Tag: Rakernas SMSI

  • Agustus 2018 Dewan Pers Pastikan Verifikasi SMSI

    Agustus 2018 Dewan Pers Pastikan Verifikasi SMSI

    Jakarta (SL) – Senin (16/7) Pengurus SMSI pusat audiensi ke Dewan Pers di Jl. Kebon Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat.

    Pada kesempatan tersebut Hadir, Auri Jaya Ketua Umum, Firdaus Sekretaris Jenderal dan Mirza Zurhadi selaku dewan Penasehat.

    Rombongan SMSI pusat di terima Yosef Adi Prasetyo akrab di panggil Stanly. Hadir juga mendampingi Stanly Rita Sitorus bidang Verifikasi Dewan Pers.

    Pada kesempatan tersebut, Auri Jaya menyampaikan kepada Stanly permohonan menjadi salah satu narasumber Rakernas SMSI Ke-III. Pada kesempatan itu juga Auri Jaya juga menanyakan tentang Proses Pendaftaran SMSI sebagai kostituen Dewan Pers.

    “Kita menanyakan tentang proses itu, karena anggota-anggota SMSI ingin tahu sejauhmana proses pendaftaran tersebut” ujar Auri.

    Stanly mengatakan, terimakasih atas undangan pada rakernas SMSI dan dia menjadwalkan kehadirannya di Rakernas yang akan di gelar SMSI.

    Terkait proses pendaftaran SMSI sebagai konstituen Dewan Pers, Stanly mengatakan “Secara administratif, persyaratan SMSI untuk menjadi konstituen sudah tidak ada masalah. Dipastikan pada Agustus nanti, kita akan melakukan verifikasi terhadap anggota dan pengurus SMSI di beberapa provinsi. Jika verifikasi sudah selesai, kami akan mengupayakan SMSI segera menjadi konstituen. Setelah menjadi konstituen Dewan Pers, SMSI diberi wewenang untuk memverifikasi anggotanya” urai Stanly.

    Usai pertemuan, Firdaus, Sekretaris Jenderal SMSI menyampaikan harapannya kepada seluruh anggota dan pengurus SMSI provinsi seluruh Indonesia untuk bersiap-siap “saya berharap, kekawan anggota dan pengurus SMSI sejak sekarang bersiap untuk di verifikasi. Baik itu verifikasi perusahaan sebagai anggota, atau kesiapan pengurus di provinsinya masing-masing. Karena verifikasi anggota dan pengurus ini menjadi sebuah persyaratan. Adapun hal-hal teknis, anggota dan pengurus dapat mendiskusikannya pada acara Rakernas secara tuntas” urai Firdaus. (rls)

  • Produk Media Online Harus Terdistribusi

     
    SURABAYA :  Salah satu praktisi media online, Budi Purnomo mengatakan, membangun media digital tidak gampang. Catatan Dewan pers, jumlah media siber di Indonesia sebanyak 43 ribu.
    Untuk itu, diperlukan perusahaaan dan badan hukumnya harus bergerak.di bidang pers termasuk wartawannya harus ikut ujian kompetensi.
    Ada persoalan.lagi soal jumlah berita, nah kita memproduksi berapa berita di hutan, memang media kita hebat,  tetapi kalau tidak didistribusikan, maka media tidak akan menjadi hebat.
    Dia juga menyoal periklanan dimana saat ada 15 iklan digital agensi. Semuanya menempel di banyak media online. Persaingan bukan.hanya di berita tapi bagaimana menghasilkan sesuatu. Termasuk mengadakan even- even yang bisa menjadi.sumbsr lain menjadi digital. Kalau diluar negeri ada kapital market yang bertujuan.memperoleh.investor. Mendapatkan.hasil.yang optimal tidak gampang tapi kita bagaimana caranya menjalin aliansi demi hidupnya sebuah media.
    Dirinya mengajak media di daerah untuk saling tukar berita untuk saling bersinergi. Tujuannya untuk mendongkrak kliker yang masuk ke masing masing-media.
    Sementara praktisi media online lainnya, Agi mengatakan, diserfesikasi usaha media harus menjalin kerjasama dengan perusahaan besar. Media online harus masuk dalam percaturan bisnis yang besar.”Seperti industri musik yang kurang dilirik media. Justru disini banyak manfaat yang mendatangkan penghasilan,” kata Agi.
    Industri musik dangdut saat ini justru memainkan peran penting dalam perjalanan medi saya yakni Berita6.Saya tidak tergoda.dengan musik pop, tapi lebih ke dangdut dan musik tradisional,” kata Agi.
    Yang penting kata Agi, bagaimana caranya media bisa suvive. Mulailah dari industri yang kecil, karena suatu saat industri itu akan menjadi besar.
    ” Media yang sehat adalah mediayang mandiri secara finansial,” tutupnya. (R)

  • Produk Media Online Harus Terdistribusi

     

    SURABAYA :  Salah satu praktisi media online, Budi Purnomo mengatakan, membangun media digital tidak gampang. Catatan Dewan pers, jumlah media siber di Indonesia sebanyak 43 ribu.

    Untuk itu, diperlukan perusahaaan dan badan hukumnya harus bergerak.di bidang pers termasuk wartawannya harus ikut ujian kompetensi.

    Ada persoalan.lagi soal jumlah berita, nah kita memproduksi berapa berita di hutan, memang media kita hebat,  tetapi kalau tidak didistribusikan, maka media tidak akan menjadi hebat.

    Dia juga menyoal periklanan dimana saat ada 15 iklan digital agensi. Semuanya menempel di banyak media online. Persaingan bukan.hanya di berita tapi bagaimana menghasilkan sesuatu. Termasuk mengadakan even- even yang bisa menjadi.sumbsr lain menjadi digital. Kalau diluar negeri ada kapital market yang bertujuan.memperoleh.investor. Mendapatkan.hasil.yang optimal tidak gampang tapi kita bagaimana caranya menjalin aliansi demi hidupnya sebuah media.

    Dirinya mengajak media di daerah untuk saling tukar berita untuk saling bersinergi. Tujuannya untuk mendongkrak kliker yang masuk ke masing masing-media.

    Sementara praktisi media online lainnya, Agi mengatakan, diserfesikasi usaha media harus menjalin kerjasama dengan perusahaan besar. Media online harus masuk dalam percaturan bisnis yang besar.”Seperti industri musik yang kurang dilirik media. Justru disini banyak manfaat yang mendatangkan penghasilan,” kata Agi.

    Industri musik dangdut saat ini justru memainkan peran penting dalam perjalanan medi saya yakni Berita6.Saya tidak tergoda.dengan musik pop, tapi lebih ke dangdut dan musik tradisional,” kata Agi.

    Yang penting kata Agi, bagaimana caranya media bisa suvive. Mulailah dari industri yang kecil, karena suatu saat industri itu akan menjadi besar.

    ” Media yang sehat adalah mediayang mandiri secara finansial,” tutupnya. (R)