Tag: PT. Penerbit Erlangga

  • Kenalkan Aplikasi Perkembangan Anak

    Kenalkan Aplikasi Perkembangan Anak

    Pringsewu (SL) – Workshop Pelatihan Alcapap (Aplikasi Laporan Capaian Perkembangan Anak PAUD), peserta dari Himpaudi dan IGTKI Kabupaten Pringsewu bekerjasama dengan Penerbit Erlangga, di aula Rumah Makan Gundil Sidoarjo, Jumat, (18/1/2019).

    Acara yang di hadiri oleh Nokky Panji Brand Manager buku anak penerbit Erlangga yang sekaligus sebagai pemateri, Thomas Dwi Aprian Marcom penerbit Erlangga Lampung, Mey Manto Supervisor Pringsewu, Kabid PAUD dan Dikmas Hj. Peni Widiyanti, peserta dari IGTKI dan Himpaudi se-Kabupaten Pringsewu dan team dari penerbit Erlangga Pringsewu.

    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pringsewu, yang di wakili oleh Kabid PPAU dan Dikmas Peni Widayati dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara mengatakan berkembangnya tekno­logi menjadi batu loncatan yang baik bagi perkembangan pendidikan anak usia dini. Seperti yang digagas PT Penerbit Erlangga, melalui Aplikasi Laporan Perkem­bangan Anak Paud (ALCAPAP).

    Aplikasi teranyar ini akan mempermudah penilaian guru kepada para siswa-siswinya yang berada di pendidikan anak usia dini (PAUD) maupun taman kanak-kanak (TK). “Ada enam aspek penilaian yang biasanya dinilai guru, yaitu perkem­bangan seni, moral agama, fisik motorik, kognitif, bahasa serta sosial emosional. Nah, aplikasi ini dapat mempermudah penilaian semua aspek tersebut”, ujar Peni.

    Nokky Panji Brand Manager Buku Anak Penerbit Erlangga dalam pemateri
    Ia menjelaskan, nantinya guru yang selama ini mendeskripsikan bentuk perkembangan anak melalui rapor, bisa langsung memasukkannya ke aplikasi khusus tersebut. Secara otomatis, hasil kegiatan belajar mengajar pun akan tersusun rapi. “Perkembangan anak juga diten­tukan dengan empat nilai, yakni: 1) Belum Berkembang (BB), 2) Mulai Berkem­bang (MB), 3) Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan 4) Berkembang Sangat Baik (BSB). Keempat nilai inilah yang melihat siklus perkem­bangan anak Paud,” urainya.

    Nokky juga menerangkan bahwa aplikasi yang didesain khusus tersebut sengaja dibuat bagi lembaga-lembaga Paud maupun TK yang sudah bekerja sama dengan PT Penerbit Erlangga. Dirinya mengaku bahwa aplikasi ini tidak diperjualbelikan, namun diberikan secara gratis. “Jadi ini merupakan bonus bagi sekolah-sekolah yang bekerja sama dan menggu­nakan buku terbitan Erlangga. Kami berikan aplikasi beserta password-nya untuk mengakses penilaian,” ujarnya. (Wagiman)

  • PT. Penerbit Erlangga dan Himpaudi Pringsewu Kunjungi Wisata Alam di Suoh

    PT. Penerbit Erlangga dan Himpaudi Pringsewu Kunjungi Wisata Alam di Suoh

    Lampung Barat (SL) – PT. Penerbit Erlangga Pringsewu bekerjasama dengan Himpaudi Kabupaten Pringsewu dengan Kunjungan wisata alam Uap panas yang terus menerus tanpa henti kendatri hujan mengguyurnya. Aroma belerang terasa di sekitarnya yang kian menusuk hidung saat mendekatinya.

    Fenomena aktivitas kawah dari sumber panas bumi keramikan di areal hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Kabupaten di Lampung Barat, Provinsi Lampung itu, menyimpan pesona menakjubkan bagi pengunjungnya.

