Tag: Pilpres 2019

  • KPU Bawaslu Diam, Jokowi ‘Licik’ Paparkan Visi Presiden di TV

    KPU Bawaslu Diam, Jokowi ‘Licik’ Paparkan Visi Presiden di TV

    Oleh : M. Juhriyanto

    Seharusnya ‘kelicikan’ Jokowi (atau timnya) ini menjadi perhatian Bawaslu. Jokowi yang takut memaparkan visi misi nya ke publik secara langsung melalui fasilitasi KPU, ternyata telah menyiapkan paparan visi dengan tajuk “Visi & Misi Presiden RI 5 Tahun ke Depan” di berbagai stasiun TV lokal dan nasional.

    Jokowi ‘licik’ karena membungkus visi misi calon presiden (capres) dengan menjadikannya sebagai “Visi Presiden”. Visi presiden lima tahun ke depan itu, ya tidak lain visi calon presiden saat ini. ‘Licik’, karena dengan kekuasaannya (jabatan dan dana), membungkus visi capres seolah menjadi visi presiden, dengan menghilangkannya kata calon.

    Jauh-jauh hari pengamat dan banyak kalangan waras, mengkritik tidak cutinya capres petahana dalam masa kontestasi pilpres ini, karena besar kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan. ‘Kelicikan’-nya kali ini, menjadi bukti kekhawatiran kalangan waras itu. Bukti yang lain pun sudah banyak, bagi-bagi sembako, bagi-bagi sertifikat atas nama personal bukan institusi. Dan sehingga, publik tahu, pelanggaran apapun yang dilakukan oleh capres petahana tidak ada sanksi yang jelas.

    Kalau Prof Mahfud MD dalam suatu kesempatan di ILC mengatakan, bahwa KPU akan selalu dituduh curang oleh yang kalah. Apakah kecurangan dalam bentuk kelicikan seperti ini yang akan dipersalahkan adalah yang kalah? Bukankah yang kalah belum ada untuk pilpres 2019 ini. Tapi yang sudah mengklaim menang dengan tajuk “Visi Presiden” 5 tahun ke depan ini sudah jelas ada. Tanda-tanda kecurangan model ini diakui Mahfud ketika menjadi Ketua MK pada tahun 2012 (berbeda di ILC sepekan berselang), bahwa kecurangan dalam penyelenggaraan pemilihan umum (Kepala Daerah), bukan hanya melibatkan kontestan, tapi juga penyelenggara pemilu, bahkan pemerintah (daerah). Calon kontestan merangkap sebagai pemerintah.

    Penyampaian visi misi calon presiden dengan menganut prinsip keadilan sesuai amanat Undang-undang seharusnya difasilitasi oleh KPU sebagai penyelenggara. Agar kedua paslon mendapat kesempatan dan perlakuan yang sama dan setara. Dengan demikian, negosiasi antara KPU dengan tim paslon tentang perlu tidaknya visi misi disampaikan oleh paslon langsung atau tidak langsung, dan kemudian menjadi polemik di publik adalah SANDIWARA. Maklum, ada satu pihak yang diakui oleh Ketua KPU takut dipermalukan itu memang suka berakting.

    Jokowi memang selalu pede, tapi publik melihatnya sebagai “ketidaktahu-dirian”, gampangnya tidak tahu diri. Penulis merekam, yang bersangkutan selalu mempertontonkan ketidaktahuan dirinya, dari pede memberikan review atas film Dilan–cari aja bagaimana kalimatnya yang pasti masih ada di medsos. Kepedean yang menggelikan adalah ketiga di forum resmi melagukan din assalam.

    Kepedean yang besar ini dari yang bersangkutan dan para “banci” cheer-nya dalam lima tahun telah membawa kehancuran bagi negeri ini. Dengan pede-nya, menjanjikan akan membesarkan Pertamina mengalahkan petronas yang memiliki dua menara kembar. Jangankan membangun menara kembar sebagai bukti kebesaran Pertamina, yang ada rugi trilyunan. Dengan pede-nya, menjanjikan tidak impor pangan, berakting sedih atas impor yang terjadi, tetapi tetap saja impor pangan besar-besaran di saat panen, atau produksi dalam negeri surplus. Dengan pede-nya, menjanjikan pertumbuhan 7-8% tercapai pada 2018, ternyata selama memimpin tidak beranjak dari 5%, plus minus. Kepedean yang seharusnya layak untuk PSI menyematkan sebagai “Raja Hoax” adalah soal Esemka, ikuti saja urutan pernyataannya langsung di video wawancaranya yang juga masih menyebar di Medsos.

