef Matah, salah satu menu spesial Dapur Putih Heritage.

     

    Istri Paksi, Anindita Dina Meitasari Soeradi menambahkan, filosofi cafe bergaya kolonial tersebut adalah bermula dari kesederhanaan, keikhlasan, rasa syukur kepada Tuhan YME.

    “Nama Dapur Putih memang nama yang sudah ditetapkan sejak awal pendirian. kemudian ada penambahan Heritage yang bermakna warisan. Artinya kami mewarisi usaha yang lama. Dari dulu memang di sini ada Lokal Caffe namun kita suport di menunya. Kita lebur dan reborn jadi satu. Kalau secara brand tetap Dapur Putih Heritage,” ujarnya.

    Dia berharap, keberadaan cafe kolonial dengan wajah yang baru tersebut, dapat bermanfaat dan memuaskan masyarakat sekitar. Terlebih dapat berpartisipasi dalam mewujudkan Metro sebagai Kota wisata sebagaimana program pemerintah setempat.

    “Mudah-mudah kehadiran Dapur Putih dapat bermanfaat bagi semuanya, baik keluarga terutama saya selaku owner dan teman-teman yang ada di Kota Metro pada umumnya,” tutup Paksi.

    Sementara itu, Wali Kota Wahdi Siradjuddin saat menghadiri Grand Opening menyambut gembira atas kehadiran Dapur Putih Haritage di Kota Metro. Menurutnya, hal ini merupakan referensi kepedulian masyarakat untuk mengembangkan usaha di bidang ekonomi.

    “Saya atas nama pribadi dan mewakili pemkot Metro menyambut baik. Tentu ini tidak lepas dari nilai-nilai sejarah. Maka pantas sekali saya kira mulai hari ini Dapur Putih Heritage menjadi wahana masyarakat,” pungkas Wahdi.

    Aneka Varian Menu Dapur Putih Heritage

    Menu-menu yang ditawarkan Dapur Putih Heritage sangat banyak dan beragam yang terdiri dari beberapa kategori, diantaranya :

    1. Appertaze (Makanan Pembuka)
    2. Brunch (Sarapan Siang)
    3. Pasta
    4. Snack (Camilan)
    5. International Course (Makanan Luar Negeri)
    6. Tradisional Course (Makanan Tradisional)
    7. Dessert (Hidangan Penutup)
    8. Mocktails (Minuman Segar)
    9. Coffe (Kopi)
    10. Non Coffe
    11. Menu Favorit Lainnya

    Untuk mengakses daftar atau varian menu tersebut, pengunjung/costumer dapat menscan Qr Code yang sudah tersedia di sana menggunakan smartphone.

    (Red)

  • Sumatra Barat Jadi Pusat Kunjungan Wisatawan

    Sumatra Barat Jadi Pusat Kunjungan Wisatawan

    Kototuo Pariangan (SL) – Sejumlah objek wisata di Provinsi Sumatera Barat menjadi kunjungan wisatawan lokal, nusantara, dan wisatawan mancanegara di Hari Raya Idul Fitri 1439 H tahun 2018 ini.

    Desa Koto Tuo Pariangan di Kabupaten Tanah Datar yang merupakan 10 Desa Terindah di Dunia, dan Istana Pagaruyung di Kota Batusangkar Kabupaten Tanah Datar menjadi center of interest kunjungan jutaan wisatawan yang hingga hari ini Minggu (17/6/2018) masih terus mengalir berdatangan ke daerah tujuan wisata (DTW) tersebut.

    Di kawasan Istana Bundo Kanduang itu terjadi kepadatan lalu lintas kendaraan namun tidak macet berlama-lama. Para wisatawan menikmati kemacetan sesaat di jalan raya dan tidak mengeluh. Macet sesaat adalah bagian dari nikmat wisata di Sumbar yang dibalut udara dingin nan sejuk.

    Panorama alam yang bertofografi bukit dan lembah dan menjulang Gunung Merapi dan Singgalang serta Gunung Talang yang menakjubkan ini membuat jutaan wisatawan menikmati perjalanan yang mengesankan.

    Di Desa Koto Tuo Pariangan Kabupaten Tanah Datar-Desa Terindah di Dunia ini (masuk 10 Besar Desa Terindah di Dunia, red) jalan masuk ke desa ini semula cukup sempit, kini sebagian sudah diperlebar aspal hotmix. Sehingga kendaraan mobil turis bisa berpapasan bila masuk ke desa yang memesona ini.

