Tag: Pesisir Barat

  • Nelayan Hilang di Laut Pesibar Ditemukan Meninggal

    Nelayan Hilang di Laut Pesibar Ditemukan Meninggal

    PESISIR BARAT (SL)-Pencarian terhadap nelayan tenggelam, Saipuloh bin Alani (40), asal Pemangku Bumiagung Pekon Tanjungsetia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) warga dan personel Polisi Air Lampung Barat (Lambar), Satuan Pelaksana (Satlak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akhirnya membuahkan hasil, Minggu (8/7/), sekitar Pukul 06.30 WIB.

    Jenazah korban berhasil ditemukan warga yang juga nelayan Tantungsetia di tengah perairan laut Tanjungsetia. “Alhamdulillah korban pagi hari ini berhasil ditemukan, selanjutnya korban akan diserahkan kepada keluarga. Korban mengalami luka disekitar tubuh dan perut mengembung,” ujar Kepala BPBD, Syaifullah.

    Diterangkannya, jenazah dibawa ke Puskesmas Pesisir Selatan untuk di visum et revertum dan dibersihkan. “Setelah itu tim medis akan memulangkan untuk diserahkan kepada keluarganya,” tukasnya.

    Sebelumnya, Syaifullah (40), seorang nelayan asal Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, dilaporkan hilang saat melaut di perairan Tanjung Setia, pesisir barat Lampung, sejak Jumat (6/7/2018). Saat ini, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Barat bersama petugas Basarnas Lampung dan polair Polda Lampung masih berupaya melakukan pencarian.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Lampung, ikut turun tangan melakukan pencarian, Saifulah bin Alani (40) nelayan asal Pekon Tanjungsetia, Kecamatan Pesisir Selatan, yang dilaporkan hilang saat tengah melaut.

    Kepala BPBD, Syaifullah, ketika dikonfirmasi, Jumat (6/7/2018), mengatakan bahwa setelah menerima informasi terkait hilangnya nelayan disekitar perairan Pekon Mandirisejati Kecamatan Krui Selatan, pihaknya langsung menerjunkan tenaga petugas Satuan Pelaksana (Satlak) BPBD. “Diterjunkannya tenaga Satlak BPBD itu untuk membantu melakukan pencarian korban nelayan yang diduga kuat tenggelam itu,” ujar Syaifullah.

    Dikatakannya, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan upaya pencarian dari tengah laut menggunakan perahu dan penyisiran disepanjang pantai hingga radius beberapa kilometer. “Pencarian masih berlangsung dan korban belum berhasil ditemukan. Upaya akan terus dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan,” pungkasnya.  (net)

  • Nelayan di Pesisir Barat Dikabarkan Hilang Pencarian Masih Berlangsung

    Nelayan di Pesisir Barat Dikabarkan Hilang Pencarian Masih Berlangsung

    Pesisir Barat (SL) – Masyarakat Pekon Tanjungsetia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) digegerkan dengan berita mengejutkan dari salah seorang warga setempat berprofesi nelayan yang tidak pulang usai pergi melaut, Jumat (6/7).

    Salah seorang warga setempat, Iswandi ketika ditanyakan informasi tersebut mengatakan bahwa korban adalah Saipulah bin Alani (40), pada Kamis (5/7) , sekitar Pukul 16.00 WIB, berangkat ke laut menggunakan perahu miliknya untuk memasang alat penangkap bibit lobster atau benur.

    “Seharusnya korban usai memasang alat penangkap benur sudah pulang sekitar Pukul 18.00 WIB, namun hingga sekitar Pukul 23.00 WIB, korban masih belum pulang juga,” kata Iswandi.

    Mengetahui informasi tersebut, nelayan setempat langsung memutuskan pencarian, hingga akhirnya perahu korban berhasil ditemukan disekitar perairan Pekon Mandirisejati Kecamatan Krui Selatan. “Perahunya ditemukan dilaut Mandirisejati, sekitar 150 Meter dari bibir pantai,” lanjutnya.

    “Saat perahu korban ditemukan, mesinnya dalam kondisi terbungkus rapi dan jangkar terpasang. Mesin sendiri setelah dicek dalam kondisi macet,” imbuhnya.