    Tapi dari semua itu, publik paham akan “kelicikan”, hoax, pencitraan yang dilakukannya. Sehingga, hingga detik-detik ini, simpul-simpul perlawanan rakyat dengan salam dua jarinya itu masih terus bergairah, dan nampaknya akan bertahan hingga pencoblosan 17 April nanti. InsyaAllah Prabowo–Sandi menang, bukan hanya karena faktor personal Prabowo–Sandi yang menentukan, tapi karena faktor rakyat yang merasa sadar atas bius janji-janji, pencitraan dan propaganda keberhasilan semu yang selama ini dilakukan, sementara rakyat tidak beranjak dari kesulitan ekonomi yang harus dihadapi; kesulitan memperoleh penghasilan ditambah naiknya harga-harga kebutuhan.

  • Prabowo Subianto ‘What Is To Be Done’ Catatan Atas Pidato Prabowo

    Prabowo Subianto ‘What Is To Be Done’ Catatan Atas Pidato Prabowo

    Oleh : Dr. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle

    Pidato Prabowo Subianto menggelegar di bumi nusantara kemarin malam. Jutaan atau puluhan juta menyaksikan pidato visi-misi tersebut. Dari sisi pidato, Prabowo luar biasa, mampu sebagai ‘singa podium’, yang menjelaskan pikiran2nya seolah berinteraksi dengan suasana audiens dan seolah tanpa teks.

    Kita akan melihat dari sisi substansi, betapa hebatnya Prabowo dalam pikiran2nya. Pertama, tentang pembangunan. Prabowo menekankan reorientasi pembangunan. Reorientasi ini bermaksud mentransformasi pembangunan yang selama ini tergantung pada impor dan asing ke arah kemandirian atau kedaulatan. Kedaulatan yang disasar secara sektoral adalah sektor pangan, energi dan sektor air. Karena, ketiga ini adalah barang yang akan langka di masa depan, yang menjadi rebutan sengit antara bangsa-bangsa.

    Selain urusan sektoral, reorientasi pembangunan juga menyangkut Industrialisasi. Tema industrialisasi ini menyangkut riset para pakar yang menyatakan telah terjadi deindustrialisasi di Indonesia. Prabowo menjelaskan, industri otomotif, misalnya harus benar-benar kenyataan di tahun mendatang. Bukan otomotif bohong2an, melainkan dibangun sendiri oleh bangsa kita.

    Reorientasi juga menyangkut pembiayaan, efisiensi dan produktifitas. Dari sisi pembiayaan, hutang luar negeri harus dikendalikan bukan sebagai andalan, melainkan mendorong berputarnya uang di dalam negeri. Sedangkan efisiensi dan produktifitas, dengan membandingkan China dan Vietnam, Prabowo mendorong ICOR (Incremental Capital Output Ratio) per dollar akan dapat ditingkatkan menyamai negara tersebut.

    Selanjutnya, reorientasi juga diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi rakyat kita dan kemakmuran semua rakyat, bukan untuk segelintir pemilik modal dan para elit.

    Terakhir, reorientasi juga tidak menihilkan peranan pelaku usaha secara adil, baik swasta maupun BUMN. Namun, bagi BUMN, peranan BUMN sebagai institusi bisnis yang dikendalikandan mengemban misi negara, harus sehat, kuat dan besar.

