Tag: Pembunuhan

  • Cekcok Suara Knalpot Motor Keamanan Pondok Ibnu Mubarok Tikam Kerabatnya di Masjid Hingga Tewas

    Cekcok Suara Knalpot Motor Keamanan Pondok Ibnu Mubarok Tikam Kerabatnya di Masjid Hingga Tewas

    Pringsewu, sinarlampung.co-Feri Handika (34), warga Pekon Wates Selatan, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu tewas ditikam oleh kerabatnya sendiri, Arfan Gunawan (28) warga asal Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, saat berada di dalam Masjid, Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Mubarok, di Pekon Wates Selatan, Jumat 26 Juli 2024 sekitar pukul 15:30 Wib.

    Peristiwa itu terjadi bermula saat korban yang baru saja pulang kampung, dan kembali ke Ponpes dengan mengendarai motor. Saat melintas di rumah tinggal Arfan Gunawan, yang bertugas sebagai keamanan pondok, Feri menggeber-geber gas motornya.

    “Mendengar suara motor yang ngegas berulang-ulang didepan rumahnya, Arfan lalu menghampiri Feri. Namun keduanya kemudian terlibat cekcok mulut. Korban lalu pergi ke masjid Pondok. Pelaku yang terbakar emosi lalu masuk kerumah mengambil senjata tajam jenis pisau,” kata Babinsa Pekon Wates Selatan Sertu Salamun, yang langsung kelokasi kejadian.

    Dengan membawa pisau, pelaku Arfan Gunawan mendatangi korban ke Masjid, lalu langsung menikam korban berulang-ulang, hingga korban teriak histeris dan terkapar di dalam Masjid. “Warga yang mendengar jeritan korban langsung datang ke lokasi kejadian dan melihat korban sudah terkapar bersimbah darah,” ujarnya.

    Warga yang melihat korban langsung membawa korban ke RS Mitra Husada. Bahkan Arfan Gunawan juga sempat ikut mengantar ke rumah sakit. Namun setibanya di rumah sakit, nyawa korban sudah tidak tertolong dan meninggal dunia. “Pelaku langsung diamankan Polisi di RS Mitra Husada dan dibawa ke Polsek Gadingrejo,” katanya.

    Kasus itu juga cepat viral dimedia sosial. Warga yang merekam kondisi koran terkapar di dalam masjid. Dalam video tersebut seorang pria yang diduga korban dalam posisi tak berdaya di lantai masjid dengan kondisi berlumuran darah. Di sekitar korban juga terlihat ceceran darah membasahi karpet dan lantai masjid.

    Kapolsek Gadingrejo, AKP Hasbulloh, kepada wartawan, membenarkan terjadinya peristiwa berdarah dalam Masjid tersebut. “Kejadian itu, terjadi di Dusun Saribumi, Pekon Wates Selatan, Jumat sore, Pukul 16.00 WIB. Korban bernama Feri Handika. Sedangkan tersangka pelaku pembunuhnya adalah Arfan Gunawan. Pelaku dan korban ini masih tetangganya sendiri, dan sama-sama pekerja di Pondok itu,” kata Hasbulloh.

    Hasbulloh menjelaskan korban langsung dievakusi ke Rumah Sakit Mitra Husada tak berselang lama setelah kejadian. Pihak medis menyatakan korban sudah tidak bernyawa akibat mengalami sejumlah luka tusuk di tubuhnya. “Pelaku sudah kita amankan berselang 30 menit pasca-kejadian. Senjata tajam yang digunakan pelaku juga sudah berhasil ditemukan dan dijadikan barang bukti dalam proses penyidikan,” katanya.

    Terkait motifnya, kata Kapolsek, saat ini masih dalam proses penyelidikan. “Motifnya sementara ini masih kita dalami. Jasad korban sudah disemayamkan dirumah duka. Pelaku kita amankan, di penyidikan masih dilakukan,” kata Kapolsek. (Red)

  • Pasutri Yang Tewas Dibunuh di Pekon Tanjung Kemala Ternyata Mantan Carik, Polisi Tetapkan Hanggar Tersangka

    Pasutri Yang Tewas Dibunuh di Pekon Tanjung Kemala Ternyata Mantan Carik, Polisi Tetapkan Hanggar Tersangka

    Tanggamus, sinarlampung.co-Pasangan suami istri (pasutri) bernama Halimi Hasan dan Siti Khodijah, di Pekon (Desa,red) Tanjung Kemala, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, ternyata tokoh masyarakat. Halimi Hasan diketahui adalah mantan Carik alias Sekertaris Desa, yang tewas dibacok oleh tetangganya sendiri bernama Hanggar (41). Hanggar diketahui juga pernah melakukan hal serupa, yang menewaskan dua orang.

