Tag: Pilkada 2018

  • Pasca Penetapan Gubernur Terpilih Arinal Silahturahmi di Kediaman Pribadi

    Pasca Penetapan Gubernur Terpilih Arinal Silahturahmi di Kediaman Pribadi

    Bandarlampung (SL) – Pasca ditetapkan sebagai Gubernur Lampung terpilih, Arinal Djunaidi mengadakan silaturahmi di rumahnya, Minggu (12/8). Acara silahturahmi dihadiri tokoh dan pengurus partai politik pengusung dan pendukung, simpatisan serta relawan Arinal-Nunik. Termasuk hadir puluhan anak yatim.

    “Kegiatan silahturahmi ini merupakan bentuk syukur atas ditetapkannya pasangan Arinal-Nunik sebagai gubernur dan wakil gubernur Lampung terpilih tahun 2019-2024.” kata Arinal, yang diminta untuk membawakan satu buah lagu, oleh Ustad Solmed yang lebih dulu melantunkan lagu.

    Arinal membawakan lagu dari Rhoma Irama yang berjudul malam terakhir. Usai membawakan lagu, Arinal meminta perwakilan dari masing-masing partai pendukung dan pengusung untuk naik ke atas panggung. “Pada Pilgub Lampung 27 Juni 2018, merupakan ulang tahun saya. Kemudian, putusan Mahkamah Konstitusi pada Jumat (10/8) kemarin, adalah ulang tahun istrinya, Riana Sari. Jadi ulang tahun kami, Allah memberikan kado berupa, saya ditetapkan Gubernur Lampung terpilih, dan Ibu Chusnunia sebagai Wakil Gubernur terpilih,” kata Arinal. (mmt/jun)

  • Mendagri: Meski Banyak Gugatan, Pemenang Pilkada Tetap Diumumkan 23 Juli 2018

    Mendagri: Meski Banyak Gugatan, Pemenang Pilkada Tetap Diumumkan 23 Juli 2018

    Jakarta (SL) – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memperkirakan hanya sekitar 30 persen gugatan calon kepala daerah dalam Pilkada serentak 2018, yang akan ditindaklanjuti oleh Mahkamah Konstutusi (MK)

    “Saya kira dari jumlah yang ada tidak sampai 30 persen yang akan ditindaklanjuti MK,” katanya, seusai menghadiri Hari Anti Narkotika Internasional di Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor, Kamis (12/7/2018).

    Hal tersebut dikarenakan sebagian besar gugatan dari pasangan calon kepala daerah yang masuk ke MK, tidak memiliki bukti-bukti yang cukup kuat. “Kalau dia tidak puas dan memiliki cukup alat bukti, bisa mengajukan ke MK. Tapi ada aturannya, ada pembatasannya. Kalau selisih kekalahan seseorang hanya sekitar 2-3 persen, mungkin akan diperhatikan MK. Jadi jangan semua permasalahan harus diajukan. Kalau memang betul cukup alat bukti bisa diajukan ke MK,” terang Tjahjo.

    Meski banyaknya gugatan, Tjahjo menegaskan pihaknya tetap akan melakukan penetapan pemenang Pilkada 2018 sesuai waktunya, pada 23 Juli 2018. “Tetap sesuai aturan. Karena KPU sudah memiliki tahapan persiapan memasuki Pileg dan Pilpres. Saya kira MK cukup akomodatif melihat UU yang dan mencermati perkembangan. UU memberi ruang bisa lewat Panwas, Bawaslu atau MK,” tegasnya.

    Mahkamah Konstitusi sebelumnya telah merilis 56 permohonan gugatan terkait hasil dan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. Adapun KPU kota yang menjadi termohon adalah Tegal, Parepare, Gorontalo, Madiun, Cirebon, Padang Panjang, Subulussalam, Serang, Bau Bau, Palembang, Bekasi, Makassar, Palopo dan Bengkulu.

