Tag: Ratna Sarumpaet

  • Dalam Tahanan, Ratna Sarumpaet Banyak Baca Buku Agama

    Dalam Tahanan, Ratna Sarumpaet Banyak Baca Buku Agama

    Jakarta (SL) – Ratna Sarumpaet masih mendekam di tahanan polisi. Dalam tahanan, aktivis dan seniman yang sering mengkritisi pemerintahan Jokowi ini banyak membaca buku-buku tentang Islam. “Ratna kondisinya baik. Sering baca buku dia, khususnya buku tentang agama (Islam),” kata Direktur Tahanan Dan Barang Bukti (Dirtahti) Polda Metro Jaya,  AKBP Barnabas, Rabu (28/11).

    Ratna Sarumpaet ditetapkan sebagai tersangka penyebaran berita bohong alias hoax untuk membuat keonaran. Ratna disangkakan dengan UU Peraturan Hukum Pidana dan UU ITE. Ratna menjadi tersangka setelah polisi menerima laporan soal hoax penganiayaan. Ratna memang mengakui kebohongannya setelah polisi membeberkan fakta-fakta penelusuran isu penganiayaan.

    Barnabas juga bercerita, kondisi Ratna tampak lebih sehat akhir-akhir. Tidak seperti beberapa minggu lalu. “Kondisi (akhir) ini baik-baik. Tak seperti minggu lalu sempat ngedrop, sebab dia kan tidak mau makan,” tutur Barnabas. “Anak-anak Ratna pun sering jenguk. Mereka bawakan nasi merah dan makanan untuk diet sama multivitamin untuk Ibunya,” demikian Barnabas.(rmollampung)

  • Polda Metro Jaya Berhasil Tangkap Kawanan Penipuan Ratna Sarumpaet

    Polda Metro Jaya Berhasil Tangkap Kawanan Penipuan Ratna Sarumpaet

    Jakata (SL) – Jajaran Polda Metro Jaya mengungkap kasus tindak pidana penipuan bermoduskan kebaradaan uang raja senilai Rp23 triliun pada sejumlah bank di Singapura dan Bank Dunia. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. Sik. Msi. mengatakan, polisi menangkap tersangka HR (39), DS (55), AS (58), dan RM (52).

    “Satu pelaku berinisial TT masih dalam pengejaran,” kata Kombes Pol Argo saat konfrensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/11/2018). Kombes Pol Argo menuturkan salah satu korban penipuan yakni aktivis Ratna Sarumpaet yang menjadi tersangka ujaran kebohongan melalui media.

    Kombes Pol Argo menjelaskan kronologi kejadian berawal saat polisi memeriksa Ratna yang menyebut dua nama DS dan RM terkait ujaran kebohongan pengeroyokan. Penyidik menerima pengakuan Ratna pernah bertemu DS untuk menceritakan soal pengeroyokan di salah satu hotel kawasan Kemayoran Jakarta Pusat.

    Saat itu, DS mengaku kepada Ratna mengenai keberadaan dana uang raja senilai Rp. 23 triliun yang disimpan pada sejumlah bank di luar negeri dan Bank Dunia. Dari informasi itu, polisi mendalami identitas DS yang ternyata diduga terlibat penipuan terhadap korban TNA senilai Rp. 1 miliar.

    Selanjutnya, polisi menangkap empat tersangka yakni HR (39), DS (55), AS (58), dan RM (52), sedangkan seorang pelaku lainnya masih buron berinisial TT. Selain meringkus pelaku, polisi menyita beberapa barang bukti berupa lembaran foto bukti pemindahbukuan antar rekening, dan satu buah tanda kewenangan Interpol Special Notice.

    Barang bukti lainnya satu buah tanda kewenangan Badan Intelijen Negara, satu buah tanda kewenangan Istana Kepresidenan, KTP palsu, laptop, satu bundel keputusan presidium Wantimpres 2011, dan sejumlah barang bukti lainnya. Para tersangka dijerat dengan Pasal 378 KUHP dan atau 372 KUHP dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama empat tahun. (kabarpolri)

  • Polda Limpahkan Berkas Ratna Sarumpaet ke Kejaksaan

    Polda Limpahkan Berkas Ratna Sarumpaet ke Kejaksaan

    Jakarta (SL) – Kasus kebohongan Ratna Sarumpaet memasuki tahapan pemberkasan. Saat ini Penyidik Polda Metro Jaya melimpahkan tahap pertama berkas berita acara pemeriksaan (BAP) tersangka ujaran kebohongan Ratna Sarumpaet kepada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

    “Pemberkasan sudah selesai untuk dilimpahkan kepada kejaksaan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta Kamis (8/11/2018)

    Argo merinci berkas Ratna Sarumpaet mencapai 32 BAP terdiri dari tersangka, saksi, saksi ahli, serta 65 lampiran barang bukti.