    Baca: Pasangan Suami Istri di Pugung Tewas di Tusuk ODGJ Tetangganya Sendiri

    Hanggar (41) yang ternyata juga anak anggota DPRD Tanggamus, bahkan ada kerabatnya yang menjabat Kepala Pekon di Tanggamus itu kini ditetapkan sebagai tersangka. Tersangka Hanggar kini ditahan untuk proses hukum lebih lanjut. ““Hasil penyelidikan dan penyidikan Polres Tanggamus, pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadilah Astutik, Selasa 23 Juli 2024.

    Menurut Umi, dalam penetapan tersangka ini, pelaku dijerat Pasal 340 KUHP dan/atau Pasal 338 KUHP dan/atau 354 KUHP dan/atau 351 Ayat 3 KUHP. Dan penetapan status tersangka terhadap HN ini berdasarkan alat bukti cukup. “Penyidik tengah mempelajari dan mendalami rekam medik tersangka HN, dengan berkoordinasi bersama petugas RSJ Provinsi Lampung. Sudah dijadwalkan, Minggu ini tersangka juga akan dilakukan observasi di RSJ,” kata Umi.

    Dari catatan kepolisian, Umi menambahkan, tersangka Hanggar merupakan residivis kasus pembunuhan pada 2013 dan 2017. “Kami juga masih mendalami arsip kasus tersangka terjadi di 2013 dan 2017,” katanya.

    Warga Resah

    Sementara sejumlah warga mengaku resah dengan ulah Hanggar selama ini. Tidak sedikit warga yang mengutarakan kekesalan mereka melalui media sosial. Warga mengaku heran dengan keluarga besar Hanggar, termasuk orang tuanya yang cukup di kenal di wilayah Tanggamus, membiar Hanggar berkeliaran jika dengan daliha ODGJ. “Jika ODGJ, kok keluarganya tidak ada yang jadi sasaran. Yang selalu dijadi korban itu warga. Sudah empat orang korbanya yang meninggal. Belum lagi ternak warga, banyak kambing yang mati,” kata warga.

    Hanggar (41) adalah anak dari anggota DPRD Tanggamus, dari Partai Amanat Nasional (PAN). Pelaku juga pernah di penjara atas kasus yang sama membunuh dua warga. Keterangan tetangga korban, menyebutkan Hanggar berasal dari keluarga berada. Ayahnya merupakan anggota DPRD Kabupaten Tanggamus yang kembali terpilih pada Pileg 2024 kemarin.

    “Iya dia anak orang berduit, bapaknya itu namanya Qoyim anggota dewan Tanggamus partai PAN, kemarin terpilih lagi. Kakaknya itu Kepala Pekon Tanjung Kemala. Tapi kami juga nggak tahu kenapa mereka terkesan nggak merawat Hanggar ini,” katanya, Jumat 19 Juli 2024.

    Darwis mengatakan, pelaku dikenal sering membuat resah karena sebelumnya pernah melakukan penyerangan terhadap 2 orang warga. “Dia ini gangguan jiwa, dulu itu pernah ditahan karena pembunuhan. Sebelumnya ada 2 orang yang dibunuhnya setelah lepas dari penjara makin parah. Setahu saya itu paman sama pendetanya yang dulu dibunuh, jadi sama sekarang total ada 4 orang,” ungkapnya.

    Dalam kesehariannya, kata Darwis, Hanggar juga kerap menyiksa hewan seperti kucing, Kambing, hingga hewan lainnya. “Pernah dilihat dia bunuh kucing sampai ayam, jadi warga ini takut kalau ketemu dia itu,” ujarnya.

