Tag: Pendidikan Lampung

  • Rumah Merdeka Belajar Turut Berperan Mencerdaskan Kehidupan Berbangsa

    Rumah Merdeka Belajar Turut Berperan Mencerdaskan Kehidupan Berbangsa

    Lampung Selatan, sinarlampung.co Belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan merupakan hak asasi manusia. Dalam hal kegiatan pembelajaran, di Indonesia ditempuh melalui metode pendidikan formal dan nonformal.

    Selaras dengan hal itu, Rumah Merdeka Belajar yang didirikan medio 19 Desember 2021, oleh Fitria Sari, S.Pd., ini memberikan jasa les privat secara gratis guna pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak usia dini hingga tingkat sekolah dasar.

    Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan Rumah Merdeka Belajar dengan berlokasi di jalan Griya Tampan Sejahtera Blok C.16 Hajimena, Natar, Lampung Selatan ini, bermula saat pandemi covid-19 yang melanda seluruh pelosok tanah air.

    “Ketika itu, hati saya merasa terpanggil saat melihat anak-anak hanya bermain sepanjang hari, tanpa sekolah selama hampir satu tahun. Miris sekali rasanya,” tutur alumnus Universitas Bandar Lampung (UBL) program studi Strata 1 (S1) Pendidikan Bahasa Inggris ini, Rabu, 20 Maret 2024.

    Lebih lanjut Fitria menuturkan, di masa-masa yang penuh tekanan itu, dirinya juga melihat satu fenomena merosotnya metode pembelajaran pada anak saat diberikan tugas dari sekolah yang justru dikerjakan oleh orang tua anak.

    “Bayangkan saja, ketika seluruh aktifitas masyarakat, termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah harus dilakukan di rumah, anak-anak yang masih begitu polos ini mayoritas belum mengerti metode pembelajaran dalam jaringan (daring) dan sebagian besar juga tidak memiliki gadget pribadi. Secara otomatis, tugas sekolah pun dikerjakan oleh orang tua mereka,” ucap Fitria, wanita berhijab kelahiran Telukbetung, 13 Maret 1994 ini.

    Dengan dasar itulah, Fitria Sari pun berinisiatif untuk berupaya memperbaiki krisis pendidikan yang sedang terjadi di lingkungannya.

    Rumah Merdeka Belajar memberikan les privat bagi anak-anak dari semua kalangan dengan pembelajaran yang terfokus pada beberapa mata pelajaran, seperti bahasa indonesia, bahasa inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya dengan harapan anak-anak di sana memperoleh pengetahuan tambahan yang tidak bergesekan dengan kurikulum di sekolah masing-masing anak tempat mereka menempuh pendidikan secara formal.

    “Awal dibentuk, Rumah Merdeka Belajar memiliki tak kurang dari 20 orang siswa, dengan waktu belajar pada hari Sabtu dan Minggu yang dimulai dari pukul 08.00 hingga pukul 13.00 WIB. Kini, ada sekitar 50 siswa yang mengikuti les privat di Rumah Merdeka Belajar dengan dibagi menjadi dua kelas pertemuan,” terangnya.

    Dalam hal pemenuhan kebutuhan kegiatan pembelajaran, Fitria mengaku Rumah Merdeka Belajar saat ini juga dibantu tiga orang relawan tenaga pendidik (volunteer) yang merupakan rekan-rekannya, yakni Ratu Mutiara Zakya, Gustiana Zaskya Sinaga, dan Akhmad Musalim Ridho.

    “Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di Rumah Merdeka Belajar dibuat interaktif dengan adanya permainan (games) dan pengumpulan poin. Saat ini, pembelajaran lebih konsen ke perkembangan literasi anak-anak karena dirasa anak-anak masih minim kemampuan literasinya,” jelasnya.

    Dengan demikian diharapkan, hasil dari kegiatan belajar di Rumah Merdeka Belajar ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan anak, menanamkan sikap toleran, serta membentuk karakter yang kuat (character building) pada anak.