    Argo menuturkan penyidik menyelidiki dan menyidik kasus Ratna Sarumpaet selama lebih dari sebulan.

    Setelah dilimpahkan, pihak kejaksaan akan meneliti berkas Ratna Sarumpaet untuk memastikan lengkap atau masih perlu petunjuk kelengkapan.

    “Jika dinyatakan lengkap maka penyidik (polisi) akan menyerahkan tersangka dan barang bukti,” ujar Argo.

    Anggota Polda Metro Jaya menangkap Ratna Sarumpaet di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang Banten pada Kamis (4/10) malam.

    Polisi menjerat tersangka Ratna dengan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 46 tentang peraturan hukum pidana dan Pasal 28 juncto Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

    Penyidik memeriksa sejumlah saksi seperti Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Nanik S Deyang.

    Kemudian mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, dan dokter bedah plastik Siddik, termasuk anak Ratna yakni Atiqah Hasiholan. (bukamata.co)

  • Kondisi Kesehatan Ratna Sarumpaet Drop

    Kondisi Kesehatan Ratna Sarumpaet Drop

    Jakarta (SL) – Atiqah Hasiholan mondar-mandir mendatangi tahanan Polda Metro Jaya untuk menjenguk ibunya, Ratna Sarumpaet, dari Senin 5 November 2018 kemarin hingga hari ini, Selasa (6/11/2018).

    Kondisi Ratna Sarumpaet yang ditahan karena sangkaan membuat dan menyebarka hoaks itu, dikabarkan sedang menurun.

    Atiqah Hasiholan datang bersama pengacara ibunya, Insank Nasruddin, serta anggota keluarga yang lain.

    Atiqah Hasiholan mengatakan, kondisi ibunya ngedrop lantaran masih merasa syok dan tertekan setelah ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan. Ratna Sarumpaet pun jadi susah makan.

    “Masalahnya dia enggak makan. (Ditahan) Itu juga yang bikin dia semakin ngedrop. Setiap hari saya fokus bagaimana ibu saya bisa makan dulu, supaya ada energi,” ungkap istri Rio Dewanto di Polda Metro Jaya.

    Seperti diketahui, kasus Ratna Sarumpaet berawal ketika foto wajah lebamnya tersebar dengan pengakuan dirinya menjadi korban pengeroyokan. Faktanya, wajah Ratna Sarumpaet lebam dan bengkak lantaran dampak dari operasi plastik. Ia pun diduga telah melakukan penyebaran kabar hoaks di masyarakat.

    Polda Metro Jaya kemudian menangkap Ratna Sarumpaet ketika hendal pergi ke Chile dari Bandara Seokarno-Hatta, Tangerang, Banten pada 4 Oktober 2018 sekitar pukul 20.00 WIB. Pihak kepolisian telah menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka dan dilakukan penahanan. (maccanews)

  • Dasar Setan!

    Dasar Setan!

    Oleh: Ilwadi Perkasa

    SEJAK kebohongannya diakui sendiri, sejak itu pula Ratna Sarumpaet menjadi makhluk paling terkutuk di negeri ini. Semuanya orang benci dia, tak ada yang membela, bahkan para sahabat pun berniat mempolisikannya.

    Ratna memang pembohong besar. Itu ia akui sendiri, dan kebohongan yang paling hebat adalah kebohongan korban penganiayaan. Perkara yang sebetulnya sepele mendadak menjadi ‘gempa’ besar, karena terjadi persis saat tensi persaingan pilpres tengah panas.

    Banyak hal menarik dari kasus Bohong Ratna ini. Salah satunya, Ratna mengambinghitamkan setan yang telah memengaruhinya. Padahal, jika melihat rekam jejak dari renteten hoaks yang pernah diproduksinya, maka jangan-jangan dia sendiri setannya. Setan penyebar hoaks berwujud manusia.