    Dia berharap Hanggar mendapatkan hukuman berat karena perilakunya yang sudah membuat warga merasa tidak nyaman. “Kami di sini terutama saya sendiri berharap dia nggak di sini lagi, biar pun katanya gangguan jiwa harus dihukum berat. Kami di sini takut semua gara-gara perilakunya,” katanya. (Red)

  • Emak Emak Tewas Dililit Kabel di Lampung Utara Dibunuh Tetangga Yang Kesal Diejek Tak Punya Anak, Pelaku Ikut Layat

    Emak Emak Tewas Dililit Kabel di Lampung Utara Dibunuh Tetangga Yang Kesal Diejek Tak Punya Anak, Pelaku Ikut Layat

    Bandar Lampung, sinarlampung.co-Sumini (58) wanita paruh baya di Kelurahan Kelapa Tujuh, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) yang ditemukan tewas di dapur rumahnya, dengan leher terlilit kabel mikropon Minggu 22 Juni 2024 sekira pukul 11.00 WIB pagi itu ternyata dibantai pria tetangganya.

    Pelaku Sadadi Ahmad (30), ditangkap tidak sampai 24 jam Minggu 23 Juni 2024 dirumahnya. Pasalnya pelaku usai melakukan aksinya, justru ikut datang melayat dan ikut mengantar jenazah hingga ke pemakaman. “Dari hasil penyelidikan, olah TKP, dan pemeriksaan saksi-saksi, Tim mengidentifikasi pelaku,” kata Kasat Reskrim Polres Lampura, Iptu. Stefanus Boyoh.

    Menurutnya, pelaku mengaku memiliki motif dendam kepada korban, karena sakit hati atas ucapan korban, yang mengejek pelaku tidak kunjung punya anak. “Dari pengakuan tersangka, sakit hati karena belum memiliki anak. Ada ucapan korban yang membuat sakit hati, sehingga ia melakukan aksi nekat tersebut,” kata Kasat.

    Pelaku Sadadi membunuh korban dengan cara berpura-pura meminjam pompa kepada korban melalui pintu belakang. Lalu pelaku pura-pura sudah menggunakan pompa, lalu mengembalikan pompa sambil melihat situasi. Lalu pelaku langsung membekap korban dengan kain basah dan menjatuhkanya ke lantai.

    Lalu pelaku menggunakan kabel mikrofon yang dibawanya langsung melilitkan ke leher korban. Setelah korban tak berdaya, pelaku pulang ke rumah. Lalu kembali lagi ke rumah korban seperti tanpa masalah bahwa, membantu prosesi pemakaman korban.

    Bahkan pelaku mengaku tidak menyesali apa yang dia lakukan. “Saya gak menyesal, saya kepala keluarga tapi di katain seperti itu, iya saya terlalu sakit hati. Saya sakit dengan ucapan korban yang mengatakan akan menggadokan istri saya. Dengan mencari laki laki lain untuk istrinya agar segera mempunyai keturunan,” ucap Sadadi Ahmad, Selasa 25 Juni 2024.

    Sebelumnya, geger di Kelapa Tujuh, wanita paruh baya, Sumini, ditemukan tewas dengan leher terjerat kabel micropon, di dapur rumahnya. Seisi kamar korban berantakan dan perhiasannya raib dibawa pelaku. “Korban pertama kali ditemukan oleh suaminya yang baru pulang kerja sebagai kuli bangunan. Sang suami melihat istrinya telah tewas terjerat kabel mikrofon dan mengalami luka. Kondisi kamar berantakan dan sejumlah perhiasan hilang,” kata Ketua RT 2 Kelurahan Kepala Tujuh, Herwanto.

    Kapolsek Kotabumi Kota Iptu Kolin, membenarkan kejadian tersebut dan kondisi korban terjerat kabel yang diduga tewas dibunuh. “Korban diduga dibunuh dan sejumlah perhiasan yang biasa dipakai hilang. Selanjutnya korban dibawa ke Rumah Sakit untuk di optosi, dan sedang dalam penyelidikan polisi,” ujar Kapolsek.

