Tag: Petani

  • Atasi Kekeringan, Dinas Pertanian Tulang Bawang Bagikan Ratusan Pompa Air

    Atasi Kekeringan, Dinas Pertanian Tulang Bawang Bagikan Ratusan Pompa Air

    Tulang Bawang, sinarlampung.co – Dinas Pertanian Kabupaten Tulangbawang menyalurkan 579 unit pompa air untuk meningkatkan produktivitas panen gabah. Bantuan itu, sebagai upaya pemerintah mengatasi kekeringan.

    Kepala Dinas Pertanian Tulangbawang, Nur Hasanah mengatakan, ratusan unit pompa air yang bersumber dari Kementerian Pertanian itu diberikan kepada masyarakat, untuk mengatasi krisis air ketika musim kemarau melanda.

    “Total 579 unit mesin pompa air bantuan dari pemerintah pusat yang kami salurkan kepada kelompok tani se Tulangbawang,” ungkap Nur Hasanah, kepada wartawan Kamis, 3 Oktober 2024.

    Dia menjelaskan, terdapat tiga jenis pompa air yang disalurkan kepada kelompok tani yang ada di 15 kecamatan itu, yakni ukuran 6 dan 4 inchi berjumlah 187 unit, sementara yang ukuran 3 inchi berjumlah 392 unit.

    Menurut dia, bantuan pompa air tersebut merupakan program Kementerian Pertanian dalam rangka memperluas area tanam serta memaksimalkan produktivitas persawahan tadah hujan dalam menjaga ketahanan pangan.

    “Kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada Menteri Pertanian dan jajaran yang banyak membantu petani di Kabupaten Tulangbawang dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan,” katanya.

    Kelompok Tani Makmur Tani, Kampung Bandar Aji, Kecamatan Gedung Aji, Kabupaten Tulangbawang bersyukur atas bantuan yang mereka peroleh. Pasalnya, bantuan itu berguna untuk mengatasi masalah air yang kerap mereka alami.

    “Pompa air ini membantu kami, karena dapat membantu kami ketika terjadi krisis air. Dengan adanya bantuan ini, semoga hasil panen gabah kami dapat meningkat,” ungkapnya. (Mardi)

  • Petani Masyarakat Register 40 Dukung Wahrul Fauzi

    Petani Masyarakat Register 40 Dukung Wahrul Fauzi

    Lampung Selatan (SL) – Sejumlah tokoh masyarakat Register 40 Lampung Selatan yang tergabung dalam Gerakan Petani Lampung mengadakan kunjungan ke kantor Wahrul Fauzi Silalahi, di Bandarlampung, Selasa petang kemarin.

    Sekretaris Jenderal Gerakan Petani Lampung, Rahmat Jayani, mengaku telah mengenal sosok sang pengacara rakyat sejak lama.

    Rahmat Jayani mengenal Wahrul Fauzi Silalahi sebagai pengacara yang selalu membela kaum tani dalam kasus sengketa lahan tanpa menerima imbalan.

    Sang pengacara rakyat Wahrul Fauzi Silalahi mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh tokoh-tokoh petani Register 40 Lampung Selatan.

    Wahrul berjanji akan selalu mengawal petani Register 40 seraya mengimbau masyarakat Lampung Selatan untuk tidak mempercayai begitu saja oknum-oknum yang menjanjikan kepemilikan lahan dengan sertifikat tanah. (fajarsumatera)

  • Ratusan Petani dan Nelayan Ujung Gunung “Demo” Bupati Tulangbawang?

    Ratusan Petani dan Nelayan Ujung Gunung “Demo” Bupati Tulangbawang?

    Menggala (SL) – Ratusan Petani dan Nelayan asal Tulung Seribu, Kampung Ujung Gunung Udik (UGU) Menggala, ngeluruk serta menduduki Kantor Bupati Tulangbawang mulai dari tanggal 13 hingga 14 September 2018, hari ini. Aksi mereka, sebagai bentuk kekesalan terhadap Bupati Tulangbawang Hj Winarti,  yang terkesan cuek atas permintaan warga untuk memfasilitasi pertemuan antara warga dengan pihak PT. Waskita Karya sebagai Pengelola Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

    Menurut Koordinator Massa Eliyanto mengatakan, tuntutan warga terhadap PT. Waskita agar membuatkan Jembatan Penyebrangan dan jalan khusus bagi petani dan nelayan mendapat respon dari pihak waskita. Tetapi kata Eliyanto pihak waskita sanggup mengakomodir semuanya namun persyaratanya pemkab Tulangbawang diharuskan ikut serta dengan menjadi fasilitator antara warga dengan perusahaan.