    Datang ke desa terindah di dunia ini dianjurkan pagi hari atau siang hari paling lama, agar bisa puas menikmati panorama alamnya yang sejuk dan dingin yang tak jauh dari kaki Gunung Merapi.

    Menurut cerita orang di kampung ini, Desa Koto Tuo Pariangan dulunya sering didatangi turis asing dan turis asing ini kagum dengan bentang alam (landscape) kampung ini yang sangat indah. Sehingga turis asing itu di luar negeri sering menyebut nama Desa Koto Tuo Pariangan sebagai desa yang amat indah mengalahkan desa-desa di Eropah dan Amerika Serikat dan daerah lain.

    Terdapat gugusan bebukitan yang berlapis-lapis di kejauhan. Sawah yang membentang dari atas bukit turun ke ceruk lembah, indah nian. Kata orang rugi bila ke Sumbar tidak berkunjung ke Desa Terindah di Dunia ini.

    Di Desa Koto Tuo Pariangan ini ada homestay dan penginapan sebagai akomodasi pariwisata bagi wisatawan yang ingin menginap. Banyak objek lain di desa ini yang bisa dilihat termasuk arsitektur rumah adat Bagonjong Minangkabau yang dulunya banyak dikunjungi dan dinikmati para turis asing. Bahkan ceritanya, para turis bermalam-malam tidur di kampung ini menikmati indahnya Desa Koto Tuo Pariangan.

    Hampir semua kawasan objek wisata, macet lalu lintas kendaraannya. Kendati demikian kendaraan tetap bergerak merayap berjalan perlahan di udara sejuk dan dingin. Cuaca sangat cerah bersahabat. Namun turun hujan Minggu petang (17/6/2018) sekitar pukul 15.30 hingga 17.00 WIB di kawasan air terjun Lembah Anai Padang Panjang.

    Pengunjung yang ingin mandi di air terjun Lembah Anai akhirnya urung mandi karena hujan petang harinya disertai kucuran air terjunnya yang keruh. Biasanya kalau tak hujan airnya sangat jernih. (DI/Azf)

  • Asati Jadi Guide Wisatawan Asal Pattani Thailand

    Asati Jadi Guide Wisatawan Asal Pattani Thailand

    Rombongan Wisatawan Asal Pattani Thailand Menggandeng Assosiasi Sales Travel Indonesia (Asati) Menikmati Indahnya Danau Toba, Kamis (15/3/18)

    Medan (SL) – Rombongan wisatawan asal Pattani Thailand menggandeng Assosiasi Sales Travel Indonesia (Asati) untuk menikmati keindahan Danau Toba, Sumatera Utara.

    Kunjungan wisatawan asal Thailand ini berlangsung sejak 15-19 Maret 2018 ini, juga mendukung penuh percepatan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

    “Asati siap mendukung penuh setiap gebrakan bapak Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk percepatan wisatawan mancanegara ke Indonesia,” tegas Sekjen DPP Asati Arlan Dikusnata di sela penyambutan rombongan wisatawan asal Pattani Thailand di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Kuala Namu Deliserdang, Kamis (15/3/2018).

    Arlan menambahkan, Asati siap bersinergi dengan semua asosiasi pariwisata yang ada demi kemajuan industri pariwisata di tanah air.

    “Selama ini lebih kepada wisatawan Malaysia, Thailand dan Singapura. Khusus Thailand sudah kita handle sejak tiga tahun yang lalu dan rombongan ini merupakan kedatangan perdana di tahun 2018,” papar Arlan yang juga Direktur PT Mitra Tour Padang.

    Ditambahkannya, pihaknya menargetkan tamu tamu muslim Thailand ke Indonesia sekitar 600-900 orang pada tahun 2018 ini.

    Rombongan wisatawan asal Thailand yang tergabung dalam Mid Group Monspace Thailand dipimpin oleh Mr Dolhalem menggunakan Maria Travel yang langsung dipimpin Wan Yusuf dari Pattani. Wan Yusuf yang juga Direktur Maria Travel menjelaskan selain ke destinasi menarik dan terkenal di Sumut mereka juga akan mengunjungi obyek wisata di ibukota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali dan Lombok.

    “Saat ini rombongan masih berada di Danau Toba dan besok akan kembali ke negaranya. Selama berada di Sumatera Utara, mereka terlihat sangat senang dan menikmati perjalanannya,” ungkap Arlan seraya mengatakan pihak ASATI siap bersinergi dengan Forum Wartawan Pariwisata Indonesia (Forwata) untuk mempromosikan setiap event ASATI.