    Masih kata Iswandi, diduga kuat korban sendiri hanyut terbawa oleh arus kuat, dimana saat kejadian cuaca memang masih dalam kondisi yang tidak bersahabat.

    “Kami menduga karena perahu korban mogok, sehingga korban memberanikan diri untuk berenang ke pinggir pantai guna mencari pertolongan. Namun karena arus yang kuat ditambah waktu kejadian malam hari, diduga korban mengalami kelelahan dan hanyut terbawa arus,” pungkasnya.

    Dia menandaskan saat ini upaya pencarian masih terus dilakukan, dengan harapan korban bisa segera ditemukan. “Pencairan masih dilakukan disekitar perairan Mandirisejati hingga muara Sungai Waysaral Pekon Lintik,” tukasnya.

    Hal itu dibenarkan Kapolres Lampung Barat (Lambar) AKBP Tri Suhartanto. Pihaknya menduga nelayan ini hanyut di Samudera Indonesia.

    Bahkan pihaknya telah mengambil langkah dengan memerintahkan Kapolsek Pesisir Selatan AKP Fradi dan diback up Kasat Pol Air serta Kasat Sabhara Polres Lambar agar berkoordinasi dengan Badan SAR daerah Pesisir Barat untuk laksanakan SAR terbatas atau pencarian.

    “Kami sudah mengambil langkah dengan memerintah Kapolsek Pesisir Selatan AKP Fradi dan diback up Kasat Pol Air serta Kasat Sabhara Polres Lambar agar berkoordinasi dengan Badan SAR daerah Pesisir Barat untuk laksanakan SAR terbatas atau pencarian,” kata Kapolres. (net/mpn)

  • Krui Motret Mengabadikan Sensasi Surfing di Pesisir Barat

    Krui Motret Mengabadikan Sensasi Surfing di Pesisir Barat

    Pesisir Barat (SL) – Kabupaten Pesisir Barat, memiliki panjang garis pantai 210 kilometer. Dengan kondisi tersebut, kabupaten termuda di Provinsi Lampung itum punya potensi besar  pada pengembangan wisata pantai.

    Sejumlah kawasan pantai di Kabupaten Pesibar selalu menjadi incaran wisatawan lokal dan mancanegara. Frekuensi ombak pantai di kabupaten ini pun beragam, mulai dari sedang hingga tinggi. Maka tak heran, jika pantai-pantai di Kabupaten Pesibar yang behadapan langsung dengan Samudera Indonesia itu, selalu jadi incaran para penggila olahraga surfing dari berbagai penjuru dunia.

    Konon gelombang laut di kawasan pantai Kabupaten Pesibar menjadi yang terbaik kedua di dunia, untuk olahraga surfing,  setelah panti-pantai Kepulauan Hawai di Samudera Pasifik .

    “Frekuensi dan kualitas ombak di sini sangat bagus sekali dan sangat stabil. Cocok untuk olahraga surfing,” kata Patrick (35) wisatawan asal Australia pada harianmomentum.com melalui penerjemah.

    Kondisi tersebut, bukan saja menjadi icaran para penggila olahraga surfing, komunitas fotografi Krui Motret pun tak mau ketinggalan mengabadikan momen-momen atraksi surfing di Kabupaten Pesisir Barat.

    “Gulungan ombak di Pesisir Barat ini sangat bagus sekali, bahkan stabil hampir berlangsung sepanjang tahun. Sedangkan di Hawai, gulungan ombak yang cocok untuk surfing profesional hanya datang dalam jangka waktu enam bulan sekali. Ini kesempatan bagi kami, untuk mengabadikan momen, atraksi surfing lewat bidikan kamera,” kata  Rino anggota Komunitas Krui Motret.

    Dia juga mengatakan, anggota Komunita Krui Motret pun, tak mau ketinggalan merasakan sensasi gulungan ombak di atas papan surfing.

    “Kami ingin juga merasakan bagai mana sensai surfing di sini. Jadi tidak hanya sekedar motret. Saya tadi hanya coba-coba surfing. Eh  justru malah ketagihan, ” ungkapnya.

