Tag: Presiden RI Ir Joko Widodo

  • Apresiasi Rakyat Untuk Presiden Jokowi Saat Open House di Istana Kepresidenan Bogor

    Apresiasi Rakyat Untuk Presiden Jokowi Saat Open House di Istana Kepresidenan Bogor

    Bogor (SL) – Ribuan warga antusias menghadiri acara Open House Presiden Jokowi yang kali ini digelar di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Banyak dari mereka yang datang bahkan dari kota lainnya untuk sekadar bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan berkunjung ke Istana Kepresidenan untuk kali pertama.

    Namun, di antara para pengunjung, ada juga yang mengaku sengaja datang untuk berterima kasih kepada Presiden atas upaya-upaya yang dilakukan. Seperti Rudi Sinaga misalnya yang datang dari Sukabumi.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih langsung sama Pak Jokowi atas pembangunan infrastruktur, khususnya di Jawa barat. Saya rasa luar biasa, terima kasih banget sama Pak Jokowi,” ucapnya ketika ditemui Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Jumat, 15 Juni 2018.

    Di Jawa Barat sendiri, khususnya wilayah Sukabumi, sejumlah pembangunan sarana transportasi digalakkan. Di antaranya ialah pembangunan jalur ganda kereta api lintas Bogor-Sukabumi. Di samping itu, dalam waktu dekat, pemerintah juga akan menyelesaikan pembangunan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) yang mulai dibangun pada 2015 lalu.

    Dalam kunjungannya ke Sukabumi akhir tahun lalu, Presiden Joko Widodo memang pernah menceritakan pengalamannya soal kepadatan lalu lintas yang teramat sangat saat mengunjungi wilayah Sukabumi menggunakan kendaraan roda empat. Oleh karena adanya keluhan masyarakat Sukabumi akan kondisi tersebut, pembangunan sejumlah sarana transportasi di sana langsung dikerjakan.

    “Program 2019-2024 masalah sumber daya manusia saya rasa pas banget diterapkan setelah infrastruktur,” kata Rudi mengomentari program kerja pemerintah.

    Senada dengan Rudi, Wayan asal Singaraja, Bali, yang pada Lebaran ini datang mengunjungi sanak keluarganya di Tangerang, juga berharap agar pembangunan infrastruktur ini dapat berlanjut. Tak hanya itu, ia juga menyampaikan sejumlah harapannya bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo.

    “Semoga itu (pembangunan) berlanjut, kemudian kerukunan antarumat beragama baik, dan sektor pariwisata berjalan dengan baik,” tuturnya.

    Bogor, 15 Juni 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Presiden Salat Idul Fitri di Kebun Raya Bogor

    Presiden Salat Idul Fitri di Kebun Raya Bogor

    Bogor (SL) – Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melaksanakan salat Idulfitri di Lapangan Astrid, Kebun Raya Bogor, Jumat, 15 Juni 2018. Tampak hadir juga Kahiyang Ayu beserta Bobby Nasution.

    Presiden yang mengenakan baju koko putih dibalut dengan jas berwarna hitam, serta mengenakan sarung dan peci hitam tiba di lokasi pelaksanaan salat pukul 06.39 WIB. Setibanya di lokasi, Presiden disambut beberapa menteri Kabinet Kerja, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Sosial Idrus Marham.

    Presiden kemudian langsung menuju ke tempat yang telah disiapkan. Sambil berjalan, Presiden menyempatkan bersalaman dengan masyarakat yang berada di saf depan.

    Pada kesempatan ini Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Didin Saefuddin Buchori, M. A., bertindak sebagai imam dan khatib. Sementara bertindak sebagai muazin adalah Kiki Herdiansyah.

    Pukul 06.52 WIB salat sunah Idulfitri dilaksanakan. Setelah salat langsung dilanjutkan dengan ceramah agama dengan tema “Meraih Kemuliaan Hidup Setelah Ramadan”.

    Dalam ceramahnya khatib berpesan agar kita melanjutkan amalan baik yang telah dilakukan selama Ramadan seperti tadarus Alquran. Menurutnya, dalam Alquran terdapat banyak aspek yang dikaji, yaitu aspek ekonomi, politik, dan sosial.