    Menurut Hubaidi (35), pemandu ke keramikan di dekat Dusun Pelalangan Pekon Sukamarga Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat, Sabtu, (5/1/2019), sejak beberapa tahun terakhir sejumlah pengunjung dari berbagai daerah sengaja datang untuk menyaksikan pesona alam keramikan itu. “Setiap hari libur pengunjung terus berdatangan ke keramikan ini termasuk dari berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Palembang dan lainnya,” katanya lagi.

    Dia menyebutkan untuk pengunjung itu dikenai jasa sewa perahu yang bisa mengantar ke lokasi yang tak bisa dijangkau mobil sejauh sekitar 1 km berkisar Rp50.000 per orang pulang pergi termasuk jasa pemandunya. Wisata Keramikan Suoh ini mulai dibuka sekitar tahun 2004 dan mulai dikenal tahun 2006, letaknya berada di kaki Bukit Gunung Ratu, tepatnya berdekatan dengan Danau Minyak dan Danau Asam.

    Wisata keramikan yang berada dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ini, juga sangat ramai dikunjungi selain karena pemandangannya yang indah dan juga unik serta berbeda dengan objek wisata lainnya sehingga memiliki daya tarik untuk dikunjungi.

    Objek wisata Keramikan Suoh ini adalah berupa lahar yang mengeras, sehingga membentuk seperti semen yang berdekatan dengan sumber air panas dari bumi. Keramikan Suoh merupakan dataran yang berasal cairan dan pasir sulfur dari sumber panas Suoh yang sudah mengendap bertahun-tahun lamanya. Warnanya yang putih kekuningan dan agak transparan membuatnya dijuluki Keramikan (keramik). Ketebalannya bervariasi, ada yang puluhan meter tapi ada yang tipis hanya seberapa sentimeter saja.

    Karena itu, untuk melewati ini dibutuhkan pemandu lokal yang sudah hapal jalur agar menghindari terperosok ke dalam aliran air panas yang sangat berbahaya. Letaknya tidak begitu jauh dari Danau Lebar dengan menyusuri savana ilalang yang kemudian oleh para pengunjung disebut “Bukit Telletubies”.

    Hamparan lempengan batu, seperti kerak ketel uap panas mulai terlihat di depan mata. Sesekali di tengah dan ujung kaki bukit uap panas membumbung tinggi. Air panas itu pun terus menyembur pada beberapa sudut di sekitar kawah tersebut. Lapisan kerak itu disebut Keramikan berupa hamparan batuan yang mengeras laksana keramik.

    Menurut masyarakat setempat, batuan ini berlapis-lapis dan bertambah luas. Di bawah hamparan yang mengeras seperti menyimpan sumber air panas yang tak pernah habis dan terus meletup-letup, pada beberapa bagian ada yang berukuran besar membentuk kubangan atau kolam, dan yang kecil serta mengalirkan air hangat.

    Berdasarkan data dan informasi dari berbagai sumber, kawasan di zona pemanfaatan TNBBS itu menyimpan cerita dan kisah vulkanik termasuk cerita berbau mistis di dalamnya.

    Gunung Ratu di kawasan ini pernah meletus pada 1933. Letusan itulah yang diyakini masyarakat membentuk empat danau, beserta sumber air panas dengan lempeng-lempeng mengeras di Keramikan. Permukiman paling tua di kawasan ini adalah Pekon Hantatai dan Ratu Negeri Ratu. Lalu, berkembang menjadi 17 pekon atau kampung yang kini menjadi kantong permukiman atau enclave di taman nasional.

    Suoh sekarang sudah dimekarkan lagi menjadi Kecamatan Bandar Negeri Suoh–memendam salah satu fenomena vulkanik Cincin Api di Sumatera (Ring of Fire Sumatera). Saat menuju Keramikan itu, pengunjung akan melintasi padang rumput (savana) yang disebut “Bukit Telletubies” serta empat danau: Asam, Belibis, Lebar, dan Seminyak.

