Tag: Pasien Bersalin

  • Belum Bayar, Pasien Miskin Bersalin “Tertahan”  di Abdoel Moloek

    Belum Bayar, Pasien Miskin Bersalin “Tertahan” di Abdoel Moloek

    Indarti bersama bayinya di RSUD AM

    Bandarlampung (SL)-Pasien melahirkan  “tertahan” di RSUD Abdul Moeloek Bandarlampung, Karena belum mampu melunasi biaya persalinan. Total biaya yang harus dilunasi hingga sore ini sudah mencapai RP10 an juta lebih, padahal awalnya hanya RP7 juta, untuk biaya perawatan ibu dan anak. Dia dirawat sejak Jumat lalu.

    Indarti (39), warga Kelurahan Gapura, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) adalah pasien yang mendadak masuk ruang bersalin di RSUAM. Saat itu, DIA dan suaminya sedang mengunjungi kerabatnya di salah satu RS swasta di Bandarlampung.

    “Saya sudah mau pulang dihari Minggu, tapi belum boleh karena belum bayar. Sementara jaminan berharga juga tidak ada. BPJS karena baru jadi belum berlaku,” kata Indarti, yang mengaku hampir sepekan di sana, dan otomatis terus bertambah.

    Indarti dan suaminya Herik, sudah minta keringanan, dan berjanji akan melunasi dengan cara mencicil, karena keterbatasan ekonomi. “Kami mau dibawa ke RSUD Abdoel Moeloek, kan RS pemerintah pasti lebih murah ” katanya.

    Menurut Indarti, alasan RSUDAM menahan dia dan bayinya karena tidak dapat melunasi pembiayaan selama proses persalinan hingga saat ini. “Sebenarnya, saya sudah ingin pulang dari hari Minggu kemarin. Tapi pihak rumah sakit tidak mengizinkan. Alasannya karena kami belum melunasi bayaran,” kata Indarti kepada wartawan, Kamis (09/11/2017).

    Indarti menambahkan, hingga kini biaya perawatan dirumah sakit terus membengkak hingga hampir Rp9 juta. “Kalau saya pulang dari hari Minggu lalu, pasti gak semahal ini. Sekarang sudah sembilan juta, besok mungkin sudah sepuluh ” katanya  menahan linang air mata.

    Nota yang harus dilunasi pasien

    Dia mengatakan, bukannya tidak ingin membayar, tetapi Indarti dan Herik mengharapkan keringanan dari pihak rumah sakit. “Kita mau bayar, tapi sekarang saya cuma ada dana Rp1 juta. Maksud saya, sisanya saya cicil,” katanya.

    Namun, pihak rumah sakit tidak bisa mengeluarkan begitu saja tanpa jaminan minimal berupa surat-surat berharga. “Saya tidak punya surat berharga. Rumah masih mengontrak. Pekerjaan saya dan suami saya hanya pedagang emperan,” ungkapnya.

    Indarti kini masih dirawat di Ruang Delima Kelas I C RSUDAM Provinsi Lampung.  Dia mulai masuk pada Jumat (03/11) lalu, sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

    Pasien mengaku tidak tahu menahu tentang ruangan kelas I yang ia tempati saat ini. “Waktu itu yang ngurus masuk sini ayuk saya. Dan katanya sementara, karena kelas tiga penuh,” ujarnya.

    Proses kelahiran Indarti tersebut tidak diduga-duga. Karena perkiraannya pasien ini akan lahiran tanggal 15 November ini. “Tahu-tahu saya kontraksi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit,” katanya. (mat/nt/jun)

  • FMTL Patungan Lunasi Tagihan Pasien Bersalin Tertahan di ABdoel Moeloek

    FMTL Patungan Lunasi Tagihan Pasien Bersalin Tertahan di ABdoel Moeloek

    Indarti diruang delima rsuad abdoel moeloek

    Bandarlampung (SL)-Pengurus dan anggota simpatisan Forum Masyarakat Transparansi Lampung (FMTL) patungan untuk membantu pelunasan biaya persalinan Indarti (39). Warga Kabupaten Lampung Utara yang tertahan karena tak mampu melunasi biaya persalinan di RSUD Abdul Moeloek.

    “Alhamdullilah, secara spontan, karena mendengar kabar itu, kami langsung sum-suman untuk membantunya meringankan pasien, agar tak semakin bertambah biaya yang harus dikeluarkannya,” kata Hary Kohar Kamis malam (9/11/2017).

    Menurut Hari Kohar, malam ini juga, Pak Kasim, mewaliki FMTL, mendatangi rumah sakit, dan menyerahkan dana yang dibutuhkan Indarti.

    FMTL berharap Indarti dan keluarga dapat kembali ke rumahnya sesegera mungkin di Kelurahan Gapura, Kecamatan Kotabumi. “Kami hanya membantu sekedarnya saja sebagai wujud kepedulian kami terhadap masyarakat bawah,” ujar Pak Kasim.

    Hary Kohar dan kawan-kawan yang tergabung dalam FMTL terketuk hati untuk membantu Indarti dan keluarganya. Tak usah mempermasalahkan penyebabnya. Dia yakin pihak rumah sakit punya standar pelayanan dan administrasi.

    Pasien juga pasti ingin menyelesaikannya.Apalagi ini, katanya, melahirkan bayi yang notabene amanah Alloh SWT.

    Hary Kohar yakin Indarti dan suaminya ingin memberikan yang terbaik buat anaknya. Karena kelahirannya tanpa diduga serta mengira biaya RS milik pemerintah murah, mereka akhirnya RSUAD.

    Sebelumnya, Indarti tidak mengira bakal melahirkan di RSUAM. Dia dan suaminya, Herik, datang ke Kota Bandarlampung untuk mengunjungi kerabatnya yang sakit di salah satu RS swasta di Bandarlampung. Apa hendak dikata, perutnya mengalami kontraksi dan akhirnya melahirkan di RSUAD.

    “Saya sudah mau pulang dihari Minggu, tapi belum boleh karena belum bayar. Sementara jaminan berharga juga tidak ada. BPJS karena baru jadi belum berlaku,” kata Indarti  yang mengaku hampir sepekan di sana.

    Karena tertahan, tagihan bertambah dari Rp7 juta jadi Rp10 juta. Dia dan suaminya sudah minta keringanan dan berjanji akan melunasi dengan cara mencicil, karena keterbatasan ekonomi. “Kita mau bayar, tapi sekarang saya cuma ada dana Rp1 juta. Maksud saya, sisanya saya cicil,” katanya.

    Petugas ruang delima setelah hampir tiga puluh menit saling lempar, dan akhir menyatakan silahkan urus melalu managemen

    Namun, utusan FMTL Kasim, harus pulang kembali karena tidak diperkenankan bertemu pasien, atau mengurus pelunasan biaya persalinan Indarti. ” Ini sudah bukan jam besuk, jadi silahkan besok pagi. Masalah ini juga sudah kami serahkan ke manajemen Rumah sakit, jadi silahkan besok pagi,” kata petugas jaga, ruang Delima, pukul 21.30, yang juga menghubungi scurity RSUAM, karena rombongan yg datang dianggap LSM yang akan menggangu pasien. (rls/)