Tag: Pengeroyokan

  • Pelaku Pengeroyokan di Parkiran CS Novotel Terancam Lima Tahun Penjara

    Pelaku Pengeroyokan di Parkiran CS Novotel Terancam Lima Tahun Penjara

    Bandarlampung (SL) – Dicki Laksana Putra (21), tersangka utama dalam kasus pengeroyokan di parkiran Center Stage (CS) Novotel terancam hukuman lima tahun penjara. Kepolisian Sektor (Polsek) Telukbetung Selatan (TBS) menjerat warga Jalan Dalhak, Gang Cendrawasih, RT 001, RW 003, Kelurahan Kotaalam, Kecamatan Kotabumi Selatan itu dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.

    “Unsur-unsur pidana Pasal 170 ayat satu. Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan,” kata Kapolsek TBS Kompol Yana saat ekspos kasus tersebut di kantornya, Kamis (17-1-2019).

    Kapolsek menjelaskan, pengeroyokan berawal saat korban Razief Cholidy (22) bersenggolan dengan seorang wanita pada Selasa (1-1-2019) dini hari. “Merasa tidak terima, akhirnya teman dekat sang wanita, yakni tersangka Dicky bersama rekan-rekannya yang lain mengeroyok korban di lokasi tersebut,” ujar kapolsek.

    Akibat peristiwa itu, korban Razief, warga Jalan Sultan Anom, RT 005, LK 1, Kelurahan Langkapura Baru, Kecamatan Langkapura mengalami luka memar pada leher sebelah kiri, tangan kanan, kaki kanan dan kiri, kepala dan telepon genggam miliknya pun raib. “Selanjutnya korban melaporkan peristiwa itu ke Mapolsek TBS pada Kamis 3 Januari 2019,” ujarnya. (juniardi)

  • Usai Nonton Balap Liar, Warga Asal Medan Labuhan Tewas Dikeroyok

    Usai Nonton Balap Liar, Warga Asal Medan Labuhan Tewas Dikeroyok

    Medan (SL) – Rian Pahni alias Rian (20) warga Jalan Sentosa 3 nomor 81 Blok IV Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Medan Sumatera Utara akhirnya meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan di Jalan Button Depan PT MLA (Mutiara Laut Abadi) Kawasan Industri Medan (KIM) 2 Kecamatan Medan Deli, Minggu (16/12).

    Informasi yang diperoleh, korban bersama RN (16) dan MF (18) melihat tontonan balapan Liar di  KIM V, lalu para pelaku yang diduga lebih dari dua orang meminta uang Tong, namun korban tidak memberikannya dan karena ketakutan, korban melarikan diri. Lalu para pelaku mengejar korban hingga terjatuh. Kemudian pelaku memukuli korban dibagian kepala dan wajah sehingga mengeluarkan banyak darah dan sempat tidak sadarkan diri. “Kami lihat udah babak belur dan dalam keadaan pingsan, cepat-cepat di bawa ke Rumah Sakit Delima,” ucap RN.

    Asni Hawiyah (53) selaku orang tua korban menerangkan bahwasanya anaknya sekira pukul 02.00 Wib pergi dengan RN dan MF. “Tiba-tiba saya dapat kabar, anak saya masuk IGD RS Delima,” terangnya.

    Asni Hawiyah menambahkan, sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, sekira pukul 04.00 Wib Rian Pahni meninggal dunia. Lalu Jenazah korban dengan persetujuan dari pihak keluarga korban dibawa ke rumah sakit Bayangkara Medan guna dilakukan autopsi.