    “Iman dan takwa kita yang telah disiram di bulan Ramadan, mari kita jaga dan kita tingkatkan,” ucap khatib.

    Selain itu khatib juga mengatakan bahwa Islam adalah agama yang mencintai kedamaian. Islam juga, lanjutnya, adalah agama yang menjadi rahmat bagi sekalian alam.

    “Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Islam mengutuk keras tindakan kekerasan seperti terorisme,” kata khatib.

    Selesai mendengarkan ceramah, pukul 07.20 WIB Presiden meninggalkan lapangan. Presiden pun menyapa masyarakat yang tampak antusias untuk bersalaman dengan Kepala Negara. Tak sedikit juga masyarakat yang ingin mengabadikan momen bersama dengan Presiden.

    Presiden kemudian menuju Istana Kepresidenan Bogor untuk berhalalbihalal dengan para pejabat negara. Setelah itu, Presiden melakukan open house dengan masyarakat.

    Bogor, 15 Juni 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Pejabat Negara hingga Penarik Becak Hadiri Open House Presiden di Istana Kepresidenan Bogor

    Pejabat Negara hingga Penarik Becak Hadiri Open House Presiden di Istana Kepresidenan Bogor

    Bogor (SL) – Istana Kepresidenan Bogor pagi ini tampak meriah dan berbeda dari biasanya. Tahun ini, Presiden Joko Widodo beserta keluarga merayakan Idulfitri 1439 H di Kota Bogor.

    Di hari pertama Lebaran yang jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018, Istana Kepresidenan Bogor dibuka bagi masyarakat umum untuk dapat bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo. Masyarakat yang berasal dari Kota Bogor dan sekitarnya berduyun-duyun memasuki area Istana. Antrean masyarakat pun tampak mengular hingga depan halaman Istana.

    Sekitar pukul sembilan pagi, sesi khusus bagi masyarakat umum untuk dapat bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo dimulai. Di Ruang Teratai Istana, Presiden Joko Widodo bersama dengan Ibu Negara Iriana Jokowi telah bersiap menyambut kedatangan mereka. Tak hanya keduanya, terlihat pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla.

    Warga yang datang berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang. Mulai dari kaum ibu, bapak-bapak, muda-mudi, hingga anak-anak. Mereka semua berbaur menjadi satu di hari berbahagia ini.

    Di antara mereka, hadir beberapa orang dari komunitas becak yang biasa beroperasi di Paledang, Bogor. Barisan mereka tampak tak jauh dengan barisan pejabat negara yang terlebih dahulu bersilaturahmi dengan Presiden.

    “Buru-buru tadi datang ke sini, ingin silaturahmi dengan Bapak Presiden,” ucap salah seorang di antara rombongan itu yang mengaku tak menyangka diperkenankan untuk masuk ke dalam Istana.

    Mereka tampil apa adanya dengan hanya mengenakan kaus dan sandal jepit sebagaimana yang biasa mereka pergunakan sehari-hari saat menarik becak. Bahkan, di antara mereka ada yang membawa topi capingnya yang juga dibolehkan dibawa masuk ke dalam Istana.

    “Tadi saya ucapkan selamat Lebaran ke Presiden dan mendoakan semoga selamat,” kata seorang lainnya saat ditemui.

    Keterbukaan Istana terhadap kehadiran warga dari berbagai golongan dan latar belakang itu diakui sendiri oleh para pengunjung. Bapak Martolo yang datang dari Bekasi misalnya mengaku terkesan dengan apa yang dilihatnya dalam acara open house yang sudah dua kali digelar oleh Presiden Joko Widodo ini.

    “Sangat berkesan karena ini betul-betul acara rakyat yang tidak memilih suku dan agama. Jadi betul-betul mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.

    Untuk diketahui, sebelum bersalam-salaman dengan masyarakat umum, Presiden bersama Wakil Presiden sempat bersilaturahmi dengan ketua lembaga negara, para menteri Kabinet Kerja, para duta besar negara sahabat, serta sejumlah pejabat negara lainnya.