    Pada sela-sela savana itu ada pagar besi di beberapa cekungan sebagai tempat semburan api. Pada ujung barat, gugusan pegunungan memperlihatkan warna gelap dan terang yang disebut Pegunungan Loreng, dulu menjadi tempat kerbau liar yang berkeliaran di sekitarnya. Ternyata, empat danau tersebut menyimpan kisah tersendiri, dan disebut Danau Asam lantaran mengandung kadar asam tinggi.

    Danau Seminyak, selain berbau seperti minyak tanah, namun saat ini menurut warga setempat bau minyak ini kian menghilang–lapisan air di atas tak mau bercampur dengan lapisan bawahnya. Sedangkan danau yang dihuni burung belibis hingga kini disebut dengan Danau Belibis. Danau yang paling luas semula adalah Danau Lebar yang membentuk hamparan air di kaki bukit hingga permukiman setempat. Namun danau ini kini makin menyempit antara lain karena sedimentasi. Danau yang lebih luas adalah Danau Asam.

    Hingga kini, wisata dengan keunikan vulkanik di Suoh belum dikelola secara serius karena memang berada dalam kawasan hutan TNBBS dan berbatasan langsung dengan zona rehabilitasi dan zona inti di TNBBS. Meski keunikan vulkanik Suoh belum dikelola serius, masih dikelola apa adanya oleh masyarakat setempat, mengingat berada dalam kawasan hutan TNBBS, pengelolaan potensi wisatanya tetap menjanjikan.

    Namun saat ini masyarakat sekitar sering datang setiap akhir pekan. Mereka dengan bebas menikmati pemandangan di tepi danau sampai Keramikan. Warga setempat berharap keunikan wisata ini dapat dikelola dan dikembangkan lebih lanjut bekerjasama dengan Balai Besar TNBBS. Suoh merupakan salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten Lampung Barat yang sekarang telah dimekarkan menjadi dua wilayah kecamatan (Suoh dan Bandar Negeri Suoh).

    Kendati pernah terkenal karena termasuk salah satu wilayah relatif terisolir di Lampung. Suoh sempat mencuat saat kejadian gempa bumi melanda Lampung Barat pada 15 Februari 1994 yang mengakibatkan kerusakan parah di Liwa, Kabupaten Lampung Barat dan sekitarnya.

    Suoh terus berkembang dengan kondisi jalan mulai membaik. Suoh ternyata juga menyimpan potensi ekonomi yang tinggi, antara lain dari sektor pertanian dan perkebunan sebagai salah satu daerah penghasil beras utama di Lampung Barat termasuk penghasil beras organik, penghasil kakao, dan kopi maupun lada serta berbagai komoditas lainnya. Potensi ekonomi masyarakatnya juga berkembang, seperti perajin tahu dan tempe.

    Suoh juga menyimpan potensi wisata alam yang tinggi, antara lain karena berbatasan dengan kawasan hutan TNBBS. Suoh dikenal sebagai kawasan geotrek dengan potensi panas bumi yang luar biasa menjanjikan diperkirakan 900 megawatt equivalent (MWe) di dalam maupun luar kawasan, potensi wisata petualangan yang cukup menantang, menembus jalan tanah, menyebrangi Way Semaka, dan diakhiri dengan panorama dari Danau Lebar, Danau Belibis, Danau Minyak, dan Danau Asam.

    Wisata alam ke Suoh terasakan belum lengkap dan memuaskan dahaga pengunjung bila belum berkunjung ke Keramikan yang menantang, unik, dan eksotis. (Wagiman)

  • PT. Erlangga dan Kemenag Pringsewu Gelar Seminar

    PT. Erlangga dan Kemenag Pringsewu Gelar Seminar

    Pringsewu (SL) – PT. Penerbit Erlangga perwakilan Pringsewu dan Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu menggelar seminar bertajuk “Sekolah dan Madrasah Ramah Anak ”, di aula STIE Muhammadiyah Pringsewu, Kamis (27/9/2018).

    Seminar ini menampilkan narasumber trainer, motivator dan inspirator Dr. Eko Setiawan, M. Pd penulis buku kompetensi pedagogik dan profesional guru PAUD dan SD/MI.

    Eko Aris manajer PT. Penerbit Erlangga perwakilan Pringsewu, Tanggamus, Pesawaran dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran dari kepala sekolah RA, MI, MTs, dan MA/MAN se-Kabupaten Pringsewu, dalam rangka untuk mengikuti seminar dalam mercerdasan anak bangsa dengan motto Erlangga “Kami melayani ilmu pengetahuan”.

    Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu Drs. H. Muhammad Yusuf sekaligus membuka acara seminar mengatakan untuk bisa menggali ilmu pengetahuan kegiatan yang di adakan oleh PT. Penerbit Erlangga.

    “Kami dari kementerian agama sangat berterima kasih di adakan nya acara ini untuk seluruh kepala sekolah mulai dari tingkat RA, MI, MTs, dan MA. Alhamdulillah peserta yang hadir sebanyak 200 peserta, karena ini sesuatu yang baru dalam kegiatan dalam ramah anak” ujarnya.

    “Melalui seminar Sekolah dan Madrasah Ramah Anak, saya buka dengan bacaan basmalah,” ujar yusuf.
    (Wagiman)

  • PT. Penerbit Erlangga Bersama Himpaudi Pringsewu Gelar Seminar Pencegahan Kekerasan Pada Anak Usia Dini

    PT. Penerbit Erlangga Bersama Himpaudi Pringsewu Gelar Seminar Pencegahan Kekerasan Pada Anak Usia Dini

    Pringsewu (SL) – PT. Penerbit Erlangga perwakilan Pringsewu dan Himpaudi menggelar seminar parenting bertajuk “Pencegahan Kekerasan Pada Anak Usia Dini ”, di aula Stimik, Selasa (25/9/2018).

    Seminar ini menampilkan narasumber trainer, motivator dan inspirator Dr. Eko Setiawan, M. Pd penulis buku kompetensi pedagogik dan profesional guru Paud dan SD/MI, pemateri yang kedua Yayah Rukhiyah, M. Pd dari sekretaris umum Himpaudi pusat.

    Peserta Seminar Parenting

    Umi Laila, M. Pd ketua Himpaudi Kabupaten Pringsewu mengatakan seminar yang diikuti oleh para orang tua siswa dan Kepala Paud itu bertujuan sebagai media silaturahim antara Himpaudi, sekolah dan orang tua.

    Selain itu, kata Umi, untuk memperkuat sinergi antara pihak sekolah dan orang tua. “Melalui seminar ini kami ingin mengedukasi para orang tua siswa, bahwa tugas mendidik itu tidak hanya tugas sekolah, melainkan juga orang tua,” tutur umi Laila.

    Bupati Pringsewu Berikan Sambutan

    Bupati Pringsewu Hi.Sujadi dalam sambutannya, keberadaan anak di sekolah hanya beberapa jam. Anak lebih banyak berada di rumah orang tuanya. “Karena itu, pihak sekolah maupun orang tua harus sama-sama peduli terhadap pendidikan anak,” paparnya.

    “Melalui seminar parenting kali ini, saya buka dengan bacaan basmalah ,” ujar Sujadi.

    Para Peraih Penghargaan

    Dalam akhir acara Bupati Pringsewu Sujadi memberikan 2 penghargaan kepada:

    • Siti Khotimatul dari Paud Latifah 3 Sukoharjo berupa penghargaan apresiasi kompetensi pendidik membacakan buku dalam rangka HUT Himpaudi ke 13 di Jakarta pada saat Munas Himpaudi.
    • IG. Ta katno, S. Spd dari lembaga Paud Harapan Bangsa Banjarejo Kecamatan Banyumas peraih Gernasbaku tingkat Nasional mewakili Lampung.

    (wagiman)