    Terpisah, saat dikonfirmasi wartawan, Kapolsek Medan Labuhan Kompol Rosyid Hartanto SH SIK MH mengatakan bahwa memang benar adanya kejadian tersebut. “Masih kita kejar terduga pelakunya, motifnya belum pasti, dugaan sementara karena perkelahian, dan pelakunya diduga berkisar 4 orang,” kata Kapolsek. (topkota)

  • Prajurit Sweeping Sambangi Pelaku Pengeroyokan Perwira TNI Hingga ke Kantor Polisi

    Prajurit Sweeping Sambangi Pelaku Pengeroyokan Perwira TNI Hingga ke Kantor Polisi

    Jakarta Timur (SL) – Perwira TNI berpangkat Kapten dikeroyok tukang parkir di halaman parkir ruko Arundina, Kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

    Dilansir dari Tribun Jakarta, kejadian berawal saat perwira TNI AL bernama Komarudin tengah memarkirkan motor yang ia tumpangi bersama anaknya di supermarket Arundina. Kemudian, saat hendak parkir, anak dari anggota TNI berpangkat Kapten tersebut melihat knalpot motornya mengeluarkan asap.

    Sontak perwira TNI ini langsung memeriksa bagian mesin motornya. Saat ia tengah memeriksa motornya itu tiba-tiba seorang tukang parkir menggeser motor anggota TNI itu hingga membentur kepala Kapten Komarudin. Kapten Kormarudin itu pun langsung menegur tukang parkir tersebut.

    Namun, tukang parkir itu tidak terima ditegur sehingga terjadi cekcok mulut antar keduanya. Akibat cekcok mulut tersebut, sejumlah rekan dari tukang parkir ini pun langsung menghampiri keduanya dan mengeroyok Kapten Komarudin. “Jadi kemarin ada kesalahpahaman antaran tukang parkir dengan anggota TNI sehingga terjadi cekcok,” ucap Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Tony Surya Putra, Selasa (11/12/2018).

    Tak lama berselang, melintas seorang anggota TNI AD bernama Pratu Rivonanda melihat kejadian tersebut. Prajurit dari kesatuan Kes Dronkavser Paspampres itu pun langsung mencoba melerai pertikaian tersebut lantaran milihat seorang anggota TNI berpakaian dinas dikeroyok oleh tujuh hingga sembilan orang warga.

    Namun, bukannya berhenti mengeroyok Kapten Komarudon, sejumlah tukang parkir itu malah ikut mengeroyok Pratu Rivo. “Anggota TNI itu enggak mukul, tapi justru tukang parkir yang agresif sehingga ada keributan,” ujarnya di Mapolres Metro Jakarta Timur.

    Setelah beberapa kali harus menerima bogem mentah dari para tukang parkir tersebut, akhirnya Pratu Rivo berhasil menyelamatkan Kapten Komarudin beserta anaknya menggunakan sepeda motor.

    Kasus pengeroyokan anggota TNI ini pun sudah dalam penanganan Polsek Ciracas. Tak hanya sampai di situ, beberapa prajurit TNI pun tampak mencari keberadaan tukang parkir yang nekat mengeroyok atasannya.

    Bahkan saat malam hari, puluhan pria diduga prajurit TNI tampak menyambangi Mapolres dan meminta pelaku cepat ditangkap. (Policeline)

  • Satroni Toko Obat Tiga Anggota Polsek Bekasi Dikroyok? Pemilik Toko Cs di Tangkap

    Satroni Toko Obat Tiga Anggota Polsek Bekasi Dikroyok? Pemilik Toko Cs di Tangkap

    Bekasi (SL) – Tiga anggota Polsek Bekasi Kota, Bekasi, Jawa Barat, dikeroyok pada Kamis malam, 1 November 2018. Kapolres Metro Bekasi Kota. Tiga polisi itu yaitu Ipda Kabul Priyono, Bripka M Solichin, dan Bripda Arif Prabowo, saat mendatangi toko obat di Jalan Bintara.

    Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol  Dr. Indarto S.Sos., S.I.K., M.Si mengatakan, penganiayaan terjadi saat polisi tengah memeriksa toko obat di Jalan Bintara Pradana, Kota Bekasi. “Mereka memeriksa toko obat terkait laporan dugaan ada obat-obatan terlarang dijual di toko itu,” ungkap Kombes Pol Indarto di Bekasi, Jumat (2/11/2018)

    Saat itu, lanjut Kapolres, pemilik toko menelepon. Tak lama kemudian, sekitar delapan orang datang ke toko. Mereka berteriak ke arah polisi. “Mulailah mereka memukul anggota kami. Anggota kami juga membela diri,” lanjut Kombes Pol Indarto.