    Tersangka, dijerat dengan pasal 365 ayat 3 tentang pencurian dan kekerasan dan mengakibatkan korban meninggal dunia, junto pasal 340 KUHP penjara seumur hidup atau hukuman mati. (red*)

  • Ini Dia Motif Janda Muda Guru SD di Mesuji Digorok Calon Suami, Rencana Nikah Pas Idul Fitri

    Ini Dia Motif Janda Muda Guru SD di Mesuji Digorok Calon Suami, Rencana Nikah Pas Idul Fitri

    Mesuji, sinarlampung.co Polisi mengungkap motif pelaku pembunuhan furu SD janda muda Rosiya Aprilia (25) yang ditemukan tewas bersimbah darah di mess guru SD Negeri 08 Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji. Pelaku pembunuhan mengarah kepada calon suami korban berinisial AA (22) warga Desa Gedung Ram, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji.

    Polisi menyebut peristiwa pembunuhan sadis itu dipicu karena cemburu. Pelaku cemburu dengan korban lantaran sering berkomunikasi dengan pria lain. Sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, korban dan pelaku sempat cekcok. Padahal, keduanya akan menikah sebenar lagi.

    “Pelaku ini adalah pacar korban yang rencananya akan melangsungkan pernikahan pada malam takbir Idul Fitri mendatang,” kata Kapolres Mesuji, AKBP Ade Hermanto, Jumat, 1 Maret 2024.

    Menurut Ade, kini pelaku beserta barang bukti telah diamankan di Mapolsek Mesuji guna proses lebih lanjut. Adapun barang bukti yang diamankan yakni berupa 1 helai sweater berwarna hitam milik pelaku yang terdapat bercak darah, 1 buah sarung tangan yang terdapat bercak darah, 1 buah pisau gagang warna biru yang digunakan pelaku menghabisi korban.

    Berita Terkait: Terungkap, Guru SD Janda Muda di Mesuji Ternyata Tewas Dibunuh Calon Suaminya Sendiri 

    Diberitakan sebelumnya, warga digegerkan dengan penemuan mayat janda muda berprofesi sebagai guru SD bernama Rosiya Aprilia (25). Dia ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka sayatan di lehernya di mess guru SD Negeri 08 Tanjung Raya Bujung Buring Baru, Mesuji, Kamis, 29 Februari 2024.

    Korban pertama kali ditemukan rekannya yang tinggal bersama di mess guru SD Negeri 08 Tanjung Raya. Dengan segera rekannya itu memberitahu tetangganya, kemudian menghubungi Polres Mesuji untuk olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). (Red/*)

  • Guru SD di Mesuji Tewas Bersimbah Darah di Mess Ada Luka Sayat di Leher

    Guru SD di Mesuji Tewas Bersimbah Darah di Mess Ada Luka Sayat di Leher

    Mesuji, sinarlampung.co Penemuan sesosok mayat menggegerkan warga Kabupaten Mesuji, Lampung. Mayat berjenis kelamin wanita itu ditemukan bersimbah darah di mess guru Desa Bujung Buring Baru, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji, Kamis, 29 Februari 2024. Dia ditemukan dengan luka sayat di leher.

    Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadilah Astutik membenarkan peristiwa tersebut. Mayat tersebut merupakan guru SD Negeri 38 Tanjung Raya bernama Rosiya Aprilia (25), warga Muara Tenang Timur, Tanjung Raya, Mesuji.

    “Benar, tadi malam telah ditemukan seorang wanita yang berprofesi sebagai guru bernama Rosya Aprilia dalam kondisi meninggal dunia di kamar rumah dinasnya di Desa Bujung Buring Baru, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji,” kata dia, Jumat, 1 Maret 2024.

    Menurut Umi jasad korban pertama kali ditemukan rekannya yang tinggal bersama di mess tersebut. Rekannya itu lalu memberitahu tetangganya. Kemudian menghubungi Polres Mesuji untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Usai melakukan olah TKP, korban langsung dibawa tim Inafis Polres Mesuji ke rumah sakit untuk dilakukan visum,” tambah Umi.

    Belum diketahui penyebab kematian korban. Saat ini, Polres Mesuji masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa penemuan mayat tersebut. (Red/*)

  • Terungkap, Petugas Imigrasi Jatuh dari Apartemen di Ciledug Bukan Bunuh Diri

    Terungkap, Petugas Imigrasi Jatuh dari Apartemen di Ciledug Bukan Bunuh Diri

    Jakarta, sinarlampung.co Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyimpulkan peristiwa jatuhnya petugas Rudenim Imigrasi Jakarta Barat, Tri Fattah Firdaus (23), dari lantai 19 apartemen di Ciledug, Tangerang, bukan karena bunuh diri, tapi korban pembunuhan. Korban tewas dibunuh warga negara Korea Selatan bernama Kim Dal Joong.

    Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan juga pemeriksaan para ahli dari berbagai disiplin ilmu.

    “Dari keidentikan beberapa alat bukti dengan multi disiplin ilmu menyatakan bahwa meninggalnya korban Tri Fattah Firdaus akibat dibunuh tersangka Kim Dal Joong,” kata Hengki dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (18/12/2023).

    Hengki menjelaskan scientific crime investigation, dari kolaborasi interprofesi bersama dengan pemeriksaan penyidik Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, “Menyimpulkan kasus ini merupakan perbuatan melawan hukum terkait dengan pembunuhan yang dilakukan tersangka Kim Dal Joong, warga negara Korea Selatan,” jelasnya.

    Menurut Hengki, Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor) telah menganalisis korban dan pelaku dari sisi kepribadian masing-masing. Dari hasil analisis tersebut, tersangka Kim Dal Joong memperlihatkan perilaku yang agresif akibat pengaruh minuman beralkohol.

    “Termasuk hasil sisi korban juga dianalisis, kepribadian korban tidak terindikasi melakukan bunuh diri. Jadi dari sisi pelaku dan korban sudah dianalisis,” katanya.

    Sempat ke Tempat Hiburan

    Lebih jauh, Polda Metro Jaya mengungkap ada aktivitas minum-minum sebelum Tri Fattah ditemukan tewas usai jatuh dari apartemen milik WN Korsel Kim Dal Joong di Kota Tangerang.

    “Yang pertama bahwa kejadian ini diawali adanya peristiwa awal di mana korban bersama rekannya sesama pegawai imigrasi ini menjemput dua orang yang ada di apartemen itu atas nama Hendar dan Kim Dal Jong, kemudian mereka ke tempat hiburan malam,” kata Hengki Haryadi.

    Tri Fattah diketahui berstatus sebagai staf keamanan dan ketertiban di Rudenim Jakarta. Di malam sebelum peristiwa itu, Tri Fattah bersama seorang petugas imigrasi lainnya menjemput Kim Dal Joong dan Hendar di apartemen milik Kim Dal Jong.

    Kemudian bersama-sama menuju salah satu tempat hiburan malam. Polisi menyebut ada insiden di tempat hiburan malam itu yang membuat tangan Kim Dal Jong terluka.

    “Tetapi keributan itu bukan dengan korban Tri Fattah tapi dengan rekannya yang lain atas nama Hendar. Di tempat hiburan itulah, pelaku Kim Dal Joong sempat memecahkan gelas dan tangannya terluka,” kata Hengki.

    Setelah itu, Kim Dal Jong dan Tri Fattah kembali ke apartemen. Hal itu diketahui dari rekaman CCTV. “Kemudian mereka bersama-sama kembali ke apartemen, sempat mengisi bensin dulu. Kemudian saat itu korban sempat satu kali naik, kemudian turun kembali, nah yang kedua kali memapah tersangka, ini terekam oleh CCTV,” jelas Hengki.

    Seorang saksi, yaitu sekuriti apartemen, mendengar ada pecahan kaca. Kemudian tak berapa lama Tri Fattah jatuh dan tewas. Kim Dal Jong sendiri saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku sempat membantah bahwa saat kejadian dirinya tidak bersama Tri Fattah. Keterangan Kim Dal Joong itu terpatahkan dengan rekaman CCTV. (Red)

  • Temuan Mayat di Bawah Jembatan Sungai Way Seputih Ternyata Dibunuh Pelakunya Masih Remaja 

    Temuan Mayat di Bawah Jembatan Sungai Way Seputih Ternyata Dibunuh Pelakunya Masih Remaja 

    Lampung Tengah (SL) – Motif penemuan mayat di sungai Way Seputih, Kecamatan Bandar Mataram, Lampung Tengah pada Sabtu (16/8/2023) sekira pukul 20.00 WIB akhirnya terungkap. Polisi menyebut mayat yang tergeletak di bawah Jembatan Kembar Lintas Pantai Timur diduga menjadi korban pembunuhan.