    Selain Sekjen DPP Asati, rombongan wisatawan Thailand disambut oleh Ketua DPD Asati Sumut Rapelta Ginting yang juga Direktur PT Bintan Liburan Wisata, serta Sekretaris DPD Asati Sumut Andriansyah dari PT Aulia Salam Sejaktera Tour and Travel serta pemandu wisata Rahmat Hafipudin dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).

    Pihak Asati mengenakan ulos kepada rombongan wisatawan sebagai ungkapan selamat datang dan semoga berbahagia selama di ibukota Sumatera Utara. Pada bulan April dan Agustus akan menyusul lagi wisatawan dari Thailand. “Mereka sudah booking ke Medan,” ujar Arlan.

    Sebelum ini, Asati telah banyak berkiprah di dalam dan luar negeri mempromosikan industri pariwisata Indonesia. Berbagai kegiatan yang telah diikuti Asati antara lain ekspo terbesar “Central European Tourism Trade Fair” di negara Cheko 15-18 februari 2018, Muscat Festival di Oman pada 17 Januari-10 Februari 2018, talk show “Halal Membawa Pesona” di Palembang yang diikuti juga peserta dari Malaysia dan Thailand bersinerji dengan Kadin Indonesia.

    “Untuk membantu program bapak presiden dan menteri terkait Indonesi Halal Destination for tourism. Adapun di Oman, dalam rangka mempromosikan interntional halal tourism guna mendorong kunjungan turis dari Timur tengah,” urai Arlan.

    Kegiatan lainnya di tanah air menggelar famtrip ke Bangka Belitung bekerjasama dengan Pemkab serta pelaku pariwisata Bangka. Famtrip diikuti oleh travel agent Singapura bersama media pariwisata Singapore dan Malaysia. Juga ikut dalam famtrip travel agent dari Yogyakarta dan Bandung. (rls)

  • PWI : HPN 2018 Terlaksana Dengan Sukses

    PWI : HPN 2018 Terlaksana Dengan Sukses

    Pertemuan Pemprov Sumbar, Pariwisata, dan PWI

    Padang (SL) – HPN 2018 dinilai sangat sukses pelaksanaannya oleh PWI Pusat dan berbagai komentar lainnya dari seantero tanah air. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri oleh masyarakat Sumbar dimanapun berada.

    Sukses HPN 2018 bukan hanya terbatas pada saat penyelenggaraan saja, namun berbagai komitmen dari Kementerian Pasca HPN 2018 telah menjadi berkah yang luar biasa untuk pembangunan Sumatera Barat.

    “Lebih dari 42 program dari kementerian yang akan segera dilaksanakan. Antara lain revitalisasi Seribu Rumah Gadang, penataan kawasan desa terindah di dunia di Pariangan Tanah Datar, jalan tol, pengembangan wisata di Mentawai, kereta api bandara dan lain-lain adalah berkah nyata yang dapat kita rasakan sekarang. Sekarang, tinggal lagi kita memfollow up janji pemerintah pusat kepada kita untuk segera direalisasikan.

    Pertemuan Pemprov Sumbar, Pariwisata, dan PWI

    Kalau dihitung-hitung, program dari kementerian dan BUMN itu berjumlah Triliunan. Bersyukur kita, karena HPN 2018 membawa berkah yang tak terhingga untuk Sumatera Barat” ungkap Irwan Prayitno Gubernur Sumbar saat bertemu dengan Muhammad Ihsan, Nurjaman dari PWI Pusat dan beberapa pengurus PWI Sumbar di salah satu restoran terkenal kota Padang, Rabu 14 Maret 2018.

    PWI Pusat mengutus Ihsan dan Nurjaman ke Padang dalam rangka mengirimkan hasil FGD selama HPN 2018 berlangsung di Sumbar. Hasil FGD ini merupakan komitmen beberapa kementerian untuk mempercepat pengembangan kepariwisataan di Sumbar. Hasil FGD ini juga merupakan komitmen PWI Pusat mengawal berbagai kepentingan Sumbar selama HPN 2018 berlangsung.

    Hasil FGD Selama HPN 2018 Berlangsung di Sumbar

    Turut hadir dalam pertemuan tersebut pengurus PWI Sumbar, Kadis Pariwisata Oni Yulfian, Kepala Badan Litbang Reti Wafda, Ka Biro Humas Jasman.

    Diujung acara, PWI Pusat menyerahkan secara langsung hasil FGD tersebut kepada Gubernur dan Gubernur langsung memerintahkan kepada SKPD yang hadir untuk segera memfollow up nya.