    Karena kalah jumlah, Kabul dan kawan-kawan mundur. Mereka menyelamatkan diri ke pos polisi terdekat. “Tapi orang-orang itu terus mengejar mereka ke pos polisi,” ungkap Kapolres.

    Beberapa polisi lain tiba. Polisi menangkap para pelaku dan pemilik toko. “Beberapa polisi lain tiba. Polisi menangkap para pelaku dan pemilik toko,” tutup Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol  Dr. Indarto S.Sos., S.I.K., M.Si. (wartabhayangkara)

  • Ketua RT Dikeroyok 3 Preman dan 3 Oknum TNI

    Ketua RT Dikeroyok 3 Preman dan 3 Oknum TNI

    Tangsel (SL) – CH (44) salah satu Ketua RT di Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, melaporkan pengeroyokan yang diterimanya kepada Polres Tangerang Selatan, Kamis (27/9). Ia dikeroyok oleh enam orang, yang tiga di antaranya diduga oknum TNI karena saat kejadian memakai seragam institusi tersebut.

    Menurut CH, kejadian tersebut berawal dari rasa tanggung jawabnya sebagai ketua RT untuk meminta informasi perihal pengerjaan pengaspalan di wilayahnya. “Saya meminta pemborong tersebut ke rumah saya untuk transparansi informasi pekerjaan tersebut,” ujarnya.

    Rombongan mereka yang salah satunya berinisial FM datang berenam ke rumah korban di Jalan Menjangan V, Pondok Ranji pada sekitar pukul 02.00 dini hari tadi. Pembicaraan pun terjadi, hingga akhirnya terjadi cekcok mulut dan berujung pengeroyokan.

    “Mereka tiba-tiba memiting saya, melintir tangan kanan saya dan terjatuh. Setelah itu sudah gelap nggak inget lagi,” terangnya.

    Saat sadar, lanjutnya, keenam pelaku pun sudah pergi. Akibat pengeroyokan ini korban mengalami luka di bibir bawah yang bengkak dan berdarah, memar pada bagian leher dan juga beberapa titik di tangan.

    Laporan tersebut telah tercatat di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tangerang Selatan dengan No: TBL/939/K/IX/2018/SPKT/Res Tangsel. Selain ke Polres Tangerang Selatan, CH pun telah melaporkan kasus ini ke Sub Garnisun 0506/Tanggerang yang berada di kawasan BSD. “Saya ingin kasus ini bisa ditindaklanjuti oleh Kepolisian dan Garnisun,” harapnya.

    Sementara Itu, Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Alexander Yurikho membenarkan adanya laporan tersebut. Dan menurutnya saat ini timnya sedang melakukan penyelidikan. “Proses Penyelidikan berjalan,” tandasnya.

  • Mengaku Dikeroyok Kontraktor Plt BPKA Lampura Desyadi Lapor Polisi

    Mengaku Dikeroyok Kontraktor Plt BPKA Lampura Desyadi Lapor Polisi

    Lampung Utara (SL) – Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Kepala Keuangan dan Aset Lampung Utara (BPKA Lampura), Desyadi, Kamis pagi (7/6/2018), sekitar pukul 10.30 WIB, melaporkan dugaan ti‎ndakan pengeroyokan yang dilakukan sejumlah kontraktor‎ kepada kepada dirinya. Laporan tersebut diajukan Desyadi ke Polres Lampura, Kamis (7/6/2018) sekitar pukul 10.30 WIB.

    Diketahui, d‎ugaan tindakan pengeroyokan ini terjadi di depan pintu gerbang kos – kosan Desyadi hari Kamis pagi, (07/06/2018), sekitar pukul 09.30 WIB. Hal tersebut disinyalir atas adanya keinginan para kontraktor yang memaksa Desyadi untuk mencairkan uang muka proyek tahun 2018.

    ‎”Perbuatan mereka hari ini (Kamis.red) kepada saya membuat saya trauma dan dicekam rasa ketakutan. Trauma psikologis ini lebih parah dampaknya ketimbang dianiaya,” tutur Desyadi usai memberikan laporan di Mapolres Lampung Utara, Kamis, (07/06/2018).