    Bogor, 15 Juni 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Tahun Ini Presiden Jokowi Rayakan Idul Fitri di Bogor

    Tahun Ini Presiden Jokowi Rayakan Idul Fitri di Bogor

    Bogor (SL) – Lebaran tahun ini, Presiden Joko Widodo berencana untuk merayakannya di Bogor, Jawa Barat. Perayaan kali ini juga akan dilakukan olehnya bersama dengan masyarakat sekitar.

    “Di Bogor. Salat Id-nya di Bogor. Open house-nya di Bogor,” kata Presiden saat ditanyakan para jurnalis di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 12 Juli 2018.

    Di tahun pertama saat beliau menjabat sebagai presiden, Presiden Joko Widodo diketahui merayakan Idulfitri bersama dengan rakyat Aceh. Setahun kemudian, Presiden juga berlebaran di Ranah Minang, Padang, Sumatera Barat.

    “Kita sudah di Padang pernah, di Aceh pernah, tahun lalu di Jakarta, tempat tinggal kita di Bogor tahun ini,” tuturnya.

    Sebagaimana yang diucapkan Presiden, selain akan melaksanakan salat Id di Bogor bersama dengan masyarakat sekitar, Kepala Negara juga mempersilakan masyarakat untuk hadir dalam acara _open house_ yang menurut rencana bakal digelar di Istana Kepresidenan Bogor. (Tim9)

  • Sekjen Jangkar Bejo Pusat Samsudin Mandja Usulkan Airlangga Hartarto Cawapres Jokowi

    Sekjen Jangkar Bejo Pusat Samsudin Mandja Usulkan Airlangga Hartarto Cawapres Jokowi

    Bandarlampung (SL) – Jangkar Bejo, pusat dan daerah, terusik dengan wacana Zulkifli Hasan akan dicalonkan menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019.

    Relawan Jokowi yang didirikan para politisi senior Golkar itu membantah, wacana Zulkifli Hasan, ketua MPR sebagai calon wakil Presiden.

    Sekjen Jaringan Kerja Bersama Jokowi (Jangkar Bejo) Pusat Samsudin Mandja Rabu (12/6/18), mengatakan berkomitmen mengusulkan Capres Jokowi-Wapres Airlangga Hartarto sesuai rapimnas DPP Partai Golkar.

    Pernyataan itu muncul pertama dari M. Alzier Dianis Thabranie yang mewacanakan  Zulkifli Hasan akan jadi wakil Jokowi di Pilpres 2018.  Tetapi selang beberapa jam, dibantah Sekjen jangkar Bejo, bahwa Alzier bukan pengurus Jangkar Bejo.

    Menurut Syamsudin Mandja, Alzier memang pernah diusulkan jadi penasehat DPP Jangkar Bejo. Namun, atas saran Azis Syamsuddin angggota DPR RI asal Lampung Alzier tak jadi masuk kepengurusan. “Saya sangat heran Pak Alzier membuat pernyataan dengan mengatasnamakan pimpinan Jangkar Bejo mendukung Zulkifli Hasan berpasangan dengan Bapak Jokowi,” ujar Samsudin Mandja.

    Jangkar Bejo, katanya, lahir dari rahim Partai Golkar dan berkomitmen mendukung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berpasangan dengan Jokowi untuk Pilpres 2019.

    Syamsudin Mandja meminta masyarakat Lampung jangan cepat memercayai hal seperti ini. “Kami tidak tahu menahu, tiba-tiba mengatasnamakan Jangkar Bejo,” katanya.

    Oleh karena itu, pengurus jangkar Bejo, pusat dan daerah, tersinggung dengan pernyataan Alzier Dianis Thabranie karena tak ada koordinasi sebelumnya.

    Ketua Jangkar Bejo Provinsi Lampung Ismet Roni menyatakan hal senada. Jangkar Bejo Lampung mendukung Jokowi – Airlangga Hartarto untuk Pilpres 2019.

    Untuk itu, terkait adanya pernyataan yang mengatasnamakan Jangkar Bejo Pusat yang memasangkan Jokowi dengan selain Airlangga Hartarto merupakan pernyataan pribadi.