    Pada 3 Mei 2018, Ratna pernah menyebar kabar bahwa PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dijual oleh Presiden Jokowi kepada pemerintah Tiongkok. Kabar itu langsung disanggah PTDI melalui akun Twitter resminya. Perusahaan itu menyebut hoaks yang dilayangkan Ratna adalah “mainan” lama yang berupaya digulirkan kembali.

    Setelah disanggah, Ratna minta maaf.

    Lalu, pada September 2018, Ratna juga menyebar cerita soal dana Rp23 triliun dari Union Bank of Switzerland (UBS) yang ditransfer ke BNI, Mandiri, BCA untuk donasi pembangunan Papua. Dana tersebut diklaim Ratna, disembunyikan pemerintahan Jokowi. Ratna mengaku mendapatkan data-data Bank Dunia yang isinya mengonfimasi terjadinya transfer tersebut.

    Namun Bank Dunia membantah dan menyebut tudingan Ratna keliru. Sebab Bank Dunia tak seperti bank umumnya yang menangani transaksi nasabah perorangan. Bank Dunia merupakan institusi yang mendukung penanggulangan kemiskinan dan pembangunan negara berkembang.

    Lalu, masih pada September 2018, melalui akun Twitternya, Ratna menulis bahwa telah resmi beredar uang kertas pecahan Rp200 ribu. Dia kemudian menyertakan tulisan yang menyerang Jokowi. “Masih mau 2 periode? Pakai akal pikiranmu,”

    Cuitan ini lagi-lagi bohong. Bank Indonesia (BI) langsung membantah dan faktanya memang tak pernah BI menerbitkan uang kertas pecahan Rp200 ribu tersebut.

    Terakhir, soal pengakuannya sebagai korban pengiayaan hingga menyebabkan mukanya lebam. Ini adalah hoaks terhebatnya. Ia sukses menipu banyak orang, termasuk capres Prabowo Subianto dan para tim sukses yang terlanjur percaya.

    Lagi-lagi Ratna minta maaf. Dia menyalahkan setan yang sudah memengaruhinya.

    Hal menarik lainnya adalah soal pengakuannya bahwa muka lebam itu akibat sedot lemak yang dilakukannya.

    Banyak nitizen yang mempertanyakan apa yang mendorong perempuan tua berusia 70 tahun itu melakukan sedot lemak itu. Bukankah itu perbuatan yang ‘enggak penting banget’ bagi seorang manusia ‘nini-nini’?

    Setan mana pula yang mendorongnya melakukan sedot lemak itu!

    *Penulis adalah dewan redaksi sinarlampung.com

  • Klarifikasi Prabowo : Prabowo Meminta Maaf Atas Statment Ratna Sarumpaet Kemarin Malam

    Klarifikasi Prabowo : Prabowo Meminta Maaf Atas Statment Ratna Sarumpaet Kemarin Malam

    Jakarta (SL) — Sesuai pemberitaan KD jabar kemarin malam Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto melayangkan permintaan maaf secara terbuka akibat turut andil dalam menyebarluaskan kabar bohong soal penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.

    “Saya di sini, atas nama pribadi dan sebagai pimpinan daripada tim kami, saya minta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya,” ujar Prabowo dalam jumpa pers di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10) malam.

    Dalam jumpa pers tersebut, Prabowo didampingi pasangannya dalam pilpres 2019, Cawapres Sandiaga Uno, Ketua Dewan Kehormatan PAN yang juga mengusung dirinya Amien Rais, serta sejumlah anggota tim pemenangannya.

    Prabowo mengaku ia semula mempercayai Ratna karena aktivis berusia 70 itu mengabarkan langsung kepada dirinya dan timnya. “Ibu Ratna Sarumpaet mengaku pada kami dianiaya, dan kami lihat sendiri foto mukanya bengkak seperti itu apa adanya. akibat itu kami sangat terusik, sangat kawatir, dan oleh karena itu kami mengadakan jumpa pers tadi malam,” ujar Prabowo.