    Daus (30) dari komunitas Pesisir Barat Surfing Association (PBSA)  mengatakan, saat ini olahraga surfing di kabupaten tersebut semakin berkembang.  Terlebih, sejak dua tahun terakhir Pemkab Pesibar rutin menggelar kejuaraan surfing internasional bertajuk Krui Pro.

    Surfing di Pesisir Barat sekarang semakin berkembang. Malahan sudah menjadi salah satu hoby berbagai kalangan masyarakat. Ini tentu tidak lepas dari promosi yang dilakukan Pemkab Pesisir Barat lewat kejuaraan surfing internasional Krui Pro yang diikuti atlet-atlet surfing dari mancanegara,” terangnya. (HM/asn)

  • Kabupaten Pesisir Barat Surganya Para Surfing

    Kabupaten Pesisir Barat Surganya Para Surfing

    Pesisir Barat (SL) – Kabupaten Pesisir Barat provinsi Lampung di kelilingi gugusan pantai yang indah nan menawan. Frekwensi ombak di pantai-pantai ini menawarkan banyak pilihan seperti sedang dan dan tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Atraksi surfing menjadi cara lain untuk menikmati keindahan ombak di pantai yang mengelilingi kabupaten termuda di provinsi Lampung ini.

    Ombak di kabupaten pesisir barat menjadi salah satu wahana surfing terbaik dunia, frekwensi, kualitas dan kriteria ombak dinilai lebih unggul dibandingkan ombak di tempat lain. Gelombang air laut yang stabil membuat kabupaten pesisir barat berombak sepanjang tahun. Bahkan di Hawai, gulungan ombak hanya muncul dalam jangka waktu enam bulan, ujar akunrino anggota Kruimotret kepada harianmomentum.com.

    Rino melanjutkan, komunitas Krui motret tidak hanya mengabadikan moment-moment dimana saat peselancar menjajaki ombak, namun beberapa anggota komunitas Krui motret mencoba menjajaki olahraga air ini, bahkan olahraga ini (surfing) menjadi hoby baru kami. “Iya saya tadinya hanya mencoba, tapi ketagihan sudah 3 tahun ini olahraga surfing menjadi hoby saya,” ujar Rino.

    Sedangkan pengakuan sejumlah surfing (surfer) lokal maupun penikmat olahraga dari luar negri, kenikmatan olahraga surfing sangat terasa, sebab ombak yang ada di kabupaten pesisir barat memiliki ombak kiri dan kanan. Bahkan ombak kiri di pesisir barat merupakan salah satu ombak kiri terbaik di dunia.

    “Enaknya surfing itu ya ketika berdiri di atas ombak. Disitu titik kenikmatan dari sensasi yang dicari para surfer,” ujar Daus, surfer lokal dari komunitas Pesisir Barat Surfing Association (PBSA).

    Daus mengatakan, Aktifitas surfing di daerah ini diakui sedang menggeliat. Banyak pemuda lokal, anak-anak bahkan pewarta dan pegawai negri sipil (PNS) mulai tertarik untuk belajar bermain surfing, Pesisir Barat Surfing Association di bawah naungan Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) merupakan salah satu lembaga yang yang membina dan mengayomi surfer-surfer muda di pesisir barat.

    “Surfing ini menurut saya olahraga yang sering dikompetisikan tingkat dunia. Bahkan di pesisir barat sudah dua kali menggelar kejuaraan surfing internasional seperti Krui pro 2017 dan Krui pro 2018, jadi banyak komunitas atau lembaga yang mengayomi dan mengasah keterampilan anak-anak muda yang ingin belajar surfing hingga profesional, ya menurut saya paling tidak dengan banyaknya komunitas surfing dapat menumbuhkan atau mencetak surfer yang siap tampil dalam kejuaraan,” ujar Daus.

    Daus melanjutkan, para surfer di daerah ini mengeluhkan tentang sampah plastik yang hanyut di pantai, khususnya di pantai labuhan jukung. Sampah tersebut menjadi perusak suasana keindahan alam yang benar benar memulai dikawasan objek wisata labuhan jukung.