    Ismet mengatakan Jangkar Bejo Lampung sudah bekerja untuk pemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019. “Saat ini, kita sudah konsolidasi hingga tingkat daerah guna pemenangan Jokowi jadi Presiden RI dua kali,” katanya. (rel)

  • Presiden Jokowi Hormati Langkah Amien Rais

    Presiden Jokowi Hormati Langkah Amien Rais

    Bogor (SL) – Presiden Joko Widodo menghormati keinginan Amien Rais, yang menyatakan diri untuk maju dalam pemilihan presiden mendatang. Presiden memandang bahwa Amien Rais memiliki pengalaman panjang dalam politik Indonesia.

    “Ya saya kira sangat bagus karena kita tahu beliau seorang tokoh politik yang saya kira tidak diragukan lagi pengalamannya,” ujarnya saat dimintai pandangannya oleh para jurnalis di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 12 Juni 2018.

    Senioritas dan kapabilitas Amien Rais dalam kancah politik nasional juga disebut Presiden dapat memberikan warna tersendiri bagi pesta demokrasi bangsa lima tahunan mendatang. “Saya kira sangat bagus untuk memberikan alternatif dalam rangka Pilpres ke depan,” tuturnya.

    Selain itu, ia juga diminta berbicara soal rencana pertemuan dirinya dengan Amien Rais yang banyak dibicarakan. Terkait hal itu, Kepala Negara menjawab sedang mencari waktu untuk pertemuan tersebut. “Kita masih mengatur waktunya,” kata Presiden.

    Bogor, 12 Juni 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Ketika Presiden Sapa Pemudik di Terminal Baranangsiang Bogor

    Ketika Presiden Sapa Pemudik di Terminal Baranangsiang Bogor

    Bogor (SL) – Cuti bersama libur Lebaran 2018 dimulai Senin, 11 Juni 2018. Jutaan masyarakat Indonesia pun melakukan tradisi tahunan yang selalu dilakukan menjelang Hari Raya Idulfitri, yaitu pulang kampung atau juga dikenal dengan mudik.

    Demikian halnya yang dilakukan masyarakat pendatang di Bogor. Beberapa di antaranya memilih untuk mudik menggunakan moda transportasi bis.

    Hari Minggu, 10 Juni 2018 kemarin , mereka mendapat kejutan ketika Presiden Joko Widodo menyempatkan menyapa mereka di Terminal Bis Baranangsiang, Kota Bogor. Presiden sengaja datang ke terminal dan naik bis yang akan membawa pemudik pulang ke arah timur Pulau Jawa.

    Presiden yang mengenakan kemeja putih dan peci hitam tiba pukul 14.20 WIB. Ia kemudian naik ke salah satu bis yang telah penuh terisi. Kedatangan Kepala Negara ini pun disambut meriah para pemudik dan masyarakat sekitar.

    Di dalam bis Presiden berbincang dengan beberapa pemudik. Ia menanyakan tujuan para pemudik ini. Tiga pemudik yang ditanya Presiden masing-masing pulang Winangun, Kebumen, dan Banyumas.

    Setelah berbincang dengan beberapa pemudik, Presiden pun mendoakan agar para pemudik tiba dengan selamat di tujuannya masing-masing.

    “Kita mendoakan tiba selamat di kampung halaman. Selamat menikmati waktu bersilaturahmi dengan sanak saudara, dengan teman, dengan handai taulan, berbagi kebahagiaan, berbagi cerita, dan tentu saja berbagi rezeki,” ucap Presiden.

    Dalam kesempatan ini pun tak lupa Presiden mengucapkan selamat hari raya Idulfitri. Presiden berharap momen Idulfitri ini bisa semakin mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

    “Saya mengucapkan selamat Idulfitri 1 Syawal 1439 H. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kefitrian kita semakin mempererat kesatuan dan persatuan dalam berbangsa serta berguna untuk membangun bangsa ini ke depan,” tuturnya.

    Setelah menyapa pemudik, Presiden meninggalkan Terminal Baranangsiang untuk kembali ke Istana Bogor. (Machmudin)

    Bogor, 11 Juni 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

  • Presiden Ingatkan Kembali Proses Deredikalisasi Cegah Terororis Masuk Kampus,

    Presiden Ingatkan Kembali Proses Deredikalisasi Cegah Terororis Masuk Kampus,

    Indramayu (SL) – Terungkapnya aktivitas yang terkait dengan aksi teror di lingkungan kampus memang menjadi kekhawatiran tersendiri. Untuk menanggulangi agar paham radikalisme tidak semakin meluas, pemerintah akan terus melakukan proses deradikalisasi yang telah berjalan.