    Selama menjalankan les privat gratis pada anak-anak usia dini dan tingkat dasar, ada satu momen yang diakui Fitria Sari memberikan kenangan serta kesan yang sangat mendalam. Yakni, ketika perayaan anniversary pertama Rumah Merdeka Belajar.

    “Waktu itu kegiatannya diadakan di Panti Asuhan As-Salam, Lampung Selatan. Saya sangat merasakan kemeriahan dan keceriaan yang sangat luar biasa ditunjukkan oleh anak-anak ini. Konsep perayaannya dipenuhi dengan permainan yang tentunya memiliki maksud untuk memupuk rasa simpati, kerjasama dan perasaan bersyukur pada anak,” tutur Fitria.

    Tidak berlebihan kiranya, les privat gratis Rumah Merdeka Belajar merupakan karya anak bangsa yang terlahir dari ketulusan untuk turut berperan mencerdaskan kehidupan berbangsa. (Edwardo)

  • Sepanjang Tahun 2023 Sudah 70% Wali Murid SMKN 2 Bandar Lampung Keluhkan Sumbangan Komite

    Sepanjang Tahun 2023 Sudah 70% Wali Murid SMKN 2 Bandar Lampung Keluhkan Sumbangan Komite

    Bandar Lampung, sinarlampung.co Dana sumbangan komite sekolah yang seharusnya membawa manfaat serta membantu kemajuan dunia pendidikan justru besaran nominalnya menjadi beban dan keluhan bagi wali murid.

    Tercatat selama periode Januari – Oktober tahun 2023 dipresentasekan sudah hampir 70% wali murid SMKN 2 Bandar Lampung mengeluh dan meminta keringanan atas besaran nominal dana sumbangan komite sekolah.

    Hal itu diungkapkan oleh Suyadi selaku Humas SMKN 2 Bandar Lampung. Dia mengatakan jika besaran dana sumbangan komite sekolah tergantung dari kesanggupan masing-masing orang tua/wali murid. Ketika tidak sanggup membayar besaran sumbangan komite sebagaimana persetujuan diawal, maka sekolah membuka ruang komunikasi untuk menampung keluhan orang tua/wali murid.

    “Dalam belakangan ini sudah sekitar 30 wali murid siswa yang datang ke sekolah mengajukan keringanan, kalau dihitung malah hampir 60-70% di tahun ini,”kata Yadi Dodot sapaan akrabnya.

    Lanjutnya, besaran komite ditentukan dari rapat serta persetujuan dari wali murid dan sekolah mengusulkan Rp5.300.000 per tahun pada rapat komite tahun ini. Dari usulan itu ada yang menyetujui dan ada yang keberatan sehingga minta keringanan mulai dari Rp2 juta dan lain sebagainya. Bahkan ada yang digratiskan dengan syarat memberi keterangan tidak mampu.

    “Apa gunanya juga kita tinggi-tinggikan kalau mereka tidak sanggup bayar. Sesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing. Bahkan jika belum bayar masih kami kasih ikut ujian dan ngambil ijazah. Meskipun siswa itu masih memiliki sangkutan untuk sumbangan komite,” ujarnya.

    Terkait rapat komite, Yadi Dodot mengamini jika yang ikut rapat tiap tahunnya hanya wali murid baru saja dan wali murid kelas XI serta kelas XII hanya mengikuti keputusan dan persetujuan.

    “Yang ikut rapat hanya wali murid baru saja dan kelas sebelumnya mengikuti keputusan dan persetujuan. Jadi kita rapat komite sekali saja setiap tahun dengan wali murid siswa baru, wali murid siswa sebelumnya ngga ikut rapat lagi,” katanya.

    Dengan pernyataan Humas SMKN 2 Bandar Lampung tersebut dan tingginya presentase keluhan orang tua/wali murid terhadap nominal dana sumbangan komite sekolah, barang tentu hal ini bisa menjadi evaluasi pihak terkait untuk mengkaji lebih dalam dana komite yang kian hari menjadi problematik.