    Kedua, tentang negara dan rakyat. Prabowo meyakini bahwa negara yang kuat diperlukan untuk mewujudkan reorientasi pembangunan tersebut. Negara harus hadir untuk menjalankan strategi besar (strategi dorongan besar big push) yang ditandai dengan institusi negara yang bersih dan bebas korupsi.
    Juga tak kalah pentingnya adalah negara yang melindungi. Negara harus pasti menjamin tidak ada warganya yang kurang gizi apalagi kelaparan. Negara harus menjamin keadilan yang berkelanjutan, yakni pro lingkungan, pro pendidikan dan bersifat lintas generasi. Terakhir, negara harus kuat dengan tentara yang kuat melindungi bangsanya dari ancaman asing.

    Dari perspektif rakyat, arah pembangunan ke depan harus berpusat pada rakyat. Berpusat artinya rakyat lah yang menjadi subek pembangunan. Rakyat bukan sekedar objek.

    Rakyat juga berarti pembangunan untuk semua bukan untuk segelintir orang, seperti yang terjadi selama ini. Lebih jelas lagi bahwa musuh utama Prabowo ke depan adalah kemiskinan itu sendiri. Prabowo akan berperang habis2an memusnahkan kemiskinan.

    Akhir cerita pembangunan adalah hilangnya secara drastis kesenjangan sosial di Indonesia.

    Ketiga, tentang Demokrasi. Prabowo menekankan bahwa kritik adalah bagian keseimbangan politik kekuasaan yang diperlukan (check and balance system). Tanpa kritik, sebuah rezim akan terjerumus pada kesewenang-wenangan. Dengan kritik, pemerintahan bisa dapat masukan yang baik.

    Tentu konsekwensinya adalah persekusi dan kriminalisasi terhadap oposisi tidak diperlukan, seperti yang sekarang ini terjadi. Intelijen negara tidak diperlukan untuk memata-matai lawan politik. Aparatur negara lainnya juga tidak perlu dikerahkan menjatuhkan musuh-musuh politik.

    “What is to be done”

    Ketiga pikiran substansial di atas tentunya memerlukan kerja keras negara dan rakyat semuanya. Meski Prabowo menekankan peranan negara, namun besarnya keingingan yang harus diwujudkan, membutuhkan kesadaran rakyat yang kuat untuk berbenah.

    Di sisi inilah sebenarnya Prabowo harus memastikan “What is to be done” dan sekaligus “what has to be done”. Karena, apa yang diinginkan Prabowo adalah sebuah revolusi kebudayaan. Sebuah “great leap forward”.

    Prabowo harus membangun kontrak-kontrak sosial dengan kekuatan rakyat seperti kekuatan Habib Rizieq, kekuatan ormas-ormas, kekuatan kampus dan mahasiswa, kekuatan rakyat lainnya untuk bekerja siang malam tanpa pamrih.

    Jika Prabowo bersandar hanyapada kekuatan birokrasi yang ada, bersandar pada kaum borjuis lokal, bersandar pada “pelacur-pelacur intelektual”, bersandar pada “kaum penjilat”, bersandar pada pemburu jabatan, bersandar pada kaum neoliberal, cita-cita Prabowo akan kandas tak bermakna. Strategi dorongan besar haruslah strategi membangun kekuatan rakyat secara sugguh-sungguh. Rakyat yang produktif, bekerja siang malam menghidupkan pabrik-pabrik, memakmurkan tanah-tanah pertanian, membangun kapal-kapal ikan dlsb.

    Kemenangan Prabowo haruslah menjadi kemenangan rakyat. Kemenangan Prabowo haruslah menjadi revolusi rakyat jelata. Ini ada spirit yang ditunggu, sehingga energi besar yang datang bersifat resultante kekuatan rakyat. Dan kekuasaan Prabowo adalah kekuasaan rakyat. Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

    Sambil ikhtiar menyongsong revolusi rakyat, ikhtiar terus dilakukan dengan doa kepada Allah SWT, agar kemenangan tercapai. Dan perjuangan Prabowo bersama rakyat diridhoi Nya.

  • Fahri Hamzah Minta Maaf ke Prabowo

    Fahri Hamzah Minta Maaf ke Prabowo

    Jakarta (SL) – Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto telah melakukan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2019). Pada kesempatan ini Prabowo tidak sendirian namun bersama calon wakil presiden Sandiaga Uno yang juga ikut dalam menyampaikan visi misi mereka.

    Pidato yang disampaikan Prabowo-Sandiaga menuai reaksi dari berbagai pihak, salah satunya dari Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Pada kesempatan ini Fahri mengakui apa yang disampaikan oleh Prabowo membuat rakyat Indonesia semakin yakin Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Pasalanya banyak kabar miring tentang Prabowo selama ini. “Maaf pak @prabowo , Bapak gagal menunjukkan kepada publik dan rakyat Indonesia bahwa bapak berbahaya dan menakutkan, seperti keinginan musuh-musuh politik bapak,” cuit Fahri lewat akun Twitter @Fahrihamzah, dikutip Senin (14/1/2019).

    Kemudian Fahri pun memberikan saran kepada Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk kedepan membuat komitmen bakal membayar hutang pemerintahan sebelumnya apabila terpilih sebagai presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019 mendatang. “Saran ke BPN: Suruh pak @prabowo dan @sandiuno bikin komitmen akan bayar hutang Indonesia berapapun akibat pemerintahan sebelumnya. Sebab Sy duga ada yg hasut ke luar bahwa kalau mereka memimpin, hutang NKRI gak bakalan dibayar. Bayar aja, berapapun,” tulis Fahri.

  • Gatot Nurmantyo Keberatan Fotonya Dipasang dalam Baliho Prabowo-Sandi

    Gatot Nurmantyo Keberatan Fotonya Dipasang dalam Baliho Prabowo-Sandi

    Jakarta (SL) – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo meminta fotonya diturunkan dari baliho Prabowo-Sandiaga yang dipasang di posko Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi di Solo, Jawa Tengah. Gatot mengatakan tidak pernah dimintai izin jika fotonya akan dipasangan dalam baliho Prabowo-Sandi. “Saya minta foto itu diturunkan,” kata Gatot dalam akun Instagramnya yang terverifikasi, @nurmantyo_gatot yang dikutip di Jakarta, Ahad (13/1).

    Gatot mengatakan tidak tahu-menahu serta tidak pernah dimintai persetujuan atau pemberitahuan baik lisan maupun verbal atas pemasangan fotonya di baliho itu.  Adapun dalam baliho yang menampilkan foto Gatot itu terdapat tulisan selamat dan sukses atas peresmian kantor pusat BPN Prabowo-Sandiaga.

    Di bawah foto Gatot terdapat foto Prabowo dan Sandiaga yang berukuran besar.  Sejauh ini, Gatot memang tidak pernah secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan calon.  Gatot konsisten dengan pernyataannya pertengahan tahun lalu, bahwa ia akan menentukan sikap politiknya di dalam bilik suara. (republika)

  • Polisi Larang Adaya Panggung dan Pengerahan Massa pada Deklarasi Habib dan Kiyai Dukung Prabowo-Sandi di Sidogiri

    Polisi Larang Adaya Panggung dan Pengerahan Massa pada Deklarasi Habib dan Kiyai Dukung Prabowo-Sandi di Sidogiri

    Jawa Timur (SL) – Istighotsah & Sikap Politik Mengadapi Pilpres 2019, digelar di kediaman KH Abdullah Saukat Siradj, keluarga besar dan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, di Ngempit, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (12/1/2019), berlangsung khidmat.

    Acara mendoakan Pemilu nantinya berjalan sukses ini, dihadiri puluhan Habaib, Kiai dan Masyayikh. Meski tak dihadiri calon presiden atau pun calon wakil presiden nomor urut 02, acara ini sempat diwarnai dengan Dilarangnya pengerahan massa dan bedirinya panggung di lokasi istighotsah oleh Polres Pasuruan Kota.

    Entah apa yang jadi alasannya. Bahkan sejak pagi sedikitnya 5 unit kendaraan polisi dan 1 truk datang, terus memantau situasi. Polisi beralasan karena adanya keramaian. Belakangan lunak, dengan catatan tidak ada pengerahan massa ataupun ada panggung terbuka. Namun demikian Gus Towi, selaku tuan rumah menyayangkan adanya pelarangan itu. Padahal acara ini sedianya dihadiri ribuan alumni santri Sidogiri. “Sejak kemarin tak boleh ada panggung dan pengerahan massa,” ujar Gus Towi.

  • Standar Ganda Bawaslu RI: Kenapa Hanya Gubernur DKI Saja Yang Dipanggil? 

    Standar Ganda Bawaslu RI: Kenapa Hanya Gubernur DKI Saja Yang Dipanggil? 

     Oleh: Muslim Arbi, Gerakkan Perubahan (GarpU)

    Kenapa hanya Gubernur DKI, Anies Baswedan saja yang di panggil Bawaslu sedangkan Gubernur Sulawesi Selatan dan sejumlah Bupati yang terang-terangan dukung Jokowi tidak?

    Bawaslu harus profesional. Jika tidak Bawaslu di anggap tidak adil dan rakyat bisa desak Bawaslu RI di bubarkan.

    Di medsos sudah ramai bertebaran #SaveAniesBaswedan. Dan sudah terdapat ajakan untuk turun ke jalan Bela Gubernur DKI yang mantan Mentri Jokowi itu.

    Sikap dan tindakan Bawaslu RI soal acungan satu dan jari dan 2 jari itu tidak jelas. Apakah mengacungkan 1 dan 2 jari itu pelanggaran pidana? Dan mendapat ancaman 3 tahun sebagaimana amanat UU Pemilu?

    Kalau acungan 1 dan 2 jari itu adalah pidana maka Bawaslu RI harus pidanakan Menko Maratim Luhut Binsar Panjaitan dan Menkeu Sri Mulyani dan juga 15 mentri yang dukung Jokowi. Juga sejumlah Gubernur dan Bupati yang acungkan satu jari. Karena satu jari itu ajakan dukungan terhadap Jokowi.

    Luhut dan Sri Mulyani terang-terangan acukan satu jari saat pertemuan IMF-WB di Bali beberapa saat lalu. Mestinya kedua juga mendapat sanksi Penjara 3 tahun.

    Sikap dan perlakukan Bawaslu RI yang gunakan standar ganda ini sangat membahayakan Kualitas Pemilu dan Pilpres mendatang.

    Jika Bawaslu tetap tekan Gubernur Anies karena acungan 2 jari beberapa waktu lalu. Maka jangan salahkan jutaan rakyat dan umat akan turun ke jalan untuk menuntut keadilan atas hal ini. Jutaan rakyat itu sudah buktikan di Monas saat Reuni Akbar 212 Desember 2018 lalu.

    Mesti nya sebagai Wasit atau Pengawas Bawaslu harus bersikap adil dan tidak ikut bermain.

    Tetapi, jika wasit dan pengawas sudah berubah jadi pemain. Alamat pertandingan akan kacau. Pemilu dan Pilpres akan rusak. Dan Perusak nya adalah Bawaslu RI.

  • Jelang Pilpres 2019 Obor Rakyat Terbit Kembali

    Jelang Pilpres 2019 Obor Rakyat Terbit Kembali

    Jakarta (SL) – Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat Setiyardi Budiono menyatakan pihaknya akan kembali menerbitkan Obor Rakyat menjelang Pilpres 2019. “Saya berharap bulan depan sudah bisa terbit,” ujar Setiyardi, Selasa malam (8/1), seperti dikutip dari CNNIndonesia.

    Setiyardi dan timnya saat ini tengah melakukan pembenahan untuk memperkuat Tabloid Obor Rakyat seperti pembentukan badan hukum dan penentuan kantor untuk dijadikan tempat memproduksi berita.

    Mantan jurnalis Majalah Tempo ini mengklaim masih banyak masyarakat yang menunggu Obor Rakyat untuk diterbitkan kembali. Dia memastikan bakal meningkatkan kredibilitas berita yang akan diangkat Obor Rakyat. “Jika kami tidak kredibel, kami ditinggalkan pembaca. Tetapi buktinya kan Obor Rakyar banyak yang nunggu,” kata dia.

    Setiyardi mempertimbangkan perubahan format Obor Rakyat dari cetak ke media online. Namun dia belum mau mengungkap banyak soal isu yang diangkat Obor Rakyat nantinya. “Kami sedang melakukan investigasi reporting,” lanjut Setiyardi.

    Kehadiran Obor Rakyat pada Pilpres 2014 dipermasalahkan karena dianggap telah menyebar berita bohong atau hoaks. Setiyardi menjamin Obor Rakyat kelak akan hadir dengan menyuguhkan pemberitaan sesuai kaidah jurnalistik. “Justru kalau saya tidak menerbitkan Obor Rakyat akan dicap sebagai hoaks. Jadi, nanti biarkan Obor Rakyar terbit menjadi media yang sesuai dengan standar jurnalistik baku,” kata Setiyardi.

    Ia pun sempat menyinggung pengalamannya mendekam di balik jeruji besi akibat kasus pencemaran nama baik bersama salah satu penulis Obor Rakyat yakni Darmawan Sepriyosa. “Saya sendiri sudah merasakan menyebarkan hoaks itu kriminalisasi, dari sekian banyak tulisan di Obor Rakyat kami masuk penjara karena satu tulisan,” tuturnya.

    Pada Juni 2014, tim pemenangan capres dan cawapres Joko Widodo – Jusuf Kalla melaporkan Tabloid Obor Rakyat ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akibat menerbitkan tulisan berjudul ‘1001 Topeng Jokowi’. Masalah pemberitaan itu belakangan masuk ranah hukum pidana. Pada 22 November 2017, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menghukum Setiyardi dan Darmawan delapan bulan penjara.

    Saat ini, dua mantan penggawa Tabloid Obor Rakyat itu sedang menjalani masa cuti bersyarat dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Dimulai dari Januari 2019 sampai dengan 8 Mei 2019.  (cnn/skb)

  • Emak-Emak Pendukung ProSan Bengkulu Gelar Senam Pagi di Sport Center Pantai Panjang

    Emak-Emak Pendukung ProSan Bengkulu Gelar Senam Pagi di Sport Center Pantai Panjang

    Bengkulu (SL) – Emak-emak Prabowo-Sandi (ProSan) Bengkulu menggelar senam pagi bersama di Sport Center Pantai Panjang, Rabu (9/1/2019) pagi. Gemuruh lagu “The Power of Emak Emak” yang mengiringi senam kaum ibu-ibu ini menggemparkan kawasan destinasi wisata favorit bagi warga Bengkulu tersebut.

    Ketua Emak-emak ProSan Bengkulu, Hj Asmiar Amir, mengatakan, Emak-emak ProSan yang ikut dalam senam bersama di Sport Center Pantai Panjang saat itu merupakan kegiatan rutin. “Namun pada kesempatan ini kita ikut mengundang kaum ibu-ibu dari sejumlah kabupaten untuk menyatukan gerak dan kekuatan agar senam The Power of Emak Emak dapat digelar secara masif di tempatnya masing-masing,” kata Hj Asmiar Amir ketika memberikan orasi politik.

    Besarnya antusiasme “emak-emak” yang ikut dalam senam pagi itu, Hj Asmiar Amir melanjutkan, membuktikan bahwa dukungan terhadap calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk memimpin Indonesia kian membesar. “Emak-emak ingin perubahan. Emak-emak ingin Indonesia baru yang adil dan makmur. Emak-emak sudah merasa cukup lelah dengan kehidupan yang susah sekarang dan bertekad untuk memilih presiden dan wakil presiden baru pada 17 April 2019 nanti,” tegas Hj Asmiar Amir dengan semangat berapi-api.

    Sebelumnya, Emak-emak ProSan Bengkulu menyambangi dan berbagi rezeki kepada sejumlah warga masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu seperti nelayan dan pemulung. Emak-emak ProSan Bengkulu juga menggalang donasi untuk meringankan beban saudara-saudara se-Indonesia yang tertimpa musibah dan bencana. “Ajak tetangga, karib, kerabat, sanak, saudara, suami, anak-anak yang sudah punya hak pilih untuk memberikan suara untuk Prabowo-Sandi. Setelah memilih kawal suaranya, jangan sampai kita dicurangi,” ujar Hj Asmiar Amir yang disambut kesediaan dari seluruh peserta senam.