    Hal itu terungkap setelah polisi menangkap dua remaja berinisial NR (18) dan AM (16). Keduanya warga Dusun 3 Sumber Baru, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah. Mereka ditangkap pada Minggu (17/9/2023).

    Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadilah Astutik mengatakan, tertangkapnya kedua pelaku berawal dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah dan pengecekan sidik jari. Diketahui identitas korban adalah MD (31) warga Desa Sumber Baru.

    Kemudian dipimpin Kasat Reskrim Polres Lamteng, Kapolsek Seputih Mataram dan Seputih Banyak, melakukan lidik di seputaran TKP dan memintai keterangan para saksi.

    “Setelah mengetahui identitas korban, kemudian dikumpulkan saksi-saksi hingga hari terakhir korban bersama siapa. Kita kejar terus sampai mengerucut terhadap tersangka NR,” kata Umi, Senin (18/9/2023).

    Dari keterangan tersangka NR, Tim bergerak dan menangkap AM yang merupakan tersangka utama penusukan dan pembawa motor milik korban.

    Hasil pengembangan terhadap barang bukti sepeda motor Yamaha Vixion milik korban, disembunyikan oleh tersangka.

    “Saat ini, kedua tersangka berikut barang bukti dibawa ke Polres Lamteng guna penyidikan lebih lanjut,” pungkas Umi. (*)

  • Tiga Oknum Anggota Paspampres Culik dan Siksa Pemuda Asal Aceh Imam Masykur Hingga Tewas

    Tiga Oknum Anggota Paspampres Culik dan Siksa Pemuda Asal Aceh Imam Masykur Hingga Tewas

    ACEH -Tiga oknum anggota TNI-AD bertugas di Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres) terlibat kasus penculikan dan pembunuhan Imam Masykur (25), pedagang Kosmetik, di Jakarta. Para pelaku sempat mengaku sebagai anggota Polda Metro Jaya saat membawa korban dari Toko Kosmetiknya, di Jakarta.

    Jasad Imam Masykur yang ditemukan di Karawang, Jawa Barat itu kini sudah di kebumikan di kampung halamananya, Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh. Kasus itu juga viral di media sosial.

    Polda Metro Jaya sudah menangkap warga sipil yang terlibat sebagai penadah HP milik korban dalam kasus tersebut. Sementara oknum Paspampres diduga berinisial Praka R Manik dan dua orang rekannya di proses Puspom TNI-AD.

    “Laporan kasusnya sejak 14 Agustus 2023. Sudah kita tangani. Ada pelaku penadah HP korban atau 480nya sudah kita tangkap dan kita proses. Untuk pelaku utama di tangani POM TNI,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Hengki Haryadi, Minggu 27 Agustus 2023.

    Informasi diterima wartawan menyebutkan pada tanggal 12 Agustus 2023, korban Imam Masykur didatangi pelaku yang mengaku dari Polda Metro Jaya, saat korban sholar Magrib. Lalu korban dibawa pergi secara paksa.

    Keluarga korban kemudian menerima telepon dari korban dan saat itu ia menyebutkan sedang dianiaya oleh pelaku yang menjemputnya.

    Tak hanya itu, pelaku juga mengirimkan video penyiksaan Imam Masykur kepada keluarganya. Setelah itu, korban tidak lagi bisa dihubungi dan tidak pulang-pulang lagi ke rumah.

    Karena itu, keluarga korban bernama Said Sulaiman melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.

    Menurut Said Sulaiman, Imam Masykur dibawa paksa dari Jakarta dibawa di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, 12 Agustus 2023.

    Setelah beberapa hari tak ada kabar lagi tentang Imam Masykur, baru pada tanggal 24 Agustus 2023, keluarga korban mendatangi RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah Imam Masykur.

    Jenazah Imam Masykur diterima oleh Said Syahrizal yang merupakan keluarganya. Belum diketahui persis bagaimana kronologis peristiwa penyiksaan yang menyebabkan warga Aceh tersebut meninggal dunia.

    Informasi tentang dugaan penculikan dan penyiksaan terhadap Imam Masykur hingga meninggal, beredar cukup cepat di kalangan masyarakat terutama di Aceh.