    Ratna Sarumpaet saat jumpa pers di kediamannya, Jalan Kampung Melayu Kecil 5, Tebet, Jakarta Selatan, 3 Oktober 2018.  Sebelumnya, pada petang tadi, Ratna menggelar jumpa pers di kediamannya, Tebet, Jakarta Selatan. Dalam jumpa pers tersebut Ratna mengaku dirinya telah melakukan kebohongan soal penganiayaan yang dialami di bandara di Bandung sekitar sepekan lalu. Hal yang sebenarnya terjadi, ujar Ratna, wajahnya tampak lebam akibat bedah estetika yang ia lakukan di salah satu rumah sakit khusus di Jakarta Pusat.

    “Itulah yang terjadi. Jadi tidak ada penganiayaan. Itu hanya khayalan entah setan mana. Saya tidak sanggup melihat Prabowo dan sahabat-sahabat saya membela dalam jumpa pers,” kata Ratna.

    Sehari sebelum Ratna melakukan konferensi pers, kepolisian menyatakan tak ada laporan penganiayaan yang disampaikan Ratna. Selain itu, pun telah dilakukan penelusuran ke rumah sakit dan klinik di Bandung dan sekitarnya pun tak ditemukan nama Ratna Sarumpaet sebagai pasien pada hari dimaksud terjadi penganiayaan.

    Kemudian, pada Rabu (3/10) siang, beberapa jam sebelum Ratna melakukan klarifikasi terbuka, Polisi mengungkap berdasarkan penelusuran lebih lanjut disebutkan aktris senior itu tak berada di Bandung saat hari disebutkan terjadi penganiayaan. Pada hari itu Ratna disebut menjadi pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit khusus bedah Bina Estetika di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. (net)

  • Mengapa Ratna Sarumpaet Harus Berbohong?

    Mengapa Ratna Sarumpaet Harus Berbohong?

    Oleh : Hersubeno Arief

    Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln pernah mengatakan “tidak ada manusia yang sanggup mengingat dengan baik untuk bisa menjadi pembohong yang sukses.’’ Pernyataan Presiden yang dikenang karena menghapus perbudakan itu sangat benar adanya. Kebohongan yang disampaikan Ratna Sarumpaet (RS), bahwa dia digebuki sejumlah orang di Bandung, hanya bertahan sehari.

    Polisi dengan mudah membongkar kebohongan itu karena bisa membuktikan sejumlah fakta. Mulai dari tidak adanya manifest penumpang atas nama RS. Tidak ada rumah sakit di Bandung yang mengaku merawat RS. Yang lebih telak polisi punya foto-foto dan rekaman CCTV, ketika RS di rawat di sebuah klinik kecantikan di Jakarta.

    Polisi juga punya bukti transaksi pembayaran untuk biaya operasi plastik, juga register kapan RS mulai dirawat, dan kapan meninggalkan klinik. Untuk kali ini prestasi polisi top! Sangat sigap. Kita berharap kasus lain yang lebih serius seperti Novel Baswedan, kasus teror terhadap Neno Warisman dan Mardani Ali Sera segera terungkap. Oh iya hampir lupa, kasus editing video pengeroyokan suporter Persija yang ditambahi kalimat tauhid, dan ujaran kebencian yang mengikutinya juga belum terungkap.

    Sejak awal memang banyak kejanggalan atas pengakuan RS. Mengapa setelah lebih dari 10 hari RS baru membuat pengakuan? Sebagai seorang aktivis pemberani dan urat takutnya sudah putus. Sangat tidak masuk akal hanya karena digebuki, RS ketakutan. Pada masa Orde Baru saja RS berani menentang penguasa. Dia membuat pementasan monolog “Marsinah Menggugat,” seorang aktivis buruh yang tewas di tangan aparat militer.

    RS juga berani berdebat dengan super minister Luhut Panjaitan pada musibah perahu motor yang tenggelam di Danau Toba, beberapa waktu lalu. Jadi tak ada kamus takut pada RS.

    Pengakuannya bahwa dia takut karena anak cucunya terancam, menjadi sedikit masuk akal. RS bagaimanapun kini sudah menua. Usianya mendekati 70 tahun.