    “Waskita sanggup penuhi permintaan kami namun Pemkab harus turut serta sebab nantinya jalan maupun jembatan yang dibuat oleh waskita harus tercatat didalam aset pemerintah,saya sudah kirimkan surat permintan secara resmi namun sampai sekarang belum direspon oleh Bupati tidak jelas apa alasan beliau namun kami sepertinya di cuekin dengan bupati, “keluhnya.

    Menurut Eliyanto, akibat tidak diresponya permintaan tersebut oleh Bupati sampai sekarang tuntutan warga belum direalisasikan oleh Waskita, sehingga seluruh warga merugi lantaran  hasil panen petani dan hasil  ikan para nelayan tidak bisa dipanen.

    Oleh sebab itu, Elian tegaskan akan kembali menggelar aksi pada Senin 17/09 disekretariat Bupati, bahkan jika dakam kurun waktu sebulan Bupati masih saja tidak mengubris permintaan tersebut maka pihaknya akan menyegel kantor Bupati. “Kami akan kembali mengelar aksi dengan massa yang besar, dan jika masih saja tidak ditanggapi maka kantor bupati akan kami segel, “ katanya. (fs/jun)

  • Chusnunia Sambangi Petani Bawang Merah di Banjarrejo Lamtim

    Chusnunia Sambangi Petani Bawang Merah di Banjarrejo Lamtim

    Batanghari (SL) – Calon Wakil Gubernur Lampung nomor urut tiga Chusnunia mengunjungi petani bawang merah di Banjarrejo, Batanghari, Lampung Timur, Kamis 19 April 2018.

    Kunjungan Nunik –sapaan akrab Chusnunia– untuk mengetahui kondisi pertanian dengan turun ke lokasi. Bupati Lampung Timur yang sedang cuti ini pun menyempatkan berdialog mengenai persoalan yang dihadapi petani.

    Salah satu petani Triyanto, 30 tahun, mengaku kesulitan mengalirkan air ke lahan tanaman bawang. “Kami ini hasil tanaman bawang ke depan lebih baik. Tanaman ini daunnya menguning karena kekurangan air. Selama ini kami kesulitan mengalirkan air ke lahan tanaman bawang,” ucap dia kepada Nunik di lokasi.

    Selain itu, dia pun berharap dapat dikirimkan ke Brebes untuk belajar membudidayakan bawang. “Mudah-mudahan petani di sini bisa menghasilkan bibit bawang sendiri. Ibu bisa mengirim petani ke Brebes untuk belajar pembibitan,” tuturnya.

    Cawagub nomor tiga ini mengatakan pemerintah harus hadir mengarahkan petani melakukan usaha tani dengan baik. “Luar biasa bedanya mencolok sekali (kualitas, ed). Saya hanya mau bilang bahwa Lampung subur. Pemerintah harus hadir mengarahkan petani agar usaha taninya menghasilkan komoditas berkualitas baik,” ungkapnya.

    Menurut Nunik, melihat hasil panen petani bawang di Lampung Timur, kualitasnya bagus dengan berat rata-rata kandungan air sekitar 25 persen. “Ini berpotensi baik untuk menambah penghasilan para petani, karena harga bawang saat ini cukup tinggi, Rp30 ribu per kilogram,” ujarnya.

    Calon wakil gubernur Provinsi Lampung yang berpasangan dengan Arinal Djunaidi calon gubernur Provinsi Lampung ini berkomitmen membantu pengembangan komoditi bawang salah satunya dengan memberikan pupuk berkualitas baik.

    Melalui program Kartu Tani Berjaya para petani, tentu termasuk petani bawang, akan mendapatkan jaminan pasokan pupuk dan penambahan modal. Sehingga produktivitasnya tinggi dan kualitasnya bagus.

    Melihat hasil panen petani bawang di Lampung Timur, Nunik menilai, Lampung ke depan berpotensi menjadi lumbung komoditas bawang.
    “Kita harus dorong petani mengembangkan bawang karena terbukti hasil panennya berkualitas bagus,” katanya.

    Karena itu, jika diperlukan ahli pertanian bawang, pemerintah akan mendatangkan ahlinya agar para petani di Lampung bisa belajar langsung dan tidak perlu ke Kota Brebes.