    “Memang radikalisme ini tidak muncul tiba-tiba. Ini sudah proses yang lama dan tidak mendadak datang”, kata Presiden ketika dimintai pandangannya oleh para jurnalis saat kunjungan kerjanya di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Kamis, 7 Juni 2018.

    Menurut Presiden, proses-proses untuk deradikalisasi sudah digerakkan oleh pemerintah misalnya melalui BNPT untuk pencegahan atau tindakan di Polri dan TNI.

    Namun Presiden berharap bahwa proses deradikalisasi yang saat ini digerakkan pemerintah tidak hanya berjalan sendirian. Menurutnya, keterlibatan berbagai elemen masyarakat dan organisasi keagamaan juga penting sebagai upaya pencegahan sejak dini.

    “Misalnya Majelis Ulama Indonesia juga ikut berperan, kemudian Nahdlatul Ulama juga ikut berperan, dan Muhammadiyah juga kita ajak berperan bersama. Memang kalau melihat data yang terpapar itu angkanya sudah sangat mengkhawatirkan. Ini yang terus akan kita kerjakan,” ucapnya.

    Kepala Negara juga mengungkapkan bahwa saat ini sedang dilakukan kajian oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai diperlukan atau tidaknya regulasi yang secara khusus mengatur soal radikalisme di lingkungan kampus ini.

    “Baru dalam proses kajian oleh Kemenristekdikti. Tetapi kalau memang regulasi itu diperlukan, akan kita buat. Tapi ini masih dalam kajian,” tuturnya.

    Ia menegaskan bahwa radikalisme di kampus dan pencegahannya sama sekali tidak berkaitan dengan prinsip kebebasan akademik atau berserikat. Dua hal itu menurutnya adalah hal berbeda yang tidak saling terkait.

    “Tidak ada hubungannya antara kebebasan akademik atau kebebasan berserikat dengan proses pencegahan radikalisme. Ini adalah proses dalam rangka eksistensi negara kita ini, bukan yang lainnya,” tandasnya. (Bey Machmudin)

  • Presiden Hadiri Buka Puasa Bersama di Rumah Dinas Ketua MPR

    Presiden Hadiri Buka Puasa Bersama di Rumah Dinas Ketua MPR

    Jakarta (SL) – Presiden Joko Widodo hadir dalam acara buka puasa bersama dengan pimpinan dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di rumah dinas Ketua MPR, Jalan Widya Chandra IV Nomor 16, Jakarta Selatan. Presiden tiba sekitar pukul 17.25 WIB.

    Setibanya di tempat acara, Presiden yang mengenakan batik cokelat lengan panjang dan peci hitam, langsung disambut Ketua MPR Zulkifli Hasan. Setelah bersalaman, keduanya langsung bergegas masuk ke dalam rumah.

    Presiden duduk semeja dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta Odang dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman. Tampak hadir juga para Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani, Hidayat Nur Wahid dan EE Mangindaan.

    Sambil menunggu waktu berbuka, acara diisi dengan ceramah keagamaan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Setelah itu, Ketua MPR selaku tuan rumah memberikan sambutannya.

    Pukul 17.48 azan Magrib berkumandang. Presiden pun berbuka puasa kemudian langsung dilanjutkan dengan salat Magrib berjamaah yang dipimpin oleh Syekh Ali Jaber.

    Selesai salat Magrib, Presiden pun menyantap hidangan yang telah disediakan.

    Tampak hadir mendampingi Presiden dalam buka puasa bersama kali ini antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Idrus Marham dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur.

    Presiden Apresiasi Yudi Latif

    Selesai acara buka puasa bersama dengan jajaran MPR, Presiden menyempatkan bertemu dengan para jurnalis. Kepada Kepala Negara, para jurnalis menanyakan perihal pengunduran diri Yudi Latif sebagai Ketua Badan Pemantapan Ideologi Pancasila (BPIP) tadi pagi.