    Untuk KPU kabupaten yang menjadi termohon adalah KPU Bangkalan, Bolaang Mongondow Utara, Biak Numfor, Banyuasin, Sinjai, Pulang Pisau, Rote Ndao, Cirebon, Manggarai Timur, Bantaeng, Puncak, Maluku Tenggara, Belitung, Tabalong, Sampang, Kerinci, Tapanuli Utara, Talaud, Alor, Lahat, Timor Tengah, Sanggau, Mamberamo, Deiyai, Dairi, Donggala, Pinrang dan Bogor.

    Selanjutnya KPU provinsi yang menjadi termohon adalah KPU Provinsi Maluku, Sumatera Selatan, Maluku Utara, Lampung dan Sulawesi Tenggara. (net)

  • Rekap KPU: RK Menang di Jabar, Ganjar di Jateng, Khofifah di Jatim

    Rekap KPU: RK Menang di Jabar, Ganjar di Jateng, Khofifah di Jatim

    Jakarta (SL) – KPU di berbagai daerah telah menyelesaikan rekapitulasi suara Pilkada Serentak 2018. Siapa saja pemenangnya?

    Jawa Barat
    Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum: 7.226.254 suara (32,88 persen)
    Tb Hasanuddin-Anton Charliyan: 2.773.078 suara (12,62 persen)
    Sudrajat-Ahmad Syaikhu: 6.317.465 suara (28,74 persen)
    Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 5.663.198 suara (25,77 persen)

    Suara sah: 21.979.995
    Suara tidak sah: 744.338
    Total suara: 22.724.333 pemilih.

    Dengan demikian, Pilgub Jabar 2018 dimenangkan oleh Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

    Jawa Tengah
    Ganjar Pranowo-Taj Yasin :10.362.694 suara (58,78 persen)
    Sudirman Said-Ida Fauziyah: 7.267.993 suara (41,22 persen)

    Suara sah: 17.630.687 suara
    Suara tidak sah: 778.805 suara.

    Dengan demikian, Pilgub Jateng 2018 dimenangkan oleh Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

    Jawa Timur

    Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak: 10.465.218 suara (53,55%)
    Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno: 9.076.014 suara (46,45%)

    Dengan demikian, Pilgub Jatim 2018 dimenangkan oleh Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak

    Lampung
    Muhammad Ridho Ficardo-Bachtiar Basri: 1.043.666 suara (25,46%)
    Herman Hasanusi-Sutono: 1.054.646 suara (25,73%)
    Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim: 1.548.506 suara (37,78%)
    Mustafa-Ahmad Jajuli: 454.452 suara (11,04%)

    Suara sah: 4.099.272
    Suara tidak sah 80.133
    Total suara: 4.179.405

    Dengan demikian, Pilgub Lampung 2018 dimenangkan oleh Arinal-Nunik

    Riau
    Syamsuar-Edy Nasution: 799.289 suara (38,20 persen)
    Lukman Edy-Hardianto: 369.802 suara (17,67 persen)
    Firdaus-Rusli Effendi: 416.248 suara (19,89 persen)
    Arsyadjuliandi ‘Andi’ Rachman-Suyatno: 507.187 suara (24.24 persen)

    Dengan demikian, Pilgub Riau 2018 dimenangkan oleh Syamsuar-Edy. (dt/net)

  • Orang-Orang Semifinal

    Orang-Orang Semifinal

    Oleh : Alamsyah Saragih

    LAGA Piala Dunia 2018 berlangsung bersamaan dengan momen Pilkada serentak di Indonesia yang sulit dipisahkan dari dinamika suksesi nasional pada tahun 2019 mendatang. Sebagian menjadikan Pilkada kali ini sebagai proksi Pilpres 2019, sebagian yang lain masih meragukan.

    Analogi dan satire Pilkada ke dalam Piala Dunia atau sebaliknya tak terhindarkan dan mewarnai media sosial. Bedanya, sindiran dan olok-olok dalam dunia sepak bola tak membawa kita pada pertikaian sosial pada apa yang disebut anak milenial sebagai ‘baper tingkat dewa’.

    Debut Para Ronaldian

    Indonesia masih dipenuhi euforia Reformasi ketika itu. Di Bondy, Perancis, tepatnya pada 20 Desember 1998, lahir seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Kylian Mbappe. Mbappe remaja menekuni Bola. Dinding kamarnya dipenuhi gambar sang idola: Cristiano Ronaldo.