    Pertanian bawang memang erat hubungannya dengan air, sumur bor pun akan dibuatkan lebih dekat agar petani bisa lebih mudah melakukan aktivitas pertaniannya.

    Ketua Kelompok Tani Maju I Parwoto mengakui bobot bawang merah yang ditanam oleh petani di Banjarrejo lebih tinggi. “Bobot lebih tinggi dan kualitas bagus,” ungkapnya.
    (rls).

  • Hujan Deras Rendam Ratusan Hektar Sawah Di Lamsel

    Hujan Deras Rendam Ratusan Hektar Sawah Di Lamsel

    Lahan Pertanian Yang Terendam Hujan Di Lamsel (Foto/Dok/Jun)

    Lampung Selatan (SL)-Hujan yang cukup tinggi, menguyur wilayah Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, mulai Minggu (25/2/2018) malam hingga Senin (26/2/2018) pagi, mengakibatkan merendam ratusan hektar (Ha) areal pertanian (sawah) serta menggenangi halaman rumah warga, dan membuat longsornya tanah pada bangunan jembatan, serta akses jalan terendam.

    Berdasarkan data yang di dapat suarapedia.com, Kecamatan Palas yang mengalami banjir akibat hujan yang terjadi adalah, Desa Bandan Hurip, mengalami banjir merendam ratusan hektar (Ha) sawah, dengan kondisi sebagian besar sudah ditanam padi, umur padi baru 7 sampai 15 hari dan sebagian kecil belum ditanam padi.

    Desa Pulau Jaya, banjir merendam puluhan Ha sawah (Kurang lebih 50 Ha) dengan kondisi sebagian yang sudah ditanam padi dan sebagian belum ditanam padi. Desa Sukamulya, mengalami kerusakan pada jembatan akibat gerusan arus air hujan, sehingga membuat tanah longsor. Desa Pulau Tengah, banjir merendam puluhan Ha areal Pesawahan dengan kondisi sebagian sudah ditanam padi, dengan umur tanaman padi baru berusia rata-rata 1 minggu tanam, dan sebagian belum di tanam padi, banjir juga menggenangi area halaman rumah warga yang letaknya di pinggir sawah, dengan ketinggian air sekitar 20 CM.

    Desa Mekar Mulya, banjir merendam ratusan hektar (Ha) areal pesawahan, dengan kondisi sebagian sudah tanam padi, umur padi baru 1 minggu, dan sebagian belum ditanam padi. Desa Palas Jaya, banjir merendam puluhan hektar areal pesawahan, dengan kondisi sebagian sudah ada yang tanam, dan sebagian belum di tanam padi. Desa Palas Pasemah, banjir merendam puluhan hektar areal pesawahan dengan kondisi sebagian sudah ditanami padi, umur padi baru 1 minggu berjalan, dan sebagian areal sawah belum di tanam padi.

    Dan Desa Tanjung Jaya, banjir juga merendam puluhan hektar areal pesawahan dengan kondisi sebagian sudah tanami padi, dan sebagian belum ditanami padi. Sedangkan akses jalan yang menghubungkan dari Desa Bumi asih, dan Bumi restu terendam, namun jalan tersebut masih bisa dilalui.

    Akibat banjir karena curah hujan yang mengguyur di wilayah Kecamatan Palas, para petani mengalami kerugian gagal tanam padi, namun mayortas para petani masuk menjadi anggota AUTP (Asuransi usaha tani padi) sehingga kerugiaan yang dialami petani akan mendapat bantuan dari pihak asuransi, namun melalui beberapa kriteria, sebab aturan bagi petani yang mendapat bantuan setelah tanaman padi berusia 30 hari (satu bulan). Bagi petani yang telah menanam padi rata-rata baru berumur satu minggu, apabila banjir tidak mengalami penyurutan, pada areal sawah, tanaman padi milik petani dibawah 1 minggu setelah tanam,  diperkirakan, akan mengalami Puso (Gagal tanam).

    Sementara salah satu petani Into (49) asal Desa Pulau Tenggah yang di hubungi melalui via telpon, dirinya sangat berharap mendapatkan bantuan benih padi dari dinas yang terkait.

    “Harapan saya, pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah, agar bisa membantu masalah yang ada di petani. Apalagi, para petani yang sudah menanam padi, kalau dua sampai empat hari tidak surut sawahnya, dipastikan bibit yang siap tanam akan gagal ditanam. Saya sangat berharap mendapatkan bantuan bibit padi,” katanya. (Spd/nt)