    Wajar bila Prabowo dan Amien Rais langsung percaya dengan pengakuan RS. Bagaimanapun RS adalah seorang aktivis yang belakangan ini rajin bersuara keras mengkritisi pemerintah. Safari Gerakan Selamat Indonesia (GSI) bersama Rocky Gerung di berbagai wilayah Indonesia sering dihadang, dan dihalang-halangi. Beberapa waktu lalu dia terpaksa pulang ke Jakarta, karena dihadang massa di Bandara Batam.

     

    Namun RS akhirnya mengakui bahwa semuanya bohong. Bengkak-bengkak di wajahnya akibat sedot lemak, dan operasi plastik. Dia membuat cerita bohong karena tidak ingin diketahui keluarganya, karena melakukan oplas. Pengakuan ini juga masih perlu dipertanyakan karena polisi punya bukti pembayaran biaya diklinik menggunakan rekening bank anak lelakinya.

    Biasanya seseorang yang berbohong, cenderung akan membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongannya.
    Kasusnya menjadi heboh karena Prabowo yang kini menjadi capres membuat jumpa pers. Prabowo minta agar polisi menangani kasus RS yang juga tercatat sebagai salah satu Jurkamnas Prabowo-Sandi.

    Reaksi Prabowo sebenarnya sangat wajar. Sebagai prajurit komando yang memiliki semangat esprit de corp yang tinggi, Prabowo pasti akan membela RS yang didzalimi. Jangankan RS, orang lain pun pasti dibela Prabowo bila mendapat perlakuan seperti RS.

    Masalahnya menjadi heboh ketika RS mengaku berbohong, dan Prabowo adalah seorang capres penentang inkumben. Para buzzer inkumben mengekploitasinya habis-habisan sebagai sebuah keuntungan politik (political advantage).

    Maklumlah mereka belakangan ini sangat tertekan. Mulai dari masalah ekonomi yang memburuk, rupiah terus melemah, dan blunder penanganan gempa di Sulteng. Kalau saja peristiwa ini terjadi bukan pada masa kampanye, dan Prabowo bukan capres, pasti ceritanya akan lain. Publik akan segera melupakannya.

    Peristiwa biasa.

    Seorang tokoh berhasil dibohongi, apalagi oleh seseorang yang punya reputasi cukup bagus seperti RS, sebenarnya merupakan peristiwa biasa. Dari sudut yang netral kita bisa mendapat gambaran bahwa Prabowo adalah manusia yang polos. Bukan seorang politisi yang terbiasa hidup dengan kebohongan. Dia selalu melihat orang lain dengan cara positif (positive thinking).

    Kita barangkali belum lupa bagaimana Menteri Agama Said Agil Al Munawar berhasil meyakinkan Presiden Megawati bahwa di Istana Batu Tulis tersimpan banyak harta karun. Harta tersebut bisa untuk membayar utang negara. Presiden SBY juga pernah terpedaya oleh Joko Suprapto seorang pria asal Nganjuk, Jatim yang mengaku bisa mengubah air menjadi energi listrik. Dia menyebutnya sebagai terobosan teknologi bernama blue energy.

    Pada masa Orde Baru Wapres Adam Malik meyakini Cut Zahara Pona seorang perempuan asal Aceh yang mengaku bayi dalam kandungan bisa bicara dan mengaji. Sementara Presiden Soekarno juga pernah dibohongi tukang becak dan seorang pelacur asal Tegal, yang mengaku sebagai Raja Idrus dan Ratu Markonah. Keduanya mengaku sebagai Raja dan Ratu Suku Anak Dalam dan bisa membantu pembebasan Irian Barat. Karena itu mereka diundang ke Istana dan disambut secara resmi.

    Cerita tentang Gus Dur lain lagi. Tukang pijatnya bernama Suwondo berhasil menipu Yayasan Dana Kesejahteraan Karyawan (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog) dan membobol uang yayasan itu hingga Rp 35 miliar.

    Moral ceritanya bahwa presiden, maupun wakil presiden adalah manusia biasa. Begitu juga halnya dengan capres seperti Prabowo.  Mereka bisa saja ditipu, maupun dibohongi. Yang tidak boleh itu capres, apalagi presiden, berbohong. Presiden model begini secara moral tidak layak dipilih.

