Tag: Peternakan

  • Lumpy Skin Disease Penyakit Yang Menyerang Hewan Ternak

    Lumpy Skin Disease Penyakit Yang Menyerang Hewan Ternak

    Bandar Lampung, (SL)Lumpy Skin Disease (LDS) atau penyakit kulit berbenjol merupakan penyakit menular pada hewan ternak sapi dan kerbau yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) termasuk dalam family Poxviridae yang umumnya menimbulkan penyakit cacar dan sejenisnya pada beragam spesies hewan.

    Sapi dan kerbau domestik Asia merupakan hewan-hewan yang terinfeksi secara alami. LSD tidak dapat menular ke manusia. Hal ini dikutip dari laman situs Dinas Pertanian Tulang Bawang Provinsi Lampung.

    Ciri LSD adanya nodul-nodul yang keras pada kulit di hampir seluruh bagian tubuh. Gejala dan tanda yang ditampakkan berupa nodul pada kulit, saluran pencernaan dan saluran pernafasan yang dapat menjadi ulser, demam tinggi, pembengkakan kelenjar limfa, dan penurunan produksi susu.

    Adapun pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi dan pengendalian vektor artropoda. Sedangkan perawatan terhadap hewan ternak yang terserang dilakukan dengan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid, antihistamin, dan antibiotik untuk infeksi sekunder.

    Masa inkubasi penyakit berdasarkan infeksi eksperimental adalah 4-14 hari dan pada kondisi lapangan bisa mencapai lima pekan. Demam muncul pada 6-9 hari setelah inokulasi virus sedangkan lesi kulit muncul pertama kali setelah 4-20 hari. Tanda klinis pertama yang dapat diamati adalah pembengkakan kelenjar limfa, demam tinggi selama seminggu terkadang muncul leleran dari mata dan hidung serta penurunan produksi susu yang drastis.

    Tak hanya itu, lesi kulit berupa nodul dan papula muncul dalam jumlah banyak, dengan benjolan keras, datar dan berbatas jelas, berdiameter 0,5-5 cm. Nodul dapat juga muncul di membran mukosa di saluran pernafasan hingga mengakibatkan pneumonia.

    Sementara nodul-nodul di membran mukosa mata, hidung, mulut, rektum, hingga alat kelamin dapat mengalami ulser dan menghasilkan sekresi. AAkibatnya leleran mata, hidung dan air liur dapat mengandung virus LSD.

    Pada fase kronis, lesi ditandai dengan jaringan infark dengan bagian tengah nekrosis dan dikelilingi jaringan granulasi yang berangsur-angsur mengalami fibrosis.

    Sapi betina dapat mengalami mastitis dan keguguran. Sedangkan sapi jantan dapat mengalami orkitis (peradangan pada salah satu atau kedua testis).

    Virus LSD terutama ditularkan oleh vektor mekanin berupa atropoda seperti nyamuk dan lalat penggigit. Sebuah studi di eropa menyimpulkan bahwa jangkauan penyebaran maksimum LSD oleh vektor sejauh 80 km.

    Potensi penularan yang lebih kecil terjadi melalui kontak langsung antara hewan sehat, melalui air dan pakan yang terkontaminasi serta melalui perkawinan alami atau inseminasi buatan. Sedangkan penularan iatrogenik dapat terjadi akibat penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi virus.

    Menghadapi merebaknya penyakit Lumpy Skin Disease ini, pemerintah telah melakukan langkah berupa pemberian vaksinasi terhadap hewan ternak sehat. (Red/Heny)

    (lebih…)

  • Sektor Pertanian Penyumbang PDRB Terbesar Lampung

    Sektor Pertanian Penyumbang PDRB Terbesar Lampung

    Bandar Lampung (SL) – Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Lampung Qudrotul Ikhwan menyebut pertanian menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung selain sektor perikanan dan kehutanan.

    “Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB Provinsi Lampung, dengan share mencapai 27,90 persen,” ucap Qudrotul saat pembukaan Rapat Gabungan FKD-MPU ke-23 di Grand Krakatau di Ballroom Swiss-Belhotel Bandar Lampung, Selasa 4 Juli 2023.

    Dia menjelaskan, sektor pertanian memiliki peran besar terhadap pertumbuhan PDRB karena ditunjang beberapa produksi komoditas, seperti padi atau gabah kering giling (GKG) yang mencapai 2,66 juta ton dengan luas areal panen sekitar 516,91 ribu hektar.

    “Ini menempatkan Lampung sebagai daerah sentra produksi padi peringkat ke-2 se-Sumatera dan peringkat ke-6 Nasional,” ujar Qudrotul.

    Selanjutnya, produksi komoditas jagung mencapai 1,503 juta ton, menempatkan Provinsi Lampung sebagai daerah sentra produksi Jagung Pipilan Kering peringkat ke- 1 se-Sumatera dan peringkat ke-3 Nasional.

    Lalu produksi komoditas kedelai yang mencapai 9.815 Ton, menempatkan Provinsi Lampung sebagai daerah sentra produksi Kedelai peringkat ke-2 se-Sumatera dan peringkat ke-8 Nasional.

    “Dan produksi komoditas Nanas yang mencapai 861.696 Ton menempatkan Provinsi Lampung sebagai daerah sentra produksi Nanas peringkat ke- 1 Nasional,” jelas Qudrotul. (Red)