    Foto-foto korban, termasuk foto penyerahan mayat korban di RSPAD Jakarta Pusat, dan sejumlah video yang diduga saat korban mengalami penyiksaan pun ikut beredar.

    Dalam vidio terungkap terduga pelaku meminta uang Rp50 juta ke Masykur sebelum korban dibunuh, dan hubungan dengan pencurian handphone.

    Bahkan video penyiksaannya yang dilakukan didalam mobil beredar di media sosial. Terdengar suara korban meminta tolong ke keluarga agar segera mengirim uang, juga beredar cepat di grup WhatsApp masyarakat Aceh.

    “Neu kirem peng siat 50 juta (tolong kirim uang 50 juta, bahasa Aceh,Red),” ucap Masykur melalui sambungan telepon dengan deru napas yang terengah-engah.

    Lalu pria yang berkomunikasi dengan Imam Masykur itu mengatakan tidak ada uang, tapi akan berusaha untuk mencarinya.

    “Neu kirem jino aju bueh, meuhan matee lon (kirim terus sekarang ya, kalau tidak mati saya, Bahasa Aceh, Red),” begitu suara yang terdengar di akhir percakapan.

    Dalam video lain terlihat kondisi tubuh Imam Masykur yang berdarah-darah. Saat itu terdengar korban berulang kali mengatakan

    “dek kirem peng 50 juta peugah bak mak beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang 50 juta, abang sudah dipukul, Bahasa Aceh, Red),” ujarnya.

    DPD dan DPR RI Kecam Penyiksaan

    Anggota DPR RI asal Aceh, Nazaruddin Dek Gam ikut getam saat menerima kabar itu. Pihaknya mendapat penjelasan para oknum pelaku sudah ditahan.

    Dek Gam menyebut pihaknya menerima informasi kasus penganiayaan itu langsung menghubungi Dirkrimum Polda metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, dan menanyakan terkait permasalahan tersebut. “Pelaku katanya dari oknum dari satuan tertentu dan sudah ditahan di Pomdam,” kata Dek Gam, Minggu, 27 Agustus 2023.

    Berdasarkan keterangan Dirkrimum Polda Metro Jaya, lanjut Dek Gam, dalam kasus tersebut warga sipil yang terlibat adalah penadah hp korban yang saat ini susah ditahan di kepolisian setempat.

    Dek Gam menyebut kasus ini merupakan ranahnya komisi 1 DPR RI. Sehingga ia akan meminta anggota lainnya untuk mengawal kasus tersebut hingga tuntas dan pelaku mendapatkan hukuman yang seharusnya. “Nanti kejaksaan juga akan saya ingatkan, namun kebetulan jaksa mitra komisi 3,” ungkapnya.

    DPD TI Kecam Aksi Sadis Oknum Parpamres

    Anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman atau yang lebih dikenal dengan panggilan Haji Uma, juga mengecam penyiksaan yang dilakukan oknum Paspampres terhadap warga Aceh hingga meninggal tersebut.

    “Tindakan yang dilakukan oleh Paspampres terhadap warga Bireuen hingga meninggal dunia merupakan tindakan yang biadab,” kata Haji Uma kepada wartaean, Minggu 27 Agustus 2023.

    Haji Uma juga meminta Presiden Jokowi menindak tegas oknum Paspampres tersebut, dengan memberhentikan dan menghukum dengan seberat-beratnya.

    Haji Uma mengatakan, ia mendapatkan informasi ada penyerahan ijazah Imam Maskur dari RSPAD Jakarta Pusat. Penyerahan jenazah itu dilakukan pada 24 Agustus 2023. Namun, informasi ini baru berkembang pada Sabtu 26 Agustus 2023 malam.

    Menurut Haji Uma, dalam berita acara penyerahan jenazah Imam Masykur menyebutkan, berdasarkan laporan Pomdam Jaya tertanggal 22 Agustus 2023 tentang tindak pidana merampas kemerdekaan seseorang, pemerasan, dan penganiayaan yang mengakibatkan mati, yang diduga dilakukan anggota Paspampres Praka RM dkk (dua orang).