    Di usia 19 tahun Mbappe telah menjadi bintang kesebelasan Perancis dalam Piala Dunia 2018 yang digelar di negeri Beruang Merah. Beberapa gol yang dicetaknya dalam babak 16 besar melawan Argentina telah memulangkan Messi dan timnya. Takdir berjalan lain, Ronaldo sang idola harus pula menyusul Messi beberapa jam kemudian karena Portugal dikalahkan Uruguay.

    Di Chingford, Inggris, 28 July 1993, seorang anak berdarah Irlandia lahir dan diberi nama Harry Edwin Kane. Ia menggemari bola dan mengembangkan bakatnya di Akademi Arsenal. Kane dikeluarkan dari akademi Arsenal ketika usia 8 tahun karena dinilai kegemukan. Di kemudian hari keputusan tersebut diakui salah oleh direktur Akademi Arsenal, Liam Brady.

    Pemain kesebelasan Inggris yang kini berusia 24 tahun itu menjadi pencetak gol terbanyak Liga Inggris selama dua musim tanding berturut-turut, dalam kurun waktu 2015-2017. Sebagaimana Mbappe, Kane juga mengagumi Ronaldo. Dalam satu wawancara ia mengatakan: “Ronaldo adalah teladan. Ia pemain fantastis. Saya berharap suatu hari akan mencapai performa seperti dia”.

    Inggris dan Perancis melaju ke babak semi final. Namun, kemungkinan Mbappe atau Kane berhadapan dengan sang idola di Piala Dunia boleh jadi tak lagi akan ada. Pasalnya, Ronaldo yang pulang lebih dulu telah berusia 33 tahun. Bukan tak mungkin ia mulai memilih untuk menapaki masa transisi karier menjadi Pelatih beberapa tahun ke depan.

    Angin Perubahan

    Rusia mengingatkan pada lagu Scorpion: Wind of Change. Sepertinya angin perubahan juga bertiup di piala dunia kali ini. Beberapa bintang bukan hanya harus pulang ke kampung halaman, tapi juga sudah mulai memasuki penghujung usia karir dan sebagian sedang menapaki usia matang.

    Rusia menjadi kuburan bagi para bintang ternama. Kehadiran bintang-bintang baru yang masih terbilang muda seperti Mbappe, mengisyaratkan alih generasi dimulai. Di luar itu capaian Belgia dan Kroasia ke babak semi final menjadi catatan sejarah tersendiri, mengingat keduanya tak memiliki bintang yang sangat-sangat menonjol.

    Sebagai ciri khas, bintang piala dunia tetap beragam etnik, kendati memasuki semi final yang tersisa hanya kesebelasan asal daratan Eropa. Selama musim pertandingan, ada berita mengenai sedikit ricuh terkait Israel. Meski demikian isu SARA praktis tak mendominasi warna pemberitaan.

    Magistrature of Influence

    Pelatih kesebelasan Belgia berkebangsaan Spanyol, Roberto Martinez, menjadi salah satu pusat perhatian. Di tangannya Belgia melaju ke semi final mengalahkan Brazil yang digadang-gadang akan menjadi juara dunia setelah Argentina menyusul kekalahan Jerman. Praktis puluhan tahun Belgia tak mengalami prestasi gemilang dalam laga dunia.

    Berbeda dengan Argentina yang agak ricuh ketika menetapkan Messi sebagai Kapten, Martinez tak menghadapi masalah dalam penetapan Eden Hazard untuk memimpin kesebelasan. Martinez tidak hanya menerapkan taktik yang dihitung rapih, tapi juga memiliki kemampuan memotivasi yang luar biasa. Ia bahkan memanfaatkan ruang publik untuk menyampaikan penilaian positifnya terhadap para pasukan.

    Memasuki akhir tahun lalu, ia mulai mempromosikan Kevin De Bruyne sebagai pemain yang akan mencapai performa setara dua super bintang, Ronaldo dan Messi. Upaya Martinez memanfaatkan lini pengaruh dalam suatu pertempuran mengingatkan saya pada apa yang disebut sebagai ‘Magistrature of Influence’.