    Senam The Power of Emak Emak ini menyedot antusiasme pedagang dan pengunjung Sport Center Pantai Panjang. Puluhan aparat Kepolisian tampak berjaga-jaga disekitar lokasi untuk mengamankan kegiatan ini. “Emak-emak Bengkulu adalah ibu-ibu yang sadar siapa yang terbaik untuk bangsa ini. Emak-emak nggak mau salah pilih lagi. Kami berharap seluruh partai koalisi untuk merapatkan barisan. Emak-emak akan setia mengawal suara Bengkulu untuk Prabowo-Sandi dan calon-calon legislatif dari partai koalisasi,” tutup Hj Asmiar Amir. (pedomanbkl)

  • Sandiaga Uno Tempuh Perjalanan Dua Kali Putaran Bumi Demi Dengar Aspirasi Rakyat

    Sandiaga Uno Tempuh Perjalanan Dua Kali Putaran Bumi Demi Dengar Aspirasi Rakyat

    Jakarta (SL) – Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan, bahwa dirinya sudah mendatangi 1.000 titik kampanye, dengan jarak tempuh 107.237,3 kilometer atau dua kali lebih putaran bumi.

    Dari data tim Prabowo-Sandi, mantan Wakil Guburnur DKI tersebut telah memulai perjalanan sejak awal kampanye 11 Agustus 2018 hingga 7 Januari 2019. Dalam perjalanan melalui darat, laut, dan udara tersebut, jalan panjang yang ditempuh Sandi untuk mensosialisasikan programnya itu melewati 77 kabupaten, 47 kota, 27 provinsi, 77 pasar, serta 102 pesantren.

    Masih dari data yang sama, transportasi yang digunakan pria yang hobi olahraga lari dan basket itu melakukan perjalanannya menggunakan pesawat sebanyak 83 kali, kereta api 7 kali, dan 1 kali menggunakan kapal feri. Catatan Sandi, jalur terberat yang pernah dihadapinya saat mendengar aspirasi rakyat adalah ketika berkampanye di Kampung Nelayan Parapara, Kecamatan Bontotiru, Bulukumba, Sulawesi Selatan. “Saat itu kondisi mati lampu akibat listrik mati. Bahkan dalam google maps, daerah ini tidak terjangkau,” kata Sandiaga di Jakarta, Senin (7/1/2019).

    Sementara itu, jalur terpanjang dalam berkampanye yang pernah ditempuh Sandi adalah saat menempuh beberapa kota dalam waktu 3 malam. Yakni Jakarta-Palu-Makassar-Mamuju-Majene-Pinrang-Pare-pare-Pangkeb-Makassar-Gorontalo-Tomohon-Manado-Ternate-Jakarta. Dari lokasi tersebut diketahui, jarak yang ditempuh Sandi mencapai 5.000 kilometer. 0Bukannya kelelahan dan mengeluh, hal ini malah menambah semangat Sandiaga dalam menyerap aspirasi masyarakat.

    Apalagi, ia semakin mengerti bahwa kekayaan Indonesia sangat potensial dan mampu menyejahterakan rakyatnya jika dikelola dengan baik. “Negara kita sangat kaya raya. Sumber daya alamnya melimpah, sumber daya manusianya hebat dan pintar. Sudah saatnya kita realisasi dengan kebijkan ynag dihadirkan oleh pemerintahan yang kuat dengan kepemimpinnanya yang tegas dan juga berpihak kepada rakyat,” terangnya.

    “Sejak Agustus hingga sekarang menangkap aspirasi masyarakat, membingkai mozaik Indonesia harapan masyrarakat untuk Indonesia yang lebih baik. Harapan masyarakat untuk perubahan kesejahteraan ekonomi mereka terutama mengenai penghasilan, lapangan kerja dan biaya hidup yang selalu menjadi kekhawatiran mereka,” imbuh pria yang hampir berusia setengah abad tersebut. (plt)

  • Relawan PAS Diteror Oknum Polisi yang Terlibat Politik Praktis

    Relawan PAS Diteror Oknum Polisi yang Terlibat Politik Praktis