    “Ya gimana ya bang, banyak yang mengakui keindahan objek wisata bahari di sini, apalagi turis asing sangat takjub bang, tapi sampah yang berjejeran di laut menjadi gangguan. Saran saya masyarakat sadar tidak lagi membuang sampah ke laut ataupun sungai, membuang sampah ke sungai juga ujung-ujungnya sampai kelaut,” ujar daus (HM/Red)

  • Bupati Pesibar Berikan Suara di Pilgub Lampung

    Bupati Pesibar Berikan Suara di Pilgub Lampung

    Pesisir Barat (SL) – Bupati Pesisir Barat (Pesibar) Agus Istiqlal memberikan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02, Pekon Gunungkemala Induk Kecamatan Waykrui kabupaten setempat pukul 09.20 WIB.

    Usai menggunakan hak pilihnya Bupati meninjau pemungutan suara di TPS 02 Pekon Seray Kecamatan Pesisir Tengah. Di TPS 02 Seray orang nomor satu di Pesisir Barat tersebut berbincang dengan Kapolsek Pesisir Tengah, Danramil serta Kacabjari.

    Dilanjutkan  dengan menyambangi TPS 02 Pekon Way Napal,Kecamatan Krui Selatan, TPS 01 Pekon Ulok Manik Kecamatan Pesisir Selatan dan TPS 01 Pekon Negeri Ratu Ngambur Kecamatan Ngambur.

    Dalam pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018, Agus Istiqlal berharap agar tidak terjadi gesekan meski pilihannya berbeda.

    “Pilihan boleh beda, tetapi yang perlu dijaga adalah persatuan, jangan karena berbeda pilihan lalu gontok-gontokan, masyarakat Pesisir Barat harus tetap harmonis dan kondusif, dan ingat semua calon gubernur memiliki visi dan misi yang bagus untuk membangun provinsi Lampung lebih baik lagi “ujar Bupati. (HM/Asn)

  • Kondisi Jalinbar Lampung-Bengkulu di Pesisir Barat Yang Putus Tak Juga Diperbaiki

    Kondisi Jalinbar Lampung-Bengkulu di Pesisir Barat Yang Putus Tak Juga Diperbaiki

    Pesisir Barat (SL) – Kondisi terkini jalan lintas barat (Jalinbar) penghubung Lampung-Bengkulu cukup mengecewakan. Meski sudah mulai dilalui kendaraan, jalan penghubung sementara di Pekon Mandirisejati, Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) itu tidak kunjung diperbaiki.

    Pantauan wartawab, Selasa (26/6), meskipun sudah bisa dilalui, namun sering kali kendaraan terjebak dalam kubangan pasir di jalan tersebut. Kendaraan pribadi maupun bermuatan seperti truk mulai dapat melalui jalan itu harus ektra hati hati melintas. Sementara untuk kendaraan roda dua melalui jembatan Bailey yang kembali difungsikan. “Kemarin sore belum bisa lewat, baru pagi ini mobil bisa lewat. Ya mudah-mudah cuaca mendukung dan tidak hujan lagi,” ujar warga di lokasi.

    Sebelumnya, Senin (25/6) jalan darurat tersebut tergenang banjir yang mengakibatkan arus lalu lintas di wilayah itu lumpuh total. Banjir tersebut diakibatkan meluapnya Way Mahnay lantara curah hujan yang tinggi. Namun sayang, hingga berita ini diturunkan tidak ada aparat baik dari kepolisian maupun dinas perhubungan kabupaten setempat yang berjaga untuk menertibkan kendaraan yang ingin melintas. (Asn)

  • Akses Jalan Terputus, Ratusan Kendaraan Mangkrak di Jalan Lintas Barat

    Akses Jalan Terputus, Ratusan Kendaraan Mangkrak di Jalan Lintas Barat

    Pesisir Barat (SL) – Jalan di bawah Jembatan Bailey kembali terputus karena luapan sungai dan pasangnya air laut. Hal ini mengakibatkan ratusan kendaraan roda empat tidak dapat melintas di Jalan lintas barat (jalinbar) tepatnya di Pekon Mandiri Sejati, Kecamatan Krui Selatan, Senin (25/6/2018).

    Jembatan Bailey hanya dapat dilintasi oleh kendaraan roda dua. Sementara untuk kendaraan roda empat harus menunggu sampai jalan di bawah Jembatan tersebut dapat dilalui.

    Wakil Bupati Erlina, di lokasi kejadian mengatakan saat ini pemerintah melalui dinas terkait mengupayakan secepatnya jalan kembali bisa dilalui.

    “Dari JPN dan Dinas PU sudah melakukan penimbunan jalan agar dapat dilalui kembali. Mudah-mudahan hari ini sore sudah bisa melintas. Tapi kalau tidak ada halangan karena kita lihat pasang air laut,” terang Erlina.

    Di lokasi yang sama, Kapolsek Pesisir Tengah Kompol Sarial Efendi, mengatakan menempatkan beberapa anggota personelnya untuk berjaga-jaga di seputar lokasi.

    “Beberapa anggota Polsek dan Dishub mengatur kendaraan yang melintasi Jembatan Bailey. Hanya kendaraan roda dua saja yang diperbolehkan lewat jembatan, kalau roda empat tidak bisa. Dikhawatirkan akan membuat jembatan ambruk dan membuat jalur lumpuh total” terangnya.

    Kapolsek juga mengimbau, untuk pengendara yang melintasi jembatan agar berhati-hati, dan pengendara roda empat agar sabar menunggu hingga penimbunan selesai.

    Terjadi penumpukan kendaraan sepanjang 500 meter dari arah Bengkulu-Bandar Lampung dan sepanjang 1 Kilo meter dari arah Bandar Lampung-Bengkulu.

    “Untuk lalu lintas kendaraan kita sudah koordinasi dengan Polres Tanggamus untuk memindahkan jalur kendaraan yang menuju Bengkulu melewati jalur tengah (Liwa)” pungkasnya. (KT/Nova)

  • Sungai Meluap Jalinbar Pesibar Lumpuh Total

    Sungai Meluap Jalinbar Pesibar Lumpuh Total

    Pesisir Barat (SL) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Pesisir Barat (pesibar) sejak Minggu Siang (24/06/2018), mengakibatkan meluapnya Sungai Mahnay Pekon Mandiri Sejati. Sehingga jalan lintas barat (jalinbar) tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.

    Menurut keterangan Plt. Kasat Polpp Cahyadi Muis, melalui Kasi Ops. Sigit April Widodo, jalan lintas tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat sejak sore sekira pukul 16.00 WIB.

    “Untuk kendaraan roda empat tidak bisa melintas, jadi kalau yang dari arah Bengkulu ke Bandar Lampung lewat jalur liwa begitupun sebaliknya. Dan untuk kendaraan roda dua bisa menggunakan Jembatan Bailey,” terangnya.

    Ditambahkannya, saat ini anggota Satpolpp yang berada dilokasi jalan putus tersebut berjumlah 25 personil. Untuk membantu lalu lintas kendaraan.

    Lebih lanjut, anggota satpolpp akan menuju lokasi banjir di kecamatan Biha. “Kita mau membantu evakuasi warga yang terkena banjir di kecamatan biha. Sekarang masih belum bisa lewat, tapi sudah ada anggota satpolpp yang sudah di lokasi,” pungkas Sigit.

    Diketahui, akibat hujan deras tersebut ratusan rumah di beberapa pekon terendam banjir yakni Pekon Biha, Pekon Bangun Negara, Way Jambu, Paku Negara, Bangun Negara, dan Tanjung Raya, Pekon Rajabasa, Ngaras.

    Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui berapa kerugian yang ditimbulkan. Sementara tidak ada korban jiwa. (KT/Nova)

  • Pantai Labuhan Jukung Dipadati Ribuan Pengunjung

    Pantai Labuhan Jukung Dipadati Ribuan Pengunjung

    Pesisir Barat (SL) – Hingga H+ 4 Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah, beberapa lokasi wisata di Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) dipenuhi oleh ribuan masyarakat pengunjung, salah satunya yakni Pantai Labuhanjukung Kecamatan Pesisir Tengah.

    Sejak H+2, Pantai Labuhanjukung selain dipadati oleh masyarakat asli Pesibar, juga dipenuhi oleh para pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Mulai dari Bandarlampung, Palembang, hingga Bengkulu.

    Bahkan berdasarkan pantauan suarapedia.com, pada Minggu (17/6/2018) atau H+ 3 hingga beberapa kilo meter disepanjang jalan protokol di Kecamatan Pesisir Tengah sempat terjadi kemacetan yang mengular hingga beberapa jam. Kemacetan itu sendiri umumnya dipenuhi oleh kendaraan pribadi roda empat (R4).

    Menurut salah seorang pengunjung asal Palembang, Riyan, saat dikonfirmasi suarapedia.com, Senin (18/6/2018), dirinya bersama keluarganya lebih memilih berlibur ke Pesibar, lantaran keindahan pantainya yang sudah mendunia. “Pantai di Pesibar memang indah dan tidak sia-sia kami menempuh perjalanan yang jauh,” kata dia.

    Namun demikian Riyan berharap agar keindahan pantai di Pesibar tidak dicoreng oleh perbuatan kriminal para oknum yang tidak bertanggungjawab. “Setahu kami Pesibar aman, dan memang kami pun merasakan keamanan itu berbeda dengan daerah lain. Tentu kami berharap agar hal ini bisa terus terjaga,” pungkasnya.

    “Kami juga sebagai pengunjung dilokasi wisata Pesibar, mengapresiasi langkah petugas yang melakukan penjagaan yang ketat agar pengunjungnya bisa nyaman,” tukasnya.

    Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesibar, Syaifullah, S.Pi., menegaskan hingga saat ini beberapa lokasi wisata disepanjang wilayah Pesibar mulai dari Kecamatan Bangkunat hingga Lemong masih aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. “Alhamdulillah sampai saat ini pantai di Pesibar masih aman, tidak ada jatuhnya korban yang disebabkan masyarakat mandi di pantai. Petugas yang diterjunkan masih terus melakukan penjagaan secara intensif,” ungkapnya. (Suarapedia/Novan)

  • Gamolan Institute Mediasi Konflik di Pesisir Barat

    Gamolan Institute Mediasi Konflik di Pesisir Barat

    Pesisir Barat (SL) – Gamolan Institute Lampung menginisiasi pertemuan masyarakat adat di Pesisir Barat. Pertemuan dimaksud ada dalam sebuah sosialisasi bertajuk “Peran Serta Masyarakat Adat Dalam Tatanan Kehidupan Sosial Dan Kebijakan Publik” yang diadakan di Pekon Pelita Jaya dalam Marga Tenumbang.

    Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Saibatin Marga Tenumbang Merah Gunawan adoq Pengiran Mangku Alam, juga dihadiri Tokoh Adat & Tokoh Masyarakat dari beberapa Pekon dalam Marga Tenumbang.

    Disampaikan Ketua GIL Novellia Yulistin Sanggem adoq Pengiran Mustika, penguatan Masyarakat Adat harus dimulai dari kearifan lokal, Himpun Adat menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi didalam masyarakat.

    Dari pengalaman kami tentang masalah agraria, konflik di Pesisir Barat ini sebenarnya harus dimulai dari kesadaran Masyarakat Adatnya sendiri untuk menyelesaikan permasalahannya.

    Ia menambahkan peran penting Saibatin sebagai Kepala Marga, sehingga kebijakan publik ditentukan oleh Masyarakat Adat sendiri dengan memperhatikan kondisi sosial yang terjadi. Pada akhirnya local wisdomlah yang akan mereduksi potensi konflik juga meningkatkan kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat.

    Diandra Natakembahang adoq Batin Budaya Marga dari Gamolan Institute Lampung mengemukakan pentingnya merevitalisasi Himpun Adat dalam menjawab segala permasalahan pada tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan.

    Diandra menambahkan Himpun Adat dilaksanakan berjenjang mulai dari Himpun Muakhian, Himpun Bahmekonan dan Himpun Marga bergantung dari jenis dan tingkatan masalah yang dihadapi.

    Pada akhirnya Masyarakat Adatlah yang menentukan solusi dari permasalahan yang mereka hadapi dan menjadi resolusi bagi kebijakan publik dari pemerintah, bukan sebaliknya kebijakan publik yang tanpa memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat. (red)