    Sebelum berlaga melawan Brazil ia menyampaikan pujiannya melalui media kepada Eden Hazard sebagai Kapten dengan kepemimpinan terbaik, “dia sudah menjadi kapten sesungguhnya, pemimpin sebenarnya yang selalu menjadi dirinya sendiri”.

    Pujiannya terhadap sang Kapten dan tim banyak dikutip media, “anda lihat, banyak kapten di tim ini. Ketika melihat Hazard anda akan menikmati sepak bolanya, dia membuat sepak bola jadi indah”.

    Pesan positif yang disampaikan Martinez kepada publik bukan tanpa maksud. Ia tahu meskipun Belgia sedang panen generasi baru tapi sedang berhadapan dengan para raksasa. Ia tidak hanya sekedar mengembangkan strategi dan taktik yang setiap saat bisa berubah di lapangan datar, tapi juga mengelola mental tim maupun lawan.

    Pujiannya semakin memuncak bersamaan dengan kemenangan demi kemenangan tim. Ini dapat dilihat sebagai perang psikologis. Selain untuk menjaga mental tim hingga ke titik penghabisan, hal tersebut juga penting untuk mempengaruhi persepsi dan moral lawan terhadap kekuatan tim binaannya.

    Sebagai Jenderal, Martinez seperti tak mau kehilangan kemenangan di semua lini pertempuran. Meski ia meyakini keberuntungan juga menentukan, ia merancang taktik yang adaptif dan mengelola momentum dengan cermat. Melalui tim Belgia ia berusaha mepelopori kelahiran super star baru di dunia sepak bola. Tak mengherankan jika Spanyol yang harus pulang lebih dulu ingin mengambilnya dari Belgia.

    Indonesia

    Pilkada serentak 2018 juga seperti mengisyaratkan angin perubahan. Partai-partai menengah di daerah yang lebih proaktif mencari bintang lokal relatif memimpin dan memenangkan pertempuran. Politik dinasti dan ‘proksi incumbent’ mulai berguguran meski sebagian bertahan. Ada sedikit kericuhan di Kalbar dan upaya membangun sentimen SARA di beberapa daerah selama pilkada, tapi sepertinya tak mempan.

    Rakyat tengah ogah dipaksa memilih kandidat jadi-jadian apa lagi syarat kesan hegemonik. Mereka lebih rela memilih kotak kosong atau memilih yang dirasa lebih memberi manfaat meski berstatus tersangka. Nanti dulu bicara hukum. Upaya memanfaatkan sisa sentimen Pilgub DKI dua tahun lalu juga tak membuahkan kemenangan.

    Hasil perhitungan suara belum selesai ditetapkan oleh KPUD, tapi hampir pasti tak akan berbeda dengan hasil real count mereka. Di Jawa Barat, PKS yang bekerja keras dengan jaringan saksinya akhirnya mengakui kemenangan lawan versi real count. Sikap yang patut dipuji dari partai kader ini, meski masih belum diakui oleh tim sukses.

    Menjelang akhir pilkada Jawa Barat, SBY menyampaikan opini negatif terhadap indikasi perangkat negara yang tak netral. Publik ikut dicemaskan, seolah-olah ada target penguasa untuk memenangkan kandidat tertentu.

    Berbeda dengan Martinez yang memilih meggunakan pengaruh positif, sentimen negatif ini justru dinilai banyak kalangan memberikan keuntungan bagi lawan politik. Meski ada juga yang meyakini sebagai kepanikan akibat laporan internal mengenai perpindahan suara besar-besaran kepada kandidat tertentu.

    Apapun yang telah terjadi, Pilkada serentak 2018 memasuki tahap usai. Bintang politik alternatif mulai memancarkan sinar. Cadangan kepemimpinan nasional untuk 2019-2024 bermunculan dari daerah. Mahathir effect mulai meredup.

    Politisi senior Jusuf Kalla menolak pinangan Partai Demokrat untuk menjadi Capres. Tak terobsesi menjadi Mahathir, mungkin ia lebih memilih beranjak keluar dari gelanggang dan mengambil peran mentor sebagaimana Martinez. Dua kali perjalanan semobilnya dengan Anies Baswedan seolah mengisyaratkan itu.

    Potongan syair Cat Stevan (Yusuf Islam), dalam Father and Son, cukup menyentuh: “look at me, I’m old but I’m happy; … you will still be here tomorrow, but your dreams may not; … I know that I have to go away”.

    Sumber: FB Alamsyah Saragih/ Anggota Ombudsman RI

  • Arinal-Nunik Resmi Unggul Dengan 37,78% Suara Pilgub Lampung 2018

    Arinal-Nunik Resmi Unggul Dengan 37,78% Suara Pilgub Lampung 2018

    Bandarlampung (SL) – Hasil Pilkada Provinsi Lampung 2018 sudah final dimenangkan oleh pasangan Nomor 3, Arinal-Chusnunia (Nunik) dengan perolehan suara sebanyak 1.548.506 atau 37,78 persen dari 4.179.405 surat suara. Arinal-Chusnunia (Nunik) mengalah Pasangan Nomor 1, petahana Gubernur Ridho-Bachtiar yang hanya memperoleh 1.043.666 suara atau 25,46%.

    Sementara Pasangan Nomor 2 Herman HN-Sutono 1.054.646 suara atau 25,73%; dan pasangan Nomor 4, Mustafa-Jajuli 454.452 suara atau 11,04%. Data Rekapitulasi Perolehan Kabupaten-Kota Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung 2018 ini diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung di Bandar Lampung, Minggu (8/7).

    Sebaran suara di 15 Kabupaten dan Kota di Seluruh Provinsi Lampung menunjukkan Pasangan Arinal dan Nunik unggul di 8 dari 15 Kabupaten dan Kota mengalahkan Pasangan Nomor 1, petahana Gubernur Ridho-Bachtiar; Nomor 2 Herman HN-Sutono; dan pasangan Nomor 4, Mustafa-Jajuli. Delapan Kabupaten dan kota yang dimenangkan Arinal dan Nunik itu adalah Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 185.590 suara atau 38,32%; Kabupaten Pringsewu sebanyak 91.716 suara atau 43,82%; Kabupaten Lampung Timur sebanyak 304.931 suara atau 58,95%; Kota Metro sebanyak 28.620 suara atau 38,30%; Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 305,980 suara atau 46,68%; Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 79,916 suara atau 47,87% dan Kabupaten Mesuji sebanyak 41.187 suara atau 41,49%.

    Jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) sebanyak 5.768.061. Jumlah surat suara yang masuk sebanyak 4.179.405 atau 72,46%. Jumlah suara sah sebanyak 4.099.272. Jumlah suara tidak sah 80.133. Dengan demikian KPU Lampung telah menetapkan bahwa pasangan Arinal Djunaidi dan Chusnunia akan menjabat sebagai Gubernur Lampung periode 2019-2024.

    “Dengan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Lampung yang telah memberikan kepercayaan dan memlih Arinal dan Nunik untuk memimpin Provinsi Lampung 5 tahun ke depan. Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bawaslu dan KPUD Lampung yang telah menyelenggarakan Pilkada Lampung dengan damai dan aman sampai penetapan pengumuman hasil Pilkada Lampung hari ini,” kata Ketua Tim Pemenangan Arinal-Nunik Tony Eka Candra kepada wartawan, usai pengumuman KPUD Lampung tersebut. (rls)

  • Teguh Santosa: Masyarakat Diminta Agar Berhati-hati dalam Menyimak Informasi

    Teguh Santosa: Masyarakat Diminta Agar Berhati-hati dalam Menyimak Informasi

    Jakarta (SL)-Praktisi media, Teguh Santosa meminta warga masyarakat agar berhati-hati dalam menyimak informasi.

    Hal tersebut terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang baru lalu yang sedikit banyak mampu meredakan ketegangan di tengah masyarakat.

    Diharapkan juga, suasana saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang akan lebih kondusif.

    Demikian disampaikan Teguh Santosa dalam dialog program Pojok Dot Com di RRI, pada hari Rabu 4 Juli 2018 kemarin.

    Menurut Teguh, Pilkada 2018 memperlihatkan watak asli kompetisi politik yang pragmatis.

    Apa yang sebelumnya diyakini sebagai nilai dan kepentingan absolut ternyata bisa dinegosiasikan.
    “Terlepas dari berbagai analisa yang berkembang mengiringi hasil sementara pilkada serentak yang baru lalu, saya rasa ada peredaan ketegangan politik identitas berdimensi Suku, Agama Ras dan Aliran (SARA) sisa pemilihan gubernur DKI Jakarta,” ujar pendiri Indonesian Online Media Syndicate (IOMS) itu.

    Dijelaskan Teguh, apapun konstelasi yang mungkin terjadi dalam pemilihan presiden tahun depan, dia berharap setelah ini berbagai lembaga survei politik dan juga media tidak memperlakukan pemilihan presiden seperti layaknya arena adu jangkrik.

    “Jangan hanya menyoroti aspek kalah dan menang tokoh atau kandidat, seperti mengadu jangkrik. Beri porsi yang cukup untuk membicarakan track record kandidat juga kebijakan dan program yang diusungnya. Sehingga masyarakat punya gambaran mengenai konsekuensi dari pilihan mereka,” jelas Teguh.

    Di sisi lain, dia juga mengingatkan anggota masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyimak informasi.

    “Jangan mudah termakan informasi provokatif dan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tandasnya. (Pewarta/rel).

  • Barisan Rakyat Peduli Lampung Kawal Penyelenggara Pilgub Lampung Bekerja Optimal

    Barisan Rakyat Peduli Lampung Kawal Penyelenggara Pilgub Lampung Bekerja Optimal

    Bandarlampung (SL) – Masa Barisan Rakyat Peduli Lampung melakukan aksi bersama ke Bawaslu dan KPU Lampung.

    Intisari rangkaian aksi adalah memberikan dorongan agar Komisi Pemilihan Umum Lampung dan Bawaslu Lampung bekerja sesuai konstitusi dan rakyat Lampung tidak terpancing atas wacana gaduh yang berasal dari isu politik yang tak jelas kebenarannya.

    Ica Novita, koordinator Barisan Rakyat Peduli Lampung menyatakan hadirnya isu politik yang tak jelas hanya akan memecah belah keutuhan masyarakat.

    “Jangan ada aksi yang hanya memojokan institusi yang resmi dan bekerja maksimal demi terciptanya Pilkada Lampung yang lebih baik,” kata Ica Novita, koordinator lapangan di sela aksi ke KPU dan Bawaslu Lampung.

    Kelompok masa dengan membawa aspirasi agar proses pilkada Lampung berjalan damai, juga memberikan dukungan kepada penyelenggara dalam hal ini KPU dan Bawaslu agar bekerja optimal, bebas intervensi, intimidasi dan tekanan dari pihak manapun.

    “Kita meminta kepada seluruh pendukung dan paslon pilkada Lampung untuk mentaati peraturan perundangan yang ada demi terciptanya hasil pilkada yang damai, ” kata Ica Novita.

    Secara khusus kepada semua lapisan masyarakat dan pasangan calon gubernur, wakil gubernur untuk menjaga keamanan, ketertiban serta menerima apapun hasil yang diputuskan oleh penyelenggara Pilkada Provinsi Lampung.

    “Kita ingin proses penyelenggaraan pilkada berlangsung aman, damai agar rakyat yang sudah memilih bisa mendapatkan pemimpin Lampung agar bisa bangun lebih baik ke depan,” kata Ica Novita. (rls)

  • Wahrul Fauzi Silalahi: Jangan Takut Laporkan Politik Uang Karena Pelapor Dilindungi Hukum

    Wahrul Fauzi Silalahi: Jangan Takut Laporkan Politik Uang Karena Pelapor Dilindungi Hukum

    Bandarlampung (SL) – Sentra Penegakan Hukum Terpadu pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung tahun 2018 diharapkan dapat bekerja secara efektif dan optimal dalam menangani tindak pidana pemilihan yang telah berlangsung di bumi dua jurai.

    Direktur Kantor Hukum Wahrul Fauzi Silalahi dan Rekan menyatakan, pelapor adalah orang yang berhak melaporkan kasus dugaan pelanggaran Pemilihan yang terdiri dari Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, pemantau pemilihan, dan/atau peserta pemilihan.

    “Hak pelapor diatur dalam peraturan Bawaslu Nomor 14 tahun 2017 Tentang penanganan laporan pelanggaran. Jangan takut laporkan politik uang,” terang Fauzi yang disampaikan dalam rilisnya, Selasa (03/07).

    Menurutnya, pelapor jangan merasa takut akan ancaman laporan balik, apabila laporan atau keterangan yang diberikan benar terdapat pelanggaran atau ada tindak pidana pemilihan yang terjadi.

    Pengacara rakyat ini juga menjelaskan pelapor memiliki  hak untuk memperoleh keadilan, sebagaimana diterangkan dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

    Disebutkan dalam ketentuan itu, setiap orang tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.

    “Yang dapat menentukan keterangan itu benar atau tidak adalah hakim yang mengadilinya, Gakumdu hanya dapat menyatakan unsurnya terpenuhi atau tidak,” tukasnya.

    Selain itu, Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban menyatakan saksi, korban, saksi pelaku, dan/atau pelapor tidak dapat dituntut secara hukum, baik pidana maupun perdata atas kesaksian dan/atau laporan yang akan, sedang, atau telah diberikannya, kecuali kesaksian atau laporan tersebut diberikan tidak dengan iktikad baik.

    Sedangkan ayat (2) menegaskan dalam hal terdapat tuntutan hukum terhadap saksi, korban, saksi pelaku, dan/atau pelapor atas kesaksian dan/atau laporan yang akan, sedang, atau telah diberikan, tuntutan hukum tersebut wajib ditunda hingga kasus yang ia laporkan atau ia berikan kesaksian telah diputus oleh pengadilan dan memperoleh kekuatan hukum tetap.

    “Rujukannya jelas pelapor atau saksi dalam memberikan keterangannya dilindungi oleh hukum,” terang mantan Direktur LBH Bandarlampung ini.

    Dia mengharapkan Gakumdu dengan profesionalitasnya dapat meminta bahan keterangan secara objektif yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu.

    “Penegakan hukum pemilihan wajib dilakukan dengan bersikap adil,” tutupnya (rls).

  • Pilkada Serentak 2018 sebagai Batu Loncatan bagi Parpol untuk Maju pada Pilpres 2019

    Pilkada Serentak 2018 sebagai Batu Loncatan bagi Parpol untuk Maju pada Pilpres 2019

    Bandarlampung (SL) – Hampir 160 juta pemilih terlibat dalam pilkada serentak yang berlangsung 27 Juni 2018 lalu. Hal ini yang membuat pilkada serentak gelombang ke 3 sebagai batu loncatan bagi partai politik untuk bisa menatap pertarungan sesungguhnya di Pilpres 2019.

    Proses yang telah dilalui pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung juga tidak berbeda jauh dengan perhelatan yang berlangsung di sejumlah provinsi lainya di tanah air. Ada pro dan kontra, bahkan manuver aksi sebagai upaya menentang hasil yang telah ada.

    “Ada banyak kisi-kisi yang bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat khsususnya partai politik. Pilgub sudah selesai. Sudah, jangan panjangkan lagi tali kelambu,” tutur Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan, DPD I Partai Golkar Provinsi Lampung, H. Riza Mihardi, Minggu (1/7).

    Menurut politisi senior Partai Golkar yang saat ini duduk sebagai Anggota DPRD Provinsi Lampung ini mengatakan, jika di sana-sini dianggap ada kekurangan dan kelemahan sambung Riza, maka hal itu dapat dianggap sebagai konsekuensi dari semua pihak. Ke depan harus diperbaiki dan disempurnakan.

    Pria yang biasa disapa Kyay ini menambahkan, pilkada juga dijadikan momen untuk memanaskan mesin partai dalam menguji kekuatan, dan menguji ketahanan sebagai modal untuk membangun koalisi dan menatap Pilpres 2019. Hal inilah yang membuat pilkada serentak 2018 berasa seperti Pilpres 2019. Atmosfirnya memang sedikit berbeda dengan kancah pilkada sebelumnya.

    “Sebaiknya semua pihak dapat menerima dengan lapang dada dan legawa atas hasilnya. Mengenai adanya temuan yg diduga telah terjadi atau adanya pelanggaran, kita serahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang. Sebagai masyarakat, mari kita ciptakan situasi rasa aman, sejuk, dan kembali bekerja sebagaimana aktifitas kita sebelumnya,” pungkasnya. (red)

     

  • Partisipasi Perempuan dalam Pilkada 2018

    Partisipasi Perempuan dalam Pilkada 2018

    Bandarlampung (SL) – Kemenangan beberapa kandidat perempuan dalam Pilkada, baik Pilgub, Pilbub dan Pilwakot 2018 menjadi penanda bahwa demokrasi di Indonesia telah mencapai tahap pematangan yang siginifikan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

    Penyelenggaraan Pilkada yang damai, sejuk dan nyaris tidak ditemukan penggunaan isu SARA sebagaimana Pilkada di DKI pada 2017 memberikan optimisme bahwa masyarakat semakin dewasa dalam menggunakan hak pilih.  Masyarakat juga semakin memiliki kebebasan dalam menentukan figur yang dianggap sesuai untuk memimpin daerahnya, termasuk keberanian untuk mendukung calon perempuan.

    Terpilihnya perempuan Nahdiyin seperti Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jatim, Chusnunia Chalim sebagai Wakil Gubernur di Lampung , Ana Muawanah sebagai Bupati Bojonegoro, melengkapi perempuan-perempuan lain yang sama-sama terpilih sebagai kepala daerah pada Pilkada 2018. Dan ini sungguh membanggakan Indonesia patut berbangga bahwa partisipasi perempuan dalam politik di tanah air meningkat secara signifikan dan bahkan memimpin di kawasan.

    Sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, kemunculan para perempuan sebagai pemimpin politik ataupun kepala daerah menunjukkan bahwa Islam dan demokrasi bukan hanya kompatibel, tapi Islam di Indonesia memiliki wajah yang patut menjadi referensi bukan hanya bagi negara-negara Muslim tapi bahkan negara sekuler sekalipun.

    Secara khusus, saya mengucapkan selamat dan sukses kepada para perempuan-perempuan santri dari kalangan Nahdiyin yang telah memenangkan pertarungan di Pilkada 2018. Tak kurang nama seperti ibu Khofifah Indar Parawansa, mantan Ketua Umum PB KOPRI PMII dan ketua umum Muslimat `NU, Chusnunia (Nunik) kader Fatayat dan mantan sekjen Perempuan Bangsa PKB, yang juga perempuan pertama terpilih sebagai Bupati di provinsi Lampung, Ana Muawanah pengurus Muslimat NU dan mantan ketua umum Perempuan Bangsa PKB, Ibu Umi yang terpilih sebagai Bupati kabupaten Tegal Jawa Tengah, beliau juga dari keluarga besar NU dan diusung oleh PKB, mereka adalah figur-figur perempuan perkasa yang memiliki tekat kuat untuk menjadikan pembangunan ssbagai ruang partisipasi yang memungkinkan kelompok-kelompok yang selama ini relatif ditinggalkan, bisa menjadi bagian yang turut menentukan maju dan berkembangnya pembangunan di daerah.

    “Secara khusus, saya juga percaya, figur perempuan santri seperti Chusnunia yang terpilih secara demokratis sebagai wakil Gubernur perempuan pertama di Lampung bisa menjadi cahaya baru yang akan membawa Lampung berjaya. Nunik diusianya yang masih sangat muda, akan menjadi inspirasi bagi banyak kaum perempuan dan terutama generasi muda untuk berani ambil kepemimpinan politik dan menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki untuk membawa kemajuan, kemakmuran, keadilan dan kemaslahatan bersama. Selamat bekerja, jangan lupa untuk senantiasa mencintai rakyat dengan tulus dan memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi hak konstitusional rakyatnya.” ungkap Lulu Nur Hamidah Sekjen DPP Perempuan Bangsa. (Red)