    Sementara itu, Kabid SMKN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Ida Hasma diminta tanggapan hal itu melalui via telpon belum memberikan tanggapan. (Red)

  • Ombudsman Sebut Ada “Paksa Rela” dalam Sumbangan Komite Sekolah

    Ombudsman Sebut Ada “Paksa Rela” dalam Sumbangan Komite Sekolah

    Bandar Lampung, sinarlampung.co – Ombudsman RI Perwakilan Lampung mengatakan selama ini wali murid dipaksa menyetujui besaran sumbangan komite sekolah yang telah ditetapkan.

    “Maka itu itu namanya sumbangan paksa rela,” ujar Kepala Ombudsman Lampung Nur Rakhman Yusuf melansir dari Helo Indonesia Lampung, Selasa (3/10/2023).

    Hal itu disimpulkan dari maraknya pengaduan ke Ombudsman terkait sumbangan komite sekolah. Karenanya, Dia menyesalkan Dinas Pendidikan tidak tanggap dalam mengambil sikap, bahkan terkesan dilakukan pembiaran. Sehingga kejadian serupa terulang setiap awal tahun.

    “Pungutan pasti diumumkan pada awal tahun ajaran baru, orang tua murid diundang ke rapat komite, lalu ‘dipaksa’ untuk menyetujui besaran sumbangan komite yang jumlah dan jangka waktu pembayarannya telah ditetapkan,” ucapnya. (*)

  • BEM Umitra Gelar Seminar Nasional Pendidikan

    BEM Umitra Gelar Seminar Nasional Pendidikan

    Bandarlampung (SL) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Umitra dibawah koordinir M. Khalid Fredy Saputra, Presiden BEM Umitra, menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan, dengan tema : “Peran Pendidikan sebagai Pembangun Karakter Bangsa dan Mewujudkan Generasi Emas Indonesia”, Sabtu, (30/6).

    Seminar menampilkan dua narasumber, Dr H Andi Surya (DPD RI), dan Drs. Almuzammil Yusuf M. Si (DPR RI).

    Pendidikan mempunyai peran aktif yang sangat besar bagi perkembangan komunitas suatu negara di seluruh dunia.

    Bahkan, menurut Muzammil, tanpa adanya pendidikan yang terencana dengan baik, maka akan memberikan pengaruh buruk bagi setiap individu dalam negara tersebut, tentu saja hal ini juga akan mempengaruhi kualitas bagi negara itu sendiri.

    Pendidikan, menurut salah satu sisi pengamatan Andi Surya, berperan untuk mencerdaskan generasi muda, bukan hanya cerdas tetapi juga mampu mengembangkan potensi diri. Bahkan tanpa adanya pendidikan maka generasi muda akan menjadi generasi yang lemah dan layu. Masa depan sebuah negara terletak pada generasi muda, artinya maju atau mundurnya sebuah negara tergantung dari generasi muda. Sedangkan mewujudkan cita cita menjadi negara yang lebih baik dan berkembang, pendidikan menjadi titik pusat dalam hal ini.

    Generasi muda mampu menjadi generasi yang berkualitas kedepannya tergantung dari bagaimana pendidikan akan diselenggarakan. Dan disinilah pendidikan sangat mempengaruhi kualitas sebuah negara dimasa yang akan datang.

    ” Marilah kita bersama sama berjuang dan terus berusaha dalam mengemban pendidikan sehingga nanti kita dapat membangun sebuah perubahan dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara,” ujar Andi, dihadapan ratusan peserta seminar.

    Acara seminar yang merupakan program kerja terakhir BEM Umitra di periode kepengurusan M.Khalid Fredy Saputra dan Alvina Damayanti ini berlangsung dengan lancar diikuti ratusan mahasiswa, dengan dihadiri pula oleh pimpinan institusi yang ada di kampus Umitra. (rls)