    Dirinya mengatakan, perbuatan para kontraktor yang diperkirakan berjumlah 20 – 30 orang itu tidak dapat ia terima. Sebab, mereka memperlakukannya bak seorang penjahat. Mereka memiting leher sembari mencoba menyeretnya naik ke dalam mobil, dan juga menggedor – gedor mobilnya.

    ‎”Mobil saya digedor – gedor, leher saya dipiting untuk dipaksa naik mobil. Mereka ingin bawa saya ke kantor. Menurut saya, ini sudah percobaan pembunuhan,” tandasnya.

    Adapun peristiwa dimaksud berawal dari kedatangan dua orang tidak dikenal bersama dengan Bendahara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Lampura, Hifni ke kosannya.‎ Belakangan diketahui kedua orang itu ternyata kontraktor.

    Mereka memaksa dirinya untuk segera mencairkan uang muka proyek tahun 2018. Namun, karena kas yang tersedia hanya diperuntukkan bagi pembayaran gaji induk bulan Juni dan THR PNS‎, dirinya tidak dapat memenuhi permintaan pihak rekanan tersebut. Meski demikian, mereka tetap memaksa dan menyatakan bahwa pencairan uang muka ini atas perintah dari Pelaksana Tugas Bupati Sri Widodo.

    “Salah satu dari mereka berteriak – teriak dan menelepon untuk mengumpulkan massa‎. Karena kondisi sudah tidak kondusif, saya kemudian ingin beranjak pergi dari kosan,” jelasnya.

    Namun laju mobil Desyadi terhenti karena ternyata di depan pintu gerbang kos – kosannya terhalang oleh kendaraan yang digunakan kontraktor yang baru saja dihubungi tersebut. Meski dikepung dan akan diseret naik ke dalam mobil, namun ia berhasil mengenali salah seorang kontraktor tersebut yang terlihat sebagai ‘pemimpin’ dalam aksi itu.‎

    “Salah satu kontraktor yang saya tahu namanya itu Agus Libo. Ia yang memprovokasi dan menggedor – gedor mobil saya. Bagi saya, hukum harus ditegakan apapun risikonya,” ‎tegas dia.

    Di sisi lain, ‎Agus Libo menuturkan bahwa kedatangannya ke lokasi dikarenakan ingin meminta tanda tangan Desyadi sebagai salah satu persyaratan pencairan uang muka. Yang bersangkutan tidak ada di kantornya saat ia dan rekan – rekannya mendatangi kantor BPKA.

    “Saya ke kosan itu karena ditelepon oleh Ah. Ah yang bilang kalau pak Desyadi ada di kosannya sekarang,” katanya.

    Agus juga membantah turut terlibat dalam dugaan aksi pengeroyokan yang menimpa Desyadi. Menurutnya, ia sama sekali tidak melakukan semua yang dituduhkan padanya.

    “Saya enggak pernah melakukan seperti yang dituduhkan‎,” terang dia. (*/ardi)

  • Wartawan Tangerang Dikeroyok Dua Pria Bertato

    Wartawan Tangerang Dikeroyok Dua Pria Bertato

    Tangerang (SL) – Dua pria bertato berinisial RA (32) dan AU (22) terancam hukuman 7 tahun penjara, usai bogem mentah yang dilepaskannya mendarat di bagian kepala korban yang merupakan seorang wartawan berinisial HS (29).

    Kejadian bermula ketika korban hendak melakukan peliputan Nonton Bareng (Nobar) Final Liga Champion di kawasan CBD Ciledug, Kota Tangerang. Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Jalan Hos Cokroaminoto, Kelurahan Sudimara Timur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, pada Sabtu (26/5) sekira pukul 22.30 WIB.

    Sewaktu korban melintasi TKP dengan mengendarai motor tepat di depan Dealer sepeda motor Honda, satu dari sekelompok pemuda yang menjadi tersangka berinisial RA meneriaki korban, sehingga korban berhenti dan menghampiri tersangka RA. “Saat saya keluar dari gang rumah menuju ke arah CBD Ciledug, ada empat motor yang menghalangi jalan saya dan menggeber-geber motor. Saya menghampirinya, dan seketika saya langsung dipukuli,” ungkapnya.