    “Ya jadi pagi tadi saya telah menerima surat pengunduran diri dari Pak Yudi Latif. Dan saya sangat menghargai upaya-upaya yang telah disiapkan dan proses-proses pembentukan UKP-PIP pindah ke BPIP. Saya kira kerja keras dan integritas Pak Yudi Latif tidak perlu diragukan lagi,” ucap Presiden.

    Adapun alasan pengunduran dirinya, kata Presiden, adalah terkait urusan pribadi dan urusan keluarga. “Tadi dalam surat juga disampaikan bahwa karena ada urusan pribadi urusan keluarga yang harus lebih diberikan perhatian jadi beliau mengundurkan diri,” tuturnya.

    Sementara itu, terkait penggantinya, Presiden mengatakan masih terlalu dini. “Wong baru tadi pagi,” pungkasnya.

    Jakarta, 8 Juni 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Presiden Ingin Para Petani Bersinergi Tingkatkan Produksi Pertanian

    Presiden Ingin Para Petani Bersinergi Tingkatkan Produksi Pertanian

    Indramayu (SL) – Dengan segala perkembangan teknologi dan berbagai sarana perekonomian, petani saat ini tidak dapat lagi bekerja sendiri-sendiri. Sudah seharusnya para petani berkumpul dan bekerja dalam satu kelompok besar untuk meningkatkan produksi pertanian yang berdampak pada kesejahteraan mereka.

    Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo di hadapan para petani di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Kamis, 7 Juni 2018 saat meresmikan program kewirausahaan dan digitalisasi sistem pertanian sebagai upaya mewujudkan korporasi petani.

    “Memang sebelumnya ada GAPOKTAN dan POKTAN, penting organisasi seperti ini. Tetapi untuk bisa kita menang dalam bersaing, kelompoknya tidak bisa kecil-kecil seperti GAPOKTAN dan POKTAN. Kelompoknya harus besar seperti yang kita lihat di cara-cara kerja perusahaan besar atau korporasi. Harus dalam jumlah besar,” kata Presiden dalam sambutannya.

    Ia yakin sebenarnya para petani kita mampu bekerja selayaknya perusahaan-perusahaan besar beroperasi. Namun, ia menyebut satu syarat yang harus dipenuhi, yakni para petani harus mau berkumpul dalam sebuah organisasi besar dan bersama-sama meningkatkan produktivitas.

    Mitra BUMDes Bersama (MBB) yang telah menjadi proyek percontohan di daerah tersebut misalnya, merupakan upaya pemerintah dalam membentuk wadah besar bagi para petani sekitar. Para petani diharapkan untuk dapat bergabung dan mengambil manfaat dari adanya wadah binaan BUMN itu.

    “Ini adalah sebuah contoh pertama yang akan saya ikuti, saya lihat, selama 6 bulan ke depan. Kalau ini berjalan dengan baik, kita akan lakukan di seluruh Tanah Air dalam mengorganisasi petani. Karena setelah kita pelajari, keuntungan terbesar dari pertanian itu didapat bukan dari pratanam, atau saat menanam, tetapi yang paling banyak adalah di pascapanennya,” ujar Presiden.

    MBB dalam praktiknya memfasilitasi para petani untuk menjual berasnya dan mengemasnya ke dalam kemasan yang menarik. Setelahnya produk-produk pertanian itu akan didistribusikan dan dipasarkan melalui pasar daring. Menurut Presiden, dengan cara itu para petani akan mendapat keuntungan yang jauh lebih besar.

    “Nantinya beras-beras yang ada bisa berada pada posisi beras premium, harganya beda. Kemudian menjualnya juga tidak lewat tengkulak. Petani tidak dapat apa-apa kalau caranya seperti ini. Kalau petani bisa berjualan beras baru di situlah petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Kepala Negara juga mendorong para petani untuk bersama-sama pemerintah membenahi sektor pertanian nasional. Sebab di masa mendatang, pangan merupakan salah satu komoditas yang akan menjadi rebutan negara manapun.

    “Negara-negara yang tidak memiliki ketahanan pangan akan bingung. Artinya peran petani akan menjadi semakin penting ke depan, menjadi semakin strategis di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia,” tandasnya.

    Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar.

    Indramayu, 7 Juni 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin