Tag: Presiden RI

  • Ini Kata Ketum JMSI Soal Prabowo Tegur Direksi BUMN dan Wartawan Diminta Keluar

    Ini Kata Ketum JMSI Soal Prabowo Tegur Direksi BUMN dan Wartawan Diminta Keluar

    Jakarta, sinarlampung.co – Town Hall Meeting Danantara hari Senin (28/4) kemarin, dimana pembawa acara meminta agar wartawan meninggalkan ruangan sebelum Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan, menjadi bahan pembicaraan dikalangan pewarta, termasuk tanggapan dari Ketum JMSI Teguh Santosa.

    Tidak sedikit yang mengkritik hal itu dan menilainya sebagai upaya untuk menutup-nutupi informasi publik. Namun, menurut Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa, permintaan itu tidak dapat dikatagorikan sebagai tindakan menutup akses pers terhadap informasi yang perlu diketahui publik.

    “Permintaan agar wartawan keluar ruangan saat Presiden berbicara bukan berarti menutup informasi publik,” kata Teguh Santosa menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Rabu, 30 April 2025.

    JMSI adalah organisasi perusahaan pers yang merupakan konstituen Dewan Pers.

    Dalam Town Hall Meeting itu, wartawan sempat menonton film pencapaian pemerintah dalam enam bulan pertama dan menyimak sambutan dari CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi Rosan Roeslani. Namun sesaat sebelum Prabowo berbicara, awak media diminta meninggalkan ruangan.

    Dalam penjelasan usai acara, Prabowo menyebut langkah itu diambil karena ia ingin menegur langsung para direksi. “Saya banyak negur juga direksi-direksi, enggak enak kan ditunggu di depan kalian,” ujarnya kepada wartawan.

    Meski demikian, Prabowo tetap memberikan penjelasan umum. Ia menyebut Danantara sebagai kekayaan bangsa yang harus dikelola dengan sistem transparan dan profesional. Bahkan, menurut Prabowo, aset Danantara bisa tembus 1 triliun dolar AS jika dikelola benar.

    Lebih lanjut, Prabowo memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh direksi BUMN, mulai dari kinerja, prestasi, hingga akhlak.

    “Kalau tidak profesional, malas, menyalahgunakan wewenang, harus diganti. Jangan pilih berdasarkan suku, agama, atau partai politik,” tegasnya.

    Menurut Ketum JMSI Teguh Santosa, kontrol komunikasi wajar dilakukan pemerintah agar informasi tersampaikan secara jelas dan terukur. Namun di sisi lain, ia mengingatkan bahwa pers tetap punya tanggung jawab menggali informasi lebih dalam pasca acara.

    “Itu menjadi kewajiban media. Bahkan harus ditindaklanjuti dengan investigasi dan pengecekan terhadap BUMN yang dinilai bermasalah,” ujar Teguh yang juga wartawan senior ini.

    Lebih lanjut Teguh mengatakan, pernyataan Prabowo menjadi sinyal bahwa ada banyak hal yang perlu ditelusuri. Wartawan tetap berhak bertanya: siapa saja yang dievaluasi, apa catatan buruknya, dan sejauh mana koreksi dilakukan?

    Di sinilah peran penting media sebagai pengawas publik terus relevan. Meski pintu rapat sempat ditutup, agenda transparansi tak boleh ikut tertutup.

    “Informasi akurat tentang itu dapat diperoleh dari banyak sumber. Tidak hanya dari sosok presiden,” kata Teguh. (Red)

  • Jaringan Kawan Ganjar Siap Rekrut Relawan Ke Seluruh Pelosok Lampung, Peminat Hubungi Nomor WA Ini

    Jaringan Kawan Ganjar Siap Rekrut Relawan Ke Seluruh Pelosok Lampung, Peminat Hubungi Nomor WA Ini

    BANDARLAMPUNG – Jaringan relawan pendukung Ganjar Pranowo baru saja terbentuk di Lampung. Kelompok relawan ini menamakan diri Jaringan Kawan Ganjar (Jangkar) Merah Putih.

    Pengurus inti di Lampung, sesuai mandat DPP ada 15 orang telah dikukuhkan oleh Ketua Umum Jangkar, Hubertus Herminus di Begadang Resto Convention Hall, Jl. Diponegoro No.1 Kupang Teluk Betung Utara Bandar Lampung, Kamis (5/10/2023).

    Ketuanya Wahyudi alias Yudhi, seorang aktifis sekaligus jurnalis. Sekretaris: Muzzamil.

    Saat menyerahkan Surat Keputusan, Ketua Umum DPP Relawan Jangkar Merah Putih Hubertus Herminus memerintahkan pengurus inti di Lampung segera melaksanakan tugasnya untuk memenangkan Calon Presiden Ganjar Pranowo yang diusung PDIP sebagai Presiden RI 2024 pada Pilpres 2024.

    “Kami percaya pengurus inti yang baru saja dikukuhkan mampu bekerja dengan baik memenangkan Ganjar di provinsi ini,” katanya.

    Hubertus Herminus berpesan, pengurus inti di Lampung dapat segera meluaskan jaringan hingga ke seluruh pelosok di Provinsi Lampung dan menyusun rencana aksi yang taktis dan efektif.

    Ia juga berharap pengurus Jangkar Merah Putih Lampung, bekerja dengan tetap semangat menjaga persatuan, rukun dan damai dalam rangka menghadapi Pilpres 2024 nantinya.

    Sementara itu Ketua DPD I Jangkar Merah Putih Lampung, Wahyudi menyatakan siap melaksanakan instruksi DPP.

    “Segera! Kami akan bentuk dalam waktu dekat kepengurusan Jangkar Merah Putih di seluruh kabupaten/kota di Lampung,” tegasnya.

    “Kami butuh relawan muda yang berakhlak baik, punya integritas dan semangat tinggi. Jadi, silakan saja kawan-kawan Ganjar yang jumlahnya banyak di Lampung untuk mendaftar sebagai pengurus inti di daerah masing-masing,” ujar Yudhi menambahkan.

    Info: nomor kontak bagi calon relawan bisa menghubungi Nomor WA +62 813-6908-8118.(RED)

  • Polri Ibarat Sapu Lidi, Satu Kesatuan dan Jangan Lagi Ada Patron

    Polri Ibarat Sapu Lidi, Satu Kesatuan dan Jangan Lagi Ada Patron

    Jakarta, (SL) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengibaratkan institusi Polri sebagai sapu lidi. Masing-masing lidi harus bersih, lurus, dengan ikatan yang kuat semangat kesatuan dan sinergitas.

    “Institusi Polri itu ibarat sapu lidi. Masing-masing lidi harus bersih, masing-masing lidi harus lurus, masing-masing lidi harus kuat yang diikat dengan semangat kesatuan dan sinergitas,” kata Jokowi dalam sambutannya pada upacara Hari Bhayangkara ke-77 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu 1 Juli 2023.

    Jokowi mengibaratkan sapu lidi yang harus bersatu dan bersinergi. Sinergitas yang kuat diharapkan tidak membuat blok-blok di dalam institusi Polri.

    Jokowi juga berpesan supaya tidak ada ‘patron’ di dalam institusi Polri. “Tidak boleh lagi ada blok-blokan. Tidak boleh ada lagi patron-patronan,” ujarnya.

    Jokowi meminta Polri menjaga kualitas sumber daya manusia (SDM) Polri sejak rekrutmen. Sistem promosi di lingkungan Polri juga diminta diperbaiki.

    “Sistem promosi harus diperbaiki, sistem pengawasan harus diperketat. Sistem pendisiplinan harus diperkuat,” katanya.

     

    Tantangan Polri Semakin Berat

    Jokowi juga mengatakan tantangan Polri ke depan akan semakin berat. Dia meminta masalah dan tantangan Polri ke depan harus dikawal ketat dan serius.

    “Tantangan Polri ke depan memang semakin berat, tidak semakin ringan. Masalah kamtibmas harus dikawal ketat, penanganan isu-isu harus dikawal cepat, program prioritas nasional dan pembangunan IKN harus dikawal secara serius,” kata Jokowi.

    Jokowi juga meminta pelayanan Polri harus ditingkatkan. Tak lupa, Jokowi juga memberi arahan terkait kejahatan yang perlu diantisipasi karena teknologi semakin canggih. “Kualitas pelayanan harus ditingkatkan, kejahatan dengan teknologi canggih harus diantisipasi,” ucapnya.

    Jokowi hadir sebagai inspektur upacara pada Hari Bhayangkara ke-77 di GBK. Sejumlah pejabat negara hadir dalam peringatan Hari Bhayangkara ini. (Red)

  • Presiden dan Jaksa Agung Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi Dana Desa Kabupaten Puncak Jaya Papua

    Presiden dan Jaksa Agung Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi Dana Desa Kabupaten Puncak Jaya Papua

    Papua (SL)-Masyarakat Kabupaten Puncak Jaya, Papua mendesak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jaksa Agung, ST Burhanuddin segera menuntaskan kasus dugaan penyelewenangan Dana Desa (Dandes) tahun 2019 di Kabupaten Puncak Jaya yang merugikan negara Rp160.587.294.800.

    Desakan itu disampaikan Perwakilan 125 Kepala Kampung Kabupaten Puncak Jaya saat menggelar demo damai di halaman Kantor DPRD Kabupaten Puncak Jaya, Jumat siang 26 Februari 2021 di Mulia.

    “Demi Keadilan, kami 125 Kepala Kampung memohon Presiden Republik Indonesia dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia segera menindaklanjuti laporan pengaduan Tanggal 27 Maret 2020 tentang penyalahgunaan dana desa tahun 2019 oleh Bupati Puncak Jaya,”tulis warga dalam posternya.

    Secara khusus, Perwakilan 125 Kepala Kampung juga menuntut Kepala Kejaksaan Papua (Kejati) Provinsi Papua untuk serius menangani kasus tersebut. Sudah setahun laporan dugaan penyewengan dana ini disampaikan ke Kejaksaan Papua, namun hingga kini kasus belum juga tuntas.

    “Kami 125 Kepala Kampung yang sah berdasarkan putusan MA (Mahkamah Agung ) No.357.K/TUN/2019 menuntut Kejati Papua segera gelar perkara penylewengan penggunaan dana desa tahun 2019 Puncak Jaya,”ungkap Mikael Wanena, koordinator demo.

    Dia mengatakan kasus tersebut segera harus dituntaskan sehingga proses pembangunan di Kabupaten Puncak Jaya dapat berjalan baik. “Masyarakat Puncak Jaya mendukung penuh Kejaksaan Papua mengungkap kasus Penyalahgunaan Wewenang Dalam Penyaluran Dana Desa Tahun 2019 di Kabupaten Puncak Jaya,”tulis masyarakat dalam poster mereka.

    Seperti diketahui kasus dugaan penyelewengan Dana Desa (DD) tahun 2019 di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, telah dilaporkan ke Kejaksaan Tinggi Papua dan ke Kejaksaaan Agung Republik Indonesia (Kejagung-RI).

    Indikasi kerugian negara dalam pengelolaan Dandes di kabupaten tersebut mencapai Rp160.587.294.800. Dengan rincian antara lain Dana Desa 125 Kampung Rp115.012.419.000, Alokasi Dana Desa (ADD) 125 Kampung Rp33.731.750.800, dan Bantuan Keuangan Dari APBD Provinsi Papua untuk 125 kampung Rp11.843.125.000.

    Dugaan korupsi Dandes Kabupaten Puncak Jaya bermula dari keputusan Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda menggantikan 125 kepala kampung. Pergantian itu kemudian digugat ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) hingga ke Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia.

    Dalam putusannya, Mahkamah Agung menolak gugatan Bupati Puncak Jaya. Dalam putusan MA Agung Nomor : 367 K/TUN/2019, 26 September 2019 dan Nomor : 412 K/TUN/2019, 24 Oktober 2019; menyatakan batal atau tidak sah serta mencabut Keputusan Bupati Puncak Jaya Nomor : 188.45/95/KPTS/2018 tentang Pengangkatan Kepala Kampung dan Sekretaris Kampung di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya Periode Tahun 2018 – 2024, tanggal 22 Juni 2018.

    Bupati juga diperintahkan Mahkamah Agung untuk merehabilitasi harkat dan martabat, nama baik dan kedudukan 125 kepala kampung yang diganti secara sepihak oleh Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda.

  • Dua Kali Presiden Jokowi Divonis Melanggar Hukum?

    Dua Kali Presiden Jokowi Divonis Melanggar Hukum?

    Jakarta (SL)-Setelah Hakim tinggi pada Pengadilan Tinggi (PT) Palangkaraya, Kalimantan Tengah,  menjatuhkan vonis Presiden Joko Widodo dkk, telah melakukan perbuatan melawan hukum, dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2018 dan dikuatkan putusan MA 19 Juli 2019, kini Jokowi kembali di vonis melakukan perbuatan melawan hukum terkait pemblokiran internet di Papua dan Papua Barat.

    Baca: Pengadilan Menyatakan Presiden Jokowi Melakukan Perbuatan Melawan Hukum?

    Majelis hakim Pengadilan Negeri Tata Usaha Jakarta memutus Presiden Joko Widodo dan Menteri Komunikasi dan Informatika telah melanggar asas pemerintahan terkait pemblokiran internet di Papua dan Papua Barat. “Menyatakan tindakan pemerintah yang dilakukan tergugat 1 dan 2 adalah perbuatan melanggar hukum,” kata Hakim Ketua Nelvy Christin dalam sidang pembacaan putusan melalui telekonferensi, Rabu, 3 Juni 2020.

    Pihak tergugat 1 adalah Menteri Komunikasi dan Informatika, sedangkan tergugat 2 adalah Presiden Jokowi. Majelis hakim pun menghukum tergugat 1 dan 2 membayar biaya perkara sebesar Rp457 ribu.

    Dalam pembacaan putusan, majelis hakim menolak eksepsi para tergugat. Selain itu, majelis hakim menilai pemerintah melanggar hukum atas tindakan throttling bandwith yang dilakukan pada 19-20 Agustus 2019, tindakan pemutusan akses internet sejak 21 Agustus sampai 4 September 2019, dan lanjutan pemutusan akses internet sejak 4 sampai 11 September 2019.

    Seperti diketahui pemerintah melakukan pemblokiran internet di Papua pada Agustus tahun lalu. Pemblokiran internet dilakukan menyusul kerusuhan yang terjadi karena aksi demonstrasi di Papua dan Papua Barat saat itu.

    Kasus Kebakaran Hutan

    Sebelumnya Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi yang diajukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kawan-kawan. MA menguatkan vonis tingkat banding yang menyatakan Jokowi dkk melakukan perbuatan melawan hukum sehingga terjadi kebakaran hutan dan lahan.

    Putusan kasasi dengan nomor perkara 3555 K/PDT/2018 diketok pada 16 Juli 2019. Putusan tersebut dikeluarkan oleh Nurul Elmiyah selaku ketua majelis hakim dengan anggota Pri Pambudi Teguh dan I Gusti Agung Sumanatha. “Tolak,” demikian dilansir dari laman kepaniteraan MA, Jumat (19/7/2019).

    Maju sebagai pemohon kasasi antara lain pemerintah, Jokowi, Menteri Dalam Negeri, dan Gubernur Kalimantan Tengah. Lihat juga:Musim Kemarau, Jokowi Sorot Modifikasi Cuaca dan Suplai Air. Kasasi ini menguatkan putusan banding yang diketok oleh Pengadilan Tinggi Palangkaraya, yang memvonis Jokowi dan kawan-kawan melakukan perbuatan melawan hukum dalam kasus karhutla.

    Jokowi dan kawan-kawan diminta untuk mengeluarkan peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Putusan banding perkara perdata yang awalnya dilayangkan oleh kelompok masyarakat, yakni Arie Rompas dan kawan-kawan dibacakan pada 19 September 2017.

    Perkara ini bermula dari kelompok masyarakat yang menggugat negara atas kasus karhutla. Para penggugat tersebut di antaranya, Arie Rompas, Kartika Sari, Fatkhurrohman, Afandi, Herlina, Nordin, dan Mariaty. Sedangkan para tergugat adalah Presiden Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

    Termasuk Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan DPRD Kalimantan Tengah. Pada putusan tingkat pertama yang diketok pada 22 Maret 2017, Pengadilan Negeri Palangkaraya menjatuhkan vonis yang menyatakan para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum.

    Menanggapi putusan kasasi itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengaku akan mempelajari terlebih dahulu. “Nanti kami pelajari dulu soal itu,” kata Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat 19 Juli 201i. (Red/net)

  • Presiden Ajak Wartawan Perangi Hoax

    Presiden Ajak Wartawan Perangi Hoax

    Surakarta (SL) – Di era media sosial ini, setiap warga negara bisa menjadi wartawan. Selain itu, era media sosial ini juga membawa tantangan lain bagi dunia media, yaitu munculnya hoaks, kabar bohong, atau berita palsu yang memanfaatkan ruang kebebasan dan demokrasi yang tersedia.

    Hal tersebut disampaikan Presiden saat membuka secara resmi Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di The Sunan Hotel, Surakarta, Jumat, 28 September 2018.

    “Tidak hanya di negara kita, di negara-negara lain juga sama. Saya ke Singapura, PM Lee mengeluhkan hal yang sama. Ke Malaysia, mengeluhkan hal yang sama. Ke Timur Tengah, beberapa syeikh dan emir juga mengeluhkan hal yang sama yang sebelumnya tidak pernah terjadi,” kata Presiden.

    Menurutnya, seringkali penyebaran hoaks dilakukan melalui media abal-abal yang tidak terdaftar, tidak jelas siapa penanggung jawabnya dan juga tidak jelas alamatnya di mana. Hoaks juga disebar berantai melalui media sosial seperti WhatsApp group agar bisa mempengaruhi persepsi bahwa informasi itu adalah benar.

    “Tentu saja di balik penyebaran hoaks itu ada modus kepentingan-kepentingan tertentu, utamanya ini kepentingan politik yang sangat kuat, untuk mempengaruhi persepsi pembaca sehingga sesuai dengan tujuan kepentingan itu, sesuai dengan kepentingan politiknya,” ujarnya.

    Oleh karena itu, di tengah lubernya informasi melalui media sosial, Presiden justru melihat pentingnya PWI dan media untuk memberikan informasi yang benar. Menurutnya, justru karena adanya banyak hoaks, ini adalah sebuah peluang dan kesempatan untuk menunjukkan betapa pentingnya PWI dan media untuk memberikan informasi yang benar.

    “Dan saat-saat seperti ini kita semakin membutuhkan penyajian informasi berita berkualitas karena terlalu banyak berita yang tidak jelas juntrungnya. Tentu saja yang sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalisme. Ini adalah kesempatan bagi media untuk membuktikan kepada rakyat bahwa media merupakan sumber informasi yang kredibel dan berkualitas,” ucapnya.

    Dari sisi para wartawan, Kepala Negara menuturkan bahwa Indonesia membutuhkan wartawan-wartawan yang berdedikasi tinggi, yang menjaga martabat, yang menjaga etika profesinya, yang memiliki kesadaran tinggi bahwa satu artikel dari dirinya turut menentukan persepsi publik, turut menentukan masa depan Indonesia. Wartawan juga harus terikat pada Undang-Undang Pers dan kode etik untuk menguji informasi itu menjadi rumah penjernih informasi (clearing house of information).

    “Karena itu sahabat-sahabat saya para wartawan, marilah kita menyadari bersama bahwa kekuatan besar yang dimiliki itu perlu disertai dengan tanggung jawab yang besar untuk menjaga kehidupan bangsa dan negara yang kita cintai ini, negara Indonesia,” kata Kepala Negara.

    Selain itu, sebagai dampak dari digital disruption, Presiden mengatakan bahwa kita membutuhkan pendidikan literasi media kepada masyarakat. Hal ini penting sekali, sehingga masyarakat memiliki budaya mengonsumsi media secara sehat, sehingga masyarakat punya daya tangkap dalam menghadapi berita-berita hoaks, dan mampu memilih dan memilah informasi yang datang kepada masyarakat itu.

    “Di sini lah tanggung jawab wartawan, di sini lah tanggung jawab besar PWI,” tegasnya.

    Sebagai organisasi wartawan yang bersejarah, Presiden menilai tantangan bagi PWI semakin besar. Peran PWI semakin penting untuk memberikan panduan agar media bisa membedakan antara yang substansi dan yang sensasi, antara yang benar dan yang salah, antara yang asli dan yang palsu, antara ujaran kebenaran dan ujaran kebencian, antara suara dan kegaduhan, antara voice dan noise.

    “Media dan wartawan harus menjadi communicating of hope. Itulah jati diri wartawan, mengkritik, memberikan masukan, dan memberikan harapan. Kembalikan tugas media untuk searching the truth, bukan ikut-ikutan menciptakan disorientasi nilai-nilai,” imbuhnya.

    Presiden Joko Widodo menuturkan bahwa media memiliki peran penting dalam membangun demokrasi, membangun check and balances, dan memperkuat partisipasi warga. Karena itu, kebebasan pers akan memunculkan pemerintahan yang responsif, transparan, dan akuntabel.

    Saat membuka secara resmi Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di The Sunan Hotel, Surakarta, Jumat, 28 September 2018, Presiden menilai kritik yang disuarakan media dalam demokrasi adalah sesuatu yang wajar. Karena dengan kritik, lanjutnya, pemerintah akan bisa memperbaiki dan membenahi kekurangan yang ada.

    “Tapi perlu saya tegaskan bahwa kritik berbeda dengan fitnah, kritik berbeda dengan provokasi. Kritik juga bukan mencari-cari kesalahan. Kritik juga berbeda dengan nyinyir,” katanya.

    Mengingat peran penting media pada perkembangan demokrasi di Indonesia, Presiden mengungkapkan bahwa kebebasan pers menjadi hal yang utama yang perlu dijaga dan menjadi semangat reformasi. Media harus dilindungi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, karena sudah menjadi kewajiban negara untuk melindungi seluruh rakyat dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman kekerasan, termasuk juga para wartawan.

    “Karena itu jangan ada yang menghalangi media dalam menjalankan kerja jurnalismenya. Jangan ada yang melakukan kekerasan kepada wartawan yang tengah menjalankan profesinya,” tegasnya.

    Dalam kesempatan ini secara khusus Presiden juga berharap kepada para pemilik media agar memperhatikan betul-betul kesejahteraan wartawan. Hal ini penting, karena menurut Presiden profesi manapun ketika meningkat profesionalitasnya, maka semestinya meningkat juga kesejahteraannya.

    Di penghujung sambutannya, Presiden pun mengajak para wartawan untuk bersama-sama membangun demokrasi di Indonesia menjadi lebih berkualitas, lebih sehat, dan lebih kuat. Selain itu juga mengajak untuk bersama-sama menjaga agar rakyat tidak terpecah belah hanya karena beda pilihan politik.

    “Ingat bahwa pilihan kebangsaan kita hanya satu, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ingat bahwa persatuan adalah aset bangsa yang harus kita jaga, rawat, pelihara, dan kita pertahankan,” tandasnya.

    Turut mendampingi Presiden dalam acara ini, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Ketua Umum PWI Pusat Margiono.

    Sudah menjadi kelaziman bahwa ke mana pun Presiden Joko Widodo pergi, selalu ada staf dari Istana yang ikut menyertainya, baik itu ajudan, Paspampres, maupun staf protokol. Namun, ada yang bukan staf Istana Kepresidenan tetapi juga selalu mengikutinya, yaitu para wartawan.

    Saat memberikan sambutan di acara peresmian pembukaan Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Jumat, 28 September 2018, Presiden Joko Widodo bercerita mengenai hubungannya dengan para wartawan.

    “Saya ingin mengatakan bahwa wartawan itu sahabat saya. Sejak saya di Solo, coba ditanyakan wartawan yang dari Solo, kemudian masuk ke Jakarta, kemana-mana diikuti terus,” kata Presiden di The Sunan Hotel, Kota Surakarta.

    Presiden menuturkan bahwa dirinya juga sudah sering makan siang atau malam dengan para wartawan. Ataupun berkunjung ke ruang wartawan yang ada di Istana. Hal tersebut ia lakukan ketika dirinya ingin mendapatkan masukan, kritikan, saran, ataupun jika ada hal yang ia ingin tanyakan.

    Tak hanya itu, Presiden juga mengungkapkan bahwa ia selalu takjub dengan para wartawan ini. Ia bercerita bahwa setiap dirinya turun dari mobil, para wartawan selalu sudah ada di depannya.

    “Apa ini mendahului saya, atau mungkin di belakang saya tapi lari kemudian di depan saya?” ucapnya.

    Kepala Negara juga bercerita bahwa dirinya beberapa kali main futsal atau sepakbola dengan para wartawan ini. Sambil berkelakar ia menuturkan bahwa para wartawan ini tidak pernah menang ketika bertanding dengannya.

    Kedekatannya dengan para wartawan ini membuat dirinya mendengar bahwa ia dijuluki media darling. Apapun itu, ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah agar berita yang ditulis itu faktual.

    “Banyak yang mengatakan saya ini media darling. Banyak yang mengatakan itu. Saya enggak ngerti, benar enggak itu? Menurut saya yang paling penting, berita itu yang berdasarkan fakta,” tandasnya.

    Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

    Surakarta, 28 September 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

  • Presiden : Anak Indonesia Tak Cukup Hanya Pintar Namun Harus Paham Sopan Santun

    Presiden : Anak Indonesia Tak Cukup Hanya Pintar Namun Harus Paham Sopan Santun

    Presiden RI, Joko Widodo (Foto/Dok/Net)

    Serang (SL) – Pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan perlindungan sosial bagi rakyat Indonesia. Salah satunya melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah berjalan selama beberapa tahun terakhir. Melalui bantuan sosial PKH tersebut, masyarakat diharapkan dapat memiliki akses kepada pelayanan pendidikan dan kesejahteraan sosial untuk meningkatkan taraf hidup keluarga prasejahtera.

    Sore ini, Rabu 14 Maret 2018, Presiden Joko Widodo kembali menyerahkan bantuan PKH kepada 1.000 keluarga prasejahtera yang ada di sekitar Kota Serang, Provinsi Banten. Penyerahan tersebut dilakukan langsung olehnya di Gedung Remaja Ciceri, GOR Maulana Yusuf, Serang.

    Saat penyerahan dilakukan, Kepala Negara mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengusahakan untuk memberikan bantuan yang lebih baik bagi para keluarga prasejahtera. Hal itu dilakukan dengan berupaya menaikkan anggaran yang diperuntukkan bagi para penerima PKH di tahun mendatang.

    “Nanti Ibu-Ibu doakan saja tahun depan semoga anggarannya bisa kita naikkan. Saya sudah minta kalau bisa dua kali lipat, kalau bisa,” kata Presiden.

    Saat ini, para penerima PKH memperoleh bantuan sebesar Rp1,89 juta setiap tahunnya. Dana yang tersedia dalam kartu PKH itu dapat diambil sebanyak empat kali pengambilan.

    Menurutnya, untuk meningkatkan alokasi anggaran bagi para penerima PKH tersebut membutuhkan dukungan dan persetujuan DPR. Namun, Presiden berharap agar rencana tersebut dapat diwujudkan di tahun mendatang agar masyarakat dapat semakin merasakan manfaat dari program tersebut.

    “Saya akan berusaha agar anggaran yang ada ini bisa dinaikkan sehingga bisa digunakan sebaik-baiknya,” ucapnya.

    Dalam acara tersebut, Kepala Negara juga menyerahkan jenis bantuan sosial lainnya yang berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada para pelajar dari tingkat SD hingga SMA/SMK yang hadir. Sebanyak 1.319 pelajar memperoleh bantuan tersebut dalam kunjungan kerja Presiden kali ini.

    “Yang SD mendapatkan Rp450 ribu, yang SMP Rp750 ribu, yang SMA/SMK Rp1 juta. Anggaran yang ada ini tidak boleh untuk beli pulsa. Kalau ketahuan beli pulsa kartunya akan kita cabut,” Presiden menjelaskan.

    Acara penyerahan bantuan sosial tersebut juga dihadiri oleh 500 guru yang memperoleh sertifikasi profesi. Kepada para pendidik anak bangsa tersebut Presiden menitipkan pesan dan harapannya bagi pendidikan anak-anak Indonesia.

    “Saya titip anak-anak semuanya agar dididik yang baik. Berikan hal-hal yang berkaitan dengan etika, budi pekerti, dan akhlak. Berilah anak-anak ini pendidikan ke arah itu,” tuturnya.

    Ia berpandangan bahwa saat ini tidaklah cukup bagi anak-anak Indonesia untuk pintar saja. Anak-anak kita juga harus memiliki perilaku yang baik, budi pekerti yang baik, dan paham soal sopan santun.

    “Itulah ciri dan karakter bangsa Indonesia,” ucapnya.

    Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Sosial Idrus Marham, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Gubernur Banten Wahidin Halim.

  • Lampung Ibu Kota RI Hanya “Pepesan Kosong”

    Lampung Ibu Kota RI Hanya “Pepesan Kosong”

    Presiden RI Ir. Joko Widodo. (foto/dok/net)

    Bandarlampung (SL)-Pemindahan Ibu Kota Republik Indonesia ke Provinsi Lampung hanya pepesan kosong. Lampung tidak masuk pilihan dari tiga Provinsi yang di kaji Pemerintah. Presiden  Joko Widodo mengatakan, pemindahan ibu kota negara Indonesia masih tahap kajian.  Terdapat beberapa daerah yang sedang dikaji mendalam terkait wacana pemindahan ibu kota negara Indonesia.

    Ada 3 tempat memang, tiga provinsi yang masuk dalam kajian itu,” ucap Jokowi yang hadir di acara Penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah di Balikpapan International Convention Center, Kamis (13/7/2017), dilangsir kompas.com.

    Namun, Presiden belum bersedia memberitahukan provinsi mana yang sedang dikaji itu. Hal ini untuk meminimalisasi harga tanah yang dapat melambung tinggi akibat aksi para spekulan. “Tidak saya buka. Kalau saya buka di Kalimantan Timur, misalnya di Berau, nanti semua orang beli tanah di sana. Harga tanah langsung melambung,” kata dia.

    Presiden mengatakan, pemindahan ibu kota memerlukan kalkulasi dan perencanaan yang matang. Apalagi rencana tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Pindah ibu kota perlu kalkulasi mengenai sosial politik, infrastruktur, dan perekonomian. Semua dihitung, kemudian diketahui kebutuhan biayanya. Itu menyangkut biaya yang banyak. Memang banyak negara sudah memindahkan dan memisahkan antara bisnis dan pemerintahan sehingga semua bisa berjalan baik,” kata Presiden.

    Menurut dia, perlu perhitungan yang mendalam untuk urusan memindahkan ibu kota ini. “Tadi sudah disampaikan Gubernur Kalimantan Timur mengenai ibu kota. Saya tidak mau menyinggung itu dulu karena masih kajian,” kata Jokowi .

    Pernyataan tersebut juga sekaligus merespons usulan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak, mengajukan Balikpapan dan PPU sebagai calon ibu kota negara.

    Di tempat yang sama, Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak menawarkan Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai lokasi bagi ibu kota Indonesia di masa depan. “Menindaklanjuti rencana pemerintahan pusat memindahkan ibukota negara ke pulau Kalimantan. Atas nama Kalimantan  Timur, saya mengusulkan pusat ibukota negara pindah ke Kaltim,” kata Awang dalam sambutannya di hadapan Presiden Jokowi.

    “Kami punya lahan luas. Balikpapan dan Penajam Paser Utara sedang berkembang sebagai kawasan strategis pembangunan industri. Keduanya tidak ada masalah. Kita sedang membangun jembatan Pulau Balang (menghubungkan) Balikpapan dan PPU No Problem. Berapapun besar lahan yang diperlukan Bapenas, kami siap memfasilitasi,” tambah dia.

    Awang membeberkan kelebihan Kaltim untuk menjadi ibu kota negara Indonesia, seperti,  berada di jalur kepadatan lalu lintas laut antar negara yang menuju Asia Timur, masyarakatnya adem meski berbeda suku, bangsa, dan agamanya, hingga infrastruktur yang dinilai memadai. “Bandara yang mampu menampung pesawat badan lebar, pelabuhan internasional, hingga tol,” kata Awang.

    Sementara Pemerintah masih terus mengkaji rencana  pemindahan ibu kota. Pemerintah kini tengah melakukan kajian di empat lokasi alternatif yang akan menggantikan Jakarta sebagai ibu kota. “Pokoknya kita sedang melakukan studi tempat yang cocok dulu. Ada tiga atau empat ya dalam pertimbangan sekarang,” kata Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Juli 2017 lalu.

    Menurut Sofyan, ada berbagai aspek yang dipelajari oleh pemerintah, mulai dari topografi, hidrologi, hingga ketahanan terhadap bencana,. Aspek lain yang juga tidak kalah penting adalah ketersediaan lahan. “Ketersediaan lahan kita lihat apakah ada lahan hutan di sana yang bisa dikonversi, bagaimana pemilikan lahan. Apakah lahan-lahan itu telah diberikan hak, misalnya, apa Hak Guna Usaha atau tanah industri, kita harus lihat,” kata dia.

    Sofyan tak menampik bahwa empat lokasi tersebut berada di Pulau Kalimantan, namun dia enggan menyebut secara spesifik. Ia meminta publik bersabar menunggu hasil kajian dari pemerintah. “Sekarang kan belum ada keputusan dimana,” kata dia. (nt/jun)