    “I’m not upset that you lied to me, I’m upset that from now on I can’t believe you. -Freiderich Nietzsche. (hersubenoarief.com)

  • Ratna Sarumpaet Dipaksa Turun dari Turkey Air Line

    Ratna Sarumpaet Dipaksa Turun dari Turkey Air Line

    Bandarlampung (SL) – Di Chile, Ratna Sarumpaet rencana akan menghadiri konferensi penulis naskah teater perempuan sedunia. Dia diundang untuk memberikan pidato kebudayaan di acara pembukaan konferensi.

    “Saya sudah duduk di pesawat tapi disuruh keluar, dicekal,” kata Ratna.

    Ratna naik Turkey Airways melalui Bandara Soekarno-Hatta.

    Tak lama duduk di kursi pesawat dia tiba-tiba didatangi petugas imigrasi. Ratna diminta keluar dari pesawat dengan alasan sudah keluar surat pencegahan dari pihak kepolisian.

    “Mana polisinya?” tanya Ratna ke petugas Imigrasi karena tidak bisa menjelaskan alasan pencekalan.

    “Sedang di jalan, ini kita menunggu kedatangan polisi,” ucap Ratna menirukan jawaban petugas imigrasi. (RMOL)

  • Ratna Sarumpaet Diamankan Polisi di Bandara

    Ratna Sarumpaet Diamankan Polisi di Bandara

    Jakarta (SL) -Ratna Sarumpaet diamankan polisi di bandara Soekarno-Hatta. Ratna sebelumnya dilaporkan atas dugaan kasus hoax penganiayaan.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membenarkan pengamanan Ratna Sarumpaet. “Ya,” katanya saat diminta konfirmasi, Kamis (4/10/2018).

    Tapi Argo belum menjelaskan kronologi Ratna diamankan. “Tunggu saja di Krimum (Polda Metro),” sebutnya.
    Ratna diamankan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Tim Polda Metro Jaya bergerak setelah mendapatkan informasi terkait Ratna.

    Argo sebelumnya mengatakan Ratna Sarumpaet dilaporkan ke Polda Metro Jaya gara-gara hoax penganiayaan. Penyelidikan kasus hoax Ratna Sarumpaet dipastikan polisi berlanjut.

    “Untuk kasus Bu Ratna, ada empat laporan polisi sementara di Polda Metro Jaya. Yang bersangkutan sebagai terlapor nanti kita penyelidikan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Amos Cozy Hotel, Jl Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (4/10)

    Ratna Sarumpaet sudah mengakui berbohong mengenai penganiayaan. Polri sebelumnya juga membeberkan temuan fakta yang menyanggah pernyataan-pernyataan pihak terkait Ratna soal penganiayaan.

    Selain Ratna Sarumpaet, sejumlah orang memang dilaporkan terkait dugaan penyebaran hoax penganiayaan Ratna. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyebut mereka yang terlapor di antaranya Fadli Zon dan Dahnil Anzar Simanjuntak.

    Setyo menyebut penyebar hoax bisa dijerat dengan Pasal 14 dan 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau UU ITE. (dtk)

  • Penganiayaan Ratna, Ada Motif Politik dan Coreng Kampanye Damai

    Penganiayaan Ratna, Ada Motif Politik dan Coreng Kampanye Damai

    Jakarta (SL) – Prabowo Subianto mencium ada motif politik atas penganiayaan yang dilakukan sekelompok pria terhadap aktivis perempuan Ratna Sarumpaet.

    Prabowo yang jadi kontestan Pilpres 2019 menilai penandatanganan kampanye damai oleh KPU, Minggu (23/9) bisa tercoreng peristiwa ini.

    Capres periode 2019-2024 itu menyatakan hal tersebut saat konferensi pers di kediamannya di Jl Kertanegara IV, Jakarta, Selasa (2/10).

    “Nggak ada uang atau barang yang dicuri, ya mengarah ke sana (politik),” ujarnya.

    Dikatakannya, perbedaan sikap dalam demokrasi wajar dan dilindungi konstitusi. “Saya kira dalam demokrasi sikap politik apapun boleh asal nggak ada kekerasa, kalau ada fitnah bisa dipanggil,” kata dia.

    Prabowo yang baru bertemu Ratna mengaku, oknum yang melakukan penganiayaan sempat mengancam Ratna untuk tidak melaporkan kejadian itu.

    “Ada kata-kata ancaman untuk tidak melapor kemana-mana,” ujarnya. (net)