    Haji Uma mengatakan dirinya telah berkomunikasi langsung dengan Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi. (Red)

  • Balita di Sulut Jadi Korban Kebiadaban Tetangga Dibunuh lalu Mayatnya Disetubuhi

    Balita di Sulut Jadi Korban Kebiadaban Tetangga Dibunuh lalu Mayatnya Disetubuhi

    Kotamobagu (SL)-Sungguh malang nasib dialami balita perempuan umur 5 tahun asal Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut). Dirinya menjadi korban kebiadaban tetangga sendiri, dibunuh lalu mayatnya menjadi pelampiasan nafsu birahi.

    Menurut keterangan Kapolres Kotamobagu, AKBP Dasveri Abdi, korban yang masih balita itu dibunuh tetangganya. Dikatakan, setelah dipastikan tak bernyawa, mayat korban lalu dimasukkan ke dalam karung dan dibawa ke sebuah areal perkebunan.

    “Setelah dipastikan sudah tidak bernyawa korban dimasukkan ke dalam karung kemudian membawanya ke perkebunan Ponompiaan lalu menyetubuhi korban,” kata AKBP Dasveri, seperti dilansir detikSulsel. Jumat, 17 Februari 2023.

    Menurut Kapolres, mayat korban ditemukan pada Kamis, 16 Februari kemarin, di areal perkebunan yang berada di daerah Ikarat, Kecamatan Domoga Bolmong, Sulut. Korban ditemukan dalam kondisi tanpa kaki kiri. “Pelaku meletakkan korban di semak-semak,” kata Dasveri.

    Pelaku Ditangkap

    Bocah yang sempat dikabarkan hilang itu, ternyata diculik, dibunuh dan diperkosa Jemi Tambanua (42). Hal itu terungkap setelah ditemukannya baju korban dan bercak darah di rumah pelaku.

    Setelah melakukan pengembangan perkara, polisi mendapatkan informasi keberadaan pelaku yang saat itu bersembunyi di daerah Malomba, Kecamatan Dondo, Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah (Sulteng).

    Setelah keberadaan pelaku diketahui, Polres Kotamobagu berkoordinasi dengan Polsek Dondo untuk melakukan pengecekan pelaku. Benar saja, pelaku sedang bersama wanita di sebuah rumah sesuai informasi dan ciri-ciri dimaksud.

    “Penangkapan terhadap tersangka dipimpin Kapolsek Dondo Iptu Salomo Hasiholan. Setelah itu, tersangka diamankan ke Polres Toli-toli Sulteng. Terkait motif pelaku, kami masih melakukan pemeriksaan terhadap tersangka,” pungkasnya. (Red)

  • Anggota Koramil Tewas Bersimbah Darah Tubuh Dipenuhi Luka Tusuk Info Terakhir Korban Menemui Teman-temannya

    Anggota Koramil Tewas Bersimbah Darah Tubuh Dipenuhi Luka Tusuk Info Terakhir Korban Menemui Teman-temannya

    Jayapura (SL)-Anggota Koramil 1715-/Kenyam, Pratu Eka Johan Kaise yang bertugas sebagai Babinsa di Kampung Bomegi ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah rumah di Jalan Seralada, Distrik Dekai Kabupaten Yahukimo. Eka ditemukan warga setempat, sekitar pukul 06.00 WIT, Jumat 04 November 2022 dengan sejumlah tusukan di bagian tubuh dan kepala korban.

    Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Johanes V Tethool membenarkan korban adalah anggotanya yang setiap hari bertugas sebagai Babinsa di Kampung Bomegi. “Kami masih melakukan penyelidikan siapa pelakunya. Dari pemeriksaan beberapa saksi, korban meninggal karena adanya kekerasan,” katanya.

    Menurut informasi terakhir, korban pergi ke suatu tempat bersama rekan satu barak. Ketika rekannya pulang, korban tidak segera kembali ke barak melainkan menemui teman-teman satu kampungnya.

    Informasi masih kami kembangkan untuk mengungkap siapa saja yang terlibat atas kasus pembunuhan. Termasuk memeriksa satu orang personel TNI AD yang merupakan rekan korban dan ikut pergi bersama-sama di malam kejadian,” jelas Johanes.

    Diketahui, kini jenazah korban sudah berada di Jayapura dan besok akan dikirim ke kampung halamannya di Wasior, Papua Barat. (Red)