    Pria yang akrab disapa Rian ini mengaku terkejut, karena dengan arogannya sekelompok pemuda bermotor menggeber-geber kendaraan dan kemudian mengeroyoknya. Peristiwa tersebut menyebabkan luka di bagian kepala dan pelipis korban.

    Wakapolres Metro Tangerang Kota, AKBP Harley Silalahi menjelaskan, pelaku pengeroyokan berinisial RA (32) dan AU (22). Keduanya langsung diamankan petugas kepolisian di kawasan Ciledug, usai mendapat laporan korban atas insiden yang menimpanya.
    Menurut Harley, peristiwa tersebut merupakan kesalahpahaman antara korban dan pelaku, sehingga berbuntut pengeroyokan terhadap korban. “Motifnya kedua pelaku memukul karena pelaku salah paham kepada korban. Mungkin si korban ini telah menyinggung hanya salah komunikasi saja,” ungkap Harley, saat konferensi pers di Mapolres Metro Tangerang Kota, Selasa (5/6/2018)

    Kata dia, kedua pelaku tersebut tetap ditahan dan akan menjalani proses hukum karena telah memukuli korban. “Pelaku dijerat Pasal 170 ayat 1 tentang kekerasan dengan ancaman pidana 7 tahun penjara,” terangnya.

    Salah satu pelaku berinisial RA, saat jumpa pers di Mapolres Metro Tangerang Kota mengakui bahwa perbuatannya melanggar hukum karena telah memukuli seseorang. “Jadi lagi jalan, mungkin suara motor saya besar dan lagi nongkrong berempat nungguin temen kita. Si pelapor saya kira teman, dia mutar balik dan seperti nantangin berantem turun dari motornya,” tutur RA.

    “Saya khilaf saya pukul korban pada bagian kepala. Saya dorong dia terus langsung dipisahkan warga,” imbuhnya. (Red)

  • Perawat IGD RSUDAM Diduga Dianiaya Suami Pasien

    Perawat IGD RSUDAM Diduga Dianiaya Suami Pasien

    Ilustrasi Pengeroyokan (Foto/Dok/Net)

    Bandarlampung (SL) – Salah satu perawat di instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUDAM), Ferry harus mendapatkan perawatan, setelah mendapatkan penganiayaan oleh 4 orang keluarga pasien.

    Kejadian yang berlangsung pada, Selasa (27/3) siang ini, ditengarai karena keluarga pasien marah saat ditegur oleh perawat agar tidak emosional. “Dari awal datang memang sudah marah-marah. Mereka datang bawa pasien ke gedung IGD lama, padahal gedung itu masih dalam rangka perbaikan, keluarga korban langsung marah,” ucap Kepala ruang IGD RSUDAM, Kriston Riyadi, saat ditemui redaksi Netizenku.com (27/3).

    Kriston menceritakan, saat keluarga korban mendaftarkan pasien juga dalam keadaan sangat emosional. “Pendaftaran tetap kita proses, meski pasien tidak dapat menunjukkan identitas. Ketika pasien sedang dilakukan pengecekan awal, tensi dan lain-lain, suami dari pasien ribut dan marah-marah. Akhirnya perawat kami menegurnya, agar tidak emosi lagi. Namun teguran itu tidak diterima oleh YS. Dia mencengkram kerah baju F dan memukulnya, melihat kejadian tersebut, 3 orang keluarga pasien lainnya ikut menganiaya Ferry,” jelas Kriston.

    Atas kejadian tersebut, Ferry menempuh jalur hukum dan melaporkan YS kepada pihak kepolisian.

    Terpisah, Kabag Humas RSUDAM, Akhmad Sapri mengatakan, pihak rumah sakit telah melayani dengan sebaik mungkin terhadap pasien. “Kita semua tahu, bahwa ruang IGD untuk pasien gawat darurat, ini pasien seharusnya masuk ruang poli, karena tidak gawat darurat, hanya terdapat benjolan di anus. Tapi tetap kita layani dengan baik,” paparnya.

    Saat ditanya soal jalurbhukum yang ditempuh, Sapri mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan permasalahan ini lewat jalur hukum. “Hari ini perawat kita dipukul dan dianiaya, kita tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi, karena ini bukan lagi bicara persoalan individu, tapi bicara soal instansi. Kami tidak ingin penyelesaian dgn kekerasan,” tegasnya.

     

  • Keluar Dari Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Ketua LSM Disambut Samurai Dan Golok

    Keluar Dari Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Ketua LSM Disambut Samurai Dan Golok

    Sejumlah orang tidak dikenal di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Curug, Kota Serang Tepatnya di Depan Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Sekitar, Dengan Bersenjatakan Samurai Dan Golok Melakukan Pengeroyokan, Kamis (22/3/18)

    Banten (SL) – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Reaktor Banten, yang baru saja keluar dari Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Banten,Yepi Gusti Efendi di sambut Samurai dan Golok.

    Sejumlah orang tidak dikenal di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Curug, Kota Serang tepatnya di depan Kantor Dinas Sosial (Dinsos) sekitar pukul 11.20 WIB,dengan bersenjatakan samurai dan golok melakukan pengeroyokan ke salah satu Ketua LSM, Akibat pengeroyokan tersebut, Yepi Gusti mengalami luka-luka serius pada wajahnya.

    “Saya dikeroyok orang tidak dikenal tah apa motifnya, pelaku pengeroyok sekitar 10 orang di depan Kantor Dinsos Banten,” Ungkap Yepi pada wartawan.

    Saat ini, menurut Yepi tengah berada di Mapolsek Curug untuk melaporkan kejadian tersebut.,” ungkapnya.

    Yepi Menuuturkan awal Sebelum kejadian dirinya keluar dari Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) menuju tempat kejadian perkara (TKP) yang hanya berjarak sekitar 10 meter untuk berbincang menemui rekan seprofesinya.

    “Tiba-tiba ada seseorang memanggil saya, saya melihat sudah dikepung dan langsung memukul saya, ada juga yang membawa senjata tajam golok,” kata Yepi.

    Dia mengaku belum mengetahui jelas motif pengeroyokan terhadap dirinya apa. Namun, sebelumnya pada Senin, 19 Maret 2018 lalu sempet terjadi adu mulut dengan orang mengendarai roda empat yang hendak parkir disamping dindik Banten.

    “Saya kan sedang makan bakso bersama rekan rekan di median jalan samping Dindik Banten, tiba tiba ia berhenti parkir didepan saya dan rekan saya, ia sambil mengucap awas minggir saya mau parkir,,” ungkap Yepi sambil menirukan ucapan pelaku itu. “Nah Kayaknya itu pasca kejadian waktu senin kemarin, pasalnya saya sempat adu mulut dengan seorang yang mengendarai mobil hendak parkir itu.” jelasnya.

    “Saya sekarang sedang di Mapolsek Curug laporan kang, hampura saya babak belur akibat dikeroyok tadi, saya ga fokus” tuturnya.

    Rekan korban, Irfan membenarkan insiden pengeryokan tersebut. Dia mengaku tidak berdaya untuk melerai pengeroyokan terhadp Yepi. “Saya dan teman lain sulit untuk melerai, karena mau melerai ada sekitar tiga sampai empat orang itu bawa senjata tajam jenis golok,” katanya.

    Untuk motifnya sama apa yang dikatakan korban pasca insiden pada Senin, 19 Maret 2018 kemarin lalu, otak pelaku pengeroyokan udah kami ketahui dan udah dilaporkan ke Mapolsek Curug Kota Serang Berinisial (DP) warga Desa Gamulung Ciomas.

    Menurut Irfan selaku aktivis Pengiat Anti Narkoba, sangat prihatin dengan kejadian tersebut dan menduga ada motif lain selain itu. Dirinya Irfan bersama puluhan LSM mendesak Mapolsek Curug Kota Serang, untuk segera memproses pelaku pengeroyokan berinisial DP.“Pungkasnya